Apa Itu Duit Rakyat?

Apa Itu Duit Rakyat?

Duit rakyat adalah duit yang kita bayarkan ke negara atau sering disebut pajak. Tiap tahun kita bayar PBB (Pajak Bumi Bangunan), pajak motor, mobil, dan kendaraan lainnya. Gaji kita tiap bulan juga dipotong pajak. 

Pajak dan Retribusi 


Tiap kita makan di restoran dan menginap di hotel kita juga bayar pajak yang namanya tax service. Di setiap tiket yang kita beli saat tamasya ke kebun binatang, taman hiburan, atau museum juga ada pajak yang kita bayar.

Bahkan saat parkir di pinggir jalan kita bayar retribusi resmi yang uangnya masuk ke dinas perhubungan setempat. Itu bisa dibilang pajak juga.

Pun kalau kita beli barang elektronik, ponsel, laptop, dan beli domain untuk website dan blog kita akan bayar yang namanya Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Banyak, ya. Semua duit rakyat yang kita bayar ke negara atas nama pajak itu akan digunakan lagi untuk membiayai rumah sakit, sekolah, jalan raya, transportasi, dan sarana-prasarana umum. Duit itu juga digunakan buat bayar gaji PNS, tentara, para anggota ekskutif-legislatif-yudikatif, dan lain-lain.

Dengan kata lain duit rakyat adalah duit yang dikumpulkan oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat.

Pendapatan terbesar negara pada tahun 2023 sebanyak 82,4% atau Rp2.309 triliun berasal dari pajak yang dikumpulkan rakyat. Sisanya berasal dari BUMN, sumber daya alam, badan layanan umum, dan pendapatan bukan pajak.

Sayangnya, pendapatan negara sebesar itu tidak bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat karena masuk ke kantung para pejabat yang korupsi. Akibatnya pendidikan di sekolah negeri masih mengandalkan penggalangan dana dari Komite Sekolah kalau mau siswanya berprestasi.

Related: Tugas Komite Sekolah Sesuai Permendikbud

Begitu juga dengan fasilitas umum seperti gelanggang olahraga, balai rakyat, taman bermain, dan perpustakaan umum cuma ada mayoritas di pulau Jawa. Daerah di timur Indonesia belum merasakan nikmatnya pembangunan dari duit rakyat selain jalan tol, jembatan, dan bendungan.

Korupsi 

 

Andai tidak dikorupsi, pendapatan negara bisa digunakan untuk membangun ruang-ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan sarana-prasarana di sekolah terpencil. Dengan begitu anak-anak yang tinggal di daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan) bisa dapat pendidikan yang sama dengan saudara mereka di pulau Jawa.

Jadi meratakan mutu pendidikan bukan dengan sistem zonasi di sekolah negeri, melainkan dengan memberi fasilitas dan sarana ke sekolah yang terbelakang supaya sejajar dengan sekolah lain. 

Andai tidak ada korupsi duit rakyat juga mampu memberi seragam dan alat tulis gratis buat anak-anak miskin di setiap sekolah negeri.

Korupsi memang menyengsarakan rakyat, tapi apa maksudnya? Bukankah duit yang diambil koruptor itu duit dari kementerian atau perusahaan swasta, bukan duit kita? 

Duit yang harusnya digunakan untuk pembangunan negara dan kesejahteraan seluruh rakyat, malah diambil oleh koruptor untuk memperkaya keluarga dan kelompoknya. Itulah korupsi.

Mirisnya di jaman medsos, korupsi tidak lagi jadi aib. Anak-anak pejabat berfoto dengan baju, sepatu, tas, dan aksesoris harga belasan sampai puluhan juta. Kalau dihitung dari gaji orang tuanya, mestinya mereka tidak akan mampu beli barang semahal itu. 

Nyatanya, tiap foto mereka yang tampil di Instagram dan TikTok selalu dihiasi dengan barang berharga diluar nurul.

Uang Suap dan Gratifikasi


Selain korupsi ada juga tindakan merugikan yang melibatkan uang, yaitu suap.

Orang yang memberi uang, barang, atau fasilitas kepada kades, lurah, camat, bupati, gubernur, menteri, atau presiden demi melancarkan tujuannya itu namanya penyuapan atau gratifikasi. Manajer di perusahaan swasta juga bisa disebut menerima suap kalau dia membantu pihak lain dengan imbalan uang untuk memuluskan suatu proyek.

Orang yang menerima gratifikasi sama bersalahnya dengan yang memberi. Sama-sama melanggar hukum agama dan pidana. 

Guru dan kepala sekolah di sekolah swasta juga bisa disebut menerima gratifikasi kalau dia menerima uang atau pemberian fasilitas dan jasa dari orang tua yang ingin anaknya dapat nilai bagus.

Gratifikasi adalah perbuatan melanggar hukum karena dapat mendorong pejabat publik atau penyelenggara negara bersikap tidak adil, tidak objektif, dan tidak profesional. 

Meski pihak swasta (non pejabat negara) juga bisa terjerat gratifikasi, kebanyakan gratifikasi diberikan kepada pejabat dan pekerja di pemerintahan karena merekalah yang mengambil keputusan dan kebijakan yang berhubungan dengan orang banyak.

Perlu diingat kalau gratifikasi itu bukan cuma uang suap. Barang dan fasilitas yang diberikan kepada orang yang sedang menjabat atau kepada keluarganya yang berkaitan dengan jabatan si bapak, itu juga termasuk gratifikasi.

Hasil Tambang

 

Pada tahun 2023 pendapatan negara dari tambang cuma Rp207 triliun. Itu kecil banget dibanding angka asli yang mestinya didapat negara. Kasus korupsi timah yang melibatkan Harvey Moeis suami selebritas Sandra Dewi besarnya saja Rp270 triliun.

Uang itu harusnya masuk kas negara, tapi malah masuk ke dompet orang-orang yang kongkalikong.

Hasil tambang nikel, emas, batubara, biji besi, dan lain-lain yang mestinya dijual sesuai harga pasar internasional, sering dijual murah ke satu negara saja. Kalau dijual murah apakah dapat untung?

Pasti. Namun, karena duit hasil tambang itu tidak ditujukan untuk kepentingan rakyat, maka dijual murah pun perusahaan tambang tetap untung besar.

Kebanyakan perusahaan tambang itu milik keluarga pejabat atau pengusaha yang dekat dengan pejabat. Maka tidak heran kalau hasil tambang cuma dinikmati mereka saja. Rakyat dapat zonk.

Padahal hasil tambang adalah sumber daya alam (SDA) yang harusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat dalam bentuk jaminan kesehatan, pendidikan, olahraga, transportasi, lapangan pekerjaan, tempat seni dan budaya, atau untuk membangun fasilitas publik lainnya yang diperlukan rakyat.

Kalau mau tahu betapa dahsyatnya kongkalikong pejabat dan aparat boleh baca novel karya Tere Liye berjudul Teruslah Bodoh Jangan Pintar. Meski itu cuma fiksi, kisah yang ada didalamnya nyata seperti yang pernah kita tahu dari berita dan cerita turun-temurun soal tambang di Indonesia.

***

Apakah uang hasil penjualan hasil bumi termasuk duit rakyat? Apa rakyat berhak atas uang yang dicuri para koruptor? Ya, itu duit rakyat. 

Pada UUD Pasal 31 disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pemerintah wajib mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.

Dari mana uang untuk menyelenggarakan pendidikan itu? Dari pajak yang dikumpulkan rakyat, juga hasil tambang (sumber daya alam), dan badan layanan umum seperti BPJS atau (nantinya) Tapera.

Juga ada Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 yang menegaskan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Demikian pula, bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Negara kita punya cukup uang untuk menyejahterakan rakyatnya. Sayang korupsi merajalela dan seolah jadi hal biasa saking banyaknya pejabat yang korupsi, menerima gratifiskasi.

Alasan Orang Enggan Meminjamkan Uang Meski Duitnya Banyak

Alasan Orang Enggan Meminjamkan Uang Meski Duitnya Banyak

Kalau kita sedang butuh duit dan tidak ada yang mau meminjamkannya, tidak apa. Bukan berarti mereka pelit, tapi ada pertimbangan yang tidak diketahui orang yang mau meminjam. Ini alasan orang enggan meminjamkan uang meski uangnya banyak.

Selain itu saat kepepet dan butuh duit, kita sering tidak berpikir apakah kita mampu mengembalikan uang yang kita pinjam atau tidak. Banyak dari kita yang gali lubang tutup lubang. Melunasi utang dengan cara ngutang di tempat lain. 

Reputasi kita yang suka ngutang dan tidak mengembalikan itu bisa bikin orang lain enggan meminjamkan uang.

Kemudian, ini alasan lain kenapa ada orang enggan meminjamkan uang meski duitnya banyak.

1. Skala Prioritas

 

Ada orang yang sudah merencanakan uangnya dipakai untuk bayar polis asuransi, biaya kuliah anak, liburan, modal usaha, atau berinvestasi. 

Meminjamkan uang tidak ada dalam prioritasnya. Kalau uang itu dipinjamkan, rencananya akan terganggu dan dia harus menyusun ulang rencana dan keuangannya. Hal itu merepotkan buat banyak orang karena tanpa meminjamkan uang pun urusannya sudah banyak.

2. Yakin Duitnya Gak Balik

 

Belakangan ini makin banyak orang ngutang tidak melunasi utangnya karena kesulitan ekonomi dan lainnya.

Orang yang sering meminjamkan duit dan duitnya gak balik biasanya akan berpikir ulang kalau harus meminjamkan lagi. Kemungkinan besar duitnya tidak bakal balik apalagi kalau nominalnya cuma ratusan ribu.

Tidak sedikit orang yang meminjamkan jutaan saja harus rela duitnya tidak balik, apalagi yang cuma meminjamkan ratusan ribu. Mau ditagih pun sulit karena kalau orangnya bilang belum ada duit, kita jadi tidak tega menagihya lagi.

