8 Karakter Pengendara Motor dan Mobil di Jalan, Nomor 7 Bikin Ngakak!

8 Karakter Pengendara Motor dan Mobil di Jalan, Nomor 7 Bikin Ngakak!

Beda kepala sudah pasti beda pikiran juga, walau rambut sama hitam. Demikian juga cara seseorang mengemudi tidak bisa diseragamkan, ada yang ugal-ugalan, ada yang tertib, dan ada yang penakut.
 
Apa pun karaktermu dalam mengemudi, yang penting paham rambu dan marka, juga patuhi etika dan aturan di jalan raya.

Karakter pengendara

Berikut tipe dan karakter pengendara yang biasa kita temui di jalanan.

1. Si Mahal

 

Ini tipe pengendara paling percaya diri di jalan karena harga kendaran mereka yang mentereng dibanding mobil LCGC (low cost green car) dan city car. Karena paling percaya diri mereka juga yang paling sering menyalip sembarangan dan mengagetkan pengendara lain.

Biasanya yang terlalu percaya diri sampai terkesan belagu adalah pengendara kendaraan menengah seperti Fortuner, Pajero Sport, atau motor NMax.

Pengendara mobil premium seperti Mercy S Class, Land Cruiser, BMW Seri 7 justru lebih kalem walau harga mobil mereka lebih mahal. Pengendara mobil-mobil mewah ini biasanya suka menyalip-nyalip dan ngebut hanya kalau sedang berada di jalan tol.

2. Si Pengalah

 

Si Pengalah mengalah bukan karena kalah. Dia memilih mengalah karena sudah lelah dan tidak mau mencari masalah. 

Karakter pengendara motor dan mobil ini tetap mengemudi sesuai aturan. Kalau perlu kencang, dia akan jalan kencang. Kalau perlu menyalip, dia akan menyalip sesuai aturan. 

Si Pengalah tidak pernah merasa diburu-buru dalam berkendara walau dia sudah terlambat ke tujuan. Dia tetap senang hati mengalah walau berada di jalan yang benar.

3. Si Naik Darah

 

Gampang marah bila ada kendaraan lain yang menyalipnya meski itu salipan wajar dan sesuai aturan. Si Naik Darah juga mudah terpancing untuk ugal-ugalan di jalan bila ada pengendara lain yang memanasinya untuk balapan.

Aturan menyalip menurut UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya (UULLAJR).

1. Pasal 109 UULLAJR menjelaskan: kendaraan yang akan melewati harus menggunakan lajur atau jalur jalan sebelah kanan dari kendaraan yang akan dilewati, mempunyai jarak pandang yang bebas, dan tersedia ruang yang cukup.

2.  Pasal 112 ayat (1) menyebutkan bahwa, "Pengemudi kendaraan yang akan berbelok atau berbalik arah wajib mengamati situasi Lalu Lintas di depan, di samping, dan di belakang Kendaraan serta memberikan isyarat dengan lampu penunjuk arah atau isyarat tangan."

3.  Pasal 112 ayat (2) berbunyi, “Pengemudi kendaraan yang akan berpindah lajur atau bergerak ke samping wajib mengamati situasi Lalu Lintas di depan, di samping, dan di belakang kendaraan serta memberikan isyarat."

4. Pasal 117 menerangkan kalau pengemudi yang akan memperlambat kendaraannya harus mengamati situasi Lalu Lintas di samping dan di belakang kendaraan dengan cara yang tidak membahayakan kendaraan lain.

Selain gampang marah dan terpancing, yang termasuk Si Naik Darah adalah anak-anak sekolah dan kuliahan yang merasa keren kalau bisa ngebut atau mengalahkan pengemudi lain di jalan.

Dalam pasal 109 dijelaskan, pengemudi kendaraan bermotor yang akan melewati Kendaraan lain harus menggunakan lajur atau jalur jalan sebelah kanan dari kendaraan yang akan dilewati, mempunyai jarak pandang yang bebas, dan tersedia ruang yang cukup.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Sembarangan, Menyalip Kendaraan Ada Aturannya", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2021/12/12/152100515/jangan-sembarangan-menyalip-kendaraan-ada-aturannya?page=all.
Penulis : Arif Nugrahadi
Editor : Azwar Ferdian

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
pasal 109 dijelaskan, pengemudi kendaraan bermotor yang akan melewati Kendaraan lain harus menggunakan lajur atau jalur jalan sebelah kanan dari kendaraan yang akan dilewati, mempunyai jarak pandang yang bebas, dan tersedia ruang yang cukup.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Sembarangan, Menyalip Kendaraan Ada Aturannya", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2021/12/12/152100515/jangan-sembarangan-menyalip-kendaraan-ada-aturannya?page=all.
Penulis : Arif Nugrahadi
Editor : Azwar Ferdian

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

4. Si Nekat

 

Tipe pengendara ini merasa punya sklil mengemudi yang hebat padahal hanya modal nekat. Karena itu cara mengemudi Si Nekat kerap membahayakan dan membuat celaka pengendara lain.

Termasuk di dalamnya adalah emak-emak bermotor yang sering menerabas lampu merah, menyalakan lampu sign tidak sesuai arah belok, dan menyalip tanpa perhitungan. 

Si Nekat juga engggan mempelajari rambu dan marka jalan karena tidak merasa perlu tahu, yang penting dia bisa nyetir dan jalan.

5. Si Tidak Taat Aturan

 

Si Tidak Taat Aturan bisa dibilang jago dalam urusan nyetir, termasuk hal yang tidak berani dilakukan pengendara lain. Walau lampu kuning sudah ganti jadi merah, Si Tidak Taat Aturan malah ngegas dengan alasan "mau berhenti udah nanggung".

Walau terampil mengemudi, Si Tidak Taat Aturan enggan punya SIM karena menganggap SIM cuma formalitas. Yang penting adalah kemampuan menyetir, bukan koleksi SIM. 

Kalau kebetulan ada razia, Si Tidak Taat Aturan akan putar balik ke arah yang tidak ada razia atau mengandalkan kamera dashboard supaya untuk menakut-nakuti polisi supaya tidak ada pemeriksaan SIM.

6. Si Kalem

 

Mau diserobot seperti apa pun dia tetap kalem, tidak terpancing, dan tetap melanjutkan perjalanan dengan nyaman.

Si Kalem biasanya punya jam terbang mengemudi tinggi dan berpengalaman mengemudikan jenis dan merek mobil/motor sehingga mudah menguasai kendaraan yang disetirnya.

Selain piawai mengemudi, Si Kalem biasanya sering bepergian jarak jauh dan paham mesin dan seluk-beluk kendaraan yang dikemudikannya.

Termasuk dalam kategori Si Kalem adalah supir taksi, supir pribadi, pengendara bus malam, kurir, dan tukang ojek.

7. Si Cuek

 

Si Cuek ini paling sering bikin pengendara lain meriang karena saking cueknya dia itu enggak peduli kalau mobil atau motornya jalan pelan, tapi enggak mau minggir ke lajur kiri.

Kalau sudah diklakson berkali-kali oleh banyak pengendara, barulah Si Cuek mau minggir dan melajukan kendaraannya di lajur kiri. Yang termasuk dalam kategori Si Cuek ini adalah para lansia.

8. Si Baru Belajar

 

Tipe pengendara ini mudah dikenali karena jalannya pelan, selalu di kiri dan tidak berani menyalip walau kesempatan terbuka sangat lebar.

Walau sudah mengantungi SIM, Si Baru Belajar belum berani bermanuver. Kadang ada juga Si Baru Belajar yang sengaja jalan ditengah-tengah marka supaya dia tahu cara mengemudinya lurus atau tidak.

JANGAN PERNAH mengklakson Si Baru Belajar karena akan membuatnya panik dan kehilangan kendali. Kita salip saja dan lanjutkan perjalanan.

Apa pentingnya pula mengejek Si Baru Belajar, toh kita juga pernah jadi seperti dia waktu belum jago nyetir.

***

Mengendarai kendaraan (termasuk sepeda dan otoped listrik) di jalanan memang harus hati-hati, tenang, dan tidak mudah panik kalau mau selamat sampai tujuan.

Punya Mobil tapi Tidak Kaya dan Cara Jadi Orang Kaya

Punya Mobil tapi Tidak Kaya dan Cara Jadi Orang Kaya

Mobil mewah termasuk dalam kebutuhan tersier karena dibeli kalau kebutuhan primer (pangan, sandang, papan) dan sekunder terpenuhi.

orang kaya

Kebutuhan primer adalah kebutuhan untuk bertahan hidup. Kita butuh makanan supaya tidak mati kelaparan (pangan), pakaian yang layak dikenakan (sandang), dan rumah untuk tempat berteduh (papan).

Sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan untuk membuat hidup lebih bahagia. Makin maju peradaban manusia, kebutuhan sekunder makin menjadi primer karena wajib dipenuhi untuk membuat manusia bahagia dan tidak jadi gila.

Salah satu kebutuhan sekunder paling umum yang dimiliki manusia adalah motor dan mobil, termasuk di dalamnya ada mobil jadul, mobil butut, dan mobil low cost green car (LCGC).

Sementara itu mobil mewah tidak termasuk kebutuhan sekunder karena harganya mahal dan cuma bisa dibeli orang yang kebutuhan sekundernya telah terpenuhi.



Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " 3 Kategori Mobil Mewah Dilarang Gunakan Pertalite, Bagaimana dengan Low MPV? ", Klik untuk baca: https://www.inews.id/otomotif/mobil/3-kategori-mobil-mewah-dilarang-gunakan-pertalite-bagaimana-dengan-low-mpv.


Download aplikasi Inews.id untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
https://www.inews.id/apps

Kalau mengacu pada PP Nomor 73 Tahun 2009 terkait dengan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang termasuk mobil mewah adalah mobil dengan kapasitas mesin 3.000-4.000 cc atau lebih.

Namun, sehubungan dengan pengurangan subsidi BBM yang akan membatasi pembelian Pertalite, maka mobil dengan kapasitas mesin 2000 cc sudah dikategorikan sebagai "mobil mewah".

Akan tetapi, dimuat rencana bahwa per 1 September 2022, seperti diberitakan Liputan6, BPH Migas mengatakan bahwa mobil diatas 1400 cc akan dilarang menggunakan Pertalite, harus Pertamax.

Sampai sekarang belum ada kejelasan berapa batas minimun kapasitas mesin  yang dibolehkan membeli Pertalite. Seribu empat ratus, seribu lima ratus, atau dua ribu cc.

Andai diberlakukan aturan mobil berkapasitas mesin di atas 1400 cc tidak boleh membeli Pertalite, maka pemilik Fortuner, Xenia, Terios, Avanza, Xpander, Ertiga, Stargazer, dan banyak merek mobil lainnya akan kembang-kempis.

Sebabnya karena pemilik mobil di bawah 2000 cc bukan cuma orang kaya, melainkan juga mereka yang tidak berkantung tebal. Tongpes, kok, punya mobil?

Ciri Orang Punya Mobil tapi Tidak Bisa Disebut Kaya


Berikut ini adalah para pemilik mobil yang walau nampak berkecukupan, sebenarnya mereka belum bisa dianggap kaya. Sebabnya mereka membeli mobil karena alasan ini.

1. Dapat warisan. 
Seseorang yang dapat warisan cenderung membeli mobil lebih dulu daripada barang lainnya karena mobil dianggap menaikkan status sosial dan ekonomi.

2. Dapat undian berhadiah mobil
Kalau si pemenang undian berhadiah mobil bukan orang kaya, dia harus membayar pajak kendaraan, membeli bensin, dan mengeluarkan biaya perawatan mobil.

Punya mobil bisa saja malah jadi beban kalau seseorang yang berkantong pas-pasan dapat undian berhadiah mobil.

2. Transportasi keluarga besar. 
Ada banyak orang yang sengaja membeli mobil untuk transportasi keluarga besar kalau ada acara kawinan kerabat, melayat, silaturahmi, atau piknik bersama.
 
Makanya mereka membeli mobil bekas keluaran jadul supaya murah, karena memang sekadar untuk transportasi. 

3. Dapat ganti rugi tol.
Barang pertama yang cenderung dibeli orang yang dapat ganti rugi tol adalah mobil.
 
Alasannya sudah pasti karena mobil dianggap menaikkan status ekonomi dan sosial. Selain itu manusia cenderung ingin naik ke kelas tersier kalau kebutuhan primer dan sekunder sudah terpenuhi.

4. Disewakan.
Ada orang yang membeli mobil untuk disewakan alias untuk rental. Jadi seseorang belum tentu jadi orang kaya walau dia punya 4-5 mobil, karena mobil itu untuk disewakan, bukan dikoleksi.

5. Taksi online.
Pada kurun 2018-2019 banyak orang yang sengaja membeli mobil baru jenis LCGC untuk digunakan mencari nafkah sebagai mitra driver di Grab.

Penghasilan dari menjadi mitra Grab (juga Gocar) dianggap sama baiknya dengan menjadi karyawan kantoran, bahkan lebih baik karena jam kerjanya fleksibel.

***
 
Orang yang membeli mobil karena lima alasan di atas biasanya juga jarang melakukan perawatan mobil seperti spooring dan balancing, membersihkan saluran AC, tune-up, dan memeriksa kondisi ban.
 
Perawatan paling maksimal yang mereka lakukan adalah mengganti oli, bukan perawatan macam steaming, fogging interior, apalagi detailing
 
Kadang-kadang diantara mereka ada juga yang kesulitan membayar pajak kendaraan dan berharap pada pemutihan pajak. Makanya mereka punya mobil, tapi tidak bisa disebut kaya.
 

Ciri Orang Kaya


Secara umum yang disebut orang kaya adalah orang yang asetnya sudah bernilai miliaran rupiah.
 
Berikut ciri orang kaya:

1. Punya penghasilan rutin (mingguan atau bulanan) yang nominalnya minimal puluhan juta rupiah. 

Seorang aktor, selebriti internet, YouTuber, atau TikToker sudah bisa disebut kaya kalau dia mendapat penghasilan puluhan juta secara rutin selama bertahun-tahun, bukan cuma 1-2 tahun saja.

Dengan demikian dia sudah masuk dalam kategori mapan finansial karena punya kelebihan uang untuk ditabung dan berinvestasi, setelah memenuhi kebahagiaan hidupnya dengan kebutuhan sekunder.

2. Pengeluaran lebih sedikit dari penghasilan. 
Walau seseorang punya penghasilan 50 juta sebulan, tapi habis untuk membayar cicilan, membiayai hidup ipar, orang tua, dan mertua, atau untuk foya-foya, maka dia tidak bisa disebut kaya.

Kalau penghasilannya habis, dia jadi tidak bisa punya tabungan karena semuanya habis untuk mencukupi pengeluarannya yang juga besar.

3. Punya tabungan yang tidak diambil-ambil
Disebut juga uang dingin yang artinya uang di tabungan tidak digunakan untuk keperluan harian, membayar tagihan, dan kebutuhan rumah tangga.

Uang tabungan itu amat mungkin malahan terus bertambah alih-alih bekrurang karena pemiliknya rajin menabung daripada memakainya untuk kebutuhan hidup.
Bukan cuma 1-2 tabungan. Orang kaya biasanya punya lebih dari 3 rekening di bank berbeda.

4. Punya aset tidak bergerak.
Aset tidak bergerak merupakan sumber ekonomi berupa barang yang biasa digunakan sebagai jaminan atas kredit jangka panjang.

Contoh aset tidak bergerak adalah tanah, rumah, pabrik dan kapal pesiar.

Kapal pesiar walau bergerak, tapi dikategorikan sebagai aset tidak bergerak karena bobotnya lebih dari 20 meter kubik. Menurut Pasal 314 Kitab Undang-undang Hukum Dagang, kapal yang bobotnya diatas 20 meter kubik termasuk dalam aset tidak bergerak.

5. Menginvestasikan uangnya. Membeli polis asuransi, saham atau forex, dan membeli emas batangan termasuk dalam investasi dengan berbagai risikonya.

Investasi yang ideal adalah yang dibeli menggunakan idle money, alias uang tidak terpakai setelah kebutuhan rutin dan tabungan terpenuhi

Sangat tidak dianjurkan berinvestasi dengan uang gaji dan uang tabungan apalagi uang pinjaman. Uang yang betul-betul nganggur dan tidak digunakan untuk apapun itulah yang digunakan untuk berinvestasi.

***
Kelima hal di atas juga jadi alasan mengapa orang kaya tambah kaya walau wabah Covid-19 merajalela selama dua tahun. Karena aset dan investasinya terus bertambah nilainya serta beranak-pinak menghasilkan uang.


Kemudian, kelima syarat tersebut harus dipenuhi kalau seseorang mau disebut orang kaya. Kalau ada satu saja yang tidak terpenuhi, maka dia belum bisa dikatakan kaya, apalagi tajir, terlebih sultan. Dia masih berada di kelas menengah.

Cara Jadi Orang Kaya


Ada dua cara menjadi kaya yang mudah dicapai tanpa kerja keras, yaitu dapat warisan dari orang tua yang kaya. Kedua, rumah atau tanah yang kita miliki dibeli pemerintah untuk proyek infrastuktur.

