Seberapa Butuh Kita Menggunakan Media Sosial?

Seberapa Butuh Kita Menggunakan Media Sosial?

Sewajarnya kita tidak butuh sosial media sebanyak kita butuh minum. Why? Karena media sosial—meski sekarang juga dipakai sebagai tempat jualan—pada awalnya dibuat untuk menghubungkan orang-orang yang secara fisik berjauhan agar bisa saling bertukar kabar dan berjejaring lewat foto, video, dan tulisan. Karena itu suami-istri yang harmonis hampir tidak pernah curhat tentang rumah tangganya—baik soal pasangan atau anak-anak—karena masalah apapun yang terjadi dalam rumah tangga bisa diselesaikan dengan komunikasi tatap muka yang seimbang diantara keduanya.

Media sosial yang paling populer di Indonesia selain Facebook saat ini adalah Instagram. Banyak foto bagus di Instagram yang membuat kita ingin juga memajang foto keren disana. Kalau akun kita punya banyak follower kita bisa dapat endorsement dan menghasilkan uang. Tapi kalau Anda mengaku sedang kesulitan keuangan karena banyak hutang, sementara foto-foto liburan Anda bertebaran di Instagram, hati-hati, bisa-bisa Anda dicap pembohong oleh orang yang mengenal Anda. Bagaimana mungkin seseorang yang gak punya duit bisa pergi liburan? 


Kalau tidak perlu-perlu amat, kita tidak butuh media sosial kecuali kalau kita salah satu orang dibawah ini :
  • Selebriti. Orang yang disebut selebriti seperti penyanyi, aktor-aktris, supermodel, pelawak, dan komedian butuh publikasi supaya tetap terkenal. Mereka juga perlu media sosial untuk berinteraksi dengan penggemar. Selebriti media sosial seperti selebgram, selebtwit, dan Youtuber dengan puluhan ribu subscribers juga masuk kategori ini.
  • Budayawan dan sastrawan. Mereka lebih membutuhkan media sosial untuk jaringan dengan sesama profesi dari luar negeri atau memamerkan karya-karya sastra dan budaya mereka.
  • Sutradara, pegiat dan pengamat perfilman dan teater. Para pekerja bidang ini kadang bicara politik di akun media sosial mereka untuk meminta perhatian para pemimpin agar lebih memerhatikan dunia film dan teater.
  • Motivator, guru, dan ustadz (pengajar agama). Kata-kata motivasi adalah salah satu yang paling dicari oleh orang yang sedang merasa gundah-gulana. Orang yang gundah biasanya menghibur diri di media sosial. Motivator, guru, atau ustadz bisa memanfaatkan medsos untuk “menghibur” mereka yang galau.
  • CEO, manager, supervisor, dan team leader. Nah, kalau Anda punya anak buah di tempat bekerja, ada gunanya Anda rajin buka medsos. Anda bisa memantau perilaku anak buah. Apakah ada hal-hal jelek yang mereka katakan tentang atasan atau tempat mereka bekerja, atau adakah perselisihan antara rekan kerja yang bisa dilihat dari status-status mereka ataukah mereka merasa betah kerja di tempat Anda. Di USA, orang yang datang dari negara-negara tertentu bahkan harus mencantumkan nama akun media sosial agar bisa dipantau perilaku mereka di dunia maya apakah berpotensi membahayakan keamanan USA atau tidak.
Lalu bagaimana dengan ibu rumah tangga? Ibu rumah tangga lebih cocok aktif di Forum, semisal FemaleDaily, Orami, atau nimbrung saja di Kaskus belagak seperti anak muda. Dengan bergabung di Forum, kita bisa bertukar pikiran, ilmu, tips, dan bisnis. Jadi bukan sekedar menyaksikan status dan foto orang-orang, tapi ada manfaat yang kita dapat. Kita bisa memakai nama samaran untuk menulis, berkomentar, bahkan curhat tanpa khawatir ada kenalan kita yang membaca. Tapi harus tetap menggunakan bahasa yang baik yes.

