Kadrun dan Pola Pikir yang Menghambat Islam

Kadrun dan Pola Pikir yang Menghambat Islam

Kadrun adalah akronim dari kadal gurun yang secara kiasan disematkan untuk orang yang intoleran dan menyukai aksi radikalis dan ekstremis Islam seperti di Timur Tengah.

Istilah "gurun" dipakai karena jazirah Arab identik dengan gurun pasir sehingga disematkan kepada mereka yang selalu melihat Islam dari sudut pandang etnis Arab hanya karena Islam lahir di jazirah Arab.

Padahal Islam di Arab Saudi yang menganut paham wahabi. Pun tidak sama dengan di Turki karena negara itu berpaham sekuler yang memisahkan urusan agama dengan negara. Hal serupa terjadi di Yordania. Walau berideologi Islam, negara yang punya 30 partai politk itu sudah dipengaruhi oleh ajaran kapitalis-liberalis warisan Inggris ketika menguasai Yordania tahun 1928-1934.

Persepsi Keliru Soal Kadrun


Karena selalu menginginkan Indonesia jadi negara Islam seperti di Timur Tengah, maka kadrun menutup mata soal sejarah nyata yang dialami bangsa Indonesia.

Masuknya Islam di Indonesia hingga jadi agama yang terbesar di bumi khatulistiwa ini karena para pemuka agama masa lalu banyak menggunakan pendekatan halus dan memakai kebudayaan lokal untuk menarik minat pribumi terhadap ajaran Islam.

Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika itupun sudah sangat Islami karena sesuai dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Maka kadrun bukanlah orang yang memakai kopiah, sarung, berjenggot, bercelana cingkrang, dan bercadar. Kadrun adalah pola pikir yang menolak keberagaman dan tidak menerima bahwa Islam Indonesia berkembang karena berasimilasi dengan kearifan lokal.

Cara melihat seseorang itu kadrun atau bukan adalah dari pola pikirnya, bukan cara berpakaiannya.

Sangat disayangkan Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad mengatakan jangan takut dicap kadrun hanya karena kita memakai kopiah dan sarung, seperti dilansir detik.com

Bukan seperti itu. 

Orang yang memakai kopiah dan sarung memang bukan kadrun karena mereka adalah santri. Tidak ada santri yang jadi kadrun, kecuali di pesantren yang sudah terpapar paham ekstremis.

Menurut KBBI, ekstremis adalah orang yang melampaui batas kebiasaan (hukum dan sebagainya) dalam membela atau menuntut sesuatu.

Kebetulan pula, para pelaku teror selama ini bercelana cingkrang dan bercadar, sehingga muncul stigma terhadap orang yang berpakaian seperti itu. Tambahan lagi, pelaku teror semuanya terpapar paham khilafah dan tidak mengakui agama lain selain Islam yang berdasarkan khilafah.

Wahabi 

 

Kadrun menganggap bahwa apa yang ada di Arab (Saudi) itulah ajaran Islam yang sebenarnya. Padahal disana berpaham wahabi.

Paham wahabi amat tidak cocok diterapkan di Indonesia karena di sini ada banyak agama, kepercayaan, dan suku. Wahabi membolehkan kekerasan dan intoleransi kepada mereka yang berbeda, sedangkan toleransi amat dibutuhkan di negeri ini supaya keanekaragaman Indonesia terjaga.

Keanekaragaman itu Islami karena Allah menciptakan manusia dalam berbagai ras dan warna kulit. Pun Allah mengizinkan agama dan kepercayaan lain tumbuh di Indonesia. Urusan nanti siapa yang masuk surga, tergantung siapa yang punya kuncinya sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadis.

Di Arab Saudi perubahan membawa negara itu ke arah Islam moderat dan terbuka sudah dilakukan oleh putra mahkota Muhammad bin Salman dengan melakukan reformasi, salah satunya membolehkan perempuan menyetir mobil.

Khilafah 

 

Melansir laman nu.or.id, secara bahasa khilafah adalah kata infinitif atau dalam tata bahasa Arab masdar dari kata khalafa-yahlifu artinya adalah mengganti. 
 
Abu Bakar as-Shiddiq adalah orang pertama yang diberi gelar Kholifatu Rosulillah artinya pengganti Rasulullah. Kemudian Umar bin Khattab bergelar Kholifatu Kholifati Rosulillah artinya pengganti dari pengganti Rasulullah. 
 
Penggunaan gelar khalifah ini kemudian tidak berhenti pada Khulafaur Rasyidin saja tapi berlanjut pada pemerintahan yang dipimpin muslim pada masa-masa berikut, yaitu Umayyah, Abbasiyah, Fathimiyyah, Ayyubiyyah, Buwaihiyyah, Muwahhidin hingga Utsmaniyah. 
 
Jadi, semua pemimpin muslim lintas pemerintahan dan generasi menggunakan gelar khalifah untuk memperkuat legitimasinya. 
 