Karena yakin duitnya gak balik maka banyak orang enggan meminjamkan uang meski duitnya banyak.

3. Sudah Sedekah di Tempat Lain

 

Biasanya orang bayar zakat dan sedekah melalui lembaga yang mereka percaya seperti Baznas, LazisNu, atau LazisMu. Kadang-kadang mereka juga bantu keluarga, tetangga, atau kenalan yang butuh modal usaha.

Tidak heran kalau mau meminjam uang ke mereka, alasan kita harus sangat kuat dan masuk akal. Kalau perlu beberkan semua, betul-betul semua, alasan kenapa kita terpaksa harus minjam uang ke mereka. 

Kalau cuma, "Ayah saya sakit, adik saya jobless, saya cuma ibu rumah tangga, gaji suami kecil, dua anak saya semunya juga lagi sakit," maka siap-siap ditolak, apalagi kalau orang itu tahu kita punya circle pertemanan orang-orang berduit.

Kalau temanmu kaya kenapa gak minjam ke mereka saja? Gitu, kan, logikanya. Makanya bilang alasan yang sebenarnya kenapa kita harus pinjam uang ke mereka.

4. Tidak Dekat dengan yang Meminjam

 

Jarang ngobrol, tidak dekat, ketemu pun jarang, tahu-tahu mau pinjam duit? Orang kaya pun belum tentu mau meminjamkan duit ke orang yang tidak akrab dengannya.

Kadang sama keluarga saja kalau keluarga itu tidak dekat dengan kita, kita enggan meminjamkan, apalagi dengan orang yang tidak akrab.

5. Tidak Ada Tabungan

 

Ada banyak orang yang tidak punya tabungan karena penghasilannya habis untuk kebutuhan sehari-hari. 

Jadi jangankan meminjamkan uang, menabung saja mereka tidak bisa. Kalau mereka bilang tidak bisa meminjamkan karena gak ada duit, bisa saja mereka betul-betul tidak punya duit yang tersisa untuk dipinjamkan.

6. Uang Warisan dan Titipan

 

Ada orang kaya dengan tabungan ratusan sampai miliaran rupiah. Tapi dia tidak bisa meminjamkan uang itu karena bukan uang pribadinya. Duit itu bisa saja punya orang tuanya, titipan orang lain, atau hasil warisan yang tidak bisa dia gunakan seenaknya.

Kalau uang itu dia pinjamkan dan tidak balik, maka tabungannya berkurang dan akan mengganggu rencana masa depan keluarganya. Makanya dia enggan meminjamkan uang meski duitnya banyak.

Apakah tidak ada orang yang mau meminjamkan uang jadi penyebab orang terjerat pinjol?

Pinjaman online (pinjol) yang legal (sah dimata hukum) dan diawasi OJK meminjamkan uang dengan bunga masuk akal antara 0,83% sampai 2,25% perbulan, masih dalam batas yang dibolehkan OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Selain melengkapi syarat yang diwajibkan, pinjol kita cuma bisa disetujui kalau tidak ada riwayat tunggakan pinjaman di bank atau di pinjol lain. Jadi kalau kita masih punya tunggakan akan sulit dapat pinjaman online sebelum tunggakan itu lunas.

Pinjol yang menyetujui permintaan pinjaman meski kita masih punya utang kemungkinan besar itu pinjol ilegal yang tidak punya izin dari OJK.

Bagaimana kalau meminjamkan uang ke orang yang ingin melunasi utang pinjol? Boleh saja, tapi kita harus siap dan rela kalau uang yang kita pinjamkan tidak balik. 

Kalau mau lebih yakin, minta orang itu menjual/menjaminkan barangnya ke kita. Meski nilai barang itu jauh lebih rendah dari uang uang kita pinjamkan, setidaknya dia menunjukkan niat untuk tidak minta uang secara cuma-cuma.

Lalu, kalau ada orang yang terjerat judi online karena kita tidak meminjamkan uang kepadanya? 

Orang yang terjerat judi online (judol) biasanya bukan karena tidak dapat pinjaman, melainkan karena ingin dapat duit secara cepat dan mudah.

judol (judi online) itu melanggar hukum dan haram bagi umat Islam. Judi, apa pun bentuknya, haram dalam Islam sesuai yang tercantum dalam QS: Al-Baqarah (2) ayat 219) karena menyia-nyiakan harta.

(QS Al-Baqarah [2] ayat 219).

Sumber: https://islam.nu.or.id/syariah/larangan-judi-dalam-islam-dan-dampak-buruk-bagi-pelakunya-iUgcX


___
Download NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS)

Kemudian, judi bisa membuat seseorang menolak pekerjaan yang serius dan bermanfaat. Selain itu, judi itu tebak-tebakan yang sudah diatur dengan kecurangan dari bandar. Tidak ada orang yang jadi kaya dengan berjudi kecuali bandarnya.

Jadi meminjamkan uang ke orang yang terlibat judi tidak disarankan karena mereka akan menggunakan uang itu untuk berjudi lagi.

Kita setor uang Rp100.000 dijanjikan akan dapat Rp1.000.000. Betul saja. Orang yang kecanduan judi biasanya karena pernah menang satu kali lalu penasaran ingin menang lebih banyak. Padahal semua bentuk judi sudah diakali oleh bandar supaya orang tidak bisa menang berkali-kali.

***

Kalau kebetulan kita ditolak saat meminjam uang, kecewa boleh, tapi jangan sakit hati. Mereka  bisa saja punya alasan yang bikin mereka enggan meminjamkan uang meski duitnya banyak.

Coba jual satu-persatu barang kita punya. Kalau semua barang sudah habis tidak ada lagi yang bisa dijual, berdoa dan berserah dirilah. Tuhan tidak akan memberi cobaan diluar kemampuan umat-Nya.

Cara Hemat Pengeluaran dengan Betah di Rumah

Cara Hemat Pengeluaran dengan Betah di Rumah

Data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan kalau jumlah uang yang ditabung satu rumah tangga berkurang rata-rata jadi sekitar Rp4 jutaan. 

BPJS juga mengungkap kalau pekerja yang mencairkan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) tahun 2024 naik jadi 52.000 klaim. Kebanyakan klaim itu dari industri tekstil, garmen, dan alas kaki.

Pegadaian juga mencatat omset senilai Rp118 triliun pada semester satu tahun 2024, naik sebesar 21,2% dari periode sama tahun kemarin (year on year). Ini berarti makin banyak orang yang menggadaikan barangnya ke Pegadaian.

Sementara itu data BPS menunjukkan jumlah kelas menengah turun sebanyak 9,48 juta orang. Turunnya jumlah kelas menengah ini karena pendapatan mereka menurun yang berakibat pengeluarannya juga turun.

Turunnya jumlah kelas menengah bisa bikin ekonomi negara lesu karena merekalah yang paling banyak belanja di dalam negeri.

Dari data diatas bisa dibilang ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Jangan lihat kemacetan orang yang berlibur, jangan lihat orang yang mengantre boneka Labubu dari subuh, dan jangan lihat berapa mahal harga tiket Bruno Mars yang ludes terjual.

Itu terjadi di kelas atas yang pengeluarannya per bulan diatas Rp9,9 juta per bulan Mereka tidak terpengaruh oleh kondisi apa pun karena pendapatannya diatas rata-rata orang kebanyakan.

Lihatnya bahwa sedang terjadi banyak PHK yang menyebabkan pendapatan orang berkurang, toko-toko sepi, dan makin banyak orang yang menggadaikan barangnya untuk bertahan hidup.

Apa kita termasuk kelas menengah yang turun kelas karena pengeluaran banyak, tapi pendapatan sedikit?  

Cara biar pengeluaran kita tidak makin banyak adalah dengan lebih banyak berada di rumah. Kita harus cari cara menghemat pengeluaran dengan betah di rumah. 

1. Beli Buku dan Bacaan

 

Beli buku termasuk hemat karena bisa dibaca kapan saja dan berulangkali. Membaca juga bikin otak kita lebih terasah dan mampu berpikir lebih jernih.

Related: Banyak Baca Banyak Tahu Tidak Baca Sok Tahu

Otak yang berpikir jernih tidak bikin kita mudah putus asa dan bisa mencari jalan keluar atas bermacam masalah.

Sebagai permulaan belilah komik lucu atau kumpulan cerpen. Beli dari pengarang yang sudah terkenal supaya isinya tidak mengecewakan. Kalau mau coba beli dari pengarang yang tidak terkenal, belilah di Gramedia atau Gunung Agung.

Ini bukan promosi. Semua buku yang dijual di Gunung atau Gramedia ditulis, disusun, dan disunting lebih baik jadi enak dibaca.

Kalau mau lebih hemat tulis sendiri cerpen atau puisi, lalu terbitkan di blog publik seperti Kompasiana, Medium, atau Terminal Mojok

2. Nonton TV

 

Layanan TV Digital sekarang sudah beragam. Ada siaran langsung Timnas sepakbola, acara masak, berita, hiburan, edukasi, tayangan anak, dll.

Manfaatkan nonton TV sebagai hiburan di rumah supaya kita tidak perlu ke bioskop. Kalau kita nonton ke bioskop biasanya ada makanan, minuman, dan printilan lain yang kita beli. Alhasil malah jadi boros.

Kalau memang suka nonton langganan saja streaming film. Dengan biaya Rp50.000-Rp100.000 kita bisa nonton banyak film. Nonton streaming film lebih hemat daripada ke bioskop. Yang penting jangan nonton film bajakan.

3. Kurangi Buka Instagram dan Status WhatsApp


Instagram isinya kebanyakan flexing (pamer) dan segala yang berbau kebahagiaan dan kemewahan. Itu tidak bagus buat kesehatan mental karena mencetus kita jadi iri dan ingin seperti mereka.

Melihat status WhatsApp orang lain juga bisa bikin kita iri dan membandingkan hidup kita dengan mereka. Padahal yang terlihat di layar belum tentu sama dengan kenyataan.

Makin sering melihat makin kita merasa, "Kok saya cuma di rumah aja, ya. Enak mereka tiap hari keluar rumah, ke mana-mana, ikut ini-itu ..."

