Beda E-Commerce, Social Commerce, dan Marketplace

Beda E-Commerce, Social Commerce, dan Marketplace

Electronic commerce (e-commerce), marketplace, dan social commerce sama-sama tempat jual-beli barang di internet yang sering disebut juga sebagai toko online. Namun dari ketiganya ada perbedaan yang mencolok mulai domain yang dipakai buat berdagang sampai karakteristiknya.


Singkatnya bisa dibilang kalau e-commerce adalah toko online yang dikelola langsung oleh individu atau perusahaan. Sedangkan marketplace adalah pasar online yang mempertemukan antara pembeli dan penjual yang dikelola pihak ketiga. Kemudian social commerce adalah medsos yang merangkap pasar online.

Berikut penjelasan lengkap tentang beda e-commerce, social market, dan marketplace.

E-commerce atau Electronic Commerce (Niaga Elektronik)

 

E-commerce adalah website atau situs yang menjual barang sekaligus menerima pembayaran dan mengirim barang langsung kepada pembeli. Pemberian potongan harga, bebas ongkir, dan promo kepada pembeli tergantung dari pemilik website.

Dibanding marketplace dan social commerce, e-commerce amat jarang memberi potongan harga apalagi bebas ongkir. Itu karena mereka memperhitungkan segalanya dari sisi komersil. Kalau dengan diskon bebas ongkir atau promo mereka masih bisa untung, barulah mereka memberikan diskon itu.

Jadi bisa dibilang kalau e-commerce adalah toko online yang sesungguhnya. Contoh dari e-commerce yang masih ada sejak lama sampai sekarang adalah estilamama.com, jakartanotebook.com, muslimgaleri.co.id, dan bhinneka,com.

Sebelum ada marketplace dan social commerce, banyak orang yang membuat toko online untuk menjual aneka kerajinan tangan buatannya, menjual baju, e-book, dan elektronik

Sekarang hampir tidak ada perorangan yang membuka e-commerce dan memilih jualan di marketplace dan social commerce. Membuat e-commerce biayanya lebih mahal karena harus membeli domain, menyewa server, dan meluangkan waktu untuk promosi toko online.

Marketplace (Lokapasar)

 

Marketplace punya padanan bahasa Indonesia sebagai lokapasar. Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Bibli, Lazada, Zalora, dan JDID adalah platform marketplace yang mempertemukan penjual dengan pembeli.

Pemilik marketplace bebas memberi diskon, bebas ongkir, dan cashback kepada barang yang dijual di platform-nya. Hanya saja pemberian seperti itu menggerus biaya operasional marketplace. 

Makanya cuma sedikit dari marketplace yang dapat untung dari mengelola platform jual-beli itu. Di Indonesia, sejauh ini, marketplace yang untung baru Bukalapak. Untung yang dimaksud disini mereka sudah dapat laba setelah mengeluarkan biaya untuk operasional marketplace, gaji karyawan, dan pajak.

Dari sisi pembeli, belanja di marketplace lebih menguntungkan daripada di e-commerce karena bebas ongkos kirim (ongkir), dapat potongan harga, dan kadang dapat cashback pula. Subsidi seperti itu sebetulnya merugikan marketplace karena membuat pengeluaran sangat bengkak yang lalu disebut sebagai bakar duit.

Social Commerce


Social commerce adalah media sosial sekaligus marketplace. Jadi selain bisa melihat postingan orang lain, kita bisa berbelanja juga. Para pengguna medsos yang punya banyak follower sering dibayar untuk jualan produk tertentu.

Jadi selain mejeng atau jadi content creator, pengguna medsos juga bisa nyambi jualan dan dapat komisi dari tiap barang yang terjual atau dibayar sesuai jam tayang atau sesuai perjanjian yang disepakati bersama.

TikTok Shop (sebelum ditutup) adalah social commerce yang paling banyak digunakan orang Indonesia. Penyebab pemerintah melarang dan menutup TikTok Shop karena di sana ada persaingan tidak sehat yang diberlakukan bagi barang impor dari Tiongkok.

Barang serupa dari Tiongkok diijual dengan harga jauh lebih miring dari yang diproduksi dalam negeri. Jadi semacam perang harga yang disubsidi besar-besaran oleh TikTok.

Sekarang ini Facebook Shop dan Instagram Shop juga terancam ditutup karena melalui Permendag Nomor 31 tahun 2023 platform medsos tidak boleh lagi melakukan transaksi jual-beli seperti marketplace.

Kalau mau tetap jualan, platform medsos harus membuat platform jualan yang terpisah, jadi tidak di satu aplikasi, sebab izin dan perhitungan pajaknya juga beda.

Pertimbangan Utama Orang Belanja Online

 

Dulu orang lebih senang belanja langsung ke toko untuk melihat, memegang, dan mencoba langsung barang yang diinginkannya. Selain itu ketakutan akan menerima barang yang tidak sesuai dengan yang dipajang di toko online juga jadi faktor orang enggan belanja orang.

Sekarang kita sudah tidak ragu beli apa pun lewat internet karena sudah terbiasa dan mengerti apa yang harus dilakukan supaya tidak tertipu.

Berikut pertimbangan utama orang memilih belanja online terutama karena alasan praktis.

1. Barang yang diinginkan tidak dijual di kota tempat tinggal. Kalau sudah begini belanja online jadi pilihan utama daripada harus keluar kota untuk membeli barang impian.

Tiket konser juga sering dijual online untuk memudahkan penonton di kota yang berbeda membeli tiket konser musisi favorit mereka.

2. Mencari barang unik yang dibuat dan dijual terbatas. Ada barang yang cuma dijual online dengan edisi terbatas supaya eksklusif.

Untuk membeli barang itu orang harus mengakses situs e-commerce dan melakukan transaksi di sana.

3. Bisa pesan sesuai selera. E-commerce dan marketplace sering menawarkan membuat kaus, poster, sepatu, atau aksesori yang didesain sesuai selera kita.

Daripada repot mencari alamat tempat yang membuat desain custom lebih baik mencarinya di marketplace atau e-commerce.

4. Harga jauh lebih murah dari toko fisik. Hampir semua barang yang dijual di internet lebih murah dari yang dijual di toko fisik.

Sudah lebih murah, dapat casback pula, gimana gak tergiur.

***

Mau belanja di toko fisik atau di internet sama saja. Yang penting jangan boros dan perhitungan betul-betul. Hindari utang dengan paylater dan sejenisnya karena bisa bikin kita lupa diri.

Diskon dan cashback besar yang ditawarkan paylater dkk itu bisa jadi perangkap yang membuat kita terjerat utang. Apalagi kalau digunakan untuk beli barang yang tidak bukan kebutuhan mendesak. 

Mau belanja di mana pun, pengeluaran tidak boleh lebih besar dari pemasukan kita.

Manfaat Mematikan Centang Biru WhatsApp Untuk Privasi Maksimal dan Menghindarkan Buruk Sangka

Manfaat Mematikan Centang Biru WhatsApp Untuk Privasi Maksimal dan Menghindarkan Buruk Sangka

Pada aplikasi pesan instan WhatsApp kita bisa mematikan centang dua biru alias Read Receipts supaya orang tidak tahu kita sudah baca pesan WhatsApp atau belum. Bagi sebagian orang, tidak bisa melihat centang biru pada pesan yang kita kirim bisa jadi menyebalkan.

Foto: Kelly Chiello/Shutterstock via The Cut

Makanya ada ahli agama yang mengatakan kalau mematikan centang dua biru WhatsApp sama dengan perbuatan tercela karena sama dengan berbohong.

Akan tetapi, mematikan centang biru WhatsApp justru ada manfaat yang menghindarkan kita dan orang lain saling berburuk sangka. 

Coba kalau kita lihat pesan kita sudah dibaca, tapi belum dibalas lamaaaaa sekali. Bukankah kita akan lebih buruk sangka melihat pesan sudah centang dua biru-tapi tidak dibalas-daripada yang centang yang abu-abu?! 