Organisasi yang terang-terangan ingin mengganti Pancasila dengan sistem khilafah adalah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Maka, menyusul 20 negara yang lebih dulu melarang HIzbut Tahrir, pemerintah Indonesia akhirnya juga melarang HTI.
Hizbut TareSecara bahasa khilafah adalah kata infinitif atau dalam tata bahasa Arab masdar dari kata khalafa-yahlifu artinya adalah mengganti. Abu Bakar as-Shiddiq adalah orang pertama yang diberi gelar Kholifatu Rosulillah artinya pengganti Rasulullah. Kemudian Umar bin Khattab bergelar Kholifatu Kholifati Rosulillah artinya pengganti dari pengganti Rasulullah. Penggunaan gelar khalifah ini kemudian tidak berhenti pada Khulafaur Rasyidin saja tapi berlanjut pada pemerintahan yang dipimpin muslim pada masa-masa berikut: Umayyah, Abbasiyah, Fathimiyyah, Ayyubiyyah, Buwaihiyyah, Muwahhidin hingga Utsmaniyah. Jadi semua pemimpin muslim lintas prmerintahan dan generasi menggunakan gelar khalifah untuk memperkuat legitimasinya.

Sumber: https://www.nu.or.id/opini/salah-paham-dan-paham-yang-salah-soal-khilafah-zk993

Dua belas dari dua puluh negara yang melarang Hibut Tahrir adalah negara Islam, diantaranya Malaysia, Yordania, Suriah, Turki, Libya, Arab Saudi, Pakistan, dan Mesir.

Ahlussunnah sebagai kelompok Islam terbesar memandang khilafah bukan sebagai syariat, melainkan lingkup pikiran.



Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Sabtu, 27 November 2021 - 00:00 WIB oleh Muhaimin dengan judul "Sejarah Wahhabi di Arab Saudi yang Kini Didobrak Pangeran Mohammed bin Salman". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://international.sindonews.com/read/611337/43/sejarah-wahhabi-di-arab-saudi-yang-kini-didobrak-pangeran-mohammed-bin-salman-1637943072

Untuk membaca berita lebih mudah, nyaman, dan tanpa banyak iklan, silahkan download aplikasi SINDOnews.
- Android: https://sin.do/u/android
- iOS: https://sin.do/u/ios

Ciri Khas Kadrun


1. Mengkafirkan orang yang tidak sepemahaman. Jangankan yang bukan muslim, sesama orang Islam saja bisa mereka kafirkan hanya karena berbisnis atau bersahabat dengan non-muslim.

Padahal Rasulullah sendiri bergaul dengan non-muslim, bahkan dengan para penganut kepercayaan.

2. Mengharamkan hal-hal yang sudah diketahui bukan suatu keharaman. Seringkali kelompok kadrun mencampur-aduk hukum-hukum dari empat mahzab untuk kepentingan sendiri.

Akhirnya halal-haramnya suatu hal juga bisa mereka atur sesukanya sendiri.

Mestinya jika kita mengikuti mahzab Syafi'i, maka mahzab itulah yang kita ikuti dalam segala segi kehidupan, kecuali dalam situasi khusus seperti berhaji.

3. Mudah membid'ahkan ibadah keagamaan yang sudah ratusan tahun berlangsung, walau ibadah itu sendiri tidak bertentangan dengan syariat Islam karena dilakukan juga oleh Khulafaur Rasyidin.

Selain Rasulullah, orang-orang yang diikuti teladannya oleh umat Islam adalah Khulafaur Rasyidin, yaitu Umar bin Khatab, Abu Bakar Ash Shidiq, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Jika Khufaur Rasyidin melakukan ibadah tertentu yang tidak bertentangan dengan Al-Qur'an dan Hadis, apakah tidak boleh diikuti hanya kita merasa perbuatan itu bid'ah?

4. Senang membuat berita bohong dan menyebarkan informasi palsu di media sosial. Padahal bagi prang awam, kebohongan yang terus-menerus disemburkan bisa dianggap sebagai kebenaran.

Pada akhirnya kebohongan yang dianggap kebenaran itu menyesatkan banyak orang dan dapat memprovokasi mereka berbuat hal yang justru bertentangan dengan ajaran Islam rahmatan lil alamin.

***

Maka jelas bahwa orang yang bercelana cingkrang dan bercadar tidak berarti kadrun. Seseorang disebut kadrun jika ucapan, perilaku, dan pola pikirnya tidak mencerminkan Sang Penciptanya sendiri yang termanifestasi dalam 99 asmaul husna.

Tuhan dan Ateisme

Tuhan dan Ateisme

Ateisme adalah paham yang tidak mengakui keberadaan Tuhan, dewa-dewi, roh halus, dan semua zat takkasat mata yang dipuja manusia.
 

Jumlah orang ateis di banyak negara makin banyak dari tahun ke tahun. Sama bertambahnya dengan orang agnostik, yaitu mengakui keberadaan Tuhan dan makhluk halus, tapi tidak mengakui keberadaan agama-agama di dunia.


Paling mencolok yang diyakini kaum ateis adalah semua fenomena alam dan semua hal yang terjadi di dunia bisa dijelaskan secara ilmiah, termasuk peristiwa Isra Miraj.

Isra Miraj memang dapat dijelaskan secara ilmiah dengan memakai teori relativitas Einstein yang mengatakan bahwa jika kecepatannya melebihi kecepatan cahaya, maka waktu berjalan mundur.

Pada saat JIbril mencuci hati Rasulullah, saat itulah tubuh beliau jadi seperti Jibril. Jibril adalah malaikat yang mana dia tercipta dari cahaya sehingga wujudnya tidak seperti manusia yang terikat ruang dan waktu. Disitulah teori relativitas terjadi.