Forum juga lebih cocok untuk mereka yang menggemari hobi tertentu, misalnya game, kerajinan tangan, masak, bahkan untuk penganut teori bumi datar.

Media sosial memang bagian dari gaya hidup kekinian, tapi coba seminggu saja tanpa buka media sosial juga asyik lohh! Hidup terasa damai karena otak tidak dibebani derasnya informasi yang belum kita perlukan. Kita jadi lebih fokus terhadap apa yang sedang kita kerjakan di dunia nyata.
Susah-susah Gampang Jualan di Medsos

Susah-susah Gampang Jualan di Medsos


Kecuali jika Anda menjual produk atau jasa yang masih jarang ada di pasaran. Misal Anda menjual puding bentuk mobil Lamborghini rasa kopi pisang. Atau Anda menjual produk Kracie Poppin Cookin asli dengan harga dibawah pasar. Bisa juga Anda menjual kerajinan tangan buatan sendiri entah itu rajutan, dari kain, kayu, atau daur ulang dengan kustomisasi alias pembeli bisa pesan model dan bentuk sesuai keinginan mereka.
Media sosial bukan e-commerce. Dia tidak dibuat untuk jualan melainkan untuk berbagi cerita, foto, dan video antara sesama pengguna.

Media sosial digunakan untuk tempat jualan karena orang memanfaatkan jaringan pertemanan atau followersnya sebagai pangsa pasar. Bila barang dagangan Anda unik dan tidak pasaran maka jaringan itu bisa memviralkan (menyebarkan lewat internet) hingga bisa laku keras. Tapi kalau Anda -misal- menjual baju muslim yang sudah banyak dijual dimana-mana atau batik seperti yang digrosir di pusat kulakan, maka Anda bisa kesulitan mendapat pembeli kecuali Anda banting harga atau membuat ciri khas pada baju muslim atau batik Anda itu.

Brand besar biasanya memanfaatkan media sosial sebagai tempat menginformasikan produk mereka. Event, promosi, dan interaksi dengan customers juga dilakukan di media sosial. Brand Nike juga memakai pihak ketiga untuk jualan di Instagram, tidak jualan langsung. Nike tidak berjualan langsung karena Instagram memang tidak diperuntukkan untuk jualan.

Kalau Anda pemula yang benar-benar ingin membangun bisnis dari medsos, baiknya pisahkan akun jualan dengan akun pribadi di medsos. Postingan pribadi yang bercampur baur dengan dagangan bisa membuat calon pembeli menganggap Anda hanya sekedar lewat saja menawarkan dagangan. Postinglah juga hal lain yang berhubungan dengan dagangan Anda. Misal motif-motif batik jika Anda jualan cake hias batik. Atau jenis-jenis kain jika Anda berjualan kerajinan dari kain.

Tulis lengkap keterangan tentang dagangan Anda. Tulis juga berapa harganya. Jangan sok misterius dengan pemberitahuan, "untuk harga & info lengkap silahkan hubungi WhatsApp kami." Anda itu jualan bukan membuat kuis teka-teki.

Jika punya modal buatlah toko online lengkap dengan keranjang belanja yang memudahkan konsumen membeli dagangan Anda. Jadikan toko online sebagai tempat jualan utama dan fungsikan medsos sebagai media promosi, informasi produk, dan cantumkan keterangan produk lengkap dengan harga jika ada yang ingin membeli lewat medsos. Tapi tetap fungsikan toko online sebagai tempat jualan utama untuk memposisikan bahwa bisnis Anda dikelola serius.

Membangun sebuah usaha tidak ada yang mudah tapi juga tidak susah jika Anda mau melewati prosesnya. Proses untuk membuat akun jualan, promosi, mencari pembeli, dan bersaing dengan orang yang dagangannya sama dengan Anda adalah proses yang mau tak mau harus dijalani. Tapi insya Allah kerja keras Anda berbuah manis.
Media Sosial Tambah Gila

Media Sosial Tambah Gila

Anda pasti punya akun Facebook, bukan?! Facebook jadi salah satu media sosial paling populer di Indonesia selain Twitter. Balita sampai nenek-nenekpun punya akun Facebook. Sementara saat ini di Indonesia (only in Indonesia) BBM merajai pesan instan yang paling banyak digunakan selain Whatsapp.

