Menulis Adalah Proses Kreatif dengan Penghasilan Paling Sedikit

Menulis Adalah Proses Kreatif dengan Penghasilan Paling Sedikit

Menulis adalah proses kreatif  merangkai kata demi kata menjadi kalimat yang membentuk satu kesatuan cerita. Sama seperti pelukis, pencipta lagu, dan pembuat game, menulis juga butuh daya imajinasi. Menulis juga butuh kemampuan berbahasa yang baik—bukan bahasa pergaulan sehari-hari—supaya dimengerti oleh semua orang yang membacanya, bukan hanya oleh teman-teman dan keluarganya saja.

Jika menulis adalah proses kreatif, apakah penulisnya bisa dapat bayaran mahal? Berapa sebenarnya uang yang dihasilkan oleh seorang novelis dan penulis buku pada umumnya?

Di Inggris, seperti dilansir The Guardian, penulis novel profesional hanya dapat penghasilan sebesar £10.500 pertahun, padahal pendapatan yang disarankan adalah £17.900 pertahun.
Tentu saja JK Rowling yang orang Inggris itu tidak termasuk penulis dengan penghasilan “pas-pasan” karena ia sudah tajir melintir berkat novel Harry Potter-nya yang mendunia.

Di Indonesia, sekelas Dewi “Dee” Lestari saja hanya mendapat royalti 10% dari harga buku. Hanya Pramoedya Ananta Toer yang mendapat 15%. Penulis pemula bahkan hanya mendapat 5% dari harga buku karena penerbit menghitung biaya promosi yang dibebankan ke harga buku. Penghasilan yang didapat penulis harus dipotong pajak (dimasukkan dalam SPT), padahal sebelumnya penerbit sudah memotong pendapatan penulis untuk pajak. Sudah penghasilannya tak seberapa, masih juga dipotong pajak dua kali.

Lalu bagaimana dengan bayaran penulis lepas? Pada situs projects.co.id penulis lepas hanya dihargai bayaran sebesar Rp5.000 untuk menulis satu artikel sepanjang 1000 kata. Padahal bukan asal menulis. Naskah harus asli bukan saduran, sesuai dengan tema yang ditentukan pemberi kerjaan. Ada beberapa kata kunci yang harus dimasukkan dalam kalimat, dan kadang penulis harus memasukkan tulisannya ke wordpress.com yang berarti butuh kemampuan mengenal platform blog tersebut.

Padahal standar biaya umum (SBU) yang ditetapkan pemerintah Indonesia (dari kemenkeu.go.id) untuk satu naskah (tutorial) yang ditampilkan di media adalah Rp100.000. Tapi kenyataannya hampir tidak ada yang membayar sebesar itu, kecuali media-media arus utama.

Memang ada yang membayar Rp50.000 per-artikel seperti yang dilakukan aplikasi baca berita BaBe, jalantikus.com, dan nulis.co.id tapi lebih banyak lagi yang membayar secara tidak manusiawi. Apakah penghasilan freelancer ini dipotong pajak? Jika mereka mendapat job melalui agen maka penghasilannya  dipotong komisi untuk agen.

Karena sedikitnya pendapatan yang diterima dari hasil menulis, banyak pula penulis yang punya usaha lain untuk biaya hidup. Para penulis (novelis) pada akhirnya sepakat bahwa menulis adalah wujud kepuasan batin, bukan untuk mata pencaharian utama.

Para penulis pemula bisa mencoba self-publish untuk mendulang uang, asalkan mereka mau repot mempromosikan dan menjual sendiri bukunya.

Supaya Naskah Diterima Penerbit

Supaya Naskah Diterima Penerbit

Ada saatnya kita ingin mengirim naskah-naskah cerita yang kita buat ke penerbit karena ingin tulisan dibaca banyak orang. Naskah yang diterbitkan juga bisa memuaskan rasa akan aktualisasi dan pencapaian prestasi pribadi. Mari kita siapkan dulu naskah agar layak untuk diterbitkan.

Sesuaikan Naskah Dengan Kekhususan Penerbit

 

Kenapa? Karena biasanya penerbit punya target pembaca sendiri.  Ada penerbit yang memprioritaskan menerbitkan buku-buku Islam, maka mereka hanya menerima naskah yang berbau Islam pula. 