Jadinya kesehatan mental kita terganggu padahal kita sedang hemat pengeluaran dengan betah di rumah. 

4. Lakukan Hobi

 

Mumpung di rumah kita bisa melakukan hobi masak, berkebun, menulis, olahraga, main gitar, bahkan ngelamun dan rebahan. Bisa juga mempelajari keterampilan atau menekuni hobi lain dari tutorial YouTube. 

Siapa tahu dari hobi itu kita bisa dapat duit dengan menjual barang, jasa, dan keahlian.

5. Singkirkan Baju dan Barang Bekas

 

Bongkar lemari dan singkirkan baju-baju yang sudah bertahun-tahun tidak dipakai. Singkirkan juga barang elektronik yang sudah rusak dan barang-barang yang sudah tidak dipakai.

Baju dan barang bekas itu bisa dijual ke tukang loak atau dijual sebagai barang preloved di marketplace. Selain rumah jadi bersih dan sehat, kita bisa dapat uang. Hemat pengeluaran dengan betah di rumah jadi lebih menguntungkan.

6. Bikin Konten di Rumah

 

Apa pun yang kita kerjakan di rumah bisa jadi konten. Misal kita sedang masak, bikin sarapan, menanam pohon, membersihkan rumah, menyanyi, bahkan bisa saja kita curhat kalau sedang hemat pengeluaran dengan betah di rumah. 

Konten yang seperti itu dinamakan IRL (in real life) dan banyak orang yang suka nonton konten IRL. Bisa juga bikin Live saat kita sedang beraktivitas di rumah.

7. Ngobrol sama Tetangga

 

Ngobrol bisa bikin kita gak merasa kesepian. Kalau ada tetangga lewat depan rumah sapalah dengan ramah. Kalau mereka kelihatan sedang ada waktu luang ajaklah ngobrol.

Tidak perlu ngobrol berat, cukup tanya kabar diri dan keluarganya. Nanti obrolan akan mengalir alami dengan sendirinya. Ngobrol bisa mengakrabkan kita dengan tetangga yang tadinya kurang akrab jadi lebih akrab.

8. Gak Usah FOMO

 

FOMO (fear of missing out) adalah takut ketinggalan tren yang sedang viral. Biasanya terjadi pada remaja dan mahasiswa. FOMO terjadi karena orang takut diledek kuper (kurang pergaulan), kuatir dibilang ketinggalan, cemas dibilang gak punya duit, dan lain sebagainya.

Related: FOMO dan JOMO Ketakutan dan Kegembiraan Atas Tren Sosial

Menghindari FOMO bisa membuat kita hemat dan terhindar dari boros karena membeli barang dan makanan yang sebetulnya tidak perlu.

***

Hemat pengeluaran dengan betah di rumah bukan berarti kita harus terus ada di rumah. Kita tetap harus sekolah, kuliah, dan bekerja seperti biasa, tapi kurangi belanja dan beli barang atau jasa yang tidak perlu-perlu amat.

Lebih baik menabung daripada mengikuti tren gaya hidup yang sebenarnya tidak kita perlukan. Kalau sudah berkeluarga, menghemat pengeluaran dengan betah di rumah bisa membuat bonding antar anggota keluarga lebih erat.

Punya Uang Bingung Mau Usaha Apa?

Punya Uang Bingung Mau Usaha Apa?

Ada orang yang sudah punya usaha, tapi tidak punya uang untuk membesarkannya. Ada juga yang punya uang, tapi tidak tahu mau usaha apa.

Kenapa yang punya uang tidak memberi modal ke yang sudah punya usaha? Teori, sih, gampang. Prakteknya, ya, susah. 

Ada beberapa pertimbangan yang membuat pemodal tidak serta-merta memberi bantuan atau pinjaman.

1. Belum kenal. Mana ada orang yang memberi modal ke orang yang belum dikenalnya.

Bank saja harus mengenali dulu debiturnya dengan cara menelusuri riyawat pinjaman seseorang di OJK, mensurvei tempat tinggal, dan melihat langsung tempat usaha yang akan dimodalinya.

Setelah kenal barulah timbul kepercayaan antara kedua belah pihak, lalu terjadilah kerjasama.

2. Bukan bidang yang diinginkan pemodal. Pemilik modal juga berhak memilih usaha mana yang akan dia modali.

Kadang ada pemilik modal yang bukan cuma melihat feasibility, melainkan apa bidang usaha itu sesuai seleranya atau tidak.

3. Berkali-kali bangkrut. Buat sebagian orang berkali-kali bangkrut bukanlah soal karena berarti dia gigih dan mau terus berusaha.

Namun, buat orang yang mau memodali, banyaknya bisnis yang berkali-kali gagal bisa jadi tanda tanya benarkah orang itu sungguh-sungguh menjalankan bisnisnya atau cuma buat tempat money laundering.

3. Gaya hidup pemilik. Gaya hidup pemilik usaha juga jadi pertimbangan apakah dia layak dimodali atau tidak.

Sedapat mungkin pemilik usaha tidak bergaya selebritas yang sering update Instagram dan berfoto dengan makanan dan barang mahal. Bergaya hidup seperti Syahrini atau Juragan99 bisa mencitrakan kita orang yang boros dan banyak gaya.

Feasibility Usaha


Sebuah usaha harus masuk akal untuk dijalankan atau tidak. Usaha yang cuma ikut tren dan terbawa viral kemungkinan besar sulit bertahan karena akan tergantikan oleh usaha lain yang juga tren dan viral.

Carilah usaha yang mampu bertahan selamanya dan dicari banyak orang.

Misal kita mau buka kafe ala Korea di garasi rumah. Rumah kita ada di desa. Berani beda dan mengeruk celah pasar baru memang bagus, tapi pertimbangkan juga kalau buka kafe di kota saja belum tentu laku, apalagi di desa. 

Remaja dan anak muda penggemar K-Pop memang pasti datang ke kafe ala Korea itu, tapi cuma untuk menuntaskan rasa penasaran saja. Setelahnya belum tentu balik lagi karena hal-hal berbau Korea bukan prioritas buat remaja di desa. Kondisi keuangan, citarasa makanan, dan vibes yang dirasakan anak muda di desa beda dengan di kota besar.

Jadi cermati dulu feasibility-nya, apakah usaha itu masuk akal atau tidak untuk dilakukan di tempat kita atau tempat lain yang akan kita tuju.

Hal yang patut diperhatikan untuk menentukan feasibility sebuah usaha adalah sebagai berikut.

1. Pangsa Pasar

 

Kita ingin menarget orang gemuk, misalnya. Berarti kita bisa jualan busana serba big size, misalnya, atau cemilan rendah lemak.

Orang gemuk biasanya suka ngemil, makanya dia jadi gemuk. Jadi menjual cemilan rendah kalori dan lemak, bisa disukai orang gemuk yang masih ingin ngemil, tapi tidak mau tambah gemuk.

Jadi sebelum buka usaha, pikirkan dulu produk atau jasa kita nantinya akan disukai kalangan mana. Apakah orang kaya, miskin, anak muda, lansia, anak-anak, atau orang gemuk dan sebagainya.

2. Lokasi

 

Pilih lokasi di mana orang sering lewat sekaligus tidak menyulitkan mereka datang ke tempat usaha kita. Perempatan jalan lampu merah, misalnya, terhitung sebagai lokasi strategis. Namun, sulit memasukkan dan mengeluarkan mobil di perempatan karena banyak kendaraan lewat dan kita bisa jadi pencetus macet.

Makanya orang bermobil enggan datang ke tempat usaha yang berada di perempatan. Kalau motor, sih, gak masalah. Jadi perhatikan juga lokasi tempat usaha apakah bisa dijangkau dengan bermacam kendaraan atau tidak.

3. Keunikan

 

Sama-sama buka warung bakso, misalnya. Apa yang membuat bakso kita unik dan beda dari yang sudah ada? Selain kualitas, keunikan produk bikin usaha kita bertahan dan terus dicari banyak orang.

4. Penyedia Bahan Baku

 

Kita harus punya penyedia bahan baku tetap untuk menyuplai bahan makanan. Atau kalau kita buka toko baju, pikirkan dari mana kita akan dapat supplier baju. Apa dari pabrik, konveksi, jahit sendiri, atau beli grosiran.

Membeli dari penyedia tetap berguna supaya kita tidak pusing dengan fluktuasi harga dan tersendatnya usaha karena gonta-ganti supplier.

Kalau perlu buatlah perjanjian hitam di atas putih (bermaterai/disaksikan notaris) supaya kalau ada perselisihan bisa cepat diselesaikan sesuai hukum dan aturan yang berlaku.

5. Harga

 

Jangan banting harga seperti lokapasar (marketplace). Para pedagang di lokapasar bisa jual murah karena subsidi dari lokapasar seperti Tokopedia, TikTok, Shopee, atau Lazada.

HItung harga jual dengan cermat di mana didalamnya termasuk gaji karyawan (kalau ada), biaya listrik, kemasan, dan lainnya.

Pun, harga harus menyesuaikan dengan pangsa pasar dan lokasi tempat kita buka usaha. Kalau pangsa pasarnya anak muda yang tinggal di kota kabupaten harga jual bisa lebih mahal menyesuaikan dengan bahan baku.

Pun kalau pasarnya orang desa yang tinggal di kecamatan, maka harga jualnya pun menyesuaikan dengan daya beli penduduk di sana.

6. Mudah dihubungi

 

Buka toko online via lokapasar bukan berarti kita tidak punya saingan. Supaya toko kita muncul di laman pencarian, upload foto produk baru tiap hari. Berikan keterangan selengkapnya di deskripsi produk supaya pembeli tidak harus bolak-balik bertanya.

Makin banyak produk yang dijual makin baik karena pembeli jadi punya pilihan dan tidak harus belanja di toko berbeda.

Usahakan online di jam kerja supaya kalau ada transaksi atau pembeli yang bertanya, kita cepat meresponnya.