Namun, orang yang tidak punya dua hal itu juga bisa jadi kaya raya kalau menerapkan hal berikut ini.

1. Kurangi lihat medsos
Medsos membuat kita tidak fokus berkarya di dunia nyata karena setiap harinya banyak hal viral di medsos yang mengalihkan perhatian kita.

Belum lagi kita jadi menghabiskan waktu membandingkan kehidupan kita dengan kerabat, teman, dan kenalan, padahal waktu untuk melihat medsos bisa kita gunakan untuk berkarya di dunia nyata, walau sekadar membersihkan rumah.

Selain itu makanan, pakaian, dan gaya hidup yang marak di medsos bisa membuat kita tergoda untuk mencobanya. Mencoba hal baru yang dikenalkan di medsos membuat kita jadi boros.

Rhenald Kasali pernah mengatakan orang yang benar-benar kaya tidak bakalan pamer di medsos karena mereka mengutamakan privasi dan kenyamanan. Sebagian dari mereka bahkan tidak punya akun medsos.

2. Disiplin menyisihkan minimal 20% penghasilan untuk ditabung
Seberapa pun besaran gaji yang kita dapat, usahakan sisihkan 20 persennya untuk ditabung. 

Untuk memenuhi target minimal 20 persen (syukur-syukur lebih) beli paket kuota yang lebih murah, bawa bekal dari rumah, rajin masak untuk mengurangi jajan, dan stop langganan Netflix, Spotify, atau VIU.

Pilh hiburan dengan mendengarkan radio dan menonton televisi konvensional (bukan televisi streaming dari internet).

Irit selalu lebih baik dari boros karena irit tidak berarti pelit.

3. Cari peluang menghasilkan uang selain dari gaji rutin. 
Misal jadi reseller, jualan produk MLM, jualan makanan yang dibuat sendiri, atau menjalankan kerja sampingan sebagai ojek atau taksi online, misalnya.

Usaha sampingan dapat membuat kita mengisi waktu dengan efektif daripada hanya nongki dengan teman atau mengikuti klub ini-itu yang belum waktunya kita ikuti.
 
4.  Pindah pekerjaan kalau kamu generasi sandwich.
Disebut generasi sandwich karena selain dirinya sendiri, seseorang harus membiayai lintas generasi dari keluarganya, entah itu orang tua dan kakak-adiknya, atau mertua dan iparnya.

Kalau kamu termasuk generasi sandwich dan usia masih memungkinkan, cari pekerjaan lain dengan gaji lebih besar atau yang menawarkan tunjangan lebih komplet.

5. Lakukan investasi yang paling cocok dengan karaktermu. 
Contohnya, orang yang suka tantangan dan berani mengambil risiko cocok menginvestasikan uangnya di foreign exhange (forex) dan saham. 

Sedangkan orang konvensional bisa memilih reksadana atau emas. Semua investasi punya risiko. Kalau tidak ada risiko dan mengiming-imingkan laba besar, itu namanya bukan investasi, tapi penipuan, bahkan judi seperti Binomo.

***

Semua orang bisa jadi kaya, tapi proses untuk menjadi kaya itulah yang tidak semua orang bisa menjalaninya.

Peluang Diterima Kerja Saat Hamil

Peluang Diterima Kerja Saat Hamil

Istri kerabat saya sedang hamil 10 minggu saat dia melakukan wawancara kerja di Dinas Perhubungan DKI. Peluangnya diterima bekerja sangat besar karena suami dan kenalan suaminya juga bekerja di sana.

Kalau punya "orang dalam" mau dalam keadaan apapun, peluang kita diterima kerja sudah pasti besar.

Ada kejadian dimana kita melamar kerja di bulan Januari kemudian tidak ada kabar sampai kita mengira lamaran dan CV sudah ditolak mentah-mentah. Ternyata di bulan Juni kita dapat panggilan wawancara. Padahal selama Januari ke Juni itu kita sudah dilamar kekasih, menikah, kemudian hamil.

(workopp.com)

Kalau sudah begitu, apakah kita tetap datang ke job interview tersebut? Terserah aja. Kalau memutuskan datang, jujurlah kepada human resource bahwa kita sedang hamil. Tidak ada gunanya menutupi kehamilan demi dapat kerja. Enggak sepadan. Not worth it.

Lagipula, siapa tahu posisi atau jabatan yang kita lamar tidak butuh ketangkasan dan gerak cepat seperti wartawan atau sekretaris. Juga tidak butuh kerja shift seperti buruh pabrik. Dengan begitu peluang kita diterima kerja juga besar.

Andai kita ditolak karena kehamilan tersebut. Tidak perlu kecil hati. Banyak perusahaan tidak menerima (calon) karyawati yang sedang hamil karena pertimbangan efisiensi perusahaan dan efektivitas kerja karyawati yang hamil itu.

Berikut alasan perusahaan tidak mau menerima calon karyawati yang sedang hamil:

1. Enggan disalahkan bila terjadi sesuatu pada kesehatan karyawati hamil

Ibu hamil dianggap rentan punya masalah kesehatan, misal muntah-muntah, badan pegal, kaki kesemutan, dan lain-lain. Karena itu mereka tidak boleh duduk atau berdiri terlalu lama. Tekanan darah juga perlu dijaga jangan sampai terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Bila karyawati sakit saat bekerja, dia akan dianggap kelelahan karena pekerjaannya. Pun andai terjadi keguguran, keguguran itu akan dianggap efek dari bekerja berlebihan.

Makanya perusahaan enggan disalahkan atau dituntut andai terjadi sesuatu pada karyawati baru yang diterima kerja saat sedang hamil.

Walau tidak semua ibu hamil rentan mengalami gangguan kesehatan, perusahaan menjaga agar tidak terjadi apa-apa pada ibu hamil yang bisa berefek negatif pada perusahaan.

2. Masa kerja dan cuti melahirkan

Umumnya, tunjangan penuh dan berbagai fasilitas perusahaan dapat dinikmati karyawan yang sudah punya masa kerja minimal satu tahun. 

Namun, sekarang sudah banyak perusahaan yang berbaik hati. Asal si karyawan sudah melewati 3 bulan masa percobaan, mereka sudah jadi karyawan tetap yang dapat hak sama dengan karyawan lama.

Kemudian, kalau menerima karyawati yang sedang hamil, perusahaan wajib membayar penuh gaji saat si karyawati cuti melahirkan selama 3 bulan. Plus, perusahaan harus memberi tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap sesuai UU Ketenagakerjaan.

Hak yang diterima karyawati dengan kewajibannya dianggap belum seimbang karena masa kerjanya belum sampai satu tahun. Ini salah satu alasan banyak perusahaan tidak menerima calon karyawati yang sedang hamil.

Cuti hamil dan melahirkan (maternity leave) di Indonesia secara resmi diberikan selama 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan, berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Namun, hampir semua ibu hamil tidak mengambil cuti 1,5 bulan sebelum melahirkan. Mereka pilih cuti melahirkan akumulatif selama 3 bulan supaya bisa bersama buah hatinya lebih lama.

Waktu saya bekerja di Singapore-based office, cuti melahirkan cuma 1 bulan saja. Boleh ambil cuti sampai 3 bulan, tapi yang 2 bulan statusnya unpaid leave alias cuti tidak dibayar alias gak dapat gaji. Mungkin karena itu perusahaan startup jadi mereka menghemat pengeluaran.

3. Posisi atau jabatan yang ditempati karyawati akan cepat kosong lagi

Perusahaan merekrut karyawan baru karena ada posisi atau jabatan yang butuh pekerja. 

Mempekerjakan karyawati yang sedang hamil berarti, dalam waktu relatif singkat, posisi itu akan kosong lagi karena dttinggal karyawati yang cuti melahirkan. Kemudian, perusahaan akan butuh orang lain untuk sementara mengisi posisi itu. 

Pergantian karyawan dalam kurun waktu singkat akan menghambat efektivitas kerja di seluruh departemen.

Bagaimana kalau kita kepepet butuh pekerjaan karena gaji suami tidak cukup?


Pertama, tetap jujur saat wawancara kerja tentang kehamilan tersebut. Bila ternyata perusahaan punya kebijakan tidak menerima karyawati yang sedang hamil, maka berlapang dadalah. Keecwa dan sakit hati akan mempengaruhi kesehatan janin yang sedang tumbuh di rahim.

Kedua, cari pekerjaan di tempat lain walau levelnya lebih rendah. Jadi pegawai honorer di tata usaha sekolah, misalnya. Walau gajinya kecil, tapi pegawai tata usaha menerima gaji dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) jadi bisa terima gaji tiap bulan tanpa dirapel.