Penerbit Mizan, misalnya, dikenal sebagai penerbit yang menerbitkan buku-buku Islam aliran Syiah, meskipun belakangan menerbitkan juga buku anak dan pengetahuan populer. Selain Mizan, beberapa penerbit yang juga menerima naskah Islami adalah Mutiara Media, Izza Publisher, Wahyu Qolbu, dan Gema Insani.

Jika Anda punya naskah bertema fiksi ilmiah maka kirim naskah ke penerbit yang menerima jenis naskah tersebut. Penerbit Fantasious menerima naskah jenis ini. Penerbit yang berada dibawah Kelompok Kompas Gramedia seperti Grasindo juga menerima naskah dengan macam-macam genre.

Begitu pun jika naskah Anda berjenis non-fiksi tentang cara membuat internet di pedesaan, atau psikologi, dan mungkin juga tentang akuntansi maka kirimlah naskah ke penerbit yang menerima naskah jenis itu, misalnya ke penerbit Bentang Pustaka dan Noura Publishing

Buat Naskah yang Spektakuler

 

Spektakuler disini berarti naskah yang kita tulis punya tema dan jalan cerita yang tidak biasa, membuat orang penasaran, dan enak dibaca. Buat cerita yang berisi konflik, drama, kejutan, keriaan, kesedihan, dan kelucuan yang seimbang sehingga orang betah berlama-lama membacanya.

Cerita dalam novel Laskar Pelangi sederhana tapi kegembiraan dan kesedihan di dalamnya seimbang dan mampu menggugah jiwa karena tidak lebay, sesuai dengan kondisi demografis dan geografis orang-orang di Belitong pada tahun 1970-an.

Jangan lupa pula buat plot (jalan cerita) yang urut. Jika ingin membuat plot yang lompat-lompat pastikan ada hubungan cerita antar bab agar pembaca tidak bingung.

Gaya dan Tata Bahasa 

 

Sesuaikan gaya bahasa dengan jenis naskah yang kita buat. Untuk naskah teenlit, kita boleh menyelipkan bahasa gaul, slank, dan bahasa daerah. Akan tetapi, tetap gunakan lebih banyak bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Selain menjadi penulis, kita juga harus berperan sebagai editor untuk naskah kita sendiri. Perhatikan tanda baca, penempatan huruf kapital, paragraf, singkatan, akronim, dan pemilihan kata. 

Perlu diketahui penerbit menerima puluhan naskah setiap harinya, ini cukup merepotkan editor karena mereka harus menyeleksi satu persatu. Masih ada penerbit yang hanya menerima naskah dalam bentuk hardcopy/printout (walaupun amat jarang) supaya editor mereka mudah membacanya (sambil tiduran, minum kopi, bahkan di toilet), dan juga mudah mengoreksinya.

Untuk mempercepat waktu, kadang mereka hanya membaca sinopsis, bab pertama, atau prolog yang dikirim oleh kita. Karena itu editor akan langsung membuang naskah kita ke tempat sampah ketika membaca diawal, naskah yang kita buat berantakan tata bahasanya.

Variasi Tokoh Dalam Cerita

 

Tokoh yang kita ciptakan juga tidak  selalu harus protagonis dan antagonis, jahat dan baik. Bisa juga tokoh abu-abu yang kadang baik kadang jahat. Atau tokoh yang kita ciptakan bisa humoris atau melankolis tokoh/karakter yang kita buat sebagai pelaku dalam cerita bisa bersifat melankolis alias baper, atau humoris alias si tokoh suka sekali bercanda walau kadang bercanda disaat yang tidak tepat. Bisa juga ramah tapi misterius.

Ciptakan karakter sekuat mungkin dengan membuat dialog yang mencerminkan karakter mereka. Bisa juga menceritakan secara naratif sifat-sifat para tokoh itu. Dengan kekuatan imajinasi, kita bahkan bisa menciptakan karakter yang bahkan kita sendiri sebal sama dia saking cengeng atau bebalnya.