7. Franchise

 

Cara lain kalau kita punya uang tapi bingung mau usaha apa adalah membeli franchise. Pastikan franchise itu bukan yang cuma sekejap tren seperti es krim serta cemilan dan minuman viral.

Buat yang beragama Islam, pastikan juga franchise itu tidak menjual makanan, minuman, dan hal haram supaya usaha kita terjaga keberkahannya.

Emas, Forex, Saham, Indeks Berjangka

 

Kalau punya uang tapi bingung mau usaha apa, kita bisa coba beli emas batangan. Hanya saja emas harus disimpan dulu beberapa tahun sebelum harga jualnya naik. Jadi investasi emas lebih cocok untuk orang yang lagi gak butuh likuiditas cepat.

Kalau berani coba instrumen investasi high risk high return, kita bisa berdagang nilai mata uang asing atau foreign exchange (forex), saham, atau indeks berjangka.

Related: Tabungan dan Investasi Mana Lebih Cocok untuk Orang Berduit Pas-pasan?

Kita bisa berdagang sendiri melalui aplikasi di Play Store atau App Store, bisa juga lewat perantara di perusahaan yang melayani jasa trading forex, saham, atau indeks.

Asal Mula Peribahasa Ekonomi Tidak Ada Makan Siang yang Gratis

Asal Mula Peribahasa Ekonomi Tidak Ada Makan Siang yang Gratis

Adagium (peribahasa) adalah ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku.

Makna lain peribahasa seperti tercantum dalam KBBI adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan).

There is no such thing as free lunch kadang disebut juga dengan there ain't no such thing as a free lunch.

Ungkapan tidak ada makan siang yang gratis, banyak yang meyakini, pertama kali dicetuskan oleh ekonom MIlton Friedman. 

Hal ini berdasarkan artikel yang tulis kolumnis media Boston Herald Traveler di Massachusets pada 1969 yang mengaitkan ungkapan ini dengan Milton Friedman karena Friedman pernah menulis bahwa satu kebenaran dalam ilmu ekonomi adalah tidak ada makan siang yang gratis.

Profesor Milton Friedman kemudian menerbitkan buku seri There’s No Such Thing as a Free Lunch: Essays on Public Policy yang memuat peribahasa itu di sampul belakang.

Di tahun 1976 Milton Friedman menerima hadiah Nobel bidang ekonomi karena pemikiran-pemikirannya tentang analisis konsumsi, sejarah dan teori moneter, serta wawasannya mengenai kompleksitas kebijakan stabilisasi.

Namun, selain Friedman ada beberapa nama yang juga diyakini sebagai pencetus awal peribahasa ini, yaitu Robert Heinlen, Robert G. Ingersoll, Michael Montague, Walter Morrow, John Madden, Harley L. Lutz, Pierre Dos Utt, Leonard P. Ayres, dan Herman Fetzer.

Jadi siapa sebetulnya yang menciptakan peribahasa tidak ada makan siang yang gratis?

Mengulik dari Quote Investigator, istilah there is no such thing as free lunch merupakan evolusi dari ungkapan free lunch dari banyak saloon di Amerika Serikat pada abad ke-19 (tahun 1800-an). 

Pada saat itu banyak saloon yang menawarkan makan siang gratis, tapi sebenarnya pengunjung tetap harus membayar apa yang mereka makan.

Saloon di Inggris dan Amerika Serikat adalah sebutan untuk bar, pub, dan tempat minum alkohol lainnya. Saloon berbeda dengan night club (klub malam). 

Saloon hanya sebagai tempat minum alkohol di mana pengunjungnya juga bisa memesan makanan kala lapar. Sedangkan night club selain sebagai tempat minum dan makan, juga menyediakan musik sebagai hiburan utamanya di mana pengunjung bisa berjoget sepuasnya.

Di Inggris, selain artinya tempat untuk minum alkohol, saloon bisa juga berarti (mobil) sedan.

Kini istilah saloon sudah jarang digunakan karena tergantikan dengan istilah restaurant.

Balik ke beberapa masa pada Juni 1950, Chicago Daily Tribune mencetak anekdot tentang Leonard P. Ayres, seorang ekonom dan perwira militer yang meninggal pada tahun 1946. 

Ada seseorang yang minta Ayres untuk berbagi sedikit kebijaksanaan dan Ayres menyuarakan istilah yang mengatakan soal free meal (makanan gratis) bukannya free lunch (makan siang gratis)

Saat itu Ayres berkata, “Saya telah membentuk opini tentang sejumlah hal yang saya rasa cukup yakin. Ada satu hal yang saya yakini sepenuhnya: tidak ada yang namanya makanan gratis.”

Kembali ke beberapa tahun sebelumnya di bulan Juni 1938, adagium there's no such thing as free lunch ini ternyata telah muncul dalam sebuah fabel (dongeng dengan para sebagai tokohnya). Pengarang fabel itu adalah Walter Morrow dari jaringan surat kabar Scripps-Howard.

Menilik ke belakang lagi di tahun 1917, sebuah artikel di surat kabar Oklahoma yang memberitakan peristiwa di Chicago, memuat pernyataan kurang lebih:

Para pembuat minuman keras terkemuka hari ini berkumpul di sini untuk mendukung pengesahan peraturan yang melarang makan siang gratis di saloon. Michael Montague, salah satu delegasi, mempunyai pandangan yang berbeda dengan delegasi lainnya.  

“Tidak ada yang namanya makan siang gratis,” katanya. “Pertama-tama, kamu harus membeli sesuatu dari pelayan saloon sebelum kamu dapat makan siang. Kalau seorang pria meminum dua sloki wiski dan kemudian makan siang, dia mungkin tidak akan minum lagi. Wiski yang diminum sendiri akan menimbulkan nafsu makan.”

Makna Tidak Ada Makan Siang yang Gratis

 

Makna tidak ada makan siang yang gratis artinya bahwa semua hal pasti ada harganya. Di dunia ini tidak ada yang betul-betul gratis. Kalau kita tidak membayarnya hari ini, kita bakal membayarnya di kemudian hari.

Makanya kita mesti waspada bila dapat tawaran atau bantuan yang tampaknya sangat menguntungkan dengan tidak adanya syarat yang memberatkan. Dibalik tawaran itu pasti ada harga tersembunyi yang harus kita bayar. Bentuk pembayarannya tidak selalu dengan uang, bisa dengan tenaga, waktu, dan apa pun yang kita punya.

Kenapa Tidak Ada Stiker di Kaca Belakang Mobil Mewah?

Kenapa Tidak Ada Stiker di Kaca Belakang Mobil Mewah?

Sering kita lihat di kaca belakang sebuah mobil tertempel stiker tempat wisata, komunitas, nama kampus, atau nama keluarga. Aneka macam stiker juga sering kita lihat di kaca belakang mobil angkot (angkutan kota).

Stiker yang dipasang di kaca belakang kendaraan bisa mengganggu visibility atau jangkauan pandang dan memperbesar blind spot (titik buta) pengemudi.

Sony Susmana Traning Director Safety Defensive Consultant Indonesia via kompascom mengatakan pengemudi akan kesulitan mengamati jalanan atau kendaraan lain di belakangnya kalau kaca tertutup stiker. 

Related: Peluang Usaha Rental Mobil dan yang Harus Disiapkan

Kalaupun dipasangi stiker ukurannya jangan terlalu besar dan lebih aman kalau ditempel di sudut-sudut kaca, bukan ditengah kaca belakang.

Stiker Happy Family

Stiker bertuliskan Happy Family sering kita lihat di kaca belakang mobil city car, MPV, atau rental mobil untuk menandai bahwa mobil dengan stiker itu adalah kepunyaan mereka.

Gambar dari Lazada

Kriminolog dari Unpad Yesmil Anwar mengatakan bahwa stiker bertuliskan happy family biasanya adalah mobil keluarga yang sering bergantian mengangkut anggota keluarga. Penjahat berasumsi didalam mobil itu banyak barang berharga milik banyak orang.

Makanya pelaku nekat memecahkan jendela dan menggasak isi mobil yang berstiker happy family. Yesmil juga bilang kepada kompascom kalau mobil seperti itu biasanya lebih mengutamakan kenyamanan daripada keamanan sehingga mudah dibobol.

Namun, selama stiker itu dipasang tidak di tengah yang menghalangi pandangan rasanya tidak apa-apa, ya. Yang penting tidak meninggalkan barang berharga di mobil yang ditinggal parkir. 

Kenapa Tidak Ada Stiker di Kaca Belakang Mobil Mewah?

Mobil mewah adalah mobil yang menawarkan keamanan dan kenyamanan tinggi disertai berbagai fitur canggih yang tidak ada di mobil biasa.

Related: 8 Karakter Pengendara Mobil dan Motor di Jalan yang Bikin Ngakak

Walaupun kita beli Alphard, Vellfire, BMW, dan Mercy bekas keluaran tahun 2012 yang harga belinya sudah murah, mobil itu tetap dianggap mewah karena pajak, biaya bahan bakar, dan biaya perawatannya diatas mobil lain.

Mobil operasional emperbaca.com

Alasan kenapa tidak ada stiker di kaca belakang mobil mewah di antaranya sebagai berikut.

1. Jenis dan Harga Mobil

Dari jenis dan harga mobilnya semua orang sudah tahu mobil itu berharga mahal dan pemiliknya pasti orang kaya. 

Pemilik mobil mewah jadi tidak perlu lagi menempelkan segala macam stiker untuk menunjukkan eksistensi diri, keluarga, atau komunitasnya.

2. Terlihat Bersih Tidak Kumuh

Mobil yang kacanya ditempeli stiker buat sebagian orang memberi kesan kotor dan kumuh. Pemilik mobil mewah tidak menempel stiker di kaca belakang karena ingin tetap terkesan bersih dan tidak kumuh.

3. Tampilan Mobil Tetap Elegan

Tidak ada stiker di kaca belakang mobil mewah untuk menjaga tampilan mobil itu tetap elegan sehingga kemewahannya terjaga. Kemewahan itulah yang membedakan mobil berkelas dengan mobil LCGC, low MPV, dan angkot. 