WhatsApp membuat banyak fitur yang menjaga privasi penggunanya yang tidak ingin diketahui kapan mereka online dan terakhir terlihat (Last Seen and Online), dan pesan terbaca (Read Receipts) yang mematikan centang biru jelas untuk mengakomodir pengguna yang ingin privasinya terjaga. 

Tidak semua orang ingin diketahui apakah dia membaca pesan atau belum dan kapan dia membalas.

Jadi sebenarnya tidak ada hubungannya dengan agama karena fitur itu dibuat untuk memenuhi keinginan orang yang ingin aktivitas ber-WhatsAppnya diketahui semua orang.

Manfaat Mematikan Centang Biru WhatsApp


Mematikan Read Receips atau centang dua biru pada pesan WhatsApp kita gunakan kalau ingin privasi yang maksimal dan menghindari buruk sangka orang lain.

1. Skala prioritas

Ada orang yang memakai nomor WhatsApp yang sama untuk pribadi, pekerjaan, dan bisnis untuk efisiensi. 

Kalau sedang sibuk, dia akan membaca pesan yang masuk, tapi tidak menjawabnya saat itu juga karena ada pekerjaan atau pesan lain yang lebih mendesak untuk dibalas.

Jadi dia akan membaca pesan yang masuk dan kalau dirasa tidak urgent, dia akan menandainya dengan Mark As Unread untuk dibalas beberapa saat yang akan datang.

2. Ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal

Saya beri contoh ada ibu rumah tangga yang sedang asyik chatting dengan bestie bertukar resep, tiba-tiba dia mencium bau gosong dari dapurnya. 

Si ibu pun langsung menaruh hp dan lari ke dapur dengan posisi WhatsApp masih terbuka dengan centang biru yang terpampang. 

Si bestie yang sedang chatting dengannya tentu penasaran, kok online dan sudah centang biru, tapi tidak balas-balas. Padahal si ibu sedang berjibaku menyelamatkan masakannya yang gosong di dapur dan tidak sempat lagi membaca WhatsApp.

Mematikan centang biru WhatsApp bisa menghindarkan salah sangka antar dua orang yang sedang chatting atau bertukar pesan.

3. Ada waktu menjawab pertanyaan dan pernyataan

Mematikan centang biru bisa memberi kita waktu untuk berpikir secara jernih dan bija kepada orang yang bertanya dan meminta pada kita.

Misal ada orang yang bertanya bagaimana menghadapi orang-orang yang mencibir dirinya karena anaknya terlibat tawuran. Pertanyaan ini butuh pemikiran beberapa saat supaya kita bisa memberikan respon yang bijak kepada orang tersebut.

Kita tidak akan bisa berpikir lebih jernih untuk menjawab pertanyaan karena merasa diburu-buru harus menjawab secepat mungkin hanya karena tidak enak hati sudah terlihat kalau kita sudah membaca pesan itu.

Hal sama berlaku pada orang yang dimintai pendapat tentang rumah tangga, keuangan, anak, jodoh, dan sebagainya. Kita perlu waktu untuk merespon pesan WhatsApp sebelum memberikan jawaban yang pas.

4. Menolak permintaan utang

Kalau ada teman yang mau pinjam duit, tapi kita enggan meminjamkan kita punya waktu untuk mencari alasan yang tidak menyinggung perasaannya.

Utang Rp1-2 juta yang kita pinjamkan ke orang lain sangat besar kemungkinannya tidak dikembalikan. Entah karena mereka benar-benar miskin atau menganggap kita kaya yang sudah tidak butuh Rp1-2 juta.

 Maka dengan mematikan centang biru kita punya waktu untuk tidak langsung menjawab permintaan utang tersebut. Bahkan kalau kita tidak menjawab pun tidak apa-apa karena tanda centang di WhatsApp mereka menandakan pesan belum kita baca.

Hubungan Asmara dan Agama


Psikolog yang khusus menangani hubungan asmara Madeleine Mason dari lembaga psikologi Maclynn menyarankan orang yang sedang menjalani hubungan percintaan untuk sama-sama mematikan Read Receips atau Laporan Dibaca. Hal ini untuk menghindari overthinking, panik, dan rasa saling curiga antar keduanya kalau melihat centang biru terpampang, tapi pesan belum dibalas.

Karena itulah saya yakin kalau mematikan centang biru WhatsApp tidak melanggar keyakinan agama saya sebagai orang Islam karena tidak melanggar akidah dan tauhid terhadap Allah SWT, alasannya karena:

1. Semua orang sudah tahu ada fitur mematikan centang biru. Artinya fitur ini bisa digunakan dan tidak dimaksudkan untuk menipu karena memang disediakan dari WhatsApp sebagai penyedia aplikasi pesan instan.

2. WhatsApp adalah urusan duniawi. Ini artinya mematikan centang biru WhatsApp adalah perkara duniawi yang boleh dilakukan asal tidak melanggar syariat agama.


Jadi kita tidak perlu ragu menonaktifkan fitur Laporan Terbaca sebab tidak berdosa. Malah akan menghindarkan diri dari berburuk sangka terhadap orang lain yang disebabkan pesan sudah centang biru, tapi pesan belum juga dibalas.
Memilih Medsos yang Tepat Untuk Self Branding, Pendongkrak Profit, dan Pelayanan Publik

Memilih Medsos yang Tepat Untuk Self Branding, Pendongkrak Profit, dan Pelayanan Publik

Kita tidak harus punya semua akun media sosial kecuali kita artis dan selebritas duni hiburan, dan seleb internet seperti, contohnya, Ria Ricis dan Gen Halilintar. 

Artis dan selebritas dunia hiburan perlu selalu berhubungan dengan para penggemar sebagai bagian dari karir mereka. Begitu pun para selebritas internet atau seleb medsos yang pekerjaan utamanya memang membuat konten di media sosial.

Kalaupun punya semua akun medsos, kita tidak perlu aktif setiap hari memperbarui postingan di medsos. Kita punya kehidupan di dunia nyata yang lebih bermanfaat dan orang-orang di sekitar yang membutuhkan keaktifan kita.

Sebelum aktif di salah satu medsos, mari kenali dulu karakteristik medsos supaya apa yang kita inginkan di medsos tersebut lebih efektif dan mendukung tujuan kita.

 1. TikTok

 

Mengutip data dari We Are Social, pada 2023 pengguna aktif TikTok tercatat ada 1,09 miliar di seluruh dunia. Indonesia jadi negara nomor dua sebagai pengguna TikTok terbesar di dunia sebanyak 113 juta akun per April 2023. Di nomor satu ada Amerika Serikat dengan 117 juta pengguna.

Besarnya pengguna TikTok ini yang membuat jualan para pedagang laris manis bak kacang goreng walau minim subsidi ongkir seperti yang ada di lokapasar (marketplace) lain semacam Tokopedia dan Shopee.

Kalau kamu pedagang yang ingin mempercepat perputaran barang dan kas, kamu harus rajin bikin live untuk menarik minat para TikTokers. Perputaran barang dan uang yang cepat di TikTok juga jadi alasan pedagang berani memberi harga yang lebih murah daripada di marketplace lain.

TikTok paling cocok untuk kamu yang sering gabut dan suka bikin konten secara spontan. TikTok murni untuk hiburan tanpa ada unsur edukasi apa pun. Makanya tidak cocok untuk personal dan company branding.

2. Instagram

 

Instagram identik dengan keindahan, baik keindahan manusia, panorama, pemandangan, interior, eksterior, dan semua hal. Maka medsos ini cocok buat promosi tempat wisata, produk dan layanan terbaru, dan self-branding,

Sebagai medsos yang karakternya cocok untuk self-branding. Kamu bisa mencitrakan diri sesuai keinginanmu, entah kamu ingin dilihat sebagai orang kaya, suka sedekah, ramah, gaul, apa adanya, dan semua yang ingin kamu citrakan.

Instagram juga tempat para selebritas memajang segala aktivitas mereka dan lama-lama menarik minat orang biasa untuk melakukan hal serupa. Karena semua hal indah-indah, rupawan, mewah, dan megah inilah yang membuat Instagram dikenal sebagai media sosial tempat pamer.