Maka dari itu, Rasulullah bisa bepergian melebihi kecepatan cahaya sampai ke sidratul muntaha (ujung alam semesta tempat langit ketujuh berada).

However, kebesaran Allah tidak terbatas. Dia yang menjadikan Jibril dapat berinteraksi dengan Nabi Muhammad SAW walau berbeda dimensi yang membuat Nabi Muhammad SAW berwujud cahaya dan JIbril berwujud manusia.

Lantas, apakah Jibril yang terbuat dari cahaya itu tidak ada yang menciptakan? Apakah Jibril muncul begitu saja tanpa ada yang membuatnya? Apakah Muhammad sebagai manusia muncul begitu saja dari tanah tanpa ada yang menciptakannya?

Agama (terutama Islam) tidak pernah bertentangan dengan ilmu pengetahuan, malah Islam sangat mendukung sains. Terbukti dengan hadis Rasulullah tentang gerhana bulan dan matahari bukanlah tanda kelahiran atau kematian, melainkan tanda kebesaran Allah (Abu Burdah dari Abu Musa r.a).

Teori Asal Mula Kehidupan yang Mendasari Ateisme

1. Abiogenesis
Teori ini menyatakan bahwa semua makhluk hidup berasal dari benda mati. Ilmuwan yang mencetuskan teori ini adalah Aristoteles (384-322 SM) diikuti oleh Antony Leuwenhoek yang mengikutinya pada tahun 1677.

Mereka berasumsi bahwa cacing berasal dari tanah, makhluk renik berasal dari jerami yang direndam, dan belatung berasal dari daging. 

Aristoteles hidup pada zaman sebelum agama samawi (berasal dari wahyu disebut juga agama langit) turun, jadi wajar dia mencari tahu dari mana asal muasal kehidupan.

2. Biogenesis
Biogenesis lahir untuk membantah teori abiogenesis dengan keyakinan bahwa makhluk hidup dihasilkan dari makhluk hidup lain melalui reproduksi, bukan dari benda mati. 
 
Ilmuwan yang berhasil membuktikan bahwa suatu kehidupan dapat terjadi karena adanya kehidupan lain yang telah ada sebelumnya adalah Francesco Redi, Spallanzani, dan Louis Pasteur. 

3. Cosmozoic atau Kosmozoan
Teori ini menyatakan bahwa asal mula makhluk hidup bumi berasal dari ”spora kehidupan” yang berasal dari luar angkasa. 
 
Keadaan planet di angkasa luar tidak memungkinkan kehidupan dapat bertahan. Pada akhirnya spora kehidupan itu sampai ke bumi. 
 
4. Evolusi Biokimia
Ilmuwan Alexander Oparin dari Rusia adalah orang yang mencetuskan teori ini bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan evolusi terbentuknya bumi beserta atmosfernya.
 
Selama jutaan tahun, senyawa dari atmosfer lantas menjadi organisme yang sekarang ini menghuni bumi.

5. Evolusi Kimia Urey-Miller
Tokoh miliuner futuris yang ada dalam novel Origin karya Dan Brown, Edmond Kirsch yang ateis, mengambil tabung percobaan milik Urey-Miller yang disimpan puluhan tahun dari sebuah universitas untuk menguatkan presentasinya.
 
Ilmuwan AS Harold Urey yang mendukung teori Alexander Oparin lantas membuat........pada 1893. Percobaan Urey itu kemudian diteruskan oleh mahasiswanya yang juga jadi ilmuwan bernama Stanley Miller.

Karena itulah percobaan mereka yang menyimulasikan keadaan bumi di masa lalu dan menguji terjadinya abiogenesis berasal dari reaksi zat kimia terkenal dengan nama Percobaan Urey-Miller.

 

Penyebab Seseorang Menjadi Ateis dan Agnostik

 
1. Kekecewaan
Seseorang yang kurang memahami ajaran agamanya cenderung menyalahkan agama dan Tuhan saat dirinya mengalami kegalauan hati, kesedihan, dan kemelut hidup.
 
Saat kemelut hidup terjadi padanya dan tidak ada sashabat-kerabat yang bisa melegakan hatinya, maka dia akan melampiaskan semuanya pada agama yang dianutnya. Dia kecewa ternyata agama yang dianutnya tidak membantunya. Tuhan  yang disembahnya ternyata tidak memberinya mukjizat atas segala yang menduka hatinya.
 
Penyanyi Shakira salah satunya. Dia menyatakan bahwa dia jadi agnostik karena pernah mengalami ketidakyakinan pada agama saat sedang terpuruk.

Karena kekecewaan yang dilampuaskan pada agama dan Tuhan itulah seseorang kemudian menjadi agnostik. Jika sudah benar-benar tidak percaya keberadaan Tuhan dan konsep surga-neraka, maka seseorang akan terdorong menjadi ateis.

2. Ketidaksesuaian Memahami Agama dengan Realita
Ajaran agamaku, kok, membolehkan poligami, aku sebagai wanita gak terima dipoligami. Enak banget jadi lelaki di Islam sedangkan wanita diarang begini dilarang begitu.