Admitted or not, kita lebih banyak berinteraksi di media sosial dan instant messaging daripada di dunia nyata. Lihat saja orang-orang muda yang tiada menit tanpa memegang ponsel, sekedar chatting, menulis status, atau mengomentari postingan orang lain.

Gilanya, bukan cuma anak muda, ibu-ibu muda juga banyak yang asyik bongkar-pasang foto profil dengan fotonya yang paling cantik. Padahal alih-alih mejeng di media sosial, ia bisa memanfaatkan waktu dengan mengobrol dan bermain bersama anak-anaknya, atau mengajari si anak keterampilan lainnya.

Kita juga mudah menemui anak-anak remaja lebih senang berkeluh-kesah dengan sesama temannya daripada kepada orangtuanya. Risikonya bila si anak dapat masukan yang salah dari temannya, bisa-bisa masalah si anak tambah rumit. Gilanya, orangtuanya seperti membiarkan si anak larut dalam dunia pesan instan tanpa mau repot bersabar hati berkomunikasi dengan sang anak.

Sebagai pemilik akun media sosial, kita juga lebih percaya pada status atau video yang diunggah di Facebook dan YouTube meski tidak ada sumbernya. Lihat contoh seorang dosen bernama Buni Yani.
Buni Yani memotong video ketika Ahok berpidato di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Selain memotong video yang durasi aslinya 1 jam lebih menjadi 1 menit, dia juga menulis transkrip dan menghilangkan kata "pakai" yang diucapkan Ahok.

Pemotongan video saja sudah memelencengkan konteks pidato yang disampaikan Ahok, apalagi sampai menulis transkrip yang tidak sesuai dengan videonya.

Alhasil Jakarta geger karena video yang dipotong dan transkrip yang menghilangkan kata "pakai" itu tersebar viral (melalui internet, media sosial, dan pesan instan). Padahal, mengutip pengurus NU Jakarta, kalau kita lihat pidato Ahok asli yang utuh tidak ada konteks Ahok menghina ulama apalagi kitab suci AlQuran.

Kita lihat contoh lain ada yang menulis status "tetangga saya kehilangan anak, pas anaknya kembali ada bekas operasi di punggung dan perut, diduga ginjal si anak diambil."

Gilanya, bejibun orang percaya berita itu. Ternyata kata kapolres Depok (Jabar) berita itu bohong, hoax alias tidak benar bin mengada-ngada.
Well, sebenarnya yang gila itu bukan media sosial tapi penggunanya yang euforia. Media sosial diciptakan untuk memudahkan berbagi momen bersama keluarga dan teman yang tinggal di lain wilayah. Tapi dimanfaatkan oleh oknum pengguna untuk menipu, memeras, membuat huru-hara dan kegaduhan serta berbuat kriminal.

Media sosial memang bisa digunakan untuk bisnis dan networking tapi tak perlu memaksakan diri untuk eksis tiap hari hanya supaya Anda dikenal orang. Membangun networking dan mengembangkan bisnis tetap lebih baik dijalankan di dunia nyata kecuali Anda berbisnis full online.

So, we remind ourselves supaya media sosial jangan sampai menguasai dan membuat kita gila, yah!
Makin Sedikit Main Medsos Semakin Bahagia

Makin Sedikit Main Medsos Semakin Bahagia

Siapa yang tidak punya akun media sosial saat ini? Semua orang, terutama yang berumur 13 tahun lebih, pasti punya. Facebook, Twitter, Instagram, Path, LinkedIn, YouTube, Google+, dan lain sebagainya. Therefore, it is not wise to spend our time in social media too much. Kebanyakan main media sosial malah bisa bikin stres. Yes. Why?