Ketiga, beiwirausaha. Misalnya jualan makanan ringan yang ditawarkan lewat WhatsApp, Telegram, Instagram, atau Facebook. Bisa juga jadi reseller baju, asinan, sepatu, atau apa saja yang bisa dijual dan dapat untung.

Keempat, sebutuh-butuhnya kita cari kerja, ingatlah bahwa mencari nafkah itu kewajiban suami. Suamilah yang harus cari jalan keluar bagaimana supaya istrinya yang sedang hamil istirahat santai di rumah alih-alih pontang-panting cari kerja demi dapat gaji.

***

Selagi kamu masih berusia dibawah 29 tahun, menurut saya, sih, fokus dulu pada kehamilan dan kelahiran. Setelah bayi berumur 6 bulan, baru cari kerja lagi. Kalau kita sudah punya pengalaman yang bagus di tempat sebelumnya, insyaallah tidak sulit dapat kerja dan berkarir di tempat baru.

Tips Pesta Nikah Hemat Untung Berlipat

Tips Pesta Nikah Hemat Untung Berlipat

Resepsi merupakan salah satu cara mengumumkan bahwa dua orang telah melangsungkan pernikahan. Caranya adalah dengan mengundang dan menjamu tamu yang hadir.

Namun, tidak semua orang punya duit untuk mengundang dan memberi makan ratusan orang. Karena selain makanan, kita butuh dekorasi pelaminan, bikin atau sewa baju pengantin, cetak undangan, membeli kain seragam untuk keluarga, sewa fotografi dan videografi, juga cenderamata. Biaya sewa gedung juga masuk pengeluaran jika tak ingin repot menyelenggarakan pesta di rumah. 


Saya punya cara efektif bagaimana menyelenggarakan pesta pernikahan secara hemat tapi dapat untung berlipat.

Cara hemat ini cocok untuk pasangan pengantin dan keluarganya yang profit oriented dan bersedia tebal muka. Tentu cara ini tidak cocok diterapkan untuk mereka yang mengutamakan prestige (gengsi) dan nilai sosial.

Berikut tips pesta nikah hemat dan kalau dijalankan dengan saksama, kita malah bisa untung berlipat.

1. Tidak perlu cetak undangan.
Pandemi telah mengubah cara kita berpesta. Tinggal bikin satu undangan digital, sebarkan di grup pesan WhatsApp, maka semua orang tahu bahwa kita mengundang mereka.

Hal itu sangat menghemat biaya daripada mencetak undangan dalam jumlah banyak. Kalau mau lebih hemat dan efisien, caranya adalah: gunakan medsos dan WhatsApp.

Tidak perlu undangan digital. Kirim direct message ke orang yang akan kita undang. Beritahu mereka bahwa kita tidak menggunakan undangan karena acara diadakan hanya untuk orang terdekat, misalnya.

Kamu bisa cari alasan lain andai mereka tanya, "Undangannya mana?"

2. Tidak perlu pesan souvenir
Pada masa purba sebelum pandemi virus Corona, souvenir atau cenderamata biasanya diberikan setelah tamu memasukan amplop ke kotak angpao. 

Setelah pandemi kita tidak perlu menyediakan souvenir. Yang penting tetap sediakan booth foto langsung-cetak untuk para tamu.

Semua orang pasti lebih memilih foto-foto daripada mengoleksi cenderamata yang kadang gak berguna dan cuma menuh-menuhin lemari.

3. Pesan katering kurang dari jumlah yang hadir. 
Normalnya bila kita mengundang 500 orang, maka makanan yang kita pesan jumlahnya 1000 porsi, karena tamu undangan pasti mengajak seseorang. 

Untuk menyiasati mahalnya biaya katering, pesan makanan untuk 700 orang saja.  

Tidak perlu juga menyediakan banyak aneka jenis minuman. Cukup pilih paket hemat yang disediakan katering, mungkin berupa air putih dan soda, atau air putih dan teh.

Minta ke pihak katering untuk menghidangkan makanan dari gubuk dengan porsi sedikit supaya lebih banyak tamu yang kebagian daripada yang tidak.

4. Hanya undang tamu yang sekiranya akan memberikan angpao dalam jumlah besar
Bila memungkinkan undang juga orang dari lingkaran sosial tamu yang kita undang, baik yang kita kenal dan yang kurang kenal.

Amat mungkin orang-orang dari lingkaran sosial ini tidak datang ke resepsi, tapi tetap memberi angpao dengan cara titip atau transfer.

5. Hindari dekorasi berlebihan. Fokuskan dekorasi hanya pada pelaminan untuk menekan biaya. Bila resepsi diadakan di rumah, tidak perlu hiasan bunga dimana-mana.

Minta ke penyedia dekorasi agar tidak usah memasang banyak hiasan di tenda tamu. Cukup kipas angin.

6. Tidak usah menyediakan seragam untuk keluarga. 
Bila ingin terlihat serasi, minta keluarga untuk memakai warna baju yang sama dengan pengantin atau warna lain sesuai kesepakatan bersama keluarga besar.

***
Enam cara diatas bisa menghemat biaya nikah yang besar, apalagi jika pesta diselenggarakan di rumah sehingga menghemat biaya sewa gedung. 

Kalau angpao yang kita terima jumlahnya melebihi pengeluaran, tentu kita akan untung, bukan?! πŸ˜ŽπŸ˜‚
Alasan Orang Kaya Tetap Kelihatan Kaya Walau ke Bank Cuma Bercelana Pendek dan Bersandal Jepit

Alasan Orang Kaya Tetap Kelihatan Kaya Walau ke Bank Cuma Bercelana Pendek dan Bersandal Jepit

Siapa pun boleh pakai kolor alias celana pendek alias celana santai, apalagi pakai sandal jepit. Boleh banget! Tapi, kenapa orang misqueen kelihatan buluk kalau ke mal dan bank pakai celana pendek dan sandal jepit, sementara orang kaya tetap kelihatan kinclong?

Alasan utamanya karena gaya hidup dan penghasilan mereka beda, jadi penampilannya juga beda walau sama-sama pakai celana pendek dan sandal jepit. 

fashionmumblr.com

Keseharian

Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, orang misqueen lebih banyak jalan kaki dan naik sepeda. Kulit mereka sering terbakar matahari, terolesi debu, dan tertempel polusi dari asap knalpot kendaraan bermotor. Wajah dan kulit tubuh mereka jadi kusam.

Nasib lebih baik dialami oleh orang misqueen pertengahan, yaitu yang tidak misqueen, tapi belum bisa disebut kaya. Mereka kemana-mana naik motor. Kalau mengendarai motor atau membonceng ojek, kulit mereka relatif aman dari matahari, debu, dan polusi karena pakai helm, jaket, masker, dan lebih bagus lagi kalau pakai sarung tangan.

Dari situ kita dapat melihat orang yang sehari-harinya jalan kaki dan naik sepeda berpenampilan lebih kusam dan kelihatan lebih tua daripada orang yang mengendarai motor. 

For your info, di daerah-daerah yang jauh dari Jabodetabek, masih banyak kita lihat orang berjalan kaki dan menggunakan sepeda untuk transportasi, bukan untuk olahraga dan kesenangan belaka.

Sementara itu, dalam kesehariannya, orang kaya selalu menggunakan mobil yang melindungi kulit mereka dari panasnya matahari dan ganasnya debu dan polusi. 

Pada mobil kelas medium dan premium, kaca mobil mereka sudah dilapisi kaca film terbaik yang bisa meredam panas matahari agar kabin tidak ikut kepanasan saat matahari sedang sangat terik. Orang yang ada di dalam mobil jadi dua kali lebih terlindungi dari sinar ultraviolet penyebab kulit kusam dan penuaan dini.

Makanya tanpa perawatan pun kulit orang kaya lebih cerah dan tidak kusam seperti orang misqueen dan misqueen pertengahan.

Harga celana pendek dan sandal jepit

Orang misqueen membeli celana pendek di pasar atau dari pedagang keliling seharga Rp15.000-Rp25.000 yang kadang bisa mereka beli dengan nyicil. Sama juga dengan sandal jepit. Sandal jepit mereka beli di pasar, warung, atau toko serba ada seharga kurang dari Rp50.000.

Orang misqueen pertengahan lebih baik. Mereka bisa beli celana pendek dan sandal jepit di mal seharga Rp150.000-an.

Namun, tahukah berapa harga celana pendek dan sandal jepit sederhana yang dipakai orang kaya? jutaan. Paling murah mereka pakai celana pendek seharga Rp500.000 bila mereka cuma iseng beli di Matahari Department Store. 