Lakukan Riset Data dan Pengamatan

 

Riset perlu dilakukan untuk menunjang imajinasi kita. Misal kita akan menulis novel tentang seorang guru yang mendedikasikan hidupnya untuk anak-anak didiknya. Anak didiknya itu banyak yang mati overdosis karena memakai narkoba. Maka sebelumnya kita cari info dulu, minimal melalui Google, bagaimana ciri-ciri orang yang sakaw, bagaimana mereka dapat narkoba untuk pertama kali sampai jadi pecandu. 

Kita tidak perlu menjadi pemakai narkoba betulan untuk menyelami kehidupan mereka. Cukup melalui bacaan, bertanya ke pusat rehabilitasi, konsultasi dengan humas kepolisian, dokter yang sering menangani pasien overdosis, dan psikolog. Ini yang namanya riset.

Demikian juga kalau kita akan menulis buku non-fiksi, riset pustaka atau wawancara juga perlu. Misal, kita lulusan IPB jurusan pertanian mau menulis buku tentang agrobisnis padi. Kita harus tetap baca buku tentang varietas padi juga mengamati dan mewawancarai para petani. Ini supaya buku kita tidak hanya jadi buku teori seperti buku sekolah, tapi juga menginspirasi dan memberi wawasan bagi yang membaca.

Buat Sinopsis

 

Sinopsis adalah ringkasan naskah agar penerbit mengetahui garis besar cerita tanpa harus membaca seluruh naskah.

Buat ringkasan cerita dengan menceritakan karakter tokoh-tokoh utama, permasalahan dalam cerita yang disertai klimaks dan antiklimaksnya.
Panjang sinopsis yang ideal cukup dua atau tiga halaman saja.

Last but definitely not least. Penyegaran dibutuhkan jika kita sudah terlalu lama berkutat di satu naskah. Cara penyegaran ini adalah dengan menyimpan naskah kita rapat-rapat dan lakukan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan novel yang sedang kita buat, selama seminggu. Jangan baca, edit, dan menambahkan apapun kedalam naskah kita selama masa penyegaran.

Setelah seminggu berlalu, buka dan baca lagi naskah yang sebelumnya kita cuekin itu. Apa yang terjadi? Hehee, ternyata banyak kosakata yang kacau, dialog antar tokoh kurang, jalan cerita ngalor-ngidul, dan tanda baca berantakan.

Benahi, deh, naskahnya. Kalau sudah (mendekati) sempurna silahkan kirim ke penerbit yang diinginkan.

Catatan : Anda bisa juga mengirim naskah ke agen naskah. Agen mengumpulkan naskah dari penulis pemula dan akan menawarkannya ke banyak penerbit. Tapi tetap saja naskah kita harus layak sebelum dikirim ke agen naskah. Agen naskah yang bisa dikunjungi salah satunya adalah remediaservice.id dan penulispro.net.

Menerbitkan Buku Sendiri Atau Lewat Penerbit?

Menerbitkan Buku Sendiri Atau Lewat Penerbit?

Zaman now, siapa saja bisa menulis dan menerbitkan buku, entah itu novel, buku keilmuan, kumpulan cerita pendek, atau resep masakan dan hobi tanpa bantuan penerbit. Namanya self publishing. Self publishing bisa dilakukan melalui penerbit online dan semuanya bisa kita atur sendiri. Begini bedanya kalau kita menerbitkan buku sendiri dan dengan penerbit.

Biaya
Menerbitkan buku lewat penerbit atau sendiri (mandiri) pada dasarnya sama-sama gratis. Tapi ada biaya yang harus kita keluarkan untuk self publishing jika menggunakan jasa editor, desain sampul, pengurusan ISBN, bahkan jasa ghostwriter.

Sedangkan kalau menerbitkan buku melalui penerbit semua biaya ditanggung penerbit itu, termasuk biaya promosi—jika butuh promosi.

Cara Menerbitkan
Self publishing tentu lebih gampang karena tidak terikat aturan dari penerbit. Topik apa pun dan berapa halaman pun yang kita tulis bisa diterbitkan. Self publishing dilakukan online melalui nulisbuku.com dengan mengirim naskah buku, kemudian mereka akan menghitung biaya cetak, pengurusan ISBN atau tanpa ISBN, lalu mendiskusikan harga jualnya kepada kita. Tapi Anda juga bebas menentukan sendiri harga jual buku tanpa menghiraukan hitung-hitungan dari mereka.