Pemahaman yang keliru seperti itu boleh jadi karena ikut pengajian ustaz yang salah atau terbiasa mengambil ilmu agama dari internet, bukan dari orang yang paham agama. Ajaran agama jadi ditafsirkan sendiri bukan dari tafsiran ulama ahli tafsir.
 
Karena melihat ajaran agamanya tidak sesuai dengan prinsip hidupnya, seseorang bisa saja pindah keyakinan ke agama yang lain. Jika dia tidak percaya terhadap ajaran agama mana pun karena dirasa tidak masuk akal, maka agnostiklah pilihannya.
 
Orang agnostik cenderung jadi ateis karena lama-lama dia pun tidak percaya bahwa Tuhan itu ada.

Kealpaan Kaum Ateis


Para ateis lupa bahwa semua benda mati dan zat yang dipakai pada teori asal mula kehidupan pun ada yang menciptakan. Seperti cacing yang dulu dianggap berasal dari tanah. Tanah itu ada yang menciptakan. 

Bagaimana mungkin sesuatu yang berlainan wujud seperti mikroorganisme dapat menurunkan atau "melahirkan" makhluk hidup lain yang wujudnya dan sifatnya berbeda

Lalu bagaimana wujud si pencipta itu? Kalau memang ada Tuhan sebagai yang maha mencipta, kenapa kita tidak bisa melihat-Nya?
 
Kita tidak bakalan bisa melihat Tuhan karena kita cuma makhluk yang diciptakan yang tidak mungkin melihat yang menciptanya. Analoginya sama seperti kalau kita membuat dunia dalam video game dengan beragam karakter. Tidak satu pun dari karakter itu dapat melihat kita sebagai seseorang yang menciptakan dunia game itu.

Gambarannya persis seperti yang ada di film Free Guy, kalau Anda ingin mengerti bagaimana makhluk tidak dapat melihat yang menciptanya.

Ateis dan Harry Potter

  
Tokoh Hermione di novel Harry Potter mengatakan kalau tidak ada keadaan yang berasal dari ketiadaan. Artinya, baik muggle (orang tanpa kemampuan sihir) maupun penyihir tidak dapat membuat ada suatu benda dari hal yang tidak ada.

Hermione bilang begitu waktu Ron Weasley memintanya menyulap supaya piring Ron terisi puding lagi. Padahal Harry Potter cuma fiksi dan tentang penyihir yang bagi umat Islam seperti bersekutu dengan jin dimana mengadakan puding mestinya mudah.

Semua makanan dan minuman di meja makan Aula Besar Hogwarts dimasak oleh peri rumah. Dibawa oleh para penyihir dari dapur langsung ke Aula Besar dengan sihir. Jadi, makanan itu tidak serta-merta ada begitu saja.

Percakapan Hermione dengan Ron Weasley itu tidak ada di Harry Potter versi film, melainkan versi novel yang berjudul The Chamber of Secret (Kamar Rahasia).

Dengan begitu kita jadi tahu bahwa JK Rowling bukanlah ateis. Memang bukan, malahan dia seorang kristiani yang religius.

Jasa Bangunin Sahur dan Ngingetin Buka Puasa yang Sebenarnya Gak Diperluin tapi Selalu Ada

Jasa Bangunin Sahur dan Ngingetin Buka Puasa yang Sebenarnya Gak Diperluin tapi Selalu Ada

I appreciate the effort to get profit, but never get why people need to be waking up for sahur and breakfasting while they have alarm on their phones already.

Do they live alone in the forest so they need someone else to remind them or what?

Ilustrasi jam weker dari learntimeonline.com

Lima belas tahun lalu jasa bangunin sahur dan ngingetin buka puasa mungkin dicari banyak orang. Sekarang kalau masih ada yang menawarkan jasa tersebut rasanya mau saya ketawain dalam hati karena semua orang sudah punya smartphone yang sudah ada alarmnya.

Walau begitu, bisa saja ada orang yang benar-benar butuh jasa mereka. Orang yang bucin (butuh cinta), misalnya. Saking kesepian sampai butuh ditelepon dan diingatkan sahur.

However, that business still does not make sense to me because the reasons below:

1. Suara pengeras masjid di Indonesia tidak pernah senyap


Apalagi di masjid yang pengurusnya orang NU, hampir selalu berisik karena semua kegiatan yang diadakan di masjid NU hampir pasti menggunakan pengeras suara luar. 

Walaupun di masjid non-NU lebih sepi, tapi mereka juga selalu mengingatkan sahur sejak pukul 03.00 yang diulang pada pukul 04.00. Sebelum heboh suara bising speaker masjid dari Menag Yaqut Cholil Qoumas, banyak masjid bahkan memutar murotal nonstop dari jam 03.00 sampai azan Subuh.

Sekarang masjid lebih sepi sejak dikeluarkannya edaran tentang penggunaan toa oleh Kemenag, tapi masjid pun pasti menggaungkan peringatan bila sudah masuk imsak. Setelah itu azan Subuh berkumandang seperti biasa.

Andaipun ada orang yang rumahnya jauh dari masjid, seperti di Bali atau Manado, misalnya, mereka bisa pakai telepon seluler (ponsel) pintar yang pasti sudah ada alarmnya.