Beda dengan mal biasa yang punya Matahari, mal kelas atas biasanya diisi oleh gerai-gerai internasional yang produk ready-to-wearnya sudah tidak ada yang seharga ratusan ribu, melainkan jutaan. 

Kualitas barang seharga puluhan dan ratusan ribu tentu beda dengan yang harganya jutaan. Walau bentuknya simpel dan warnanya cenderung biasa aja, sandal jepit dan celana pendek harga jutaan relatif lebih bagus kualitas bahan dan jahitannya..

Mal dan bank

Bahan celana pendek dan sandal jepit yang berkualitas akan terlihat bagus juga di tubuh pemakainya. Tambahan lagi, kulit orang kaya yang cerah dan tidak kusam, karena kesehariannya bepergian dengan mobil, membuat mereka enak dilihat walau masuk mal dan bank hanya mengenakan celana kolor dan sandal jepit.

Kadang-kadang, orang misqueen pertengahan bisa terdongkrak penampilannya kalau memakai baju atau sepatu mahal. Namun, orang misqueen sulit terdongkrak karena kulit kusam berpenuaan dini mereka yang belum mendukung untuk memakai apapun yang mahal, kecuali keseluruhan penampilan mereka di make-over.

Kulit orang kaya yang cerah dan tidak kusam karena kesehariannya bepergian dengan mobil membuat mereka makin terlihat pantes-pantes aja pake baju apa pun, termasuk cuma koloran dan sendal jepitan.

Itu mengapa orang kaya tetap terlihat keren walau masuk bank dan mal dengan memakai celana pendek dan sandal jepit.

Kepercayaan diri

Orang kaya bercelana pendek dan bersandal jepit sebenarnya mudah dikenali di mana saja. Bukan hanya karena mereka nasabah prioritas bank yang sudah dikenal oleh seluruh karyawan, tapi ketika ada di mana-mana, termasuk mal, ada kepercayaan diri amat tinggi yang mereka pancarkan.

Orang misqueen pertengahan kadang melihat kepercayaan diri yang tinggi itu sebagai kesombongan.

Orang kaya juga cenderung tidak punya beban pikiran tentang uang. Uang adalah salah satu rejeki yang menguras pikiran manusia paling berat. Hidup orang misqueen jadi paling berat karena mereka harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup paling dasar, yaitu makanan, pakaian, dan tempat tinggal.

Uraian diatas menjadi alasan kenapa orang kaya tetap terlihat kaya dan kinclong walau mereka berpenampilan sederhana dengan celana pendek dan sandal jepit.

***


Disclaimer: tidak berlaku untuk orang kaya baru (OKB) karena OKB cenderung norak dan suka pamer dalam memasuki dunia orang kaya setelah meninggalkan dunia kemisqueenan.

Maksimalkan WhatsApp Business untuk Dongkrak UMKM Milikmu

Maksimalkan WhatsApp Business untuk Dongkrak UMKM Milikmu

Saya lihat banyak orang menggunakan aplikasi WhatsApp Business, tapi hanya dipakai untuk chatting. Fitur pengenalan usaha, tampilan produk, dan keranjang belanja tidak mereka gunakan sama sekali. 

Hal yang paling lucu, mereka menyetel profil hanya untuk dilihat kontak yang mereka simpan saja, padahal mereka menggunakan WhatsApp Business!


Kalau foto saja disembunyikan, bagaimana kita bisa memperluas pasar? Apa mau usaha kita gitu-gitu aja? Yang beli dagangan itu-itu aja? Yang pesan dia lagi dia lagi?

Bagaimana dunk? Kami gak ngerti cara pakenya. Lagipula, kan, keren kalau pakai WhatsApp Business dibanding WhatsApp biasa.

Suatu aplikasi dibuat bukan untuk keren-kerenan, tapi supaya berfaedah bagi penggunanya.

Faedah Menggunakan WhatsApp Business bagi UMKM

1. Menjaga loyalitas konsumen. Pelanggan toko sembako, misalnya, tinggal pesan lewat WA Business kalau ingin beli sabun, odol, minyak goreng, mi instan, atau sekedar menanyakan apakah pulsa Indosat dan Telkomsel kosong atau ada.

Untuk sekedar menanyakan stok, para pembeli tinggal kirim chat ke WhatsApp apakah barang yang diinginkannya ada. Mereka tidak perlu rempong datang ke toko.

2. Memudahkan konsumen melihat, bahkan membeli produk (atau makanan) tanpa mereka harus keluar rumah. Di WA Business ada fitur keranjang belanja yang bisa digunakan pembeli untuk memesan barang.

Pembayaran bisa cash on delivery (bayar di tempat setelah barang sampai di rumah) atau lewat dompet digital seperti Gopay, DANA, dan OVO.

3. Meluaskan promosi dan pemasaran. Orang dalam daftar kontak kita yang sebelumnya belum pernah beli, bisa tertarik membeli dagangan karena melihat produk yang kita tawarkan dalam katalog.

Bila kita sudah memasarkan lewat GoFood, GrabFood, atau ShopeeFood, fitur WA Business akan menambah luas jangkauan promosi dan pemasaran.

4. Fitur mirip toko online. Pemilik warung, rumah makan, kaki lima, toko cat, dan segala usaha UMKM dapat menaruh foto dagangan mereka di katalog.

Bila perlu sebarkan katalog baru itu ke orang yang ada dalam daftar kontak. Siapa yang minat tinggal memasukkan belanjaan ke keranjang.

Memaksimalkan WhatsApp Business, begini caranya

Sudah punya WA Business, tapi cuma dipakai buat chatting gajelas? Kini saatnya Anda maksimalkan semua fitur di WA Business untuk mendongkrak omset, menambah laba, dan jadi orang kaya.

1. Fitur Business Tools. Bila kita pencet fitur ini, didalamnya kelihatan menu Business Profile dan Catalog. 


Business Profile kita gunakan untuk memberitahu bisnis kita bergerak di bidang apa.

Misal, "Kami toko sandal kualitas terbaik dengan harga murah. Sandal kekecilan boleh tukar. Garansi uang kembali, cepat rusak urusan sendiri."

Atau, "Warung Mpok Minah, menjual semua kebutuhan sehari-hari untuk semua keluarga, tidak termasuk kebutuhan biologis."

Menu Business Profile wajib diisi. Kalau dibiarkan kosong sama saja mubazir kita pakai WA Business.

2. Luangkan waktu satu hari untuk memotret barang/produk/makanan dagangan Anda. Cukup foto pakai HP, tidak perlu kamera DLSR.

Taruh foto-foto itu di menu Catalog atau Katalog. Sertakan harga dan keterangan barang. 

3. Keranjang belanja. Pembeli akan mengklik ikon troli pada produk atau makanan yang mereka sukai. 

Mereka akan menginformasikan barang yang mereka suka kepada kita. Nanti terserah kita minta mereka bayar pakai apa. Mau pakai COD, ambil di toko/warung, pakai dompet digital, atau ngutang.

4. Fitur Greeting, Away, dan Reply otomatis. Fitur ini dapat kita gunakan untuk menyapa pelanggan yang belum ada di daftar kontak. Juga kita gunakan kalau kita sedang sangat sibuk dan tidak sempat buka WhatsApp.

Pelanggan tidak akan merasa dicuekin daripada kita hanya mendiamkan pesan dari mereka.

5. Label. Label ini gunanya untuk mengategorikan mana saja pembeli yang sudah bayar, yang sedang pesan, atau yang lagi tanya-tanya.

Label ini bisa kita tambah sendiri sesuai kebutuhan.

***

Satu hal yang membuat pemilik UMKM enggan masuk ke dunia digital karena perputaran uang yang tidak kelihatan.

Banyak pemilik UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) punya pola pikir konvensional bahwa tiap transaksi haruslah melibatkan uang tunai.

Bila mereka tidak pegang uang tunai, rasanya sama seperti tidak ada modal dan laba yang masuk.

WhatsApp Business cuma salah satu cara mengembangkan bisnis, masih banyak cara lain. Kebetulan saja kita familiar dengan WhatsApp dan gratis. 

Jadi, WhatsApp Business bukan buat gaya-gayaan, harus dimanfaatkan maksimal untuk mendongkrak usaha.

Bekerja jadi Personal Shopper, Mau Profesional atau Asal-asalan?

Bekerja jadi Personal Shopper, Mau Profesional atau Asal-asalan?

Personal shopper, menurut pengertian formal dari Ditjen Pajak RI, adalah proses penjualan barang pesanan yang dititipbelikan oleh pembeli ke penjual jastip (jasa titip). 