Derasnya arus informasi yang masuk melalui media sosial, entah berupa posting pribadi atau link dari situs lain, bisa membuat pikiran jadi cemas dan hati was-was. Apalagi kalau yang beredar itu hoax (berita bohong/karangan yang beredar lewat dunia maya) bisa membuat pikiran bingung karena otak dan naluri kita tahu itu tak masuk akal, tapi karena mata kita membaca hoax secara terus-menerus maka kita "dipaksa" untuk percaya pada informasi yang sebetulnya tidak nyata.
Pic from getsnitter.com



Penelitian yang dilakukan Happiness Research Institute tahun 2015 di Denmark pada 1095 responden menemukan bahwa separuh dari mereka yang lama tidak membuka Facebook lebih bahagia dibanding mereka yang tiap hari buka Facebook.
Riset itu memakai Facebook sebagai media sosial yang diteliti karena jejaring sosial itu digunakan oleh semua kalangan umur.
 
Pengguna Facebook memiliki peluang 39 persen merasa kurang bahagia dibandingkan mereka yang tidak memakai media sosial itu.

In my opinion, sering membaca apa yang di posting orang lain di medsos membuat kita cenderung membandingkan hidup kita dengan orang lain. Kita bisa merasa iri dan  tidak bahagia. Kalaupun tidak iri, kita akan cenderung "sibuk" mengurusi hidup orang lain sehingga lupa bahwa kita urusan yang lebih berguna untuk diri sendiri.

Jadi, membuka media sosial bukan keharusan. Tidak usah takut dibilang kurang update hanya karena kita jarang update status. Yang penting kita tidak gagap teknologi dan mengerti cara menggunakan teknologi tapi jangan "diperbudak" oleh teknologi.
Sukses Jualan Online Untuk Pemula

Sukses Jualan Online Untuk Pemula

Banyak dari kita tergiur berjualan dalam jaringan (online) karena iming-iming keuntungan yang besar dan mudah dijalankan darimana saja. Iya, menjalankan toko online memang mudah tapi tidak semudah membalik telapak tangan. Kita tetap butuh usaha supaya pembeli mau beli produk dari toko online kita. Yang mudah kita lakukan adalah :

Deskripsikan produk dengan jelas
Misal Anda menjual baju, deskripsikan dengan lengkap ukuran, hiasan, aksen, juga panjang baju, bahan yang digunakan, lebar bahu, tangan, pinggul, dada dan apa warnanya. Atau kalau menjual panci jelaskan beratnya, diameter, apakah anti lengket atau tidak, bisa untuk memasak apa saja, apakah perlu perlakuan khusus saat mencuci atau tidak. 

Deskripsi ini penting karena pembeli tidak bisa memegang dan melihat langsung produknya sehingga mereka perlu info detail untuk dapat membayangkan seperti apa produk yang akan mereka beli. Deskipsi yang asal-asalan, apalagi cuma foto dan harga, bisa membuat pembeli menafsirkan Anda tidak serius berjualan.

Fast response
Jika ada (calon) pembeli yang memesan atau sekadar menanyakan stok atau detail barang, jawablah secepat yang Anda bisa. Ada banyak orang yang berjualan di internet mungkin dengan barang sama dengan yang Anda jual. Kalau Anda lama merespon bisa jadi calon pembeli tidak minat lagi membeli produk  Anda. 

Promosi
Blogwalking bisa dilakukan tapi mungkin tidak efektif lagi karena banyak pemilik situs yang tidak mengizinkan pengunjungnya beriklan. Carilah di Google dengan kata kunci "pasang iklan gratis" lalu daftarlah pada situs-situs yang tersedia dan beriklanlah.

Promosikan toko online di akun media sosial Anda. Jika bergabung di forum, maka cantumkan link toko online di signature profil dan postingan Anda.

Beri Diskon Bila Perlu
Jika memungkinkan berilah potongan harga atau diskon selama masa promosi atau event tertentu. Bisa juga Anda menggratiskan ongkos kirim untuk minimum pembelian nominal tertentu untuk pengiriman di wilayah yang sama dengan toko online Anda.

