Ternyata Ini Cara Menang Writing Competition
Saya kemarin ikut blog competition dari merek laptop ternama dunia, itu pertama kali saya ikut lomba nulis-blog semenjak jadi blogger. Udah pasti ga menanglah ya ...wkwkw!
Ada dua kategori di lomba itu, SEO Terbaik dan Artikel Terbaik. Terus saya baca semua tulisan pemenang Artikel Terbaik. Lho, kok, kayak ga aneh, ya. Ternyata runutan dan bahasan yang mereka tulis serupa seperti saat saya jadi pemenang pertama writing competition Kemdikbudristek (sekarang Kemdikdasmen) bersama Kompasiana 2023 lalu.
Waktu itu saya merasa sangat luwes dan tidak terbebani apa-apa saat menceritakan pengalaman anak menggunakan Kurikulum Merdeka di sekolah. Saya seolah mengalaminya langsung. Padahal saya bukan guru, cuma orangtua yang menyampaikan sudut pandangnya terhadap kurikulum itu.
Namun, di beberapa writing competition yang saya ikuti selanjutnya saya tidak menerapkan hal sama. Saya terlalu saklek pada aturan "objektif" sesuai yang tertera di petunjuk teknis lomba. Tunggu dulu! Tadi bilang blog competition sekarang writing competition.
Beda Blog Competition dengan Writing Competition
Saya memang baru pertama ikut blog competition, tapi sudah beberapa kali ikut writing competition. Apa bedanya?
1. Tempat Posting Artikel
Blog competition cuma bisa diikuti blogger/narablog karena salah satu syarat utamanya adalah kepemilikan blog. Kita tidak bisa menulis di blog publik seperti Kompasiana, Medium, IDNTimes, dll.
Blog publik sering disebut dengan istilah user-generated content (UGC). User-generated content adalah konten yang dibuat oleh pengguna yang berisi pengalaman, pendapat, atau ulasan mengenai suatu produk dan layanan. Jadi semua konten di Medium dan Kompasiana tidak dibuat oleh pengelolanya, melainkan oleh user/penggunanya.
UGC bisa berupa teks (ulasan, komentar, testimonial), gambar, video, dan postingan media sosial.
Blog competition cuma bisa diikuti narablog karena tujuannya sekaligus untuk mempromosikan produk atau layanan si penyelenggara lomba. Sangat jarang blogger menulis negatif tentang suatu produk atau layanan.
Sementara itu, isi blog publik sangatlah beragam. Penulis konten di blog publik menulis apa saja yang mereka mau baik itu opini atau pengalaman buruk. Maka di UGC isi postingan satu dengan lainnya tentang produk yang sama bisa sangat bertolak-belakang dan rentan menimbulkan kebingungan.
Maka pada blog competition peserta haruslah menulis di blog yang dikelolanya sendiri. Seorang narablog boleh ikut writing competition dan blog competition, sedangkan penulis konten di UGC cuma bisa ikut writing competition.
2. Kata Kunci dan Tautan
Syarat lomba blog competition mengharuskan kita menyisipkan kata kunci dengan external link ke situs yang ditetapkan penyelenggara.
Sedangkan pada writing competition, meskipun ada kata kunci yang harus dimasukkan, tapi tidak mewajibkan penyertaan link. Ada juga penyelenggara writing competition yang tidak mengharuskan penulis memasukkan kata kunci, yang penting temanya sesuai ketentuan.
3. Penggunaan Gambar
Penambahan gambar dalam artikel yang diikutkan pada blog competition harus sesuai ketentuan, misal minimal satu gambar, harus gambar produk si penyelenggara, atau gambar harus ambil dari situs bebas hak cipta seperti Pixabay dll.
Pada writing competition penambahan gambar relatif tidak seketat ketentuan pada blog competition. Namun, pada tiap gambar/foto tetap harus mencantumkan pemilik atau sumber aslinya.
Cara Menang Writing Competition
Cara memenangkan blog competition sama dengan writing competition, yaitu artikel harus sangat lengkap dan cermat serta mencantumkan semua detail produk, jasa, atau layanan dari si penyelenggara.
1. Sudut Pandang Subjektif
Ini paling penting. Buat artikel sesubjektif mungkin betapa bermanfaatnya produk atau layanan si penyelenggara writing/blog competition untuk hidup kita.
Subjektif merujuk pada sesuatu yang didasarkan pada pandangan, perasaan, dan pengalaman pribadi kita sendiri. Kalau ga punya pengalaman? Tulis pandangan dan perasaan betapa mudah dan berharganya hidup kita kalau pakai produk atau layanan/jasa dari merek tersebu
2. Memuji
Pujilah merek, brand, produk, atau layanan yang dimiliki oleh penyelenggara writing competition dan blog competition adalah keharusan. Saya pernah baca artikel pemenang lomba blog competition yang memuji berlebihan sampai saya merasa pujian itu lebay. Nyatanya dia juara 3.
Namun, jangan sampai kita memuji sambil membandingkan dan menjelekkan merek atau produk lain yang serupa. Menjelekkan produk atau layanan pesaing sangat terlarang kalau kita mengikuti writing competition dan blog competition.
3. Lengkap dan Cermat
Buat artikel selengkap mungkin dengan subjudul atau h2 dan h3 untuk memudahkan pembahasan. Artikel yang lengkap adalah artikel yang memenuhi unsur 5W1H atau ADIKSIMBA sehingga tidak menyisakan pertanyaan bagi yang membacanya.
What-where-who-when-why-how atau apa-di mana-kapan-siapa-mengapa-bagaimana (diakronimkan jadi adiksimba).
Usahakan panjang artikel tidak lebih dari 2000 kata supaya pembahasan tidak ngalor-ngidul melenceng dari tema. Artikel lebih dari 2000 kata juga bisa bikin pembaca lelah dan tidak fokus lagi pada apa yang dibacanya. Lain halnya kalau kita membaca versi cetak. Membaca versi cetak tidak melelahkan seperti kalau kita baca tulisan di layar.
Otentik dan Orisinil
Artikel para pemenang writing competition selalu orisinal, asli dari dari buah pikiran, pendapat, dan opini mereka sendiri. Tidak mencontek apalagi menjiplak dari artikel orang lain.
Kalau saya punya cara, sebelum artikel selesai saya tidak akan membaca artikel peserta lain. Ini saya lakukan untuk mencegah saya terpengaruh dan teralihkan oleh ide dan gaya menulis orang lain.
Kemudian, berdasarkan pengalaman membaca banyak artikel pemenang writing competition, juri selalu mencari artikel yang otentik berasal dari sumber aslinya.
Misalnya kita menulis tentang laptop, pastikan sumber utama kita berasal dari situs atau rilis resmi perusahaan. Kalau menulis tentang topik lain kita bisa juga melakukan wawancara dengan narasumber terkait, bertanya langsung ke orang yang kompeten, atau melakukan observasi dengan mata dan telinga kita sendiri di lapangan.
Atau, seperti pengalaman saya, ketika menulis tentang Kurikulum Merdeka saya menulis apa yang saya lihat langsung di sekolah. Saya juga bertanya pada para guru dan kepala sekolah apa saja kendala dalam menerapkan kurikulum baru ini sebagai bahan referensi.
Jadi, otentik dan orisinalitas sangat besar pengaruhnya kalau kita ingin memenangi writing competition. Buatlah sesuai gaya kita sendiri sehingga yang membaca pun dapat hanyut terbawa betapa antusiasnya kita pada produk, jasa, atau layanan yang kita tulis.
Posting Komentar untuk "Ternyata Ini Cara Menang Writing Competition "
Posting Komentar