Dengan kata lain, personal shopper adalah orang yang diminta oleh seseorang atau kelompok untuk membelikan barang yang mereka inginkan.

Ojek online yang membuka layanan Gofood, Goshop, Grabfood, dan Grabkios juga termasuk personal shopper. Itu sebab Anda harus membayar ongkos kirim dan platform fee jika menggunakan jasa lewat aplikasi, karena driver dan pembuat aplikasi bertindak sebagai "tukang belanja" dan perantara.

Ilustrasi personal shopper (Pixabay/Mohamed_Hassan)
Di Eropa dan Amerika, selain dilakukan oleh individu-individu, sebagian dari personal shopper adalah karyawan yang bekerja di department store atau jaringan ritel tertentu. Mereka sering dimintai tolong oleh pelanggan tetap toko tersebut untuk membelikan produk keluaran terbaru dari toko tempat mereka bekerja.

Toko-toko ritel branded di Indonesia kini juga sudah ada yang seperti itu. Karyawan sales atau marketing mereka dapat merangkap juga sebagai personal shopper untuk para langganan.

Walau si personal shopper adalah karyawan toko ritel, pembeli tetap harus memberi uang jasa kepadanya. Kalau barang itu diantar ke rumah kita oleh si personal shopper (bukan kurir), kita juga harus mengganti ongkos transportasinya.

Itu sebabnya personal shopper punya penghasilan lebih besar daripada orang yang membuka jastip model direct selling (klik disini tentang jastip direct selling)

Cara kerja personal shopper


Personal shopper profesional bukan cuma tukang belanja, dia juga bertindak sebagai konsultan pribadi yang profesional. 

Konsultan pribadi artinya kita memberi masukan dan dapat bertukar pikiran dengan klien tentang toko, produk, atau barang yang menarik minat mereka. Semuanya disesuaikan dengan kepribadian dan kesukaan klien.

Umumnya personal shopper diperlukan oleh orang-orang kaya, jadi kita tidak harus memberi masukan soal perbandingan harga antartoko atau antarmerek jika tidak diminta. Orang kaya kadang sensitif soal harga karena mereka tidak suka dianggap tidak punya duit.

However, jika klien kita orang kaya baru (OKB) atau dari kalangan menengah, bolehlah memberi masukan soal harga kepada mereka.

Profesional disini juga punya arti bahwa kita bebas bicara apa saja tentang suatu produk, tapi urusan lain diluar barang yang akan dibeli, tidak boleh kita ikut membicarakannya dengan klien.

Personal shopper harus paham mana saja yang jadi batas pribadi klien. Bila klien masih ada hubungan kerabat, profesionalitas itu tetap perlu kita terapkan.

Yang harus dilakukan personal shopper jika ingin profesional


1. Punya pengetahuan tentang produk atau barang yang akan dibeli. Materialnya terbuat dari apa, pilihan warnanya apa saja, atau perancangnya siapa. 

Maka itu seorang personal shopper biasanya juga orang yang suka belanja atau suka makan

Misal diminta tolong membeli makanan, personal shopper juga harus tahu apa makanan itu mengandung bahan yang memicu alergi pada klien atau tidak. Kehalalan makanan juga harus diinformasikan kepada klien muslim, walau mereka tidak menanyakannya.

2. Mau berkomunikasi dengan berbagai cara kepada klien, entah lewat email, telepon, pesan singkat, pesan instan, atau tatap muka. Apapun jenis komunikasi yang diinginkan klien harus dipenuhi oleh personal shopper.

3. Penampilan rapi bila bertemu klien. Halah, cuma buat belanja doank buat apa penampilan rapi.

Yang dimaksud rapi disini bukan ala orang kantoran. Rapi berarti rambut tidak acak-acakan, jilbab rapi, pakai kemeja atau blus, bukan kaos oblong. Pakai sandal apapun boleh asal bukan sandal jepit (slipper).

Walau klien tidak mempermasalahkan penampilan, orang yang rapi lebih enak dilihat daripada yang berpenampilan asal-asalan, bukan?

Bagaimana memulainya jika ingin jadi personal shopper?


1. Sabar dan mau lebih banyak mendengarkan daripada bicara. Kita belanja buat klien bukan diri sendiri, jadi keinginan klien harus diutamakan daripada keinginan sendiri terhadap suatu barang.

2. Tidak pemalu dan pastikan kamu bukan introvert. Orang introvert perlu banyak waktu untuk menyendiri guna mengumpulkan kembali energi positifnya. 

Personal shopper haruslah orang ekstrovert karena selain bergaul dengan klien dengan beragam karakter, bila diperlukan personal shopper juga harus berkomunikasi dengan pramuniaga atau manajer toko tempatnya belanja.

3. Perkenalkan jasamu sebagai personal shopper ke orang-orang di lingkaran terdekat dulu, misal teman kampus, teman kerja, anggota perkumpulan, atau kelompok arisan dan keagamaan.

Pada tahap awal hindari menawarkan jasa pada keluarga. Keluarga bisa jadi pihak yang paling mendukung, sekaligus pihak yang paling menghambat. Di sisi lain memulai bisnis dengan mengandalkan keluarga membuat kita mudah terlena dan kurang termotivasi karena merasa usaha yang kita lakoni baik-baik saja.

Kecuali keluarga besarmu adalah keluarga Bakrie, Jokowi, atau Erick Thohir, mulailah bisnis dengan tidak mengandalkan keluarga.

3. Kamu juga bisa memulainya dengan membelikan barang-barang "murah dan biasa" untuk klien, seperti buku, sepatu sneakers desain khusus, mainan anak edisi terbatas, atau bahan makanan impor.

Apakah jasa personal shopper masih dibutuhkan padahal sudah banyak lokapasar bermunculan dan menawarkan bebas ongkir serta cashback?

Masih. Orang-orang berkantong tebal dan yang super sibuk selalu butuh personal shopper untuk membelikan mereka barang-barang branded, berkualitas, dan yang sesuai kepribadian mereka.

Orang-orang yang hobi barang antik, tapi tidak punya waktu atau tidak mau repot membelinya ke lokasi juga perlu jasa personal shopper.

***

Kalau kamu senang belanja, ingin jadi personal shopper, tapi merasa sulit mencari klien, kamu bisa bekerja di perusahaan penyedia jasa titip. 

Nama perusahaan penyedia jasa titip dan alamatnya bisa dicari di mesin pencari, ya.

Mau Buka Jastip? Hindari Ongkos yang Menyamai Harga Barangnya

Mau Buka Jastip? Hindari Ongkos yang Menyamai Harga Barangnya

Jasa titip (jastip) sudah jadi bisnis berprospek cerah. Usaha jasa titip mulai booming saat Miss Jinjing alias Amelia Masniari kerap jadi personal shopper yang membelikan barang-barang mewah untuk para pembeli yang tidak sempat ke luar negeri.

Selain itu Amelia memang hobi belanja, jadi pengetahuannya tentang barang branded juga mumpuni.

Yang dilakukan Miss Jinjing ini adalah jenis personal shopper. Personal shopper beda dengan direct selling seperti yang banyak dilakukan individu dan perusahaan jastip yang kini bertebaran di internet dan sosmed.

Menurut Ditjen Pajak Kemenkeu, ada dua jenis jastip:

1. Direct Selling alias penjualan langsung, yaitu proses penjualan barang pesanan yang dititipkan oleh pembeli ke penjual jastip. Penjual jastip dapat keuntungan dari selisih harga beli dengan harga jual.

2. Personal Shopper atau penitipan pembelian, yaitu proses penjualan barang pesanan yang dititipbelikan oleh pembeli ke penjual jastip.

Perbedaan personal shopper dengan direct selling


1. Cara Belanja. Seorang personal shopper tidak menawarkan barang dagangannya. Dia akan membelikan barang sesuai yang diinginkan klien.

Personal shopper biasanya sudah punya klien tetap. Klien tetap itu akan merekomendasikan si personal shopper kepada orang-orang yang ada di lingkaran pertemanan dan persaudaraan si klien.

Sesuai namanya, personal shopper hanya membelikan barang jika dia diminta untuk belanja (tukang belanja pribadi). Walau personal shopper identik dengan membelikan barang mewah, ada juga personal shopper yang membelikan buku impor, perlengkapan masak, atau furnitur, 

Sedangkan pada direct selling, si penjual menawarkan barang dagangan yang akan dibelinya kepada semua orang, baik yang dikenalnya dan yang tidak.

Sebagai contoh, penjual jastip direct selling akan pergi ke Yogya. Dia menawarkan apakah ada yang mau nitip dibelikan Gudeg Yu Djum dan Bakpia Ruminten. Bila ada yang minat, dia akan membelikan barang itu. Bila tidak ada, ya, tidak jadi jastip.

