Tahun Ajaran, Tahun Pelajaran, dan Cara Menulis Angka Tahun Ajaran

Tahun Ajaran, Tahun Pelajaran, dan Cara Menulis Angka Tahun Ajaran

Tahun ajaran baru di Indonesia dimulai pada Juli dan berakhir pada Juni tahun berikutnya. Dari Juli tahun ini ke Juni tahun berikutnya kita sebut dengan satu tahun ajaran.

Belakangan sering kita baca 'tahun pelajaran' alih-alih 'tahun ajaran'. Sebenarnya yang betul itu tahun ajaran atau tahun pelajaran?

Etimologi Tahun Ajaran dan Pelajaran


KBBI mengartikan pelajaran sebagai:

  1. n yang dipelajari atau diajarkan: ~ Bahasa Indonesia; daftar ~
  2. n latihan: ~ mengetik
  3. ihwal belajar

Sedangkan ajaran artinya:

  1. n segala sesuatu yang diajarkan; nasihat; petuah; petunjuk: ia senantiasa memegang teguh ~ orang tuanya
  2. n paham: ~ terlarang

Ternyata KBBI juga punya kata turunan, yaitu tahun ajaran yang artinya tingkatan masa siswa belajar; masa belajar dalam tahun tertentu. Dengan begitu jelas kata yang sesuai kaidah bahasa Indonesia adalah tahun ajaran, bukan tahun pelajaran.

Selain itu, kata pelajaran juga bisa bermakna yang diajarkan dan langsung dapat dipraktikkan, semisal mengetik, menyetir mobil, menjahit, kelistrikan, bangunan, dan keterampilan informal lainnya yang ketika dipelajari langsung dapat dipraktikkan.

Sementara itu, kata ajaran lebih cocok digunakan untuk hal-hal yang perlu pemikiran lebih dulu sebelum mempraktikkannya, seperti Matematika, IPA, IPS, Agama, Sosiologi, Antrologi, dan lain-lain.

Maka untuk mempertegas aktivitas akademik yang dilakukan di sekolah yang merupakan satuan pendidikan formal, maka penggunaan kata 'tahun ajaran' lebih tepat daripada 'tahun pelajaran'.

Takwim dan Penulisan Tahun Ajaran


Takwim diambil dari bahasa Arab yang artinya penanggalan atau kalender. KBBI mengartikan tahun takwim sebagai tahun berdasarkan kalender (berawal dari 1 Januari dan berakhir pada 31 Desember).

Tahun ajaran tidak dimulai pada 1 Januari sampai 31 Desember, melainkan sejak Juli tahun ini dan berakhir pada Juni tahun berikutnya. Itu berarti dalam satu tahun ajaran ada dua takwim.

Ejaan yang Disemburnakan Edisi Kelima (EYD V) menyebut fungsi garis miring digunakan dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa 1 tahun yang terbagi dalam 2 tahun takwim.

Karena menggunakan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim, maka penulisan tahun di tahun ajaran menggunakan garis miring (sering disingkat menjadi garing), yaitu tahun ajaran 2024/2025 bukan tahun ajaran 2024-2025.

Kalau kita tulis tahun ajaran 2024-2025 artinya satu tahun ajaran akan berlangsung dari Januari 2024 sampai Desember 2025

Sedangkan kalau ditulis dengan garis miring yaitu tahun ajaran 2024/2025 artinya satu tahun ajaran di sekolah berlangsung di antara tahun 2024 dan 2025

Di antara tahun 2024 dan 2025 bisa berarti Juni 2024 sampai Juli 2025 atau sejak Agustus 2024 sampai Juli 2025 seperti tahun akademik di perguruan tinggi.

Tahun Ajaran atau Tahun Pelajaran?

 

Isi Permendikbudristek soal sekolah, peserta didik, kurikulum, dan lainnya menggunakan kata 'tahun pelajaran' sementara KBBI menggunakan 'tahun ajaran'. Lalu mana yang harus kita ikuti dan yakini kebenaran penulisannya?

Di Kurikulum Merdeka juga ada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kata projek merupakan bentuk tidak baku dari proyek. Idealnya Kemdikbudristek menggunakan kata Proyek alih-alih Projek pada P5 karena KBBI dibuat oleh Badan Bahasa yang ada dibawah Kemdikbudristek.

Meski demikian, hal itu mungkin untuk kepraktisan karena tidak semua orang paham kata baku dalam bahasa Indonesia.

Berkenaan dengan tahun ajaran atau tahun pelajaran, mereka yang berprofesi sebagai tenaga pendidik boleh menulisnya dengan 'tahun pelajaran' mengikuti pedoman dan petunjuk dalam banyak Permendikbudristek yang ditujukan untuk sekolah dan tenaga pendidik.

Namun, kita yang bukan tenaga pendidik harus menulisnya dengan 'tahun ajaran' mengikuti kaidah di KBBI dan EYD V yang bisa kita lihat di situs ejaan.kemdikbud.go.id dan kbbi.kemdikbud.go.id.