LCGC adalah kepanjangan dari low cost green car yang mana harga mobil terhitung murah karena tidak ada fitur canggih dan kenyamanannya pun biasa saja.

Sedangkan low MPV adalah mobil multi-purpose vehicle alias mobil keluarga di kelas terendah dengan harga, fitur, dan kenyamanan sedikit diatas LCGC. Diatas low MPV ada medium MPV (Kijang Innova) dan big MPV (Alphard, Vellfire).

***

Jika kamu nanti punya mobil mewah, kamu juga tidak akan menempelkan stiker apa pun, kecuali mungkin stiker bengkel atau dealer yang ukurannya kecil saja.

Kalau ada mobil mewah kaca belakangnya ditempeli stiker happy family, bisa jadi itu bukan mobilnya atau dia belum siap jadi orang kaya pemilik mobil mewah.

Ini 5 Tanda Kita Jadi OKB Norak

Ini 5 Tanda Kita Jadi OKB Norak

Istilah OKB cenderung negatif karena disematkan kepada mereka yang berkelakuan norak sebab mendadak kaya.

5 tanda kita jadi OKB norak

Kekayaan itu diperoleh dari warisan, uang ganti rugi proyek pemerintah, hibah, atau semua kekayaan yang diperoleh secara mendadak. Punya uang mendadak bikin kita jadi norak karena secara mental belum siap memiliki uang dalam jumlah besar dalam waktu singkat.

Berikut 5 Tanda Kita Mengalami Stereotip OKB

Stereotip dalam pandangan psikologi sosial artinya keyakinan umum tentang kelompok atau kategori orang tertentu. Meski stereotip tidak harus negatif, tapi kebanyakan orang punya pandangan kalau stereotip itu pasti bersifat negatif.

1. Penginnya belanja melulu

Orang Kaya Baru (OKB) merasa sudah punya banyak uang makanya sering tergoda menghabiskan uang untuk belanja. Entah itu ponsel terbaru, jam tangan mahal, baju desainer top, sepatu mahal, bahkan mobil baru.

Kita merasa duit bukan lagi jadi masalah jadi penginnya belanja melulu.

2. Ingin gaya hidup seperti luxury influencer

Luxury influencer atau pemengaruh kemewahan dibayar untuk mempromosikan gaya hidup mewah ala orang kaya.

OKB cenderung ingin jadi seperti luxury influencer padahal pemengaruh kemewahan bermewah-mewah tidak pakai uang sendiri. Mereka dibayar karena pekerjaan mereka memang memamerkan kemewahan. 

Ini juga yang jadi sebab uang OKB cepat habis dan mereka kembali jadi orang biasa.

OKB yang norak juga jadi mendadak sibuk dengan bermacam hal yang menunjukkan dirinya orang kaya, misalnya ikut keanggotaan gym yang mahal, klub golf, ikut arisan premium, atau tiap pekan nongki di kafe mahal.

3. Sombong

Kalau kita jadi OKB yang norak kita cenderung ingin menyombongkan segalanya. Makan di resto mahal, beli barang mewah, dan liburan mewah semua kita tunjukkan di status WhatsApp maupun medsos.

Istilah kerennya flexing. Kita bisa jadi sombong karena merasa uang bisa membeli segalanya. Hidup jadi terasa mudah karena ada uang.

Anggapan ini yang bikin kita jadi OKB norak dan memandang orang menengah kebawah sebagai orang yang tidak selevel dengan kita.

4. Berusaha masuk ke circle terkenal.

Mereka ingin masuk ke circle orang kaya dan terkenal supaya dianggap berkelas.

Namun, OKB cenderung lupa kalau mereka sebetulnya belum tajir, baru berkecukupan. Berkecukupan artinya mereka tidak lagi pusing memenuhi kebutuhan bulanan karena sudah ada uang yang cukup untuk membiayai anggota keluarganya.

Related: Stereotip OKB dan Bedanya dengan Old Money dari Perspektif Ekonomi

Sementara itu orang tajir adalah mereka yang sudah punya pemasukan pasif (passive income) dari investasi yang mereka sebar di segala sektor.

Passive income adalah penghasilan yang dimiliki tanpa seseorang harus terlihat aktif bekerja. Sudah tidak punya passive income, gaya hidupnya pun mewah, jadinya bukannya malah tambah kaya, OKB norak bisa jadi malah terjerat utang.

5. Melupakan utang

Satu lagi yang bikin OKB jadi norak karena mereka melupakan utang lama. Mereka lupa membayar utang karena tidak ditagih. 

Bagi OKB muslim, beberapa diantaranya juga lupa membersihkan harta dengan zakat harta (zakat maal). Pun malas membantu saudara dan kerabat yang sedang kesulitan ekonomi.

Karena melupakan utang dan zakat, mereka merasa uang itu sepenuhnya milik mereka yang tidak akan habis. Pola pikir ini secara tidak langsung membuat perilaku mereka jadi norak.

Kalau kita mendapat uang dari mana pun, sisihkan sebagian uang itu untuk berzakat ke saudara terdekat yang membutuhkan. 

Kalau tidak ada saudara yang membutuhkan, carilah ke tetangga sekitar. Kalau tetangga kita semuanya tajir, salurkanlah ke kenalan. Kalau kenalan semuanya orang kaya, barulah salurkan ke Lembaga Amil Zakat Infak dan Sodakoh milik NU, Muhammadiyah, atau ormas lain dan yayasan kemanusiaan.

Bagaimana Kalau Kita Jadi OKB tapi Tidak Mau Norak?

Kalau kita mendadak dapat uang dan tidak mau jadi OKB yang norak, maka bersyukurlah atas uang yang kita dapat.

Selalu bersyukur bisa menghindarkan dari 5 tanda kita jadi OKB norak. Selain itu ingatlah kalau uang itu bakal cepat habis kalau tidak digunakan secara bijak.

Beda Remote Working dan Digital Nomad Dari Cara Kerja Sampai Tempat Tinggalnya

Beda Remote Working dan Digital Nomad Dari Cara Kerja Sampai Tempat Tinggalnya

Di masa pandemi Covid-19 kita mengenal istilah work from home atau bekerja dari rumah karena kantor ditutup untuk mencegah penyebaran virus Corona penyebab penyakit Covid. Para karyawan tetap menunaikan tugasnya, tapi pekerjaan itu mereka selesaikan di rumah masing-masing, tidak di kantor sebagaimana normalnya.

Related: Social Loafing Orang yang Rajin tapi Malas Kerja Kelompok

Sebetulnya tidak harus dari rumah. Karyawan bisa kerja dari mana saja asal terhubung ke internet yang akan menyambungkannya ke jaringan kantor. Hanya saja kalau bekerja di kafe atau di perpustakaan daerah hitungannya lebih boros karena harus mengeluarkan uang transportasi dan beli kopi.

Pekerja yang bekerja di mana saja, termasuk sambil keliling kota/dunia, lebih pas disebut sebagai digital nomad daripada remote working. Remote working sama dengan work from home, tapi berbeda dengan digital nomad walau sama-sama tidak butuh datang ke kantor.

Asal Istilah Digital Nomad dan Remote Working

 

Nomad (bahasa Inggris) artinya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dan tidak pernah menetap. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai nomaden.

Jadi digital nomad berarti orang yang sering bepergian ke banyak tempat sambil bekerja menggunakan teknologi digital seperti internet, perangkat komunikasi, dan kamera bila diperlukan (tergantung pekerjaan yang sedang mereka jalani).

Sementara itu remote working adalah mengerjakan pekerjaan kantor yang tidak dilakukan di kantor alias kerja jarak jauh. Remote working sering disebut juga dengan telework, telecommuting, dan work from home.

Istilah itu populer sejak tahun 2020 atau saat awal pandemi Covid-19 melanda dunia.

Sama-sama bekerja jarak jauh (remotely), menggunakan internet dan perangkat komunikasi, lalu apa bedanya remote working (pekerjanya disebut worker) dan digital nomad?

Tempat Kerja dan Tempat Tinggal


Remote worker lebih banyak bekerja di rumah daripada di kafe, taman kota, atau perpustakaan yang menyediakan wifi. Itulah mengapa seseorang yang melakukan remote working sering disebut sedang melakukan work from home.

Remote worker sesekali ngopi sambil kerja menggunakan wifi di kafe atau di rumah saudaranya yang punya internet, tapi itu jarang. Mereka hampir selalu bekerja dari rumah karena sewaktu-waktu bisa dipanggil untuk meeting atau ditelepon kantor.

Remote worker tidak pernah pindah kota selagi bekerja, sedangkan digital nomad selalu berpindah-pindah. Bulan ini kerja di Denpasar, bulan depan di Jakarta, enam bulan kemudian mereka bisa saja sudah pindah negara.

Remote working dari rumah (Foto: Forbes India)

Digital nomad juga tidak punya rumah atau tempat tinggal tetap karena selalu berpindah-pindah selama bertahun-tahun. Kalau pulang ke kota atau negara asalnya mereka akan pulang ke rumah orang tua atau saudaranya sebelum melanglang buana lagi sambil bekerja.

Remote worker kebanyakan karyawan tetap di suatu perusahaan sedangkan digital nomad kebanyakan pekerja lepas, pekerja kontrak, atau bekerja mandiri (self employee).

Pekerjaan yang Ditekuni

 

Status karyawan tetap yang disandang remote worker berarti lingkup kerja mereka formal, entah di kementerian, lembaga negara, atau seputar perusahaan negara, pribadi, dan publik. 