2. Ponsel keluaran 2015 keatas sudah dilengkapi koneksi internet otomatis


Koneksi internet di ponsel terbaru sudah tidak perlu kita setting manual. Jadi, smartphone tanpa simcard tetap bisa menyesuaikan jam tempat mereka tinggal secara otomatis lewat jaringan internet. Ketepatan jam itu bisa digunakan untuk menyetel alarm supaya bangun sahur gak kesiangan.

Jangankan smartphone, ponsel jadul yang bunyinya masih monophonic dan polyphonic juga sudah dilengkapi alarm. Malahan bunyinya keras banget karena tidak ada penyetelan untuk suara lembut.

Kalaupun orang tidak punya ponsel jenis apapun karena sangat miskin. Jam biologis tubuhnya bisa menyesuaikan kapan harus bangun. Bila ingin bangun pagi, mereka akan tidur lebih cepat. Kalau tidak bisa tidur cepat karena harus lembur, mereka akan niat-seniat-niatnya harus bangun sahur.

Lagian orang miskin gak butuh jasa bangunin sahur, gak mampu bayarnya.

3. Tarif 


Paling mencengangkan buat saya, ada yang pasang tarif bangunin sahur dan ngingetin buka puasa seharga HP. 

HP keluaran lokal macam Advan, Evercoss, HiMax, dan Zyrex jadi kelihatan murah banget. Bahkan pula HP Tiongkok seperti Xiaomi, Realme, dan Oppo harganya masih jauh lebih murah dibanding tarif jasa bangunin sahur.

emperbaca.com/istimewa

Tahun 2021 lalu, Choirul Anam asal Kabupaten Magelang sempat viral karena terang-terangan membuat poster menawarkan jasa bangunin sahur. Dia tidak mematok tarif karena permintaan itu datang dari teman-temannya.

Selain menawarkan jasa bangunin sahur, Anam juga membuka jasa menemani makan malam dan diantar sampai rumah, khusus perempuan lajang.

Bisa disimpulkan, jasa bangunin sahur walau sebenarnya gak perlu, ternyata dibutuhkan orang-orang yang kesepian dan ingin merasa jadi orang penting karena dibangunkan waktu sahur.

***

Namanya orang cari duit, ya, apa aja bisa asal halal dan gak merugikan orang. Semoga sukses buat yang jualan jasa bangunin sahur dan ngingetin buka puasa.

Para Pendakwah yang Gagal Menampilkan Islam Rahmatan Lil Alamin

Para Pendakwah yang Gagal Menampilkan Islam Rahmatan Lil Alamin

Jumlah penganut Islam di Indonesia, berdasarkan indonesia.go.id, ada sekitar 207 juta penduduk atau 87,2% dari total penduduk Indonesia pada 2020. Dengan penganut sebanyak itu, Indonesia jadi tempat bagi 13% keseluruhan muslim (penganut agama Islam) dunia.

However, dengan jumlah sebesar itu apa lantas orang Islam di Indonesia bangga? Apa yang dibanggakan? Menguasai total muslim seluruh dunia, jadi agama yang damai, atau agama yang paling benar?

Paham agnostik dan ateis tidak dikenal di Indonesia. Di Nusantara lebih dikenal istilah Islam KTP untuk menggambarkan orang yang mengakui Islam sebagai agamanya (di KTP), tapi -selain merayakan Idul Fitri dan Idul Adha, tidak pernah menjalankan ibadah dan ajaran Islam. 

Akan tetapi, melihat jumlah agnostik dan ateis di Asia Timur dan negara-negara Barat terus bertambah dari tahun ke tahun, bukan hal yang mustahil orang yang Islam KTP berubah jadi agnostik, bahkan ateis.

Yuk Baca: Negara Berpenduduk Ateis Terbanyak di Dunia

Apa gak berlebihan menganggap muslim di negara mayoritas Islam terbesar di dunia bisa jadi agnostik dan ateis cuma gara-gara negara tetangga di Asia Timur banyak yang agnostik dan ateis??

Tidak berlebihan bila cara dakwah dai di Indonesia sering menjadikan wanita dan anak-anak sebagai subjek diatas laki-laki.

Muslim yang percaya pada otoritas laki-laki dan kemurnian agama, akan menelan mentah-mentah doktrin itu dan terbawa radikalisme. 

Sementara muslim yang apatis karena sangat sering menerima doktrin keliru yang bertentangan dengan akal sehat mereka, memilih jalan "gelap" dengan menjadi Islam KTP. Sebagian lagi mungkin pindah agama (murtad) atau jadi agnostik dan ateis di luar negeri.

Kok, jauh amat mikirnya sampe kesitu? 

Pertama, Islam radikal yang seperti Wahabi, Taliban, dan ISIS sudah menyusup ke kampus-kampus, masjid-masjid, kantor pemerintahan, bahkan TNI dan Polri.

Kedua, pendakwah yang menggambarkan Islam secara tidak tepat jumlahnya makin banyak daripada Islam yang mengutamakan keseimbangan habluminnallah dan habluminannas.

Ketiga, mereka yang tidak ikut Islam radikal dan Islam nusantara merasa terjebak lalu hilang keyakinan terhadap agama mereka sendiri. Mereka jadi apatis, lalu berkumpul dengan kaum hedonis, kemudian jadi agnostik dan ateis.