Buku yang Anda terbitkan akan dijual di toko buku online nulisbuku.com dengan sistem print on-demand. Buku akan dicetak kalau ada pemesan. Jadi mereka tidak membuat stok kecuali Anda memborong buku Anda sendiri untuk dijual langsung atau ribagikan kepada teman dan saudara.

Self publishing bisa dilakukan pula melalui penerbitdeepublish.com dan pustakapedia.com.
Prosesnya mirip jika menerbitkan melalui penerbit. Kirim naskah via email, lalu editor akan menentukan apakah naskah kita layak terbit sesuai target pembaca mereka atau tidak. Jika layak editor akan menyuruh kita melakukan revisi agar naskah lebih enak dibaca. Harga jual ditentukan penerbit dan kita akan dapat royalti.

Hak Cipta
Naskah yang diterbitkan melalui self publishing menjadikan hak pribadi dan kita berhak menjualnya kepada penerbit lain atau menerbitkannya berulangkali secara mandiri.

Sementara naskah yang kita kirim ke penerbit menjadi hak penerbit. Jika sudah diterbitkan di satu penerbit kita tidak boleh menerbitkan naskah yang sama di penerbit lain.

Kualitas
Jika ingin meraih pembeli sebanyak-banyaknya dengan profit yang juga banyak, self publishing susah diandalkan kecuali Anda orang terkenal atau memaksa orang banyak untuk membeli buku Anda.

Isi buku dari self publishing sering dipertanyakan kualitasnya. Ini karena begitu bebasnya semua orang menerbitkan buku sendiri tanpa mengindahkan plot, kaidah bahasa, pengetahuan yang cukup tentang topik yang ditulis, dan panjang-pendeknya halaman, sehingga orang akan merasa sayang membelanjakan uangnya untuk buku yang “tidak jelas” isinya, meskipun harganya murah.

Sementara jika melalui penerbit ada editor yang akan “mengobrak-abrik” naskah agar enak dibaca dan kekinian sehingga orang percaya untuk membelinya, meskipun penulisnya belum terkenal.

So, what are you waiting for? Write now!

Macam-macam Penulis dan Spesialisasinya

Macam-macam Penulis dan Spesialisasinya

Anda bisa membuat cerpen tapi tidak bisa membuat berita? Itu karena selain Anda bukan lulusan ilmu jurnalistik, bisa jadi Anda memang tipe penulis cerpen. Penulis itu bukan cuma menulis blog saja, ada banyak penulis yang mengkhususkan diri pada jenis tulisan tertentu. Seperti dokter yang punya spesialisasi, penulis zaman now juga punya spesialisasinya masing-masing. 
(nytimes.com)

Berikut jenis-jenis penulis yang ada di dunia, saya kutip dari writing-world.com :

1. Academic writers. Mereka yang menulis untuk jurnal akademik, jurnal ilmiah, jurnal keilmuwan, dan sejenisnya bisa disebut sebagai academic writer. 

Mereka menulis kelangsungan profesi mereka sebagai guru, dosen, profesor, atau ilmuwan. Mereka juga membuat artikel atau buku, tapi tujuan utama menulis bukan untuk mendapat uang, tapi reputasi dan kredibilitas atas ilmu yang mereka miliki.

2. Article writers adalah penulis fiksi yang membuat berita atau tulisan pendek (features) tentang suatu topik. Artikel wisata/travel, kuliner, dan kesehatan biasanya topik yang paling dicari untuk diterbitkan tentu di majalah. 

Mereka harus punya kemampuan menulis dengan gaya bahasa ringkas, segar, dan tidak monoton karena target pembacanya bisa dari berbagai kalangan. Penulis artikel bisa bekerja secara lepas (freelance) atau penuh waktu sebagai staf redaksi, tapi bukan wartawan. Tugas wartawan adalah mengumpulkan data sesuai kaidah jurnalistik untuk diolah jadi berita. Semua wartawan bisa disebut penulis artikel tapi tidak semua penulis artikel bisa jadi wartawan.