3. Twitter

 

Twitter berbasis teks atau kalimat, jadi pengguna tidak perlu memposting foto atau gambar apa pun, cukup mengetik beberapa baris kata, lalu posting. Sangat simpel. Makanya Twitter ideal untuk orang yang ingin mengeluarkan ide, mengomentari sesuatu, atau bahkan curhat masalah sehari-hari.

Twitter juga medsos paling tepat bagi perusahaan untuk merespon secepat mungkin keluhan netizen sebelum jadi viral. Ini sesuai karakteristik Twitter yang berbasis teks. Jadi kalau pengguna produk atau layanan tertentu punya masalah mereka bisa langsung nge-twit dan me-mention akun yang bersangkutan tanpa harus memfoto apa pun dulu.

Namun karena merupakan medsos microblogging, banyak pengguna yang membuat akun anonim supaya merasa lebih bebas bercerita, mengungkapkan pendapat, atau curhat. Inilah yang membuat peredaran berita bohong (hoaks) kemudian marak di Twitter.

4. Facebook

 

Facebook sudah makin ditinggalkan muda dan para pesohor. Makanya yang masih menggunakan Facebook sekarang lebih banyak orang-orang tua.

Sejak lama Facebook punya fitur grup yang memungkinkan orang dengan minat sama membentuk sebuah grup dan rutin berdiskusi, namun keberadaan grup itu lantas dilupakan karena pengguna Facebook yang mayoritas orang tua tidak banyak menggunakan grup.

Pun walau Facebook juga punya fitur live seperti Instagram dan TikTok serta posting status seperti microblogging Twitter, namun sudah jarang orang yang menggunakannya sebab hampir semua pengguna Facebook kini beralih ke Instagram.

Untuk media promosi, layanan publik, dan kampanye, Facebook efektif untuk menjangkau orang berusia diatas 45 tahun.

Telegram dan WhatsApp Business


Perusahaan, kementerian, dan lembaga publik kini juga sudah menggunakan WhatsApp Business untuk pelayanan yang lebih privat kepada konsumen atau publik.

Lewat WhatsApp Business perusahaan bisa melakukan promosi dan layanan baru langsung ke tangan konsumen. Lebih praktis karena konsumen atau pengguna layanan tidak perlu repot lagi mencarinya di medsos atau website perusahaan.

Sama seperti WhatsApp yang merupakan aplikasi pesan instan, keberadaan Telegram untuk mengirim informasi ke ratusan orang sekaligus membuatnya lebih unggul dari WhatsApp. A

kan tetapi, karena mampu menampung ratusan orang sekaligus dalam satu grup, Telegram sering disalahgunakan untuk penyebaran film-film bajakan, konten porno, dan perjudian. Citra Telegram di Indonesia agak negatif karena sering dijadikan penyebaran tiga hal yang melanggar hukum tersebut.

Perusahaan dan unit usaha yang ingin menjangkau pelanggan baru, pelanggan tetap, dan calon pelanggan bisa menggunakan WhatsApp Business yang disetel menggunakan pesan otomatis (bot/robot algoritma. Pesan otomatis itu kemudian bisa diambil alih oleh customer service atau admin bila ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh bot tersebut.

Kita bebas menggunakan medsos sesukanya asal tidak melanggar UU ITE seperti menyebar fitnah, ujaran kebencian, dan mempermalukan nama seseorang. Lebih penting lagi gunakan medsos sesuai kepentingan dan kebutuhan. Dengan begitu kita bisa menyeimbangkan hidup di dunia nyata dengan kesenangan di media sosial.

Enam Kecerdasan Buatan yang Bisa Diajak Ngobrol Selain ChatGPT

Enam Kecerdasan Buatan yang Bisa Diajak Ngobrol Selain ChatGPT

Tahun 2022 kemunculan ChatGPT menghebohkan jagat maya karena kecerdasan buatan chatbot (chatting robot) berbasis NLP tersebut bisa membuat puisi, merangkai artikel, menerjemahkan, memberi pendapat, meringkas jurnal, bahkan mencari dalil Al-Qur'an dan Hadis.

ChatGPT


Kecerdasan buatan (artificial intelligence) besutan OpenAI ini sementara hanya dapat diakses melalui website. Kalau ada aplikasi ChatGPT di Play Store dan App Store bisa dipastikan itu palsu. Nantinya akan ada versi ChatGPT berbayar.

Para guru dan dosen juga mesti waspada soal keberadaan ChatGPT karena kecerdasan buatan ini bisa membuat karya tulis dan makalah bahkan merangkum beberapa jurnal jadi satu.

Alih-alih membuat karya tulis menggunakan pikiran mereka sendiri, siswa dan mahasiswa bisa saja menggunakan ChatGPT. Hasil yang dibuat ChatGPT memang mirip dengan otak manusia.

Dia bahkan bisa mendiagnosis penyakit dengan akurat, seperti dikutip dari Insider. Dokter dan ilmuwan komputer di Harvard bahkan menemukan kalau ChatGPT membuat diagnosa lebih baik daripada dokter kebanyakan.

Natural Language Processing (NLP)


Supaya efektif chatbot harus mampu menerjemahkan ucapan dan bahasa manusia menjadi sesuatu yang dapat dipahami oleh komputer. 

Proses memahami, menganalisis, dan menanggapi tulisan dan ucapan manusia disebut sebagai natural language processing (NLP/pemrosesan bahasa alami).

NLP bekerja dengan mengambil input teks atau suara dari manusia, memecahnya menjadi kode-kode komputer dari artificial intelligence yang dibuat manusia, lalu menentukan arti input tersebut. 

Terakhir, chatbot mengenali entitas didalam ucapan/tulisan yang membantu menentukan detail maksud. Entitas biasanya adalah hal-hal seperti tanggal, waktu, tempat, nama, atau lokasi yang memberikan kekhususan lebih lanjut untuk maksud pengguna.

Chatbot kemudian menghasilkan dan mengirimkan respons yang sesuai dengan suara dan tulisan sesuai tujuan si manusia menghubungi chatbot tersebut.

Kerja chatbot ini hanya berlangsung dalam sepersekian detik saja, jadi kita cuma perlu menunggu 1-2 detik untuk mendapat jawaban dari chatbot.

Berikut kecerdasan buatan (artificial intelligent) berbasis NLP yang serupa seperti ChatGPT.

1. Microsoft Bing Chatbot

Kalau ChatGPT bisa kita gunakan dengan gampang di website openai.com, Bing Chatbot terhubung dengan mesin pencari Bing kepunyaan Microsoft.

Bing Chatbot tidak perlu aplikasi kalau kita pakai di desktop (komputer dan laptop). Namun kalau mau menggunakannya di handphone, kita harus mengunduh aplikasi Bing di Play Store, App Store, Samsung Store, atau lainnya.

2. Google Bard

Google Bard rilis pada 21 Maret 2023 dan didesain untuk menstimulasi percakapan dengan manusia menggunakan NLP.

Sayangnya saat ini Google Bard baru tersedia di Amerika Serikat dan Britania Raya. Pengguna juga harus berusia 18 tahun keatas untuk menggunakan chatbot Google Bard ini.

3. Character AI

Versi beta-nya dapat dicoba di situs beta.character.ai. Tampilannya sederhana mirip ChatGPT dan jawaban yang kita tanya lumayan lengkap.

Kita memilih karakter chatbot untuk kita tanya. Ada karakter Mario Bros juga. Bila ChatGPT sudah bisa menerima pertanyaan dan menjawab dalam bahasa Indonesia, Character AI belum.

Pertanyaan yang diajukan dalam bahasa Inggris juga tidak semuanya dimengerti oleh Character AI. Mungkin karena masih versi beta.

4. YouChat

Selain di websitenya web.youchat.com, chatbot ini dapat diunduh di Play Store dan App Store. 

6 kecerdasan buatan serupa ChatGPT

Selain ngobrol dengan chatbot, kita bisa mengajak teman bergabung, chatting, dan saling mengiri foro-video. Jadi YouChat bisa jadi media sosial juga.