Poligami

Poligami tidak dilarang dalam Islam, tapi syaratnya sungguh berat dan hampir tidak bisa dipenuhi manusia kecuali nabi dan rasul.

Celakanya, ada orang yang menjual agama demi meraup untung dengan jadi mentor poligami. 

Belum lagi dalam banyak kesempatan, para pendakwah yang disebut ustaz dan ustazah lebih sering membela laki-laki yang poligami. Salah satu yang salah kaprah yang mereka tebarkan adalah, istri yang dipoligami akan masuk surga karena ridho Allah ada pada suami.

Padahal Allah meridhoi suami yang tidak menyakiti istrinya. Bila istri tidak terima dipoligami, bagaimana ridho Allah ada pada suami?!

Ulama dan kyai besar seperti Buya Hamka, Ahmad Dahlan, Hasyim Asy'ari, Gus Dur, dan Idham Chalid tidak pernah poligami. Buya Hamka bahkan mengatakan bahwa monogami lebih terpuji dan menenangkan.

Satu kasus paling menarik adalah kepindahan Trie Utami dari Islam ke Buddha karena tidak mau dipoligami oleh Andi Analta Baso Amir. Tri Utami dikabarkan mandul. Suaminya menikah lagi karena ingin punya keturunan. Islam memang membolehkan suami nikah lagi, terlebih kalau istri tidak bisa punya anak.

Mungkin saja Trie Utami bisa "diselamatkan" dari kemurtadan bila dia menemukan pendakwah yang tidak pro-poligami. 

Bila para pendakwah/dai lebih banyak ceramah tentang beratnya poligami dan lebih mendukung istri, mungkin Trie Utami tidak akan murtad meski dia tetap bercerai dari suaminya. 

Kekerasan Terhadap Istri

Pendakwah Oki Setiana Dewi pernah mengatakan dalam ceramahnya mengatakan, jika suami menampar istri, itu adalah aib rumah tangga yang tidak boleh diceritakan ke orang lain, termasuk orang tua. 

Aib yang harus ditutupi bukan yang seperti itu. Contoh aib yang harus ditutupi, misal suami dipecat dari pekerjaannya, maka istri gak boleh mengeluh kemana-mana. Islam membolehkan suami memukul istri, tapi dengan cara yang sangat tidak menyakitkan seperti Nabi Ayyub. 

Istri Nabi Ayyub pergi ke pasar untuk menjual rambutnya demi membeli makanan. Nabi Ayyub marah karena istrinya lalai menaati perintahnya. Nabi Ayyub kemudian berjanji akan memukul istrinya bila dia sembuh.

Setelah sembuh, Nabi Ayyub memukul istrinya dengan seikat rumput. Menghukum dengan segenggam rumput tentu tidak menyakitkan. Ada versi yang mengatakan bahwa istrinya dipukul dengan 100 batang lidi yang diikat jadi satu lalu dipukulkan ke tubuh istrinya.

Saya lebih percaya versi seikat rumput daripada lidi. Nabi adalah orang yang menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri dan keteladanannya dapat dijadikan contoh oleh manusia lain. Apakah logis Nabi mengajarkan kekerasan? 

Apalagi redaksi soal rumput dan lidi diambil dari bahasa Arab yang bisa saja menimbulkan penafsiran berbeda-beda.

Kemudian, kisah suami yang menampar istrinya itu Oki contohkan dari Jeddah, Arab Saudi, dimana kebahagiaan rumah tangga disana jauh dari ideal karena dipengaruhi ulama konservatif wahabi. 

Sebelum Arab Saudi melakukan reformasi, kehidupan perempuan amat terkekang. Jangankan menyetir mobil, sekedar keluar rumah tanpa ditemani mahramnya saja dilarang keras, apalagi bekerja kantoran. Siaran radio saja amat sangat dibatasi dan diawasi ketat oleh para ulama Wahabi.

Orang tua Durhaka

Selama ini lebih banyak pendakwah yang menyuruh kita untuk jadi anak salih dan salihah, tidak peduli seberapa buruk orang tua memperlakukan kita.

Tidak banyak pendakwah yang menyebut bahwa orang tua juga bisa durhaka bila mereka memperlakukan anak seenaknya, terutama kesehatan mentalnya.

Salah satu sahabat Rasulullah Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, "Didiklah anakmu sesuai zamannya karena mereka bukan hidup di zamanmu." Kalau pada zaman dulu kita harus tunduk semua perkataan orang tua sebagai bagian dari mental terjajah, kini tidak lagi.

Anak-anak harus dibesarkan dalam keadaan nyaman yang penuh kasih sayang dan keterbukaan, bukan dengan dipaksa, dimarahi, dan dihukum seperti zaman penjajahan.

Rasulullah juga sangat banyak memberi contoh bagaimana memperlakukan anak-anak. Saat beliau dikencingi balita yang digendongnya, dia malah menegur ibu sang balita karena memarahi si balita. Rasulullah berkata bahwa najis kencing bisa hilang, tapi kemarahan itu akan diingat si anak selamanya. Artinya, kemarahan ibu akan mempengaruhi kesehatan mental si anak kelak.