Menghindari Head Hopping Saat Membuat Cerita Fiksi

Menghindari Head Hopping Saat Membuat Cerita Fiksi

Kita sebagai pengarang menceritakan perasaan dan sudut pandang beberapa karakter dalam satu adegan.

Head hopping terjadi ketika sebuah cerita atau adegan diceritakan dari sudut pandang satu tokoh, tapi tiba-tiba beralih ke sudut pandang tokoh atau narator yang berbeda. Hal ini terjadi ketika penulis secara tidak sengaja memasukkan pemikiran, pengamatan, atau detail yang tidak mungkin diketahui oleh karakter di PoV saat ini.

Untuk menghindari head hopping dan kontradiksi antar tokoh, JK Rowling mempekerjakan orang yang bertindak sebagai Harry Potter Specialist. 

Harry Potter Specialist bertugas memeriksa detil demi detil karakter antar tokoh dan alur supaya JK Rowling tidak menulis karakter atau jalan cerita yang kontradiktif di novelnya.

Novel Harry Potter juga kita ketahui menggunakan sudut pandang orang ketiga. Pengarang yang menggunakan sudut pandang orang ketiga rentan mengalami head hopping karena mereka berperan sebagai pengamat yang menceritakan banyak karakter, alur, dan sudut pandang dalam cerita.

Selain alur atau plot, head hopping juga terjadi saat pengarang menulis jalan cerita yang tidak sesuai kenyataan. Misal, dia menulis:

Supri berjalan kaki meninggalkan kampungnya di Bandung sejak subuh. Tidak terasa dia sudah sampai di Jakarta pada sore hari.

Jarak Bandung ke Jakarta 150 km dan butuh 23 jam kalau kita jalan kaki untuk sampai ke tujuan. Jadi unsur plausibilitas dalam cerita tidak terpenuhi karena pengarang menulis Supri jalan kaki pada pagi hari dari Bandung ke Jakarta, tapi sore sudah sampai.

Mestinya Supri baru sampai esok paginya. Itupun kalau Supri berjalan kaki tanpa henti tanpa istirahat.

Related: Unsur Plausibilitas dalam Cerita Fiksi

Cerita dengan Sudut Pandang Orang Ketiga

 

Head hopping sering terjadi pada pengarang yang menggunakan sudut pandang orang ketiga karena si pengarang memposisikan dirinya sebagai pengamat. Karena itulah si pengarang menggunakan kata ganti "dia" dan "ia" untuk menggambarkan jalannya cerita dan pemaparan tokoh-tokoh.

Kata "dia" dan "ia" sebetulnya bermakna sama. Pada KBBI "dia" artinya persona tunggal yang dibicarakan. Di KBBI "dia" juga berarti ia.

Sedangkan "ia" berarti orang yang dibicarakan, tidak termasuk pembicara dan kawan bicara. KBBI juga mengartikan "ia" sebagai dia dan benda yang dibicarakan.

Ini berarti "dia" digunakan untuk manusia baik laki-laki dan perempuan. Sedangkan "ia" bisa digunakan selain untuk kata ganti manusia juga kata ganti untuk binatang dan benda.

Untuk menghindari head hopping saat menggunakan sudut pandang orang ketiga, kita bisa membaca ulang beberapa kali cerita itu untuk memastikan tidak ada inkonsistensi dan kontradiksi antar tokoh atau pada alur.

Cara lain adalah dengan membuat outline. Kita tulis dulu siapa saja tokoh yang akan ada di cerita dan bagaimana karakter mereka. Tulis juga bagaimana alurnya dan bagaimana ending yang akan kita buat di cerita itu.

Cerita dengan Sudut Pandang Orang Kedua

 

Gampang saja mengenalinya. Ciri utama cerita yang menggunakan sudut pandang orang kedua adalah si pengarang tidak akan pernah menggunakan kata "aku".

Karya fiksi dengan sudut pandang orang kedua ini banyak ditemukan di puisi dan sajak. Contoh cerita dengan sudut pandang orang kedua:

Kaubisa memandang langit dan melihat dari balik bintang
Disitu ada kilat dan kilau sinar yang menyala
Seperti matamu yang selalu menyala
Dan memeluk bumi dengan dekapan hangat

Cerita dengan sudut pandang orang kedua juga bisa membuat kita melakukan head hopping kalau tergelincir menggunakan kata aku, dia, ia, atau si pengarang tiba-tiba memposisikan diri sebagai pengamat.

Cara menghindari head hopping saat menulis cerita dengan sudut pandang orang kedua adalah konsisten menggunakan kata "kau" dan "kamu". Buatlah kalau kita seolah sedang bercerita kepada satu orang saja dan tidak membicarakan diri kita sama sekali.

Cerita dengan Sudut Pandang Orang Pertama

 

Membuat cerita dengan sudut pandang orang pertama bisa dibilang paling gampang karena kita memposisikan diri sebagai tokoh utama. 

Banyak novel best-seller dunia yang menggunakan sudut pandang orang pertama. Head hopping saat menggunakan sudut pandang orang pertama minim terjadi karena pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh utama sehingga minim terjadi lompatan karakter.

Namun, bukan berarti head hopping tidak bisa terjadi sama sekali. Head hopping bisa terjadi kalau pengarang menceritakan terlalu banyak alur dan karakter antar tokohnya mirip sehingga pembaca susah membedakan mana tokoh A, mana tokoh B, dan seterusnya.

Cara menghindari head hopping saat menulis cerita menggunakan sudut pandang orang pertama adalah dengan konsisten menceritakan kisah hanya dari pandangan dan pikiran tokoh utama.

Apa Itu Ghostwriter?

Apa Itu Ghostwriter?

Penulisan yang benar adalah ghostwriter, bukan ghost writer, sesuai yang tercantum dalam kamus Merriam-Webster, Cambridge, dan Oxford.

Kalau kita mau mencari makna dari istilah asing, kamus Merriam-Webster, Cambridge, dan Oxford adalah pilihan yang tepercaya. Ketiga kamus ini juga memuat istilah-istilah kekinian sesuai perkembangan zaman.

Ketiganya merupakan kamus terpercaya yang digunakan di AS dan Inggris Raya.

Ghostwriter adalah istilah di dunia penulisan yang berarti penulis bayangan. Kalau penulisannya dipisah jadi ghost writer maka artinya penulis hantu yang maknanya  berarti orang yang menulis tentang hantu dan makhluk halus.

Dilihat sekilas arti ghostwriter dan ghost writer memang sama-sama penulis hantu. Bedanya, ghostwriter sengaja diminta jadi "hantu" tidak dikenal dan diminta untuk tidak nyata.

Apa Itu Ghostwriter?

 

Ghostwriter adalah orang yang membantu menulis dan mengarang buku, pidato, dan naskah untuk orang yang tidak bisa menulis atau tidak punya waktu untuk menulis. Dia bisa membantu sedari awal atau dipertengahan sampai akhir saja.

Misal, kita punya ide dan ingin membuat novel dari ide itu. Namun, ternyata susah sekali menuangkan ide ke dalam tulisan. Belum lagi mencari waktu buat nulis. Pagi sampai sore sibuk kerja, malam istirahat, kapan nulisnya? Padahal ide di kepala sudah meronta-ronta ingin dikeluarkan.

Kita beri ide itu ke ghostwriter maka dia akan menulis ide itu menjadi sebuah novel yang ciamik. Kadang-kadang ghostwriter juga memberi masukan apakah satu ide bisa dibuat jadi novel, memoar, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, atau malah karya nonfiksi.

Walaupun sebuah buku ditulis secara penuh dari awal sampai akhir oleh seorang ghostwriter, tapi namanya tidak akan tercantum di bagian mana pun dalam buku itu. Nama yang tercantum adalah nama si peminta bantuan. 

Pun nama sang ghostwriter juga tidak akan tercantum sebagai editor (penyunting) walau dia juga mengedit naskah itu-selain menulisnya.

Itulah mengapa seorang ghostwriter tidak bisa mengklaim sebuah karya sebagai buatannya, kecuali dia bisa menunjukkan bukti (misal ada surat perjanjian atau kwitansi) yang menyebut namanya sebagai penulis/pengarang asli dari sebuah karya tulis.

Semua ghostwriter memang tidak pernah menyebut buku apa saja yang pernah mereka tulis dari ghostwriting. Pun tidak pernah menyebut siapa saja klien mereka kalau tidak untuk urusan hukum dan urusan mendesak lainnya.

Urusan kerahasiaan termasuk dalam klausul kontrak kerja ghostwriter dengan orang yang memakai jasanya. Termasuk dalam kerahasiaan, ghostwriter dilarang membicarakan dan menyebarluaskan apa yang sedang ditulisnya.

Ghostwriter Terkemuka Dunia


Barbara Feinman pernah menulis memoar untuk Hillary Clinton yang berjudul It Takes a Village yang laris di pasar Amerika. Tidak pernah ada yang tahu kalau memoar Hillary Clinton ternyata tidak ditulis olehnya. Wartawan Washington Post kemudian mengungkap rahasia kalau memoar itu ternyata ternyata ditulis oleh Barbara Feinman.

Ada juga nama J.R Moehringer yang menulis memoar berjudul Spare milik Pangeran Harry. Moeringer seorang jurnalis penerima hadiah Pulitzer, maka tidak heran kalau dia jadi ghostwriter dengan bayaran termahal di dunia.

Dari dalam negeri ada Yusril Ihza Mahendra dan Thomas Lembong yang dikenal sebagai ghostwriter yang telah menulis ratusan naskah pidato bagi mantan presiden SBY dan Jokowi.

Seorang presiden tentu tidak punya waktu untuk menulis sendiri pidatonya, kecuali pidato singkat untuk pembukaan acara atau peresmian kenegaraan. 

Presiden Indonesia yang dikenal sering berpidato panjang di forum resmi tanpa teks adalah Soekarno.

Beda Ghostwriter dengan Editor

 

Editor (penyunting), sesuai namanya, hanya bertugas menyunting sesuai kaidah bahasa dan tujuan penulisan supaya naskah lebih enak dibaca sesuai target pembacanya.

Sedangkan ghostwriter membuat dari awal sampai akhir, mengedit, mengubah, membetulkan, dan memahami bahan tulisan sampai dia menguasai seluruh isi naskah yang ditulisnya.

Berapa Bayaran Ghostwriter?

 

Di Indonesia belum ada ketentuan, saran, aturan, dan panduan berapa bayaran untuk ghostwriter dan penulis lainnya,  jadi upah ditentukan berdasarkan kesepakatan atau tergantung upah yang berlaku umum di kalangan penulis.

Misal, penulis online (fiksi dan nonfiksi) dibayar Rp10.000-Rp15.000 per 1000 kata. Penulis cerpen di media cetak bisa menerima Rp100rb-Rp150rb kalau cerpennya dimuat.

Kalau mengacu pada bayaran naskah beli-putus di penerbit mayor, ghostwriter bisa dibayar sampai Rp5 juta per buku atau per 200 halaman.

Ghostwriter terkemuka dan berpengalaman tentu bayarannya lebih dari itu. Pun ghostwriter mandiri bisa dibayar kurang dari angka tersebut.

Apakah Ghostwriter Membantu Menerbitkan Buku?

 

Tergantung. Kalau ghostwriter itu bekerja di penerbitan atau bekerja sama dengan penerbitan buku maka dia juga bisa memasukkan naskah untuk diterbitkan. 

Namun, kalau ghostwriter itu bekerja mandiri atau freelancer, maka dia hanya menuliskan naskah dan tidak bertanggungjawab apakah buku itu diterima penerbit atau tidak. Ghostwriter juga tidak bertanggungjawab kalau buku itu diterima penerbit, tapi tidak laku di pasaran.

Ghostwriter adalah penulis bayangan, bukan penjual atau tenaga pemasaran.

Siapa yang Bisa Jadi Ghostwriter?

 

Kebanyakan ghostwriter di dunia berprofesi sebagai wartawan (jurnalis) karena mereka sudah biasa menulis dari sudut pandang populer. Sebagian lagi berasal dari profesional diberbagai bidang, misal bidang hukum, penyiaran, agama, sosial-budaya, atau sains.

Meski tidak berprofesi sebagai wartawan atau profesional, semua orang bisa jadi ghostwriter asal senang menulis, mengerti kaidah dan tata bahasa, serta berpikiran terbuka. 

Berpikiran terbuka alias open-minded ini penting sebab ghostwriter akan membantu orang dari berbagai latar belakang bahkan mungkin yang nyeleneh dan ekstrem sekalipun.

Punya pikiran yang terbuka akan membuat ghostwriter menghasilkan karya sesuai jati diri orang yang namanya tertulis sebagai pengarang/penulis, bukan jati diri dan ciri khas si ghostwriter.

Ghostwriter juga harus banyak membaca untuk memperkaya wawasan dan memperdalam sudut pandang.

Cara Menulis Angka dan Bilangan dengan Numeralia

Cara Menulis Angka dan Bilangan dengan Numeralia

Numeralia atau kata bilangan adalah kelas kata yang menjelaskan tentang jumlah dan urutan. Numeralia terbagi jadi tiga, yaitu numeralia tentu, numeralia tak tentu, dan kata bantu bilangan. 

Saat kita membuat tulisan formal seperti cerpen, artikel, novel, atau jurnal ilmiah, angka dan bilangan tidak bisa ditulis sesukanya, melainkan harus sesuai kaidah bahasa Indonesia. Penulisan angka bisa kita pelajari di situs ejaan.kemdikbud.go.id di bagian Angka dan Bilangan.

Related: Bangga Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO

Berikut jenis-jenis numeralia atau kata bilangan:

Numeralia Tentu

 

Numeralia tentu, disebut juga dengan takrif, adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah. Numeralia Tentu terbagi lagi jadi numeralia utama dan numeralia tingkat.

1. Numeralia Utama merupakan kata bilangan yang mengacu pada bilangan utuh. Contohnya 1 (satu), 2 (dua), 3 (tiga), 10 (sepuluh), dan 100 (seratus).

2. Numeralia Tingkat adalah adalah jenis kata bilangan yang melambangkan urutan jumlah atau tingkatan tertentu. Cirinya ada struktur ke+ numerik yaitu kesatu, kedua, kelima, keseratus, keseribu dll.

Numeralia Tak Tentu


Numeralia tak tentu disebut juga dengan tak takrif, adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah sesuatu yang tidak mutlak dan memiliki satuan yang tidak tentu. 

Numeralia tak tentu digunakan untuk menyebutkan benda yang jumlahnya tidak bisa dihitung secara pasti, seperti gula, nasi, air, minyak goreng, dan lainnya. Contohnya sedikit air, setetes minyak goreng, sesendok nasi, seember air dll.

Kata Bantu Bilangan 

 

Kata bantu bilangan kata pelengkap yang berfungsi membentuk satuan objek. Kata bantu bilangan digunakan di awal kata benda yang memberikan arti kata satuan misalnya sehelai, sebatang, sebuah, sepucuk, sepotong.

"Nanik mengeposkan sepucuk surat untuk ayahnya di Kudus." Kata sepucuk merupakan kata bantu bilangan yang menunjukkan jumlah satu surat.

Penulisan numeralia yang mesti kita terapkan saat menulis cara singkat dan mudahnya adalah sebagai berikut.

1. Satu Angka Ditulis dengan Huruf 

Angka 1-10 yang cuma terdiri dari satu bilangan dan penulisannya dalam satu kata tetap ditulis dengan angka. Contohnya:

  • Hari ini siswa yang masuk sekolah hanya sepuluh orang karena yang lainnya kebanjiran.
  • Ibu membeli empat kilogram duku di pasar.
  • Angka sembilan dipercaya sebagai angka keberuntungan bagi orang Tionghoa.

2. Dua Angka atau Lebih Ditulis dengan Angka

Numeralia dua angka atau lebih selalu ditulis dengan angka. Sementara itu, angka 10 walaupun terdiri dari dua angka, tapi penulisannya bisa dengan satu kata saja (sepuluh), maka tetap ditulis dengan huruf.

Contoh dua angka atau lebih ditulis dengan angka:

  • Kakek punya 14 pasang sandal.
  • Ferguso memberikan 235 tangkai bunga mawar kepada Esmeralda.

3. Angka pada Awal Kalimat

Numeralia diawal kalimat harus ditulis dengan huruf.

  • Dua puluh tiga orang keracunan makanan di pesta pernikahan.
  • Enam orang selamat dari bencana tanah longsor.

Kalau angka di depan kalimat lebih dari dua bilangan maka penulisannya harus diubah supaya penulisan angkanya tidak diawal kalimat. Contoh:

142 spesies tanaman telah ditemukan di hutan hujan Sumatra.
DIubah jadi:
Di hutan hujan Sumatra telah ditemukan 142 spesies tanaman.
 
4. Ditulis Bersamaan dengan Angka dan Huruf

Saat menulis angka dalam jumlah besar kita bisa menulisnya secara bersamaan dengan huruf dan angka. Biasanya kita gunakan saat menulis harga atau nilai. Contoh:

  • Bapak membeli mobil itu seharga Rp800.000.000.
  • Bapak membeli mobil itu seharga 800 juta rupiah. 

Penulisan rupiah dengan Rp sebelum angka tidak diberi spasi untuk menghindari manipulasi penambahan angka setelah Rp.

4. Pecahan

Pecahan dapat ditulis dengan huruf dan angka. Penulisan yang baku untuk 1/3 adalah satu pertiga atau sepertiga. Begitu juga dengan 1/4 ditulis dengan satu perempat atau seperempat. Contoh lainnya:

  • 2/3 ditulis dengan dua pertiga
  • 3/4 ditulis dengan tiga perempat

Berdasarkan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Edisi Kelima, penulisan per- yang menunjukkan bilangan ditulis serangkai dengan bilangan penyebut yang mengikutinya.

5. Bilangan Tingkat

Bilangan tingkat adalah kata yang melambangkan urutan jumlah atau tingkatan sesuatu dan membantu kita menggambarkan urutan atau posisi suatu objek atau konsep dalam suatu rangkaian.

Bilangan tingkat biasanya ditandai dengan struktur ke- seperti kesatu atau boleh ditulis juga dengan pertama, ketiga, ketujuh dan seterusnya. Dalam penulisan, struktur ke- bisa kita ejawantahkan dalam penulisan seperti hari pertama, buku kedua, atau anak ketiga.

Sementara itu, penulisan tahun seperti “abad ke-20” dapat divariasikan dengan abad XX dan abad kedua puluh. Saat menggunakan angka Romawi, kita tidak perlu menyertakan “ke-”.

***

Kalau kita baca teori penulisan numeralia rasanya sulit. Namun, kalau kita praktikkan langsung saat menulis pasti mudah. Lama-lama kita jadi terbiasa dan tidak bingung lagi menulis numeralia atau kata bilangan.

Riset Keyword Gagal Jadi Konten Evergreen

Riset Keyword Gagal Jadi Konten Evergreen

Semua narablog alias blogger pasti tahu kalau riset kata kunci alias keyword research itu salah satu koentji yang bikin blog kita muncul di halaman pertama dan berpotensi besar untuk diklik.

Konon, blogger yang menulis tanpa melakukan riset kata kunci jangan harap blognya dikunjungi pembaca.

Blog yang tanpa pembaca katanya bakal sulit di-monetize karena penyedia iklan seperti AdSense, OptAd, ADOP, Adsterra, dan lain-lain hanya membayar jika iklan mereka di blog tayang dan diklik puluhan ribu bahkan ratusan ribu kali dalam sebulan.

Jumlah tayangan dan klik iklan sebesar itu hanya bisa didapat oleh blog ber-niche populer seperti edukasi, kesehatan, asuransi, keuangan, wisata, dan kuliner.
 
Gampang juga diraih oleh blog publik seperti Terminal Mojok, Kompasiana, dan IDN Times dengan ratusan ribu organic traffic dan unique pageviews per bulannya.

Bagi blog baru, amatir, dan tidak punya niche (topik khusus) seperti emperbaca.com, iklan tetap bisa tampil di blog. Namun, pendapatannya tidak sebesar blog niche
 
Kalaupun sebuah blog ramai dikunjungi, iklan juga belum tentu tayang karena pengunjung memakai adblocker yang menghalangi munculnya iklan di peramban (browser) mereka.

Saya pernah baca blog milik beberapa blogger yang nampaknya sudah gajian jutaan dari monetisasi blognya. Mereka bilang nulis tanpa riset keyword itu sia-sia dan bakal menenggelamkan blog kita ke halaman paling bawah di mesin pencari. SYEREM!


Apa Gunanya Riset Keyword?


Kata para narablog profesional yang berpenghasilan jutaan rupiah dari blognya, riset keyword gunanya supaya kita gak asal nulis buat ngisi blog. 

Misal, kita mau nulis: cara merawat anak kucing baru lahir. Kita lihat bagaimana persaingan di kata kunci tersebut. Berapa banyak orang yang mencari kata kunci itu tiap bulannya di mesin pencari. Dan, masih banyak lagi indikator yang akan memberi gambaran apakah suatu kata kunci bisa jadi artikel yang mejeng di halaman satu Google atau tidak.

Kalau artikel kita ada di page one Google, berarti kesempatan orang mampir ke blog itu makin BESAR karena tidak ada orang yang mau capek mencari sampai ke halaman-halaman berikutnya. Maka memastikan artikel kita ada di halaman 1 Google adalah satu langkah terdepan bila ingin menghasilkan uang dari blog.

Ozy Vebry Alandika, peraih Best in Specific Interest di Kompasiana Awards sekaligus blogger pendidikan di gurupenyemangat.com pernah memberitahu saya cara riset keyword supaya artikel cepat nangkring di halaman pertama Google.

Riset keyword ternyata mudah! Tapi, ternyata membuat mood menulis saya turun drastis karena bila keyword yang ingin tulis tidak punya search volume yang rendah dan lain-lainnya, saya harus mencari ide keyword lain. 
 
Kelamaan nyari kata kunci yang mau dibuat artikel bikin capek dan akhirnya hilang ide lalu jadi malas nulis.
 
Lebih dari itu, sebagian blogger lupa kalau keyword research hanya berguna buat blog niche, bukan blog gado-gado. 
 

Mood Menulis

 

Saya pernah riset keyword untuk kata kunci: metaverse dan multiverse karena tersentil oleh anak Twitter (sekarang X) yang ngetwit kalau mendengar kata metaverse, dia jadi ingat Doctor Strange. Padahal yang ada di Doctor Strange adalah multiverse.

Berdasarkan data dari Ubersuggest, keyword itu, "Gak banget, deh, mending nulis yang lain aja," tapi saya tetap nulis walau tahu tidak bakal dapat trafik dari mesin pencari manapun.

Selain dapat ide dari Twitter, tujuan utama saya waktu menulis metaverse dan multiverse adalah mengedukasi keluarga besar yang menganggap NFT, Criptocurrency, dan semua yang ada di internet dalam bentuk metaverse haram diperdagangkan karena tidak ada wujudnya. 

Kasihan sekali keluarga besar saya bila tidak mengikuti kemajuan zaman hanya karena terkungkung oleh pemahaman agama yang sempit. 

Islam itu sendiri, pada Al-Qur'an dan Hadis serta riwayat para khulafaur rasyidin, banyak menyuratkan kita untuk maju, bukan melihat ke belakang. Yang dilihat perangnya terus, kafir melulu, bid'ah forever, dan haram always, sementara kemajuan ilmu pengetahuan yang dicapai para ilmuwan muslim tidak ditiru.

Lalu, kenapa menulis perlu mood? Kan, tinggal nulis aja gitu, apa susahnya ngetik? Mood (suasana hati) gampang dibangun, tapi juga bisa cepat hilang dalam satu kedipan mata. Jadi, bila sudah ada mood menulis, sebaiknya dijaga supaya tetap fokus pada apa yang mau ditulis dan menghasilkan tulisan bagus.  

Tujuan Ngeblog


Kalau gak pake riset keyword nyungsep, lho! Artikel-artikelnya gak ada yang nangkring di halaman 1 Google. Nanti Adsensenya gak payout karena nulis artikel yang CPC-nya nol terus.

Kembali ke tujuan kita ngeblog. Kalau tujuan awal kita ngeblog untuk nulis sambil cari duit, maka riset keyword WAJIB dilakukan. Makin banyak artikel kita yang muncul di halaman satu Google (dan mesin pencari  lain), makin besar kita dapat trafik. Makin banyak trafik maka blog kita makin bernilai seiring dengan naiknya domain authority dan page authority.
 

Saya sendiri punya blog di Blogspot sudah lama banget, jadi tinggal nerusin saja. Dulu belum tahu (tidak mau tahu) soal riset keyword, SEO on-page, template blog yang mobile friendly dll. Bahkan saya sempat meninggalkan Blogspot dan beli hosting sendiri supaya bebas mengkreasikan tampilan blog.

Buat saya ngeblog itu mengasah bakat menulis yang muncul sejak kelas 3 SD. Ngeblog juga mewujudkan cita-cita masa kecil ingin punya penerbitan majalah sendiri. Waktu itu saya melihat yang bekerja di media massa, terutama wartawan, adalah orang yang keren karena mereka pintar, cerdas, serba tahu, dan kenal banyak orang.

Ternyata setelah mengalami sendiri jadi wartawan, rasanya melelahkan. Lalu resign setahun kemudian.

Walaupun kita ngeblog bukan berdasar money oriented, setidaknya pakailah template yang SEO friendly. Template emperbaca.com ini skor SEO-nya 61. Cuma, SEO on-page-nya berantakan dan tidak pakai riset keyword, jadi saldo Adsensenya juga belum cukup buat jajan cilok.

Perbarui Konten Secara Rutin


Rutin disini maksudnya tiap hari, ya, bukan sebulan sekali. Sesuai namanya, salah satu ciri weblog adalah keterbaruan konten yang lebih cepat dari website milik Pemda.

Walau kita tidak melakukan riset keyword dan menulis dengan teknik SEO on-page, makin rajin kita posting artikel (yang berkualitas), makin besar peluang kita nongol di Google, minimal di halaman 5-10. 

Artikel berkualitas, adalah artikel yang:

1. Ditulis dengan disertai riset data atau riset pustaka. 
Kalau kamu curhat punya bestie toxic, maka sertakan info apa efek negatif punya bestie yang toxic. Sertakan sumber dari mana info itu didapat atau pasang sebagai link aktif di dalam artikel. 

2. Lengkap. Kalau kamu punya pengalaman pribadi yang berhubungan dengan topik yang ditulis, sertakan pengalaman itu. Secukupnya aja, gak usah jadi biografi. Pengalaman orang lain juga boleh.

Tulis artikel selengkap-lengkapnya dan sedetail-detailnya. Walau orang Indonesia gak suka baca  yang panjang-panjang, tapi Google suka artikel panjang karena dianggap lengkap. Kita perlu mengikuti Google karena pembaca kita nanti akan lebih banyak berasal dari Google.

3. Mematuhi ketentuan jumlah kata. Jumlah kata yang disarankan dalam sebuah artikel minimal 300-500 kata, tapi banyak blogger Indonesia yang menyarankan kita menulis mininal 800-1000 kata supaya mudah terbaca robot Google yang melakukan indexing ke blog kita.

Kalau kamu menganggap dengan 500 kata saja informasi diartikelmu sudah lengkap, ya sudah. Tidak perlu diperpanjang sampai 1000 kata karena malah bikin artikelmu jadi ngalor-ngidul gajelas.

Konten Evergreen di Blog Gado-gado


Selama tiga bulan emperbaca.com mengudara, saya banyak membaca blog yang SEO banget dengan taksiran penghasilan minimal Rp1,8jt per bulan. 

(FYI: upah blogger dari AdSense jauh lebih kecil dibanding YouTuber, by the way)

Dari situ saya berkesimpulan bahwa jenis konten seperti emperbaca.com ini termasuk blog dengan konten evergreen.

Blog dengan konten evergeen adalah blog yang konten-kontennya tidak lekang dimakan waktu walau tanggal postingnya sudah lama. Isi dari artikel evergreen relevan dibaca kapan saja, bahkan bertahun-tahun mendatang karena topik yang dibahas tidak mengikuti isu dan tren yang sedang populer.

Blog evergreen biasanya tidak punya niche (topik khusus) alias isinya gado-gado. Meski begitu, blog dengan konten evergreen bisa saja punya niche, misal blog musik, blog teater, atau blog pertanian. 

Blog evergreen yang punya satu niche bahkan amat mudah di-monetize. Para advertiser yang pasang iklan di Google Ads, Facebook, dll senang pada blog yang fokus pada niche tertentu ketimbang blog gado-gado yang hari ini bahas musik, besoknya bahas minyak goreng mahal.

***

Last but not least, pakai riset keyword atau tidak, blog di-monetize atau tidak, ada yang baca atau tidak, tetaplah menulis. Menulis bisa mencegah kita pikun. Juga mencegah kita dari perbuatan ghibah di medsos. Pun membuat kita bahagia karena menulis bisa jadi tempat mencurahkan isi hati walau pakai bahasa campur-campur ala keminggris.
Blog Gado-gado Selalu Punya Domain Authority Rendah?

Blog Gado-gado Selalu Punya Domain Authority Rendah?

Istilah blog gado-gado disematkan kepada blog yang tidak punya niche (topik khusus). Umumnya, sebuah blog hanya punya 1-4 saja topik yang dibahas. Misal, pendidikan saja atau gaya hidup dan pendidikan, atau parenting, gaya hidup, pendidikan, dan kesehatan.

Blog dengan niche biasanya dapat pengunjung lebih berlimpah daripada blog gado-gado karena di sanalah terdapat sumber informasi utama yang diinginkan pengunjung. Dari pengunjung yang berlimpah itulah blog niche dapat uang dari iklan yang dipasang di blog, content placement, dan berpeluang besar menang blog competition.

Penyelenggara lomba menulis di blog (blog competition) biasanya mensyaratkan domain authority (DA) minimal 15.

Sementara itu, blog tanpa niche sering dianggap punya domain authority rendah karena isi blognya terlalu beragam. 

Banyak blogger menganggap isi yang terlalu beragam membuat blog tidak bisa memberi informasi spesifik yang dibutuhkan pengunjung sehingga mesin pencari tidak mengutamakan blog itu tampil di halaman depan.

Domain Authority

Makin tinggi domain authority (DA) sebuah blog berarti makin populer blog itu di internet. SEO off-page dan tautan (link) yang mengarah ke blog adalah faktor yang paling mempengaruhi besarnya domain authority sebuah blog.

Namun, untuk mendapat domain authority tinggi, tautan yang mengarah ke blog kita haruslah dari situs atau blog yang domain authority-nya tinggi. Kalau link yang mengarah ke blog kita asalnya dari situs/blog berdomain rendah dan berulang kali, link itu akan dianggap spam dan membuat blog kita terseret jadi jelek.

Page Authority

Kemudian ada page authority. Page authority (PA) digunakan sebagai tolok ukur seberkualitas apa artikel-artikel dalam blog. Makin tinggi page authority sebuah blog berarti artikel-artikel dalam blog itu terpercaya, kredibel, dan tidak mengandung hoax (berita bohong).

Ada blog yang page authority-nya tinggi karena artikelnya sering muncul di halaman pertama mesin pencari (terutama Google), tapi domain authority-nya rendah. Artinya, blog itu sering muncul di halaman satu Google, tapi tidak populer di internet.

Kalau sering muncul di halaman pertama mesin pencari mestinya blog itu populer, dong?

Sering muncul tidak berarti diklik. Sudah diklik pun belum tentu dibaca. Bisa saja pengunjung mengklik, melihat halamannya untuk tiga detik, lalu langsung keluar tanpa membacanya sama sekali.

Kalau SEO off-page mempengaruhi domain authority, maka yang mempengaruhi page authority adalah SEO on-page alias konstruksi artikel dan cara menulis kita di blog dengan judul dan isi artikel yang mengandung keyword dan lainnya.

Manusia Dibalik Mesin Pencari

Domain authority dan page authority ini sebetulnya bikinan situs pemeringkat Moz, bukan Google. Jadi pengaruhnya tidak signifikan terhadap kemunculan blog di halaman pertama Google.

Namun, beberapa pemberi content placement dan penyelenggara lomba menulis blog menginginkan DA-PA sebagai tolok ukur suatu blog. Blogger pun jadi mengandalkan DA-PA untuk mempromosikan blognya.

Meski begitu, dibalik mesin pencari Google, Bing, dan lainnya ada manusia. Mesin pencari hanyalah kecerdasan buatan yang diprogram sesuai algoritma populer, dibelakangnya tetap ada manusia yang memprogram kecerdasan itu.

Programer itulah yang mengatur supaya artikel yang orisinal dan betul-betul dibuat manusialah yang muncul di mesin pencari.

Terbukti, emperbaca.com punya page authority 34. Page authority 34 menandakan bahwa di mata robot mesin pencari emperbaca.com terpercaya, kredibel, dan anti-hoaks 

Bagaimana Nasib Blog Gado-gado?

Blog gado-gado selalu punya tempat di belantara internet sebab selalu ada orang yang suka membaca dan butuh informasi lengkap tentang banyak hal. Ada orang yang lelah dengan YouTube dan TikTok lalu mencari blog untuk dibaca.

Lagipula kalau semua blogger cuma menulis dengan satu niche demi mendapat blog, cakupan orang yang tercerahkan juga lebih sedikit.

Mengutip kata novelis Dee Lestari, "Menulis itu lebih kepada bentuk pemuasan batin." Blog gado-gado adalah bentuk pemuasan batin orang yang suka menulis dan membaca.

Google dan mesin pencari lainnya juga menghargai pemuasan batin ini. Mereka menghargai artikel yang dibuat sungguh-sungguh yang lahir dari orisinalitas penulisnya.