5. JasperChat

Sebelum menggunakan JasperChat kita akan ditanya dulu mau pakai JasperChat untuk keperluan apa. 

Chatbot selain ChatGPT

Sayangnya JasperChat ini berbayar dan kita dapat free-trial 7 hari untuk mencoba JasperChat.

6. WriteSonic

Chatbot ini tampak menspesialisasikan diri untuk membantu para blogger membuat konten yang SEO-friendly. Bukan cuma itu, orang yang ingin pasang iklan di Facebook Ads dan Google Ads juga bisa minta bantuan WriteSonic untuk membuat kata-kata yang memancing minat orang.

Lagi-lagi chatbot ini gak gratis. Sebelum membayar, kamu bisa coba free-trial maksimal 10.000 kata dari WriteSonic. 

Apakah keberadaan kecerdasan buatan WriteSonic bakal mengancam lahan pencaharian para penulis freelance

Baru-baru ini, Economic Times melaporkan bahwa para penulis naskah amat khawatir akan keberadaan ChatGPT dan mesin pembuat naskah lain.

Orang awam bisa dengan mudahnya dikelabui oleh mesin dan menganggap hasil tulisan itu sebagai buatan manusia. Selain itu, ChatGPT dkk juga rentan menyebarluaskan plagiarisme. Karya seorang penulis bisa dicomot dan dianggap sebagai hasil karya kecerdasan buatan.

Keberadaan kecerdasan buatan ini juga membuat para penulis dibayar lebih murah dari sebelumnya.

***

Semua chatbot diatas tidak mengizinkan obrolan atau pertanyaan yang menyangkut rasisme, pornografi, dan pornoaksi.

Sejauh ini keenam chatbot tidak akan menampilkan hasil yang berkaitan dengan hal yang dilarang tersebut.

My Conservative Thought Saying That Video Sharing Platform Is Ruin Our Brain

My Conservative Thought Saying That Video Sharing Platform Is Ruin Our Brain

I'm new to TiKTok because I'm not interesting to it until I have so much words that have to come out from my brain. So I need media to where I can write in a simple quotes.

I have Twitter, but doesn't fit to the quotes I wanted as it is known as microblog platform. The main post on Twitter is words.


Related: Because Life Isn't Like We Seen on Social Media

Then I created TiKTok account for emperbaca.com about a month ago. I have posted six contents so far. Unlike other content, I created only quotes that launches directly from my own thought.

These are the reasons why I thought video sharing like TiKTok or Snack or Capcut will ruin your brain because it work as same as social media. Those can distract you from your happy real life or worst, it can caused you some mental health concern.

1. Because we only watch, not read.

Our brain doesn't actively stimulate when we watch and stimulate better every time we read book, news, novel, poetry, poem, and any kind of literature.

Insider tells us that reading consistently strengthens connections in the brain, improves memory and concentration, and may even help you live longer. 

Healtline also cited same benefit. Researchers have foundTrusted Source that students who read books regularly, beginning at a young age, gradually develop large vocabularies. And vocabulary size can influence many areas of your life, from scores on standardized tests to college admissions and job opportunities.

2. Lack of creativity due to our desire to be like someone who viral.

We think we super creative by making funny and authentic video, but in fact we just want to have millions follower like Syahrini or Kim Kardashian.

We can be professional doctor, writer, graphic designer, engineer, even dedicated firefighter or police in real life instead by less watching TiKTok, SnackVideo, Capcut, and other video sharing platforms.

3. Block our talent off. 

There are some people who were born as entertainer, but not every people have to be entertainer.

What if we naturally enterpreneur-born? Or we have academic intelligent as a doctor, scientist, or even firefighter and police?

Related: Filter Bubble, Perangkap Internet yang Menyesatkan Pikiran dan Menyempitkan Wawasan

If you create something new and its useful for so many many people in real life, you are the real and truly influencer. We do not have to be internet celebs. We also do not have to online on social media throughout the day because it can caused us some mental health issues.

***

In my subjective opinion, YouTube is the only useful video sharing platform where we can learn new skills like playing music instruments, swimming, dance, handy craft, and many things. However, if we only watch YouTube Shorts that has similar nature to TikTok, Snack, and Capcut, that will ruin our brain as well.

TiKTok, Snack Video, and Capcut are only for entertainment purposes which we supposed to not watch it frequently. Otherwise we addictive to it and feel those are affected our lives. Hence it is only a fata morgana to us.

I agree that content creator is now considered as a real job, but what happens in our future if young people want to be content creator instead of paramedic, as example, or teacher, engineer, diplomat etc.

Cara Blog Umur Sebulan Diterima AdSense

Cara Blog Umur Sebulan Diterima AdSense

Baru bikin blog, tapi sudah ingin mendaftar ke AdSense? Bisa saja! Banyak blog yang baru aktif sebulan sudah bisa dipasang AdSense. Silakan simak cara berikut supaya blog yang baru dibuat bisa dipasangi AdSense.

Kendala Monetisasi Blog

 

Blog diterima AdSense itu gampang banget! Yang susah adalah monetisasinya setelah AdSense itu berjalan.

1. Adblocker

Banyak orang sekarang memakai adblock di peramban (browser) yang memblok setiap iklan yang muncul di blog. Banyak bloger memasang script yang memaksa pengunjung mematikan adblocker-nya.

Blog yang berani memasang script anti-adblocker hanya blog yang sudah langganan halaman satu Google, punya nilai cost per click tinggi, dan punya Domain Authority dan Page Authority tinggi. Blog seperti ini biasanya bertopik kesehatan, pendidikan, teknologi informasi, keuangan, rumah dan taman, kecantikan, dan hewan peliharaan.

2. Tidak ada yang klik iklan

Kita juga dibayar tiap iklan di blog tayang. Buat pengiklan ini namanya cost per million (CPM-biaya per 1000 iklan tayang).

Namun kita bakal dibayar lebih besar lagi kalau iklan itu diklik. Namanya cost per click (CPC-biaya per klik iklan).

Untuk memaksimalkan tayangan iklan kita bisa menggunakan fitur auto ads di AdSense. Iklan auto ads yang muncul di tengah artikel berpotensi membuat pengunjung blog tidak sengaja mengklik iklan itu yang membuat kita dapat rupiah. Namun pengunjung akan terganggu kenyamanan membacanya.

emperbaca.com sendiri mengaktifkan auto ads hanya di bagian footer sehingga tidak mengganggu kenyamanan pembaca sekali pun mereka tidak pakai adblocker.

3. Pengunjung blog sehari hanya puluhan

Ini biasa terjadi pada blog baru yang punya niche (topik khusus) gado-gado alias tidak mengacu pada satu topik. 

Blog yang punya satu niche, misal pendidikan saja, kesehatan saja, atau IT saja lebih cepat dapat pengunjung. Trafik mereka sehari bisa ribuan pengunjung. Yang seperti itu tentu membuat penghasilan dari AdSense jadi besar.

Cara Blog Umur Sebulan Diterima AdSense

 

Tidak susah, kok, cukup lengkapi dulu blog dengan hal berikut ini.

1. Beli domain. Paling umum digunakan untuk blog adalah domain berakhiran .com, .net, dan .web.id.

Membeli domain membuat blog kita jdai terlihat dikelola serius dan bukan sekadar iseng belaka. Harga domain berkisar antara Rp88.000-Rp155.000 belum termasuk pajak.

2. Beli template premium di situs yang menyediakannya. Template berbayar sudah mengandung SEO-off page sehingga kita tidak perlu repot meletakaan script yang SEO-friendly.

Memakai template bawaan dari blogspot, wordpress, atau hosting lainnya biasanya standar dan menunya terbatas. Membeli template premium membuat kita leluasa memilih template mana yang sesuai dengan tema blog.