3. Business writers. Tipe penulis ini bekerja untuk majalah dan suratkabar yang pembacanya berasal dari kalangan profesional yang berpenghasilan tinggi. 

Business writer harus punya pengalaman menulis, keahlian berbahasa yang sangat baik dan pengetahuannya tentang bisnis menyamai pengetahuan pembacanya, bahkan kalau perlu lebih paham mengenai seluk-beluk bisnis tertentu daripada pembacanya. Karena itu seseorang yang baru belajar menulis atau baru lulus perguruan tinggi belum bisa menjadi business writer. 

4. Columnists. Sesuai namanya, kolumnis menulis tentang trend dan gaya hidup yang sedang hit di masyarakat. Kolumnis harus menulis setiap satu minggu sekali di kolom sudah disediakan untuknya di majalah dan atau suratkabar. Biasanya yang mengisi kolom adalah orang  terkenal, tokoh masyarakat,  atau wartawan yang sudah punya nama di media tertentu.

5. Copywriters adalah penulis khusus bidang periklanan. Ditangan merekalah tagline dan kalimat-kalimat dalam iklan barang dan jasa tercipta. Pada bisnis periklanan di luar negeri, copywriter yang berpengalaman dibayar mahal karena mereka paham bagaimana mempengaruhi minat dan antusiasme orang terhadap suatu produk sekaligus meningkatkan kepercayaan konsumen

6. Freelance writers. Mereka yang tidak mengandalkan kegiatan menulis sebagai sumber nafkah utama disebut sebagai freelance writers. Seorang novelis bisa disebut sebagai freelance writer jika mereka tidak terikat kontrak pada satu penerbit dan bebas menulis kapan saja mereka mau. Freelance writer bisa menulis dimana saja dan kapan saja, bahkan menerima job dari luar negeri.

7. Game Writers. Kalau kita main game bergenre role playing game, simulasi, dan strategi, kita akan membaca kisah para karakter dan cerita yang mengiringi game tersebut. Itulah yang dikerjakan oleh game writer. Selain membuat  dialog-dialog dalam game, mereka juga menciptakan karakter, dan plot. Tapi tidak seperti penulis lainnya yang bekerja perorangan (sendiri-sendiri), penulis game harus bekerja dalam tim. Sehingga suksesnya sebuah game bukan cuma milik game writer tapi keseluruhan anggota tim.

8. Ghostwriters. Ini bukan penulis cerita hantu atau pocong, tapi mereka yang menulis untuk orang lain. Misal saya ingin menerbitkan novel fiksi ilmiah, tapi saya tidak bisa menulis, cuma bisa menceritakan imajinasi tentang hidup manusia di planet Mars. Maka saya butuh ghostwriter. 

Ghostwriter akan menulis apa yang menjadi imajinasi saya menjadi sebuah buku. Selain novel, ghostwriter juga bisa menulis biografi untuk orang lain. Bayaran untuk ghostwriter tergolong tinggi karena ia harus sabar, intens dalam mewawancarai kliennya untuk mendapatkan kesesuaian antara apa yang diungkapkan klien dengan hasil yang ditulis ghostwriter. 

Satu hal yang paling penting yang menandakan seseorang adalah ghostwriter adalah namanya tidak akan pernah ada dalam novel, biografi atau tulisan lainnya. Nama yang tercantum adalah nama orang yang mempekerjakannya sebagai ghostwriter.

9. Grant writers juga termasuk  penulis yang dapat bayaran tinggi. 

Mereka harus punya pengetahuan tentang hukum dan menulis dalam bahasa bisnis. Grant writer biasanya dikerjakan oleh pengacara. Tugas Grant writer adalah membuat pengajuan dana ke pemerintah atau institusi swasta (dalam dan luar negeri) yang menyediakan grant (dana hibah). Jika pengajuan disetujui, maka grant writer akan mendapat bayaran mahal. Ini karena keputusan pemberi grant untuk mengucurkan dana didasarkan pada apa yang ditulis oleh grant writer.

10. Nonfiction book writers. Ini kebalikannya dari penulis fiksi (novelis, cerpenis