Pentingnya para pendakwah mengingatkan orang tua tentang kedurhakaan bisa jadi mengurangi penelantaran anak, secara fisik dan mental. Jadi, bukan cuma anak saja yang durhaka kepada orang tua. Orang tua amat mungkin lebih banyak durhakanya kepada anak.

Siksa Kubur, Surga, dan Neraka

"Aku melihat ke dalam surga, maka kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka, maka kebanyakan penduduknya adalah wanita." (HR Bukhari dan Muslim).

"Nurut sama orang tua. Kalo gak nurut masuk neraka lo!"

"Nurut sama suami, jangan buka aib rumah tangga curhat sana-sini, ntar masuk neraka, lho!"

Sungguh apes nasib wanita bila para pendakwahnya terus-menerus menggaungkan wanita harus taat kepada orang tua dan suaminya, walaupun sumber dosa bukan pada si wanita.

Allah punya sifat maha pengasih lagi maha penyayang. Allah tidak akan menjebloskan wanita ke neraka kalau ternyata suaminya yang kurang memberi uang. Suami hanya memberi Rp350.000 per bulan, padahal kebutuhan makan rumah tangganya sampai satu juta karena suami tidak mau tiap hari cuma makan sayuran seperti kambing.

Si istri jadi berutang kesana-kemari untuk menutup biaya makan. Ketika suami tahu istrinya banyak utang, diceraikanlah istrinya itu dengan alasan boros.

Bukan wanita seperti itu yang masuk neraka, tapi suami yang celaka.

***

Jadi, para pendakwah yang budiman, jangan ceramah yang itu-itu melulu. Soal haram-halal, bid'ah, durhaka, surga, neraka, siksa kubur, dan lain-lain yang membuat Islam seolah menakutkan, bahkan bagi pemeluknya.

Bukalah wajah Islam sebenarnya yang damai, merangkul semua makhluk, mendukung teknologi dan ilmu pengetahuan, dan memperlakukan semua manusia laki-laki, perempuan, anak-anak, dan lansia secara setara dan adil. Islam rahmatan lil alamin.

Satu hal lagi. Ada riwayat hadis yang mengatakan bahwa Rasulullah pernah mengatakan umatnya akan terpecah jadi 73 golongan. Bisa saja walau masih mengakui Allah SWT sebagai Tuhan, Muhammad sebagai Rasulullah, dan Kabah sebagai kiblat, mereka terpecah karena masalah kemanusiaan yang saling mengkafirkan, memusyrikkan, dan membid'ahkan.

Ramadan (Bukan) Bulan Pesta Pora

Ramadan (Bukan) Bulan Pesta Pora

Akal dan logika mengatakan bahwa selama Ramadan harusnya kita bisa berhemat karena selama sebulan kita puasa. Tidak makan di siang hari yang harusnya menghemat uang untuk makan siang. Pun Islam menyuruh kita puasa agar rendah hati dan menumbuhkan empati pada orang miskin yang tidak mampu makan tiga kali sehari.

Namun, yang terjadi sebaliknya. Alih-alih menumbuhkan empati dan mengasah kerendah-hatian, kita malah memborong bahan pangan selama Ramadan. Alasannya, supaya anak semangat puasa. Maka diboronglah sirup, susu, sari kelapa, dan kue-kue.

Alasannya, untuk menjaga vitalitas tubuh supaya tetap bugar saat bekerja sambil puasa. Maka diboronglah buah, aneka vitamin, dan suplemen makanan.

Belum lagi aneka makanan dan kue khas yang hanya dibuat dan dijual di bulan Ramadan, membuat air liur terbit dan akhirnya kita beli tiap hari. 


Jangan heran bila dompet kita malah jebol selama puasa. Alih-alih menyesapi esensi puasa, kita malah pesta pora.

Bulan Pesta Pora

Kok Ramadan dibilang pesta pora, sih? Itu menista agama!! Tahan, jangan marah dulu.

Puasa adalah bulan dimana kita harusnya menahan segala nafsu, termasuk nafsu makan. tapi kenapa kita malah beli banyak makanan untuk stok puasa?  

"Itu membantu ekonomi umat! Betul, tapi kita bisa beli dagangan mereka tiap hari, kan? Bukan cuma saat Ramadan?

"Mereka jualan cuma pas puasa aja, hari lainnya mereka jadi kuli bangunan." Kalau begitu di hari lain, kita bantu kasih mereka makan supaya kuat bekerja seharian selama jadi kuli. 

"Sambil nunggu Maghrib enaknya jalan-jalan sambil liat-liat, siapa tahu ada makanan enak buat buka puasa." Berarti fix, ya, karena lapar mata, bukan karena kebutuhan.

Pun, munculnya banyak pedagang karena hukum suppy and demand (pasokan dan permintaan). Mereka jualan karena yakin bakal diborong oleh orang yang puasa. Pedagang takjil tidak akan jualan kalau tidak ada yang beli.

Jangan sampai keberkahan puasa lenyap karena kita menuruti nafsu memborong sesuatu yang sebenarnya kita tidak butuhkan. Lain soal bila kita orang kaya. Tiap hari borong pun gak masalah karena duitnya memang ada. Setelah borong jangan dimakan sendiri. Bagi-bagikan ke panti asuhan, panti wreda, dan orang-orang miskin di lingkungan rumah.