3. Lengkapi struktur blog dengan:

a. About (Tentang). Berisi tentang siapa kita (bisa juga kelompok). Gunanya untuk memberitahu pembaca kalau blog ini ada pengelolanya, bukan blog spam atau blog abal-abal.

b. Sitemap (Peta Situs). Fungsinya memudahkan kita dan pengunjung untuk mencari artikel terbaru dari sebuah tema.

c. Contact (Kontak). Memudahkan orang atau sponsor menghubungi kita untuk menjalin kerja sama.

d. Privacy Policy (Kebijakan Privasi). Mencantumkan Kebijakan Privasi di blog berarti kamu berjanji melindungi data pengunjung yang mampir ke blog.

Artinya, jenis handphone, negara, kota, bahkan usia mereka tidak boleh kamu buka kepada siapa pun. Kalau ada data yang bocor kita tidak bisa dituntut karena sudah mencantumkan Kebijakan Privasi di blog.

e. Disclaimer. Disclaimer berfungsi untuk membatasi kewajiban kita terhadap konten blog. Misal kita pakai gambar dari situs asing, selama kita menuliskan sumber gambar itu, kita tidak bisa dituntut atas pelanggaran hak cipta.

4. Tulis dan posting artikel setiap hari tanpa putus.

Artikel haruslah yang bermanfaat bagi orang lain, bukan sekadar curhat. Kalau kamu ingin mengeluarkan unek-unek, riset pustaka dulu supaya artikel lebih berbobot.

Riset pustaka adalah sumber informasi dan pengetahuan dari bacaan. Bacaan bisa dari buku, internet, jurnal ilmiah, atau rilis resmi sebuah lembaga dan perusahaan.

Sertakan sumber bacaan untuk mendukung artikel. Kalau referensi yang kamu tulis berasal dari, misalnya, kemdikbud(dot)go(dot)id maka sertakan link hidup pada artikel. 

Misal kita kesal dengan pelayanan di Samsat yang lemot, bertele-tele, dan pakai tes di jalanan seperti angka 8. Tulis alasan yang membuat kita kesal secara logis, bukan asal marah. Sematkan juga berita yang menginformasikan kalau pelayanan SIM harusnya cepat. 

Tautkan juga peraturan lalu lintas atau artikel dari media berita yang memuat bahwa tes dengan angka 8 itu sebenarnya tidak perlu.

Jumlah Kata Dalam Artikel

 

Google tidak pernah mensyaratkan minimal jumlah kata dalam sebuah artikel karena hanya menganjurkan artikel yang lengkap dan memberi informasi yang dibutuhkan pengunjung.

Jumlah kata yang ideal dalam artikel menurut pengalaman emperbaca.com minimal 500 kata. Banyak juga bloger yang menyarankan menulis minimal 1000 kata. Bagu s lagi kalau sampai 2000 kata supaya mudah terindeks Google oleh robot perayap, katanya.

Namun kalau kita menulis artikel sampai 1000-2000 kata, tapi tidak ada pengetahuannya sama sekali, buat apa panjang-panjang. Iya, tidak?!

Membuat blog yang dimonetisasi itu tidak susah, tapi juga tidak gampang karena ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Kalau kamu bikin blog cuma untuk senang-senang dan mencurahkan pikiran, sih, bebas, tidak terikat pada syarat dan ketentuan dari AdSense.

Oh ya, penyedia iklan buat cuma AdSense saja. Ada Adsterra, OptAd360, AdNow, Yllix, dan masih ada beberapa penyedia iklan yang boleh dipasang bersamaan dengan AdSense.

Cara Supaya WhatsApp Kita Terlihat Centang Satu Tanpa Mematikan Internet

Cara Supaya WhatsApp Kita Terlihat Centang Satu Tanpa Mematikan Internet

Tanda centang satu pada nomor orang yang kita kirimi pesan WhatsApp berarti WhatsApp orang itu sedang tidak aktif.

Foto: The Journal

Tidak aktif dapat berarti tidak ada jaringan internet di ponselnya, orang itu meng-uninstall WhatsAppnya, atau orang itu mem-blocked kita sehingga semua pesan WA yang kita kirim ke dia centangnya satu terus.

Bagaimana kalau kita sendiri yang ingin terlihat centang satu, tapi tidak ingin memakai airplane mode atau mematikan WiFi?

Related: Memaksimalkan WhatsApp Business Untuk Dongkrak Bisnismu

Ini cara supaya WhatsApp kita terlihat centang satu terus tanpa mematikan koneksi internet. Dengan begitu kita bisa tetap pakai internet tanpa diburu harus membalas WhatsApp seseorang.

 1. Setting Force Stop


Caranya mudah saja. Tinggal masuk ke Setting/Setelan di handphone kamu. 

  • Pilih Apps atau Aplikasi
  • Pilih Manage Apps atau Kelola Aplikasi
  • Cari aplikasi WhatsApp
  • Pilih tombol Force stop atau Paksa henti.
Mode Force stop ini menghentikan sementara aktivitas WhatsApp yang membuat WhatsApp kita centang satu ketika dikirimi pesan.

Akan tetapi, jika ada orang yang me-mention atau me-reply pesan kita, WhatsApp akan otomatis aktif dan pesan yang terkirim jadi bercentang dua.


Yang dimaksud reply pesan adalah saat kita menggeser ke arah kiri pada sebuah pesan atau memencet tanda panah kiri yang ada di bagian atas WhatsApp.

2. Fitur Focus Mode


Cara kedua untuk membuat WhatsApp kita centang satu tanpa mematikan internet adalah dengan memakai fitur Focus Mode.

Centang aplikasi WhatsApp dan Turn On Focus Mode. WhatsApp kamu seketika jadi nonaktif.

Kamu bisa kapan saja buka WhatsApp, tapi WhatsApp akan menutup dengan sendirinya dan otomatis nonaktif lagi setelah lima menit.

Focus Mode ada di semua HP Android ber-OS Android 10 keatas. Operating System Android terbaru yang beredar kini adalah Android 12 dan hampir memasuki Android 13.

Cara masuk ke Setting/Setelan lalu pencet menu Digital Wellbeing and Parents Control. Lalu pilih Focus Mode.

Namun Focus Mode tidak bisa digunakan kalau HP kamu terhubung dengan Family Link. Pada koneksi Family Link, HP yang bisa menggunakan Focus Mode hanya HP milik orang tua saja.

3. Clear Data


Cara paling ekstrem untuk membuat WhatsApp kita centang satu adalah dengan melakukan Clear Data.

Kalau tidak mau chat yang ada di WhatsApp hilang, baiknya back-up dulu semua pesan dengan mengaktifkan fitur Chat Backup.

Setelah setelah mem-backup semua data,  masuk ke Setting (Setelan) pilih Application/Aplikasi lalu pilih WhatsApp. Pencet Clear Data untuk menghilangkan semua data di WhatsApp.

Setelah dirasa cukup bagi kita menghilang, silakan aktifkan lagi WhatsApp dengan cara login menggunakan nomor HP seperti saat pertama kali menginstall WhatsApp.

Clear Data juga bisa dipakai kalau kita ingin menghilangkan semua chat, tapi tidak ingin download ulang WhatsApp. 

Caranya cukup langsung gunakan fitur Clear Data tanpa mem-backup chat di WhatsApp.

Walau semua chat hilang, kita masih tetap berada di WA Grup, cuma chatnya saja yang hilang.

***

Silakan gunakan salah satu cara diatas untuk membuat WhatsApp kita centang satu terus tanpa mematikan koneksi internet di HP.

Because Life Isn't What We Seen on Social Media

Because Life Isn't What We Seen on Social Media

I'm frequently Twitter user due to its simple usage by only typing some words compare to Instagram or Facebook.

Then one day I have to made an account on Instagram for my son's requirement due to his participation in science competition.

When I started to following people and they followed me back, I later realized that Instagram is beyond-a-normal-limit to me. Everything looks out of reach and outrageous, and... 

At first, I'm so delighted by seeing others' photograph and what they have been shared. But I became more addicted to see what else they have and why don't I have what they have.

This is affect, even just a little, my mental health. Then I finally got my conclusion as same as when I deleted my Facebook account.

"Why are we even bother to frequently seeing other people's life."

As an adult I can strict myself to not open any other social media to keep my mind clear and not interrupt by the any kind of what people posts.