Digital nomad (Foto: CEO Magazine)

Mengutip dari Glints digital nomad bekerja di bidang yang lebih kasual seperti:

  • Freelancer seperti penulis lepas, web programmer, atau admin sosial media yang mengurus aset klien dengan membuat online campaign/konten.
  • Profesional yang bekerja mandiri dengan membuka konseling, akuntan, atau bantuan hukum.
  • Enterpreneur yang mengatur timnya menggunakan tools online.
  • Seseorang yang menjual produk digital seperti e-book, panduan, desain website, atau print art.
  • Kreator konten seperti YouTuber dan TikToker yang mendapat uang dari jumlah views, subscriber, Live, dan promosi bisnis.
  • Influencer medsos yang dibayar untuk melakukan endorsement produk dan jasa.

Bisakah Seorang Remote Worker Jadi Digital Nomad?

 

Sangat bisa, tergantung dari jenis pekerjaannya. Kalau pekerjaan itu menuntut jam kerja tetap dari pagi sampai malam maka remote worker tidak bisa jadi digital nomad. 

Sebaliknya kalau pekerjaan kita cuma butuh hasil kerja dan hasil karya tanpa aturan jam kerja maka kita bisa kerja sebagai digital nomad.

Remote Working dan Hybrid Working

 

Ada istilah lain yang menggambarkan kerja jarak jauh, namanya hydbrid working. Karyawan remote dan hybrid tidak perlu datang dan menunjukkan diri di kantor untuk menyelesaikan tenggat waktu pekerjaan. Bedanya remote worker tidak perlu datang ke kantor sedangkan hybrid worker harus datang ke kantor dengan porsi, misal, 3 hari ngantor 2 hari kerja dari rumah.

Dalam waktu 8-10 tahun mendatang pakar pekerja Alicia Tung memperkirakan para karyawan akan membagi waktu mereka sebesar 40 persennya untuk bekerja di luar kantor secara hybrid

Namun asosiasi personalia profesional atau The Chartered Institute of Personnel and Development yakin kalau perusahaan lebih suka karyawannya datang ke kantor untuk bekerja daripada melakukan remote atau hybrid working.

Elon Musk telah melakukannya saat 30% perusahaan di AS masih memberlakukan work from home selama status pandemi belum dicabut oleh WHO.

The Guardian memberitakan kalau Elon mewajibkan seluruh karyawannya untuk ngantor. Karyawan boleh bekerja remote setelah mereka melaksanakan kewajiban ngantor minimal 40 jam per pekan. Kalau keberatan dengan peraturan itu mereka boleh mengundurkan diri dari SpaceX dan Tesla.

Di Indonesia sendiri perusahaan seperti Gojek yang sewaktu pandemi memberlakukan work from home tanpa sekali pun karyawannya harus ke kantor, sekarang sudah mewajibkan work from office kembali.

Meski begitu ada perusahaan yang pekerjanya berstatus berstatus karyawan tetap (bukan kontrak dan alih daya), tapi mayoritas bekerja remote. Yang ngantor cuma karyawan HR dan administrasi. Itu dimungkinkan karena perusahaan butuh karyawan dari banyak negara dan tidak berkepentingan mendatangkan karyawan ke kantor mereka.


Alasan Orang Selalu Buka Jastip Kemana pun Pergi

Alasan Orang Selalu Buka Jastip Kemana pun Pergi

Pernah titip makanan atau barang dari teman yang sedang liburan ke luar kota atau luar negeri? Harganya lebih murah atau malah lebih mahal daripada beli di toko resmi di kota kita? 

Kalau untuk barang branded seperti tas, sepatu, baju, atau makanan khas seperti coklat Belgia atau kopi Korea, beli lewat jastip (jasa titipan) memang lebih murah karena tidak kita tidak keluar uang untuk pajak. Pun tidak harus terbebani sewa toko dan gaji karyawan yang dibebankan ke harga jual.

Pajak akan dibebankan ke penjual jastip kalau harga barang yang dia bawa melebihi ketentuan dari bea cukai.

Beda Jastip dengan Personal Shopper

 

Pelopor personal shopper yang terkenal sejak 2006 yaitu Miss Jinjing yang bernama asli Amelia Masniari. Berawal dari kesukaannya jalan-jalan dan belanja ke luar negeri, Miss Jinjing kemudian sering dimintai tolong oleh selebritas dan ibu-ibu pejabat untuk membelikan mereka aneka barang bermerek terkenal di luar negeri.

Amelia juga membuat blog yang berisi panduan jalan-jalan dan berbelanja saat liburan ke luar negeri. Dari situlah kemudian dia membuat buku berjudul "Miss Jinjing: Belanja Sampai Mati" yang membuat namanya makin terkenal.

Personal Shopper berbelanja sesuai pesanan dari perorangan atau beberapa orang yang ada dalam satu circle saja. Jadi dia hanya berbelanja kalau ada pesanan dan tidak menawarkan jastip ke banyak orang secara random (acak) seperti halnya penyedia jastip.

Personal shopper harus mampu membelikan apa saja barang yang diminta klien walau di ujung dunia sekalipun. Dia juga harus paham barang yang hendak dibelinya sehingga bisa memberikan masukan kepada klien. Mulai dari material yang digunakan dan cara barang itu dibuat apakah handmade atau buatan mesin pabrik.

Sedangkan penyedia jastip tidak harus paham sedetail itu, karena dia hanya membelikan barang/makanan sesuai yang dia tawarkan. 

Penyedia jastip juga membelikan barang untuk orang dari berbagai kalangan dan siapa saja yang tertarik membeli dari jastipnya. Makanya dia biasa membeli makanan atau barang dalam jumlah banyak di satu waktu.

Kalau personal shopper tidak, karena dia berbelanja hanya untuk orang-orang dan circle tertentu. Barang yang dibelinya bisa saja cuma satu item atau sekaligua banyak tergantung keinginan klien yang menggunakan jasanya.

Related: Jadi Personal Shopper Mau Profesional atau Asal-asalan?

Orang-orang atau circle yang menggunakan jasa personal shopper banyak yang tidak ingin diketahui umum kalau dia membeli suatu barang atau makanan di luar negeri. Jadi personal shopper harus menjaga kerahasiaan kliennya.

Lalu kita penasaran, kenapa ada orang yang open jastip kemana pun mereka pergi? Yang dimaksud orang disini adalah individu yang sering plesiran sekaligus terima jastip, bukan perusahaan atau biro jasa khusus jastip.

Ini alasan orang selalu buka jastip kemana pun pergi.

1. Hobi Belanja

 

Alasan ini dimiliki semua individu yang buka jasa titip saat mereka sedang liburan atau bepergian menjenguk saudara di luar kota atau luar negeri.

Dengan buka jastip, hobi belanja mereka tersalurkan tanpa banyak menguras dompet. Malahan mereka bisa dapat untung karena pembeli jastip juga membayar biasa jasa. Biaya jasa itu kalau dikumpulkan besarnya bisa menutupi ongkos transportasi.

2. Menghemat Biaya Transportasi

 

Pada jastip kecil-kecilan seperti makanan dan oleh-oleh di kota yang tidak jauh, ongkos transport baik bensin mobil pribadi atau karcis bus, bisa tertutupi dari jastip. 

Hanya saja supaya biaya transportasi tertutupi dari jastip, kita harus beli makanan atau oleh-oleh dalam jumlah banyak. Kalau yang nitip cuma 5-6 orang, ya, ga nutup. Minimal 30, syukur-syukur 50 orang.  

Jadi ada orang yang buka jastip kemana pun pergi untuk menghemat biaya transportasi.

3. Cari Tambahan Penghasilan


Jastip memang termasuk usaha yang menguntungkan walau kita harus modal duit lumayan banyak sebelum pembeli membayarnya dengan cara cash on delivery (COD) atau transfer.

Kadang ada orang yang sengaja datang ke kota atau luar negeri hanya untuk open jastip bukan sekalian liburan atau menjenguk keluarga. Itu karena mereka memang cari tambahan penghasilan dari bisnis jastip.

4. Eksplorasi ke Tempat Baru 

 

Ada beberapa orang penyedia jastip yang sengaja menawarkan barang atau makanan yang harus dibeli di tempat-tempat yang belum pernah dia datangi. Tujuannya untuk eksplorasi ke tempat-tempat baru.

Jadi kalau ada yang ingin beli barang atau makanan yang sedang viral, penyedia jastip yang ingin mengeksplorasi tempat baru akan senang hati menerimanya.

5. Mencari Tantangan

 

Membawa banyak barang yang dibeli dari kota tujuan bukanlah perkara gampang. Mobil jadi penuh, apalagi kalau naik motor. Belum lagi kalau kita sambil liburan dengan anak-anak yang masih dibawah umur.

Selain harus mengawasi anak-anak, kita juga harus mengurusi barang dan makanan jastip.

Lebih lagi kalau beli jastip di luar negeri kita harus membayar biaya kelebihan bagasi, dan memasukkan barang ke koper juga perlu waktu. Makanya jastip termasuk kegiatan yang memacu adrenalin, apalagi kalau sampai berurusan dengan bea cukai kalau kita membawa berkilo-kilo barang jastip melebihi ketentuan.

Mengutip dari situs Bea Cukai, barang jastip dikategorikan sebagai barang pribadi dan bebas pajak bila nilainya tidak melebihi $500 per orang. Nilai barang jastip yang melebihi $500 per orang dikenakan bea masuk.

Misal kita bawa barang jastip tas Hermes yang harganya $5.000, maka kita harus bayar bea masuk setelah dikurangi nilai bebas pajak $500 tadi.

Jastip adalah bisnis yang cocok dijalan orang yang senang bergaul, bepergian, dan belanja. Meski begitu tidak semua orang yang suka belanja cocok jadi penyedia jastip, sebab mereka belanja untuk kesenangan pribadi tanpa ingin direpoti oleh banyak pesanan dan mengirim pesanan tersebut.

Frugal Living dan Penerapan Hemat Pangkal Kaya

Frugal Living dan Penerapan Hemat Pangkal Kaya

Rajin pangkal pandai
Hemat pangkal kaya 
 

Siapa yang hemat dan tidak boros dalam mempergunakan uang, niscaya dia akan kaya. Makna kaya disini bukan sekadar rajin menabung lalu jadi kaya. Kalau kita hemat (tidak boros), kita akan punya simpanan dan cadangan uang untuk kondisi diluar dugaan, misal sakit, kecelakaan, atau hal darurat lain yang butuh uang sebagai solusinya.