Ramadan Momentum Berhemat


Kita telah memperlakukan bulan Ramadan sebagai bulan pesta pora dan pesta identik dengan pemborosan, Makanya pengeluaran kita jadi lebih boros saat bulan puasa.

Cara berhemat saar puasa bila kamu masih ingin punya uang ekstra saat Lebaran 

  • Beli takjil secukupnya. Beli hanya yang benar-benar kita ingin coba atau yang hanya yang kita suka.
  • Tidak keluar rumah saat sedang tongpes (kantong kempes/bokek). Ini untuk menghindari kita lapar mata lantas berutang.
  • Masak menu makanan seperti hari biasa.
  • Tidak perlu sering buka puasa bersama (bukber). 
  • Beli kebutuhan pokok sama seperti diluar bulan-bulan puasa.
  • Perbanyak mengaji dan ibadah sunah lain supaya terhindar dari keinginan beli ini-itu diluar kebutuhan.
Tidak perlu minder dan gengsi hanya karena di meja makan tidak ada menu spesial Ramadan. Ramadan akan afdol justru bila kita memahami esensi puasa dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Nyadran Bukan Makan Di Kuburan

Nyadran Bukan Makan Di Kuburan

Orang non-suku Jawa yang melihat nyadran sekilas akan beranggapan kalau orang-orang itu sedang melakukan ritual bid'ah yang diakhiri dengan makan bersama di kuburan.

Orang Jawa biasa menggelar acara nyadran setahun sekali. Nyadran dilakukan setiap bulan Ruwah pada kalender Jawa atau Syaban pada kalender Islam, menjelang bulan Ramadan. 

Diyakini, dalam menyambut bulan suci, lahiriah dan batiniah yang kotor pada manusia sebaiknya dibersihkan. Kuburan sebagai tempat peristirahatan terakhir manusia, perlu dibersihkan supaya manusia selalu ingat pada kematian dan kemudian mengisi hidupnya dengan perbuatan baik.

Nyadran memang bukan ajaran Islam. Sunan Kalijaga mengganti ritual Hindu dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, tahlil, zikir, dan doa-doa. Menghilangkan apa yang sudah jadi tradisi dan kebiasaan masyarakat dengan alasan bid'ah hanya akan membuat penduduk Jawa (pada masa lampau) menjauhi syiar Islam.

Itulah sebab Sunan Kalijaga banyak melakukan asimilasi ajaran Islam dengan tradisi masyarakat Jawa yang sudah ada sejak tahun 358 Masehi. Kalau tidak begitu, Islam tidak bakalan jadi agama mayoritas di Indonesia seperti sekarang.

Makan di kuburan

Sejatinya, nyadran bukan makan-makan atau kenduri di kuburan. Orang-orang Jawa pada bulan Syaban biasanya membersihkan kuburan-kuburan orangtua dan saudara-saudara mereka untuk mengingat bahwa kelak mereka juga akan mati dikubur dalam tanah. 
Foto : antaranews.com

Bersih-bersih kuburan kurang lengkap tanpa mendoakan arwah orang yang kuburnya mereka bersihkan. 

Dua hal ini tidak bertentangan dengan ajaran Islam yang membolehkan ziarah kubur. Setelah energi terkuras untuk bersih-bersih maka mereka menyantap bekal/hidangan yang mereka bawa, untuk dimakan bersama.
.
Bersih-bersih kuburan akan terasa berat kalau dilakukan sendirian, apalagi zaman dulu kuburan identik dengan kesan seram dengan pepohonan besar dimana-mana. Jika dilakukan beramai-ramai akan menghilangkan kesan seram sekaligus menjaga kebersamaan dan kerukunan antar warga kampung. 

Di beberapa kampung di daerah yang masih mengadakan nyadran, doa-doa tidak lagi dilakukan di pemakaman, melainkan di masjid. Setelah mendengar tausyiah dan mengumandangkan doa-doa, mereka makan bersama. Bersih-bersih kuburan dilakukan sebelum atau sesudah berdoa di masjid. 

Jadi nyadran bukan makan bersama di kuburan. Filosofi dibalik nyadranlah yang utama. Makan-makan hanya kegiatan wajar setelah lelah beraktivitas. Jika lokasi makannya di kuburan itu karena sebelumnya ada aktivitas  membersihkan kuburan. Kalau kita selepas kerja bakti membersihkan got dan selokan, makan-makannya juga di sekitaran selokan itu, kan, bukan di rumah masing-masing, kan?

Mendoakan arwah keluarga, kebersamaan, silaturahmi, kerukunan warga kampung, dan pengingat kematian. Itulah filosofi nyadran.

Saya pribadi berpendapat ini tidak bertentangan dengan syariat Islam. Kalau bertentangan tentu Walisongo, terutama Sunan Kalijaga, tidak akan mengasimilasikan kebudayaan itu dengan Islam. Sunan Kalijaga mengganti ritual Hindu dengan doa-doa Islam supaya ajaran Islam bisa diterima masyarakat tanpa melanggar ajaran Islam itu sendiri.

Ziarah kubur dan mendoakan arwah dibolehkan dalam Islam, apalagi silaturahmi wajib hukumnya.

Jadi selama satu kebudayaan tidak bertentangan dengan ajaran Islam, tidak haram, dan tidak memaksakan diri, tidak apa-apa dilakukan.