But what about our underage children? I'm honestly so wondering why most parents, in this country of course, always feel free letting they children to see and post everything on social media from the account that the parents created.

This is the reasons why we should restrict social media usage to our children and most importantly for ourselves.

1. Social media is addicting and can bring you multiple negative effects.

Multiple studies have found a strong link between heavy social media and an increased risk for depression, anxiety, loneliness, self-harm, also even suicidal thoughts.

2. Social media may promote negative experience such as inadequacy about our life of appearance.

This can be happened because we neither comparing nor mirroring they life to our lives.

When we realize lack of similarities between us and them, we instantly think our live is miserable.

3. The more we seen every photos and videos on Instagram, Facebook, TiKTok, and YouTube, the more we feel lonely.

The feeling of being part in the community of social media creates pseudo feelings.

When we ended up our social media session then back to reality, we feel none beside us. None has same passion with us. None can laugh with us.

Fact is, those are only pseudo feeling. Hence, that make us feel uncomfortable that cause by lack of confidence from the delusion that we can't have any goodness as we have in social media.

I'm so wondering why people said social media is entertaining them and make them can feel relaxed. 

To me, when I'm not on social media, that is time I can be myself who is got my freedom to think about anything and something without being affected by others' post.

Instagram, TikTok, also YouTube only show you some things that can be monetize whether it is good or bad.

Social media is not for connecting people nowadays, it is now purely business. Then actually it is okay for us to not often seeing our social media accounts. 

No need to be worry of missing anything because our lives not depend on what is happening on social media.

I am now rarely seeing Instagram not even post anything in a long time. But I still frequently on Twitter, hoho! I can envy nobody on Twitter because people only write they thoughts. Same as me.

Twitter users hard to monetize their tweet or account and can only held broadcast. There's a paid tweet but it is not saleable due to lack of people who bother to read paid tweet.

6 Negara yang Sudah Sampai ke Mars

6 Negara yang Sudah Sampai ke Mars

Dulu hanya negeri Paman Sam dan Rusia yang bolak-balik meluncurkan roket yang mengangkut satelit milik negara-negara di dunia.

Sekarang dua negara adidaya itu tidak lagi mendominasi karena negara lain dengan cepat mengejar eksplorasi ruang angkasa dengan membangun roket-roket canggih dan segala perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan bermacam ekspedisi ke orbit bumi, bulan, sampai ke Mars.

Berikut negara di dunia yang sudah mengembangkan lembaga angkasa luarnya sendiri dan meluncurkan roket ke luar bumi.

Urutan disusun secara acak dan tidak berdasarkan kriteria tertentu.

1. Tiongkok

Pada 27 Desember 2022 Tiongkok telah meluncurkan roket Long March 3B yang membawa satelit Shiyan-10 02 ke orbit.

Sebelumnya negeri tirai bambu telah juga sukses meluncurkan roket Tianzhou-5 yang membawa persediaan untuk stasiun angkasa luar (international space station/ISS) dari Tiangong Space Center.

Kendaraan Zhurong berfoto selfie saat misi Tianwen-1 di Mars (China News Service)

Tiangong Space Center adalah pusat ruang angkasa Tiongkok, seperti LAPAN kalau di Indonesia.

Tiangong Space Center membawahi beberapa tempat peluncuran roket untuk mengangkut satelit dengan tiga yang paling sibuk, seperti dimuat pada china.org.cn, adalah:

  1. Jiuquan Satellite Launch Center yang terletak di provinsi Gansu.
  2. Taiyuan Satellite Launch Center yang ada di provinsi Shanxi.
  3. Xichang Satellite Launch Center yang dibangun di provinsi Shicuan

Tiongkok pertama kali meluncurkan roketnya pada 19 Juli 1964 kemudian dilanjutkan lagi tahun 1970 sampai sekarang, seperti yang dikutip dari The New York Times.

Zhai Zhigang jadi astronot Tiongkok pertama yang berjalan di angkasa luar pada 27 September 2008.

Kemudian pada 23 Juli 2020 pesawat ruang angkasa Tianwen-1 lepas landas dari Wenchang Spaceport dan sampai di orbit Mars pada Februari 2021.

Tiongkok merencanakan akan mengekplorasi dan mengambil sampel dari Mars paling lambat tahun 2028.

2. Amerika Serikat

Lembaga Antariksa AS atau NASA telah meluncurkan kendaraan bernama Perseverance Rover yang diangkut menggunakan roket Atlas-V-541.

Atlas-V541 keluar dari bumi (foto: NASA)

Situs NASA melansir kalau Atlas-V541 beratnya 531.000 kilogram dengan tinggi 58 meter terbang ke orbit Mars pada 30 Juli 2020 dan menurunkan Perseverance Rover di permukaan planet merah itu. Perseverence Rover berhasil mendarat di permukaan Mars pada 18 Februari 2021.

Dari misi itu NASA telah mendapat sebanyak 18 sampel batu dari permukaan planet Mars yang semuanya selesai diteliti kandungannya pada tahun 2022.

3. India

Negara paling tidak disangka bisa meluncurkan roket di antara negara-negara maju karena tadinya merupakan negara berkembang, sama seperti Indonesia.

Pada 2022 India ada di urutan ke-6 negara terkaya di dunia dari total pendapatan negara dengan PDB 2,66 triliun dolar AS.. Indonesia ada di peringkat 15 dengan product domestic brutto (PDB) 1,05 triliun dolar AS.

India memberi nama roketnya Vikram Sarabhai yang diluncurkan dari Satish Dhawan Space Center di dekat kota Chennai pada 18 November 2022.

Roket Vikram-S buatan perusahaan Sjyroot bekerja sama dengan lembaga antariksa India Satish Dhawan Space Center (npr.org)

Roket Vikram Sarabhai diambil dari nama astronom India yang merintis program angkasa dan pemanfaatan nuklir India.

Hanya saja roket India ini belum sampai ke Mars dan baru memutari bumi sejauh 89,5 diatas permukaan bumi.

Walau diluncurkan dari stasiun angkasa luar pemerintah India, roket Vikram dibuat oleh perusahaan bernama Skyroot yang telah bekerja sama dengan pemerintah India untuk mengembangkan program ruang angkasa negeri barata itu.

India juga rencananya akan meluncurkan robot modul bernama Chandrayaan 3 ke bulan pada Juni 2023. Chandranayaan 3 diterbangkan untuk menggantikan Chandranayaan 1 yang pernah ke bulan pada 2008.

4. Jepang

Selain Paman Sam, negeri sakura juga berambisi membawa manusia ke planet Mars. Mengutip The Weather Channel, Jepang berencana membuat angkasa buatan di langit Mars dengan atmosfer yang sama seperti di bumi, tanpa merusak atmosfer di Mars itu sendiri.

Jadi manusia bisa tinggal di planet Mars dengan kondisi di bumi. Maka para peneliti dari Japan's Kyoto University bekerja sama dengan Kajima Corporation sedang mengembangkan kereta peluru interplanet bernama Hexagon Space Track System. 

Kapsul yang akan berfungsi seperti gerbong di kereta peluru yang direncanakan beroperasi di planet Mars

Nantinya orang-orang akan menggunakan kereta berbentuk segienam berbentuk kapsul itu untuk bepergian ke seantero Mars.

Prototipe kereta interplanet itu rencananya dipamerkan pada tahun 2050, tapi operasional kereta itu sendiri mungkin baru bisa terlaksana seabad kemudian.

5. Rusia

Reuters melansir kalau Rosmoskos (lembaga antariksa Rusia) akan melanjutkan misi ke Mars setelah "urusan" dengan Ukraina selesai. Rusia juga sudah menghentikan pengiriman teknisi roket ke Amerika Serikat.

Urusan roket Rusia memang jagonya karena negeri beruang merah ini punya 26 roket yang terbagi jadi enam family roket.

Sewaktu masih jadi Uni Soviet, negara pertama yang mendarat di bulan adalah Rusia di tahun 1966, terlepas dari klaim AS-lah yang pertama menaruh Neil Armstrong dkk ke bulan pada 1969.