Layani Semua Pembeli Sama
Kalau Anda menerapkan minimum pembelian, maka pembeli yang membeli hanya 50rb juga harus Anda layani sama baiknya dengan yang membeli 500rb. Bisa jadi pembeli yang membeli seharga 50rb hanya mengetes dulu kualitas barang dan pelayanan Anda sebelum membeli dengan jumlah lebih besar.

Menjalankan toko online, sama seperti toko fisik, butuh usaha supaya pembeli berdatangan dan toko Anda laris. Yang penting jangan menyulitkan yang gampang dan jangan membuat yang gampang jadi sulit.

Salam sukses!(^ο½–^)
Dropship Reseller, Jualan Online Modal Dengkul

Dropship Reseller, Jualan Online Modal Dengkul

Mau coba jualan online untuk pertama kali tanpa risiko tinggi? Bisa saja asal mau repot sedikit untuk membuat website dengan blog dan domain gratisan lalu jual dengan sistem dropship reseller. Kenapa harus buat website, tidak di jualan di media sosial saja?

Sekarang ini orang-orang menggunakan media sosial untuk mencari informasi ringan dan hiburan, bercanda dengan sanak sahabat, atau berbagi hal- hal seru dalam hidup mereka, bukan untuk membeli barang. Kehadiran orang yang berjualan akan mengganggu mereka.

Toko online biasanya menggunakan media sosial untuk memberi tips, informasi produk, diskon, dan promosi, bukan untuk berjualan secara langsung.

Jika ada yang belum tahu cara membuat blog yang bisa digunakan untuk.domain pribadi silahkan KLIK SINI. Lalu untuk membuat domain gratis guna keperluan jualan online ada lihat DISINI

Lalu apa itu dropship reseller?
Dropship reseller adalah sistem penjualan dimana kita menjual produk milik penjual (seller) lain tanpa kita harus punya stok produk sendiri. Jika ada pembeli yang membeli dari toko online kita, seller akan mengirim produk langsung ke alamat pembeli itu menggunakan nama pengirim toko online kita. Profit yang didapat biasanya 10% - 15% dari harga jual. Ada juga seller yang memberi profit sampai 30%.

Model dropship reseller cocok untuk pelajar/mahasiswa karena tidak mengganggu waktu belajar mereka dan ibu rumah tangga karena tidak mengakibatkan penurunan kualitas mengasuh anak. Cocok juga bagi pensiunan karena bisa mengisi waktu luang secara produktif namun tidak memforsir tenaga dan pikiran.

Salah satu dropship marketplace adalah CAKNING.COM. Cakning.com punya puluhan seller yang menjual produknya untuk dijual lagi oleh reseller dengan cara dropship. Begitu akun kita aktif kita bisa lihat ribuan produk dengan harga jualnya dan profit yang bisa didapat reseller.

Jenis keanggotaan di cakning.com ada free-member dan full-member. Anggota full-member tentu saja bisa mengakses seluruh fitur dan mendapat e-training. Untuk pemula cukup free-member saja.

Seller, di cakning.com disebut vendor, berasal dari berbagai daerah jadi ongkos kirim antar produk bisa berbeda, kecuali produknya dijual seller yang sama. Jika (calon) pembeli kita membeli dua barang dari seller yang berbeda, maka mereka harus membayar dua ongkos kirim. Repot ya? Ya namanya juga gratisan jadi mau gak mau ya repot sedikit.

Meanwhile, admin cakning.com untuk ukuran bisnis dunia maya, agak lama dalam merespon pertanyaan dan keperluan lain. Seller juga ada yang cepat dan ada yang lambat memberitahukan ongkos kirim atau memproses order.

However, diluar dari kelemahan tadi, cakning.com cukup mengakomodir keinginan kita yang ingin jualan online tapi tidak punya barang dan modal.

Boleh dicoba boleh juga dilupakan (∩_∩)