Saat ini direct selling sudah dilakukan juga oleh perusahaan-perusahaan jastip. Sementara itu, personal shopper masih dilakukan oleh individu.

2. Laba. Personal selling dapat upah dari klien sesuai kesepakatan mereka. Ongkos transportasi (dan akomodasi, bila diperlukan) ditanggung klien. Upah yang diterima personal shopper sesuai kualitas dan harga barang yang dibelinya.

Misal, si A diminta oleh B untuk membelikan sepatu Jimmy Choo di Harods, London, tentu saja dia diupah lebih besar daripada bila diminta membelikan Jimmy Choo di Plaza Indonesia.

Sementara penjual jastip direct selling dapat laba dari selisih harga barang ynag dijualnya. Bila harga barang yang dibelinya sebesar Rp50.000, maka dia akan menjual kepada pembeli seharga Rp55.000 - Rp57.500.

Kok kecil banget selisihnya?

Kebanyakan jastiper (orang yang menerima jasa titip) hanya mengutip 10 persen dari harga barang, maksimal 20 persen. Itu sebab jastiper direct selling mengharapkan banyak orang yang nitip. Makin banyak yang nitip, makin besar laba yang diperoleh.

3. Konsumen. Pembeli direct selling lebih beragam daripada personal shopper, dari semua kalangan. Dia bisa menawarkan dagangannya kemana pun yang dirasanya punya pembeli potensial.

Konsumen personal shopper hanyalah orang yang sudah kenal dan percaya padanya. Walau sama-sama membuituhkan kredibilitas, jastiper direct selling lebih mudah mencari konsumen daripada personal shopper. 

Personal shopper harus membangun jaringan dengan komunitas tertentu supaya dipercaya bahwa dia mampu mencarikan barang yang diinginkan konsumen.

Ingat hal berikut bila ingin memulai Jastip


1. Jadikan jastip hanya sebagai sampingan. Jastiper perorangan, terutama di kota besar, harus bersaing dengan perusahaan jastip dan jastiper yang sudah lebih dulu ada. 

Jastip yang paling mudah adalah menawarkan ke tetangga, teman pergaulan, lingkungan kampus, kerabat, atau lingkungan orang tua di sekolah anak.

Jastip bisa dijadikan mata pencaharian utama jika Anda sudah punya jaringan luas dari beragam kalangan sehingga bisa menjual macam-macam produk dari yang murah sampai mahal

Ilutrasi belanjaan titipan (Pixabay)
Bila jastip dijadikan mata pencaharian utama, Anda akan tergoda memasang ongkos mahal demi memenuhi biaya hidup sehari-hari.

2. Hindari mengutip ongkos terlalu besar yang hampir menyamai harga barangnya. Maukah kita mengeluarkan uang banyak hanya untuk barang yang sebenarnya tidak spesial-spesial amat?

Misal, harga sepotong Dodol Betawi yang ingin Anda jual seharga Rp35.000, total harga yang harus dibayar pembeli kepada Anda jumlahnya Rp50.000. Itu berarti Anda mengutip ongkos lebih dari 40 persen! Terlalu besar. 

Anda boleh mengutip ongkos sebesar itu jika Anda seorang personal shopper, bukan direct selling. Personal shopper dapat mengutip ongkos sebesar itu (sesuai kesepakatan dengan klien) karena bermacam alasan, misal dia harus antre lama untuk membeli suatu barang, atau dia harus pesan dan bayar biaya pre-order kepada penjualnya.

Kutiplah ongkos jastip direct selling yang masuk akal di angka 10-15 persen dari harga barang. Mengutip 20 persen masih masuk akal, tapi amat jarang jastiper yang menerapkannya.

3. Buat spesialisasi awal. Seperti penulis, jastip juga perlu punya spesialisasi.

Anda bisa memilih spesialis menjual barang luar negeri, buku impor, buku bekas, makanan khas, atau baju dan aksesoris. Menjual barang apa saja (palu gada/apa lu mau gua ada) boleh saja jika Anda sudah punya basis konsumen loyal.

Konsumen loyal cenderung membeli apa saja yang Anda tawarkan karena sudah percaya pada kemampuan Anda menilai lezat tidaknya makanan atau bagus tidaknya suatu barang.

4. Perhatikan pajak dan bea jika ingin membuka jastip dari barang yang di jual di luar negeri. 

Bea cukai menetapkan total barang yang dibawa masuk ke Indonesia tidak kena bea, maksimal bernilai US$500. Jika total barang pribadi yang dibawa dari luar negeri lebih dari US$500 (sekitar Rp7.000.000) maka kelebihannya akan dipungut bea masuk.

Cermati ongkos yang akan dibebankan kepada pembeli, jangan sampai terlalu murah atau terlalu mahal.

Alasan orang membeli lewat jastip


Ada banyak alasan orang memilih membeli lewat jastip daripada langsung ke lokapasar atau beli sendiri ke tokonya. Alasan paling umum adalah:

1. Murah. Biasanya berlaku untuk barang branded. Walau ditambah ongkos kirim, total harga suatu barang bisa jauh lebih murah dari harga, bila barang itu juga dijual, di dalam negeri. Paling umum berlaku buat baju, sepatu, dan tas.

2. Barang atau makanan yang ditawarkan tidak ada di daerah tempat tinggal. Membeli lewat jastip adalah pilihan paling hemat daripada pergi ke suatu tempat hanya untuk membeli barang tertentu, kecuali Anda berkantong tebal.

3. Kasihan. Ada kalanya orang membeli barang yang kita tawarkan bukan karena benar-benar mau atau butuh, melainkan kasihan. Ini terjadi bila para langganan tahu si penjual mengandalkan jastip sebagai mata pencaharian. 

***

Jastip, seperti halnya pekerjaan lain, juga harus disesuaikan dengan karakter pelakonnya. Bila Anda suka bergaul, senang traveling dan tidak keberatan membawa sejibun barang titipan saat bepergian, berarti Anda sedikitnya Anda cocok jadi penjual jasa titip.


Pucuk Dicinta Kredit Tiba

Pucuk Dicinta Kredit Tiba

 Pucuk Dicinta Kredit Tiba


Kredit Usaha Rakyat alias KUR akhirnya dapat dinikmati oleh tetangga saya untuk menambah produktivitas sawahnya.

Sawahnya hanya seluas kira-kira 2000 meter persegi, tapi sawah itulah sumber utama pengisi perut istri, tiga anak, dua menantu, dan tiga cucunya.

Ini adalah tahun ke-6 dari bertahun-tahun usaha tetangga saya itu demi mendapat pinjaman dari bank resmi, bukan bank plecit.

Bunga KUR milik BRI paling rendah dari segala jenis pinjaman yang ada, maka Pak Polan menginginkannya karena menurut kalkulasinya dia mampu melunasi cicilannya kelak.

Well, ini bukan artikel berbayar dan saya pun bukan nasabah BRI. Siapalah saya nulis pakai dibayar segala. Jika tulisan ini tidak dapat label “Pilihan” berarti memang dianggal iklan atau artikel hard-selling. Biarlah, toh artikel saya memang sudah banyak yang tanpa label.

Pak Polan tetangga saya itu akan menggunakan uang kredit yang didapatnya untuk membeli bibit sayuran, obat hama, pupuk, dan segala keperluan sawahnya, juga membuat warung sembako untuk anaknya. Maklum anak sulungnya itu belum punya penghasilan sendiri meski sudah punya dua anak.

Enam tahun yang lalu Pak Polan sudah membawa sertifikat rumahnya ke BRI namun selalu ditolak. Yang dapat KUR malahan Pak RT untuk merenovasi rumahnya. Padahal Pak RT bukan dari kalangan ekonomi yang harus dibantu. 

Tahun berikutnya Pak Polan menyaksikan tetangga satu dusunnya yang masih kerabat dengan Pak Kadus dapat KUR juga untuk ternak kambing. Dibawanya lagi tahun demi tahun sertifikat rumahnya untuk diagunkan ke bank. Belum berhasil.

Nasib baik datang ketika bulan lalu tetangga kami yang punya warung sembako di pinggir jalan provinsi menawarkan bahwa dia bisa membantu Pak Polan mendapatkan KUR.

Tetangga kami namanya Bu Polanah. Saya ketahui Bu Polanah adalah agen BRI Link dan kenal dengan para pegawai BRI setempat saking seringnya dia bolak-balik ke bank itu.

Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa maka lancarlah Pak Polan dapat KUR melalui bantuan Bu Polanah.

Pak Polan nantinya harus membayar cicilan sebesar Rp1,2jt untuk melunasi kredit Rp50jt dalam tempo 48 bulan.