Rusia menggunakan pesawat ruang angkasa Luna 9 dan mendarat di bulan pada 3 Februari 2966 dengan Alexei Leonov sebagai orang Rusia pertama yang menapakkan kaki di bulan.

6. Uni Eropa

Dua puluh tujuh negara yaitu Austria, Belanda, Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Jerman, Perancis, Hongaria, Irlandia, Italia, Kroasia, Latvia, Lituania, Luksemburg, Malta, Polandia, Portugal, Rumania, Siprus, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Yunani yang tergabung dalam Uni Eropa membentuk badan ruang angkasa yang bernama European Space Agency.

Namun dari 27 negara Uni Eropa, hanya 22 yang bergabung di European Space Agency (ESA).

ESA sebenarnya telah menjalin kerja sama dengan Rusia untuk program eksplorasi Mars, tapi program yang bernama ExoMars itu tertunda karena penyerangan Rusia ke Ukraina. 

Program ExoMars, seperti ditulis oleh NPR, dirancang untuk menjalankan dua misi. Misi pertama untuk mengetahui apakah pernah ada kehidupan di Mars. Peluncuran roket ke Mars telah dimulai pada 2016. 

Roket-roket milik European Space Agency (ESA) foto: The European Space Agency

Misi kedua harusnya diluncurkan September 2022 lalu, tapi ditunda bahkan batal sama sekali karena Uni Eropa masih terpengaruh dengan perang Rusia-Ukraina.

Tanpa Rusia, ESA sudah punya enam roket yang telah terbang ke angkasa. Enam roket itu adalah Ariane 5, Vega, Vega-C, Ariane 62, Ariane 64, dan Space Rider.

Keenam roket milik Uni Eropa itu belum sampai ke bulan apalagi Mars, dan baru mengelilingi orbit serta meluncurkan satelit-satelit milik negara-negara Uni Eropa. 

Pada April 2023 ESA akan menerbangkan roket Falcon 9 milik SpaceX untuk program eksplorasi bernama Jupiter Icy Moon Explorer (JUICE). Tadinya ESA selalu memakai roket punya Rusia, tapi sejak perang Rusia-Ukraina berkobar, Uni Eropa membatasi diri berhubungan dengan Rusia.

***

Di luar enam negara diatas masih ada perusahaan angkasa luar milik perorangan yang juga berambisi datang ke Mars, baik untuk membawa turis atau eksplorasi untuk rumah baru manusia.

Perusahaan itu adalah SpaceX milik Elon Musk yang juga pemilik Twitter, Blue Origin milik miliader Jeff Bezos, dan Virgin Galactic milik Richard Branson.

Bagaimana dengan Indonesia? 

 

Teknologi roket yang dipunya Indonesia masih sama seperti teknologi di tahun 1962 yang dipelajari saat Presiden Soekarno menerima roket dari Jepang. Sejak itu ilmuwan roket yang bernaung di bawah LAPAN (Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional)berusaha mengembangkan teknologi roket, tapi belum sukses.

Selain itu biaya pembuatan satu roket sangat mahal. Angin segar bagi para ilmuwan roket Indonesia bersepoi saat akhir tahun 2019 lalu pemerintah Indonesia berhasil "memaksa"Tiongkok untuk mengembangkan teknologi roketnya bersama Indonesia.

Dengan adanya kerjasama itu ilmuwan roket Indonesia bisa membuat roket yang bisa terbang lebih dari 200 kilometer, tidak lagi hanya sampai ketinggian 70 kilometer seperti yang selama ini kita punya.

Kalau Indonesia punya roket sendiri, satelit-satelit akan diterbangkan menggunakan roket negeri sendiri dan tidak lagi menggunakan roket negara lain atau perusahaan seperti SpaceX.

Pengguna Telegram Tidak Butuh Nomor HP, Bisa Beli Nomor Anonim Pakai Kripto

Pengguna Telegram Tidak Butuh Nomor HP, Bisa Beli Nomor Anonim Pakai Kripto

Pengguna Telegram yang tinggal di luar Amerika Serikat nantinya tidak lagi harus menggunakan nomor handphone mereka yang asli untuk bisa menggunakan aplikasi berbagi pesan ini. Mereka bisa beli nomor palsu dan bayar pakai mata uang kripto alias cryptocurrency.

Penggunaan Telegram tanpa nomor ponsel yang asli ini dapat digunakan mulai versi 9.2 ke atas dan nomor anonim bisa dibeli di dalam aplikasi Telegram. Selain itu, pengguna juga bisa menghapus pesan dengn timer, seperti yang ada pada WhatsApp.

Nomor anonim yang digunakan dalam Telegram haruslah yang dibeli melalui blockchain Fragment dan membayarnya menggunakan mata uang kripto Toncoin.

Blockchain adalah teknologi untuk menyimpan data digital yang terhubung melalui kriptografi (kode pemrograman).

Related: Cara Makan dan Belanja di Metaverse dengan Crypto

Jadi seperti kalau kita belanja di Tokopedia dan bayar pakai Gopay. Tokopedia itu Fragment dan Gopay itu Toncoin. Kalau Tokopedia dan Gopay berada dalam satu grup GoTo, maka Fragment dan Toncoin satu grup dengan Telegram. Kira-kira begitu.

Fragment tidak beroperasi di AS, jadi orang AS tidak bisa beli nomor anomim untuk digunakan di Telegram, seperti yang diberitakan oleh The Verge.

Pengguna Android bisa pakai nomor anomin, tapi tidak dengan produk-produk Apple. Dikabarkan kalau Apple memblokir fitur pembelian nomor anomin di Telegram dengan cara memperlambat update Telegram versi terbaru di App Store.

Pemasukan Bagi Telegram

Penjualan nomor palsu oleh Telegram menggunakan mata uang kripto (cryptocurrency) ini tentu menambah pundi duit Telegram.

Menurut CEO Telegram Pavel Durov, penjualan nomor anonim ini telah menghasilkan lebih dari 50 juta dolar dalam waktu kurang dari sebulan. 

Duit itu akan digunakan Telegram untuk membayar server, lalu lintas trafik, dan upah pegawai supaya terus inovatif.

Telegram baru-baru ini merilis fitur-fitur baru seperti transkripsi video suara-ke-teks dan meluncurkan layanan premium 5 dolar AS per bulan yang memberi pengguna lebih banyak kapasitas unggah, tanpa iklan, dan fitur lainnya.

Privasi dan Penipuan

Adanya fitur hapus otomatis dan akun bebas kartu SIM, Telegram diklaim akan “memberikan privasi tertinggi" bagi penggunanya. 

Yang jadi soal, di Indonesia Telegram lebih dikenal sebagai aplikasi penyebaran film bajakan dan pornografi.

Kalau nomor palsu boleh digunakan, apakah penyebar film bajakan dan pornografi makin bebas beraksi? Harga nomor anomin yang mahal sudah pasti tidak jadi soal buat para pelaku kriminal karena mereka akan dapat duit lebih banyak dari aktivitas kriminal mereka.

Bila Telegram mengklaim nomor anonim akan memberikan privasi tertinggi, lalu orang dengan nomor anomin itu akan bertukar pesan kepada siapa?

Keluarga dan teman, kan, tidak mengenali nomornya. Orang yang bukan teman dan keluarga juga pasti tidak sembarangan mau diajak chatting dengan orang yang nomornya tidak ada dalam daftar kontak mereka.

Echo Chamber dan Sisi Gelap Internet

Echo Chamber dan Sisi Gelap Internet

Pada konteks media massa dan media sosial, echo chamber berarti ruang gema, yaitu lingkungan di mana seseorang hanya terpapar pada keyakinan dan pendapat yang sesuai nilai-nilai yang telah mereka percayai.

Penyebab Kita Terpapar Echo Chamber


1. Penggunaan media sosial berlebihan. Terlalu sering membuka medsos (padahal tidak ada yang harus dibagikan) mengakibatkan kita jadi membaca informasi yang tidak seharusnya kita baca.
 