Dalam istilah modern, hidup hemat dan tidak boros dinamakan frugal living. Jadi inti dari frugal living adalah mengatur pengeluaran secermat mungkin sesuai kebutuhan, bukan keinginan, dan menghindari pemborosan..

Tabungan dan Asuransi


Hemat pangkal kaya besar kemungkinannya tercapai kalau kita punya tabungan. Kalau masih ada sisa uang setelah disimpan di tabungan rutin, barulah kita melirik asuransi swasta dan investasi.

BPJS juga termasuk asuransi, tapi sifatnya diwajibkan oleh pemerintah sebagai bagian dari sistem Jaminan Kesehatan Nasional. Hal itu diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dikeluarkan 6 Januari 2022.

Kalau mau perlindungan berlapis untuk kesehatan atau kematian, kita perlu mengambil lagi asuransi dari perusahaan swasta. Bentuknya bisa asuransi kesehatan, kematian, pendidkan, atau kendaraan dan aset lain yang bisa diasuransikan.

Sedangkan investasi dibeli kalau kita sudah punya uang nganggur atau idle money. Idle money adalah sisa uang yang betul-betul tidak terpakai karena uang untuk kebutuhan dan tabungan sudah terisi.

Kalau mau investasi kecil-kecilan kita bisa beli koin emas yang dijual dengan berat 0,5 atau 1 gram. Namun harus diingat bahwa emas termasuk investasi, jadi belilah kalau kita sudah menyisihkan uang untuk kebutuhan sehari-hari dan tabungan.

Jangan sampai kita maksa beli emas, tapi dijual lagi dalam waktu dekat. Selisih nilai emas yang menghasilkan investasi baru terlihat dalam jangka waktu 3-5 tahun. Jadi simpan emas itu selama 3-5 tahun sebelum menjualnya kembali.

Frugal Living Vs Gaya Hidup Mewah Selebgram

 

Frugal living berkebalikan dengan gaya hidup selebriti internet, terutama selebriti Instagram (selebgram) yang gemar menampilkan gaya hidup mewah.

Beberapa selebgram sengaja menampilkan gaya hidup mewah karena mereka dapat penghasilan dari mempromosikan merek mewah, misal hotel bintang lima, tempat liburan mewah, atau barang-barang branded lain yang harganya mahal.

Related: Luxury Influencer Gaya Hidup Mewah Selebgram untuk Sponsor dan Iklan

Kalau kita mau menerapkan hemat pangkal kaya atau frugal living, hindarilah membuka medsos terlalu sering karena kita bisa tergoda membeli barang yang tidak kita perlukan.

Sering membuka medsos juga bisa membuat kita melakukan hal sama seperti orang lain, seperti makan di resto viral, membeli tas dan sepatu keluaran terbaru, atau liburan ke tempat eksotis.

Hal itu rentan bikin kita boros karena membelanjakan uang untuk hal yang sebenarnya gak rugi kalau kita gak beli.

Asal Kata Frugal Living

 

Arti frugal menurut Oxford Languages adalah hemat atau ekonomis yang berkaitan dengan uang atau makanan. 

Sedangkan menurut Britannica Dictionary frugal artinya berhati-hati dalam membelanjakan uang atau menggunakan barang saat tidak diperlukan. Arti lainnya: membelanjakan uang dengan hati-hati.

Jadi terjemahan bebas dari frugal living adalah gaya hidup hemat yang cermat dalam membelanjakan uang untuk kebutuhan yang tepat.

Cara Mudah Menerapkan Frugal Living Sehari-hari

 

Selalu ingat bahwa hemat pangkal kaya adalah cara termudah menerapkan frugal living. Namun perlu diingat hemat tidak sama dengan pelit. 

Orang pelit cenderung tidak mau mengeluarkan uang bahkan untuk kebutuhan yang diperlukan. Sedangkan orang hemat membelanjakan uang sesuai skala prioritas. Walau harganya mahal, tapi kalau memang diperlukan dan sesuai kebutuhannya saat itu, orang hemat tetap mau mengeluarkan uang walau dengan perhitungan cermat. 

Berikut cara menerapkan frugal living tanpa kita harus jadi seperti orang pelit.

1. Masak dan ngopi di rumah

Masak sendiri dengan bahan yang dibeli di tukang sayur atau supermarket. Masak sendiri lebih hemat dibanding beli makanan matang atau lewat GoFood.

Kalau kamu anak kost yang sedang berhemat, hindari makan mi instan sebab hitungannya lebih boros dan kurang sehat bagi tubuh.

Masaklah nasi untuk 3x makan dalam sekali masak. Lauknya cukup sebutir telur bergantian dengan tempe dan tahu. Telur, tahu, dan tempe goreng sudah lezat dimakan hanya dengan kecap tanpa tambahan bumbu lain.

Nasi membuat perut kenyang lebih lama yang membuat kita terhindar dari jajan lagi jajan lagi.

Ngopi-ngopi cantik di kafe juga tidak perlu kalau kita bisa ngopi sendiri dengan menyeduh kopi sachet di rumah sambil mendengarkan musik atau siaran radio.

2. Beli skincare sesuai kebutuhan kulit

Hindari membeli skincare hanya karena skincare itu viral atau digunakan oleh selebritas. Pastikan skincare itu sesuai kebutuhan kulit dan tidak bikin kulit bermasalah (bruntusan, merah-merah, dan berjerawat).

Hal sama berlaku untuk kosmetik. Beli merek kosmetik yang sesuai undertone dan skintone serta jenis kulit.

Related: Undertone dan Skintone Supaya Kulit Tidak Seperti Topeng Saat Pakai Kosmetik

Kalau kita cocok pakai mereka Viva, tidak perlu maksa pakai mereka Korea.

3. Tidak perlu gonta-ganti kendaraan

Sudah punya 2 mobil masih ingin tambah? Kalau tumah kita sempit dan mobilitas sudah tercukupi dengan 2 mobil saja, tidak perlu beli mobil ketiga.

Motor atau mobil yang kita pakai juga tidak perlu diganti tiap tahun sebab harga kendaraan selalu turun. Sering gonta-ganti mobil bikin kita jadi boros kecuali kita seorang Raffi Ahmad atau Sultan Brunei yang saking kebanyakan duit malah bingung ngabisinnya lalu jadi koleksi mobil.

4. Tinggal sementara di rumah orang tua atau mertua

Jangan gengsi dan malu tinggal serumah dengan mertua dan ipar kalau kita belum punya uang untuk sewa atau bayar DP kredit rumah.

Tinggal bersama orang tua atau mertua bisa menghemat pengeluaran apalagi kalau kamu pengantin baru.

5. Liburan Sesuai Kemampuan

Liburan itu penting bagi kesehatan jiwa raga, tapi tidak perlu ikut gaya liburan keliling dunia ala Syahrini. Pun tidak semua orang kaya di Indonesia punya gaya hidup seperti Syahrini, terutama mereka yang kaya dari lahir atau yang merintis usaha dari nol.

Sesuaikan liburan dan healing dengan isi kantung supaya terhindar dari jeratan pinjaman online (pinjol).

Kalau kita terhibur dengan pertunjukkan tari topeng di halaman balai desa atau organ tunggal di pernikahan tetangga, tidak perlu lagi cari hiburan di tempat mahal. Karena bahagia itu sederhana.

Inti dari gaya hidup frugal living adalah hemat tapi tidak pelit. Mudah sekali dilakukan kalau kita mau. Namun frugal living mungkin tidak bisa diterapkan kalau kita ada dalam circle anak gaul, sosialita, penggemar arisan, atau social media-minded.

Berada dalam circle-circle tersebut rentan membuat kita mengeluarkan uang berlebihan terutama untuk hal-hal kecil seperti nongkrong di suatu tempat, belanja barang terbaru, atau datang ke tempat tertentu untuk kebutuhan tampil di medsos.

Penting bagi kita untuk berada dalam circle yang mendukung frugal living atau sama sekali tidak berada dalam circle mana pun. Berteman tanpa harus ada dalam circle itu bisa banget, lho!

Peluang Usaha Rental Mobil, Ini yang Wajib Disiapkan

Peluang Usaha Rental Mobil, Ini yang Wajib Disiapkan

Punya usaha penyewaan (rental) mobil di kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, dan Bandung mungkin kecil kemungkinannya untuk laku karena mayoritas orang sudah punya mobil pribadi. 

Keberadaan taksi online seperti Gocar atau Grabcar juga sudah banyak yang bisa digunakan untuk mempermudah transportasi kalau hanya bepergian ke kota sekitarnya.

Penyewaan mobil di kota besar juga biasanya didominasi oleh perusahaan besar yang menyewakan khusus untuk sesama perusahaan atau yang ingin menyewa mobil sedan atau MPV kelas premium. 

Jadi kalaupun ada penyewaan mobil, jumlahnya tidak banyak dan biasanya orang yang menyewakan mobilnya sifatnya situasional dan tidak dijadikan pemasukan nafkah.

Peluang Usaha Rental Mobil di Kota Kecil


Di luar kota besar, rental mobil masih dibutuhkan beserta supirnya.

Orang-orang masih butuh rental mobil dan supirnya untuk mengantar tamasya dengan keluarga besar, menjenguk orang sakit, atau silaturahim menengok pulang haji dan umroh, atau melihat bayi yang baru lahir di tempat kerabat.

Rental mobil laris disewa orang saat akhir pekan, libur nasional, dan tanggal merah lainnya terutama di hari Natal dan Idulfitri. Pada hari raya ini orang akan menyewa mobil tanpa supir.

Alasan orang menyewa mobil rental tanpa supir di hari raya biasanya karena:

  1. Mobil akan dipakai berhari-hari.
  2. Kepraktisan mobilitas di tempat tujuan, mau silaturahim ke banyak rumah gampang.
  3. Tidak mengeluarkan biaya makan dan menginap untuk supir
  4. Hemat ongkos transportasi dibanding menggunakan kereta, kapal terbang, dan bus.