Tapi Pak Polan tidak memberikan sertifikat rumahnya sebagai agunan KUR. Dia hanya memberi BPKB motor Honda Revo tahun 2007 miliknya.

Sudah jadi rahasia umum biasanya yang lebih mudah dapat kredit adalah orang-orang yang kenal atau punya kenalan dengan orang yang kenal dengan karyawan bank pemberi kredit. Dalam hal ini, karena kredit usaha rakyat (KUR) milik BRI paling rendah bunganya, maka pinjaman ini yang jadi incaran para pembutuh modal.

Jadi apa pesan moral dalam cerita ini? Orang yang bersungguh-sungguh mencari hutang untuk kebaikan dan berniat teguh menaikkan taraf ekonomi keluarganya, insya Allah dipermudah jalannya menuju keberhasilan. πŸ˜πŸ˜†

Insentif Tambahan Gaji: Stimulus dan Pendongkrak Perekonomian

Insentif Tambahan Gaji: Stimulus dan Pendongkrak Perekonomian




Pemerintahan Jokowi tampak berusaha keras mencegah negara ini terbenam resesi. Sejak Mei 2020, Gugus Tugas (sekarang Satuan Tugas) sudah berancang-ancang kehidupan akan kembali normal di bulan Juli, dengan protokol kesehatan atau Adaptasi Kebiasaan Baru. Semua kegiatan bisnis dibuka bertahap kecuali hiburan malam.

Laporan Badan Pusat Statistik yang rilis pada 5 Agustus lalu menyebutkan bahwa produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal II-2020 minus 5,32 persen. Kontraksi ini lebih dalam dari perkiraan pasar maupun ekspektasi pemerintah dan Bank Indonesia di kisaran 4,3 hingga 4,8 persen.

Bukan hanya Indonesia saja, semua perekonomian negara dunia merosot karena pandemi Corona, beberapa diantaranya sudah mengumumkan resesi Singapura, Jerman, Amerika Serikat, Prancis, Italia, Korea Selatan, Jepang, dan Filipina.

Lalu apakah resesi itu? Dan mengapa pemerintah mati-matian mencegah resesi?

Abdul Rahman Suleman dalam bukunya berjudul Ekonomi Makro (2020) menyebut resesi ekonomi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. 

Resesi ekonomi yang berlangsung lama akan menyebabkan depresi ekonomi, dan depresi ekonomi akan menyebabkan kebangkrutan ekonomi.

Meski banyak pihak meyakini RI pasti resesi, namun ekonom UI Fithra Faisa Hastiadi menyatakan jika resesi ekonomi benar terjadi maka Indonesia tidak perlu terlalu khawatir. Resesi yang terjadi bukan karena guncangan fundamental yang berasal dari dalam tapi dari eksternal yakni Covid-19.

Selain karena faktor eksternal seperti yang dikatakan Fithra Faisa, Bank Indonesia juga telah memberi stimulus Rp503,8 triliun ke perbankan terutama ditujukan untuk menjaga likuiditas bank.

Sementara itu, pemerintah telah mengucurkan total stimulus sekitar Rp 438,3 triliun, terbagi atas stimulus I, II, dan III masing-masing sebesar Rp 10,3 triliun, Rp 22,9 triliun, dan Rp 405,1 triliun. Dari tiga stimulus yang telah dikucurkan, stimulus III ditujukan langsung untuk memerangi virus corona sekaligus menekan dampaknya terhadap perekonomian nasional.

Stimulus III meliputi Rp 75 triliun untuk insentif tenaga kesehatan dan penanganan kesehatan, Rp 110 triliun untuk jaring pengaman sosial, Rp 70,1 triliun untuk mendukung industri, serta Rp 150 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional.

Setelah kartu prakerja yang diberikan untuk memperpanjang napas para pengangguran dan pekerja yang kena PHK, kini insentif tambahan gaji juga dikucurkan sebagai bagian dari pemulihan ekonomi nasional.

Insentif ini akan diberikan kepada 13 juta karyawan non-ASN dan non-BUMN yang bergaji dibawah Rp5jt.

Kenapa sih? Kok buang-buang anggaran saja, belum tentu efektif.

Insentif sebesar Rp600rb/perbulan yang rencananya diberikan mulai September selama 4 bulan ini akan dibelanjakan oleh para karyawan tadi, misalnya di warung sembako atau minimarket. 

Barang-barang yang dibeli para karyawan tadi akan membuat perputaran uang terjadi dengan cepat karena supply-demand seimbang. D

begitu, walaupun RI resesi, menurut ekonom Bank Permata Josua Pardede, percepatan penyaluran stimulus dan insentif tersebut dapat membuat ekonomi kembali positif pada kuartal IV-2020. Stimulus, subsidi, dan insentif yang diberikan pemerintah memang ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat. 

Hal ini mungkin juga yang membuat Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunawan Sadikin mengatakan ada kemungkinan ekonomi pada kuartal III-2020 tidak negatif. 

Meski terdapat perbedaan ekonom dalam menyikapi resesi, namun semua sepakat bahwa penanganan Covid-19 harus lebih baik. Disiplin mematuhi protokol kesehatan tidak boleh kendor supaya perekonomian bisa pulih lebih cepat seperti prediksi IMF. 

Dana moneter internasional tersebut memprediksi perekonomian Indonesia terbaik ke-3 setelah Tiongkok dan India saat  wabah Corona menghantam perekonomian dunia.

Karena Orang Miskin Tidak Boleh Diremehkan

Karena Orang Miskin Tidak Boleh Diremehkan

Banyak orang menjadi miskin bukan karena mereka malas. Ada yang karena orangtuanya miskin lantas tidak bisa menyekolahkan mereka lalu mereka ikut miskin karena tidak mendapatkan pekerjaan atau berwirausaha dengan penghasilan tinggi. Banyak juga yang menjadi miskin karena kebijakan pemerintah, juga terbatasnya informasi yang bisa mereka akses. Ada juga -bagi umat Islam- menjadi miskin bisa merupakan ujian hidup dari Allah SWT.
Sebelum memandang rendah orang miskin kita samakan persepsi dulu bahwa orang miskin, menurut standar Badan Pusat Statistik, diantaranya adalah penghasilannya kurang dari Rp600rb perbulan, hanya mampu membeli satu stel pakaian setahun sekali, dan tidak memiliki tabungan atau barang yang mudah dijual senilai Rp500rb.

Orang miskin tidak bisa melamar pekerjaan kantoran karena pendidikan mereka tidak tinggi. Paling bagus mereka kerja dikantor sebagai office boy atau cleaning service. Sementara orang miskin lainnya kerja serabutan, jadi buruh, atau pekerjaan informal lain seperti mengamen atau mengojek. Itulah kenapa penghasilan mereka sedikit. Karena penghasilannya sedikit mereka jadi kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.

Bila kita biasa ngopi-ngopi cantik di kafe seminggu sekali. Duit didompet mereka belum tentu cukup untuk beli kopi bubuk di warung. Bila anak-anak kita biasa makan di restoran saat main di mall, orang miskin sudah merasa mewah makan lauk telur dadar seminggu sekali.

Bila kita bisa santai meski punya utang di bank karena penggunaan kartu kredit, orang miskin pusing tujuh keliling memikirkan bagaimana melunasi utang di tukang sayur.
Sungguh tidak pantas kita jadi orang terhormat bila merendahkan dan meremehkan orang hanya karena baju mereka lusuh, muka mereka kusam, dan kelakuan norak mereka bila masuk ke mall.

Hidup mereka sehari-hari sulit dan itu membuat mereka tertekan. Tak ada apa-apanya tekanan yang kita terima saat diputuskan pacar atau dimarahi bos dikantor. Tak ada apa-apanya tekanan yang dihadapi agen asuransi untuk mencapai target bulanan mereka dibanding tekanan yang dialami orang miskin untuk bertahan hidup.

Itulah kenapa orang miskin tidak boleh diremehkan karena mereka juga bertahan hidup untuk mengisi kehidupan di dunia yang sama seperti kita. Tidak ada alasan untuk melecehkan orang miskin.

Masih tidak mengerti kenapa orang miskin harus dipandang sama seperti orang kaya? Bila penat cobalah cari hiburan selain nonton TV kabel, ke bioskop dan mall, kafe dan restoran, supermarket, theme park, hotel berbintang, atau pusat kebugaran. Lalu cobalah makan hanya dengan tempe, tahu dan sayuran tiap hari. Kemudian jauhkan diri dari aktivitas diinternet, media sosial dan gosip. Lakukan itu selama sebulan saja, maka Anda akan tahu bagaimana rasanya hidup sebagai orang miskin.