Tanpa sadar kita terpapar opini keliru dan terus-menerus mencari informasi itu karena penasaran. Lama-lama kita merasa informasi itulah yang paling benar.

2. Kurang pergaulan. Cuma mau bergaul dengan orang yang seagama, sesuku, dan seras mengakibatkan pengetahuan kita tentang dunia luar jadi terbatas.
 
Maka dalam mencari informasi, kita cenderung hanya akan menerima berita dan opini dari sumber yang menguatkan pandangan kita saja.
 
Lama-lama kita jadi merasa eksklusif dan intoleran terhadap mereka yang tidak seagama, sesuku, dan seras.

3. Terlalu tergantung pada internet. Echo chamber terjadi karena kita terlalu mengandalkan internet untuk mencari tahu pengetahun dan informasi apa pun.

Misal ingin tahu tentang agama, kita tidak bertanya kepada kyai di pondok pesantren dan lebih suka mempercayai sebuah situs di internet yang bisa saja menyajikan dalil hadis tanpa sanad. 
 
Melansir NU Online, pada masa kekhalifahan dan sesudahnya sanad digunakan untuk menguji validitas sebuah informasi berupa hadis, atsar, dan khabar yang dibawa oleh seorang rawi (informan, guru, syekh). 
 
Selain itu, ulama hadis pada masa sebelumnya membaca sanad untuk memeroleh keberkahan dan rahmat dari Allah.
 
Di masa internet ini, seorang lulusan kampus agama terkemuka boleh berdakwah, tapi sanad yang dipakainya untuk berceramah belum tentu sevalid pendakwah dari pesantren.
 
Dari situlah cikal-bakal pola pikir kadrun berasal. Disebarluaskan oleh pendakwah yang sanadnya tidak jelas. Silakan baca: Kadrun dan Pola Pikir yang Menghambat Muslim

 

Sisi Gelap Internet

 

Mudahnya penggunaan internet dengan aneka jenis mesin pencari membuat manusia makin mudah dapat informasi. 

Sayangnya kemudahan itu tanpa kita sadari malah menjerumuskan. Kita tidak lagi mencari informasi baru untuk menambah kualitas hidup, melainkan hanya untuk memperkuat keyakinan dan sudut pandang semata. Juga menjelekkan hal yang berbeda pandangan dengan kita.

echo chamber

Pada 1996, peneliti dari Massachusset Institute of Technology (MIT) Marshall Van Alstyne dan Erik Brynjolfsson telah memperingatkan sisi gelap internet.

Mereka menulis dalam sebuah makalah

"Individu yang menyaring informasi yang tidak sesuai dengan preferensi mereka dapat membentuk klik virtual, mengisolasi diri mereka dari sudut pandang yang berlawanan, dan memperkuat bias mereka. 

Di internet, pengguna internet dapat berinteraksi dengan individu yang berpikiran sama yang memiliki nilai-nilai yang sama. Dengan demikian mereka jadi kurang memercayai keputusan penting dari orang-orang yang tidak sepaham dan nilai-nilainya berbeda."

Itulah echo chamber, memaksa orang untuk menutup pikiran mereka sendiri dari fakta dan lebih suka terbuai dengan informasi bohong, hanya karena informasi itu sesuai dengan nilai-nilai yang mereka percayai.

Echo Chamber dan Khilafah


Zakiah Aini nekat membeli airsoft gun dan menembak pos jaga Mabes Polri karena echo chamber. Polisi memaparkan bahwa Zakiah terpapar paham radikal ISIS dari internet.

Makin seseorang tertarik dengan suatu paham, makin dia mencari lebih banyak meski paham itu mengajarkan kekerasan yang mana semua agama justru melarang kekerasan.

Oleh penyebar sistem khilafah, pemerintah, termasuk aparat keamanan dianggap thogut (menindas, sewenang-wenang, dan melampaui Allah)  Maka mereka menolak segala yang datang dari pemerintahan thogut.

Karena meyakini hal yang seperti itu, maka informasi yang selalu ingin mereka dengar hanyalah tentang kelemahan dan keburukan pemeritahan semata.

Karena selalu mendengar apa yang ingin mereka dengar, pengetahuan mereka tentang Indonesia jadi tertutup. Padahal sejak sebelum Indonesia dijajah Belanda, Nusantara ini bukanlah negara Islam karena agama Islam masuk belakangan setelah Hindu dan Buddha, serta agama-agama kepercayaan.

Kalau sudah jadi negara Islam, Sunan Kalijaga tidak perlu repot memasukkan doa-doa dan shalawat di setiap kegiatan masyarakat di abad 15 yang mana banyak orang Jawa masih beragama Hindu.

Maka itu tidak ada alasan mengubah ideologi bangsa dan mengganti pemeritahan dengan sistem khilafah karena Indonesia ini punya banyak suku dan agama.

Kenapa kami contohkan khilafah? Karena hoaks dan propanganda tentang agama dampak buruknya lebih besar dan merusak daripada hoaks soal Jokowi atau Prabowo Subianto.

Echo Chamber dan Covid-19

 

Orang-orang yang tidak mau divaksin Covid-19 kebanyakan adalah mereka yang tidak percaya bahwa wabah Covid-19 nyata adanya.

ketidakpercayaan dan penolakan terhadap protokol kesehatan dialami oleh Wagub Jateng Taj Yasin tiap kali mensosialisaskan bahaya Covid-19. 

Selain karena tidak percaya bahwa wabah Covid-19 benar-benar ada, mereka juga terpapar disinformasi berita yang mengatakan kalau vaksin Covid mengandung babi.

Disinformasi itu mereka telan mentah-mentah karena mereka sudah tidak mau lagi mendengar informasi apa pun dari kelompok lain, walau kelompok lain itu mungkin menyampaikan kebenaran.

Itulah echo chamber. 

Istilah Lain Echo Chamber

 

  1. Filter bubble. Selengkapnya tentang Filter Bubble klik di sini.
  2. Hugbox
  3. Cult
  4. Mutual Admiration Society

Bahaya Echo Chamber

 

1. Pola pikir seseorang jadi menyempt. Echo chamber membuat orang terlena karena menganggap apa yang dipikiran dan diyakininya yang paling benar.

Seseorang juga bisa kehilangan rasa empatinya karena selalu berpikir dari sudut pandang dan pola pikirnya saja.

2. Tertutup pada pengetahuan dan informasi baru. Seseorang yang terpapar echo chamber tidak pernah siap menerima perubahan.

Padahal dunia selalu berubah karena setiap harinya manusia menemukan pengetahuan dan kemajuan teknologi.

3. Perpecahan di masyarakat. Bila tiap kelompok menganggap kelompoknya yang paling benar, maka masyarakat mudah dipolarisasi untuk kemudian diadu domba.

Bangsa Indonesia yang besar dengan beragam suku terancam pecah kalau suku dan agama mayoritas tidak merangkul agama dan suku lain hanya karena merasa suku dan agama lain jelek.

Menghindari Jebakan Echo Chamber

 

1. Biasakan bertanya pada orang yang lebih paham tentang suatu hal daripada mencarinya di Google. 

Bila ingin tahu soal urusan agama, tanya kepada guru agama atau kyai di pondok pesantren. Kalau mau tahu tentang ilmu kepenulisan, tanyakan pada penulis, bukan tukang cilok supaya tidak sesat.

2. Kurangi melihat media sosial. Gunakan medsos hanya kalau benar-benar perlu dan bukan untuk mengisi waktu.

Selebriti medsos bahkan hanya menggunakan medsos untuk mengisi konten dan membalas komentar netizen seperlunya karena penghasilan mereka dari medsos, bukan untuk menghabiskan hidup di medsos.

Isi waktu luang dengan mendengarkan radio, beres-beres rumah, menonton pertunjukkan teater, menikmati konser musik, atau menonton film.

3. Mengakui kalau manusia diciptakan berbeda-beda. Perbedaan justru membuat hidup lebih dinamis dan bervariasi.

Dengan mengakui kalau banyak perbedaan di dunia ini, kita bisa terhindar dari pola pikir sempit yang selalu menolak perubahan.