Karena peminatnya banyak dan bertepatan dengan hari besar keagamaan, maka wajar kalau harga sewa mobil di hari-hari ini naik 2x lipat.

Di hari normal, rental mobil biasa menyewakan seharga Rp200.000-Rp250.000 per 12 jam mobil jenis LCGC (low cost green car-Ayla, Agya, atau Calya) dan MPV kelas menengah (Xenia atau Avanza). 

Pada hari besar keagamaan melonjak jadi Rp500.000 per 12 jam dan harus diambil dalam beberapa hari sebagai paket. Misal paket 5 hari seharga Rp1.500.000 atau paket 7 hari seharga Rp1.700.000. Walau terkesan mahal, menyewa mobil untuk mudik jauh lebih hemat untuk orang yang pergi sekeluarga 4-5 orang dibanding naik transportasi umum.

Namun harga ini berlaku di daerah nonkota besar. Kalau di kota besar harga sewa per 12 jam bisa lebih mahal.

Membuka Rental Mobil, Persiapan, dan Risiko-risikonya


Kalau beli mobil kita bukan cuma menyiapkan uang untuk beli mobilnya saja karena ada biaya lain yang harus dikeluarkan selama kita memiliki mobil tersebut.

Kenali dulu apa saja biaya yang  harus kita keluarkan selama kita punya mobil:

1. Pajak kendaraan. Pajak dibayar tiap tahun dan lima tahunan. 

Pajak mobil yang serinya lebih baru tentu lebih mahal dari yang serinya lama. Jadi alokasikan dana untuk bayar pajak kendaraan

2. Biaya perawatan. Mobil perlu dirawat supaya performanya tetap baik dan terhindar dari masalah saat dikendarai. 

Mobil rental yang tidak dirawat rentan mogok ditengah jalan atau mengakibatkan malfungsi yang bisa menyebabkan kecelakaan buat penyewa yang  menggunakannya.

Biaya perawatan rutin yang harus disiapkan adalah untuk AC mobil-terutama isi freon, ganti oli, ban, dan kanvas rem.

Perawatan lain-lain seperti spooring dan balancing juga harus dilakukan, tapi bisa tidak sesering ganti oli atau AC.

3.Gaji supir rental. Supir bisa dibayar rutin bulanan atau bagi hasil hanya tiap supir itu dipekerjakan.

Kebutuhan dan Optional Dalam Menyewakan Mobil 


Optional artinya boleh dilakukan atau tidak tergantung kemauan si pemilik mobil yang akan menyewakan mobilnya.

Berikut kebutuhan yang bisa disiapkan pemilik rental:

1. GPS. Banyak pemilik rental sekarang memasang GPS (global positioning system) di mobil yang disewakannya.

Pernah ada kejadian pemilik rental kehilangan mobilnya yang dibawa kabur penyewa. Karena telah dua kali kehilangan mobil, si pemilik akhirnya memasang GPS di seluruh mobil yang disewakannya.

Untuk menghindari mobil dibawa kabur penyewa, pemilik rental biasanya minta penyewa meninggalkan KTP selama dia menyewa mobil.

Selain itu sebelumnya pemilik rental juga melakukan survei ke tempat tinggal penyewa bagi penyewa yang baru pertama kali me-rental lepas kunci (tanpa supir) di tempat itu.

2. Menerima kendaraan lain untuk disewakan.

Biasanya ada orang yang punya mobil, tapi tidak dipakai dan lantas menitipkan mobilnya ke rental untuk disewakan. Dengan begitu si pemilik mobil dapat pemasukan yang bisa dipakai untuk bayar pajak.

Namun pemilik mobil yang menitipkan kendaraannya di tempat penyewaan harus paham bahwa ada kemungkinan mobilnya celaka di jalan.

Kecelakaan ringan seperti pecah kaca, ban bocor, atau serempeten dengan kendaraan lain di jalan harus dipahami bisa terjadi. Pemilik harus siap andai penyewa hanya sanggup mencicil biaya kerusakan,

Itu kita harus keluar uang lebih dulu untuk biaya bengkel sebelum si penyewa mengganti uang kita.

Kemudian, mobil yang kita sewakan tetap harus kita rawat. Jangan karena ingin cari untung banyak lalu mengabaikan perawatan mobil yang bisa berakibat kecelakaan di jalan.

Jangan lupa juga daftarkan nomor kendaraan pada MyPertamina dengan benar.. yan gdisebut benar disini artinya daftarkan sesuai mesin yang digunakan. Jangan mesin mobil kita bensin, tapi kita daftarkan untuk biosolar karena murah.


Dongkrak Penampilan Supaya Terlihat Kaya dan Elegan

Dongkrak Penampilan Supaya Terlihat Kaya dan Elegan

Penampilan orang kaya identik dengan gaya elegan sehingga mereka kelihatan berkelas.,bahkan saat pakai celana pendek dan sandal jepit ke bank pun tetap terlihat kaya. Itu karena bahan celana yang mereka pakai berkualitas dan harga sandalnya pun mahal.

Related: Orang Kaya tetap Kelihatan Kaya Walau ke Bank Cuma Bercelana Pendek dan Bersandal Jepit

Kita juga bisa, kok, terlihat elegan dan berkelas tanpa harus keluar uang banyak. Caranya bukan dengan menyewa tas-tas super mewah atau beli baju branded bekas. Menyewa barang-barang mewah termasuk boros karena barang itu tidak jadi milik kamu.

Di sisi lain, makin banyak orang yang beli baju thrifting impor dari luar negeri sama artinya dengan membuat lesu pasar tekstil dan konveksi dalam negeri. Padahal dalam pabrik tekstil dan konveksi itu ada saudara-saudara yang mencari mafkah untuk keluarga mereka.

Terus gimana cara supaya terlihat kaya walau isi dompet kita pas-pasan?

 

Pemilihan warna baju, model sepatu, dan aksesori adalah koentji, yang penting tetap sesuaikan dengan bentuk tubuh, berat badan, dan kesopanan.

1. Pakai baju yang pas di badan, tidak kesempitan dan tidak kelonggaran. 

Mau badan kamu gemuk, kurus, atau ideal, memakai baju yang pas di badan akan membuat penampilan lebih elegan. Juga tidak bakalan terlihat seperti baju pinjaman.

2. Pakai baju warna kalem.

Warna terang dan tabrak motif identik dengan norak karena tidak enak dipandang mata dan biasanya disukai kalangan bawah.

Orang kaya lebih senang pakai baju warna kalem seperti abu-abu, coklat, dusty, atau warna-warna pastel. Makanya butik branded yang menjual pakaian mahal jarang yang menjual baju yang warnanya ngenjreng dan terang.

Warna-warna terang yang menyilaukan mata banyak dijual di pasar atau toko baju daripada di butik. Namun, kalau kamu pakai baju adat yang warnanya terang dan saling tabrak warna, itu tidak apa-apa karena ada filosofi dalam setiap warna yang ada pada baju adat tersebut

3. Tidak memperlihatkan banyak kulit tubuh. 

Mendiang Ratu Elizabeth II melarang anggota keluarga kerajaan untuk memakai baju yang terlalu banyak memperlihatkan kulit mereka saat tampil di depan umum.

Peraturan itu masih diterapkan oleh anaknya Raja Charles III dan bisa kita lihat dari cara berpakaian para working royals seperti Putri Anne, Catherine Princess of Wales, serta Sophie Duchess of Edinburg.

Princess Beatrice dan Princess Eugenie yang bukan working royals juga selalu memakai pakaian yang tidak banyak memperlihatkan kulit tubuh. Padahal keluarga kerajaan Inggris bukan muslimah yang harus menutup aurat, tapi mereka menerapkan aturan itu untuk kesopanan. 

Selain itu makin banyak kamu pakai baju yang memperlihatkan kulit, makin kurang elegan kamu di mata orang yang melihatnya.

4. Tidak harus beli barang branded dan berharga mahal. 

Jangan tergoda untuk beli baju, celana, sepatu, atau aksesoris lainnya yang berharga mahal kalau tidak cocok dikenakan olehmu. Sesuaikan semuanya dengan bentuk tubuh dan berat badan. 

Misal, banyak yang menyarankan si paha besar pakai skinny jeans untuk menyamarkan bentuk paha. Ternyata skinny jeans malah bikin bentuk tubuh kamu tidak proporsional. Maka pilhlah model celana yang membuat bentuk tubuh kamu terlihat proporsional walau model celana itu dianggap jadul.

Tidak usah maksa beli barang hanya karena sedang viral. Orang yang kaya betulan tidak akan beli barang hanya karena sedang tren, kecuali yang sedang tren di kalangan sesama orang kaya saja.

5. Pilih sepatu yang membuat kakimu terlihat ramping, panjang, dan jenjang.

Kalau sedang liburan barulah kamu boleh pakai sandal dan sepatu yang lucu-lucu dan nyentrik, tapi untuk tampil di hadapan umum, pakailah sepatu yang membuat kakimu tampak ramping, panjang, dan jenjang untuk menampilkan kesan berkelas.

Related: Punya Mobil tapi Tidak Kaya dan Cara Jadi Orang Kaya

Ternyata gampang, ya, untuk bikin kita terlihat kaya dan elegan. Paling utama harus kita ingat, money can't buy us class. Jadi walau kamu pakai baju mahal, tapi ukurannya kesempitan, kegedean, dan tidak cocok di tubuh, kamu tetap akan terlihat norak.

Selain itu elegan dan berkelas tidaknya kita tergantung juga pada perilaku dan kepribadian. Orang yang tukang bergosip walau harga baju, tas, dan skincare-nya selangit tetap saja bikin males dan tidak bakal terlihat berkelas.

Jadi kalau mau kelihatan kaya dan elegan, perilaku dan kepribadian juga harus menyesuaikan karena jadi bagian yang tak terpisahkan dari penampilan kita.