Data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan kalau jumlah uang yang ditabung satu rumah tangga berkurang rata-rata jadi sekitar Rp4 jutaan.
BPJS juga mengungkap kalau pekerja yang mencairkan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) tahun 2024 naik jadi 52.000 klaim. Kebanyakan klaim itu dari industri tekstil, garmen, dan alas kaki.
Pegadaian juga mencatat omset senilai Rp118 triliun pada semester satu tahun 2024, naik sebesar 21,2% dari periode sama tahun kemarin (year on year). Ini berarti makin banyak orang yang menggadaikan barangnya ke Pegadaian.
Sementara itu data BPS menunjukkan jumlah kelas menengah turun sebanyak 9,48 juta orang. Turunnya jumlah kelas menengah ini karena pendapatan mereka menurun yang berakibat pengeluarannya juga turun.
Turunnya jumlah kelas menengah bisa bikin ekonomi negara lesu karena merekalah yang paling banyak belanja di dalam negeri.
Dari data diatas bisa dibilang ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Jangan lihat kemacetan orang yang berlibur, jangan lihat orang yang mengantre boneka Labubu dari subuh, dan jangan lihat berapa mahal harga tiket Bruno Mars yang ludes terjual.
Itu terjadi di kelas atas yang pengeluarannya per bulan diatas Rp9,9 juta per bulan Mereka tidak terpengaruh oleh kondisi apa pun karena pendapatannya diatas rata-rata orang kebanyakan.
Lihatnya bahwa sedang terjadi banyak PHK yang menyebabkan pendapatan orang berkurang, toko-toko sepi, dan makin banyak orang yang menggadaikan barangnya untuk bertahan hidup.
Apa kita termasuk kelas menengah yang turun kelas karena pengeluaran banyak, tapi pendapatan sedikit?
Cara biar pengeluaran kita tidak makin banyak adalah dengan lebih banyak berada di rumah. Kita harus cari cara menghemat pengeluaran dengan betah di rumah.
1. Beli Buku dan Bacaan
Beli buku termasuk hemat karena bisa dibaca kapan saja dan berulangkali. Membaca juga bikin otak kita lebih terasah dan mampu berpikir lebih jernih.
Related: Banyak Baca Banyak Tahu Tidak Baca Sok Tahu
Otak yang berpikir jernih tidak bikin kita mudah putus asa dan bisa mencari jalan keluar atas bermacam masalah.
Sebagai permulaan belilah komik lucu atau kumpulan cerpen. Beli dari pengarang yang sudah terkenal supaya isinya tidak mengecewakan. Kalau mau coba beli dari pengarang yang tidak terkenal, belilah di Gramedia atau Gunung Agung.
Ini bukan promosi. Semua buku yang dijual di Gunung atau Gramedia ditulis, disusun, dan disunting lebih baik jadi enak dibaca.
Kalau mau lebih hemat tulis sendiri cerpen atau puisi, lalu terbitkan di blog publik seperti Kompasiana, Medium, atau Terminal Mojok
2. Nonton TV
Layanan TV Digital sekarang sudah beragam. Ada siaran langsung Timnas sepakbola, acara masak, berita, hiburan, edukasi, tayangan anak, dll.
Manfaatkan nonton TV sebagai hiburan di rumah supaya kita tidak perlu ke bioskop. Kalau kita nonton ke bioskop biasanya ada makanan, minuman, dan printilan lain yang kita beli. Alhasil malah jadi boros.
Kalau memang suka nonton langganan saja streaming film. Dengan biaya Rp50.000-Rp100.000 kita bisa nonton banyak film. Nonton streaming film lebih hemat daripada ke bioskop. Yang penting jangan nonton film bajakan.
3. Kurangi Buka Instagram dan Status WhatsApp
Instagram isinya kebanyakan flexing (pamer) dan segala yang berbau kebahagiaan dan kemewahan. Itu tidak bagus buat kesehatan mental karena mencetus kita jadi iri dan ingin seperti mereka.
Melihat status WhatsApp orang lain juga bisa bikin kita iri dan membandingkan hidup kita dengan mereka. Padahal yang terlihat di layar belum tentu sama dengan kenyataan.
Makin sering melihat makin kita merasa, "Kok saya cuma di rumah aja, ya. Enak mereka tiap hari keluar rumah, ke mana-mana, ikut ini-itu ..."
Jadinya kesehatan mental kita terganggu padahal kita sedang hemat pengeluaran dengan betah di rumah.
4. Lakukan Hobi
Mumpung di rumah kita bisa melakukan hobi masak, berkebun, menulis, olahraga, main gitar, bahkan ngelamun dan rebahan. Bisa juga mempelajari keterampilan atau menekuni hobi lain dari tutorial YouTube.
Siapa tahu dari hobi itu kita bisa dapat duit dengan menjual barang, jasa, dan keahlian.
5. Singkirkan Baju dan Barang Bekas
Bongkar lemari dan singkirkan baju-baju yang sudah bertahun-tahun tidak dipakai. Singkirkan juga barang elektronik yang sudah rusak dan barang-barang yang sudah tidak dipakai.
Baju dan barang bekas itu bisa dijual ke tukang loak atau dijual sebagai barang preloved di marketplace. Selain rumah jadi bersih dan sehat, kita bisa dapat uang. Hemat pengeluaran dengan betah di rumah jadi lebih menguntungkan.
6. Bikin Konten di Rumah
Apa pun yang kita kerjakan di rumah bisa jadi konten. Misal kita sedang masak, bikin sarapan, menanam pohon, membersihkan rumah, menyanyi, bahkan bisa saja kita curhat kalau sedang hemat pengeluaran dengan betah di rumah.
Konten yang seperti itu dinamakan IRL (in real life) dan banyak orang yang suka nonton konten IRL. Bisa juga bikin Live saat kita sedang beraktivitas di rumah.
7. Ngobrol sama Tetangga
Ngobrol bisa bikin kita gak merasa kesepian. Kalau ada tetangga lewat depan rumah sapalah dengan ramah. Kalau mereka kelihatan sedang ada waktu luang ajaklah ngobrol.
Tidak perlu ngobrol berat, cukup tanya kabar diri dan keluarganya. Nanti obrolan akan mengalir alami dengan sendirinya. Ngobrol bisa mengakrabkan kita dengan tetangga yang tadinya kurang akrab jadi lebih akrab.
8. Gak Usah FOMO
FOMO (fear of missing out) adalah takut ketinggalan tren yang sedang viral. Biasanya terjadi pada remaja dan mahasiswa. FOMO terjadi karena orang takut diledek kuper (kurang pergaulan), kuatir dibilang ketinggalan, cemas dibilang gak punya duit, dan lain sebagainya.
Related: FOMO dan JOMO Ketakutan dan Kegembiraan Atas Tren Sosial
Menghindari FOMO bisa membuat kita hemat dan terhindar dari boros karena membeli barang dan makanan yang sebetulnya tidak perlu.
***
Hemat pengeluaran dengan betah di rumah bukan berarti kita harus terus ada di rumah. Kita tetap harus sekolah, kuliah, dan bekerja seperti biasa, tapi kurangi belanja dan beli barang atau jasa yang tidak perlu-perlu amat.
Lebih baik menabung daripada mengikuti tren gaya hidup yang sebenarnya tidak kita perlukan. Kalau sudah berkeluarga, menghemat pengeluaran dengan betah di rumah bisa membuat bonding antar anggota keluarga lebih erat.
0 komentar
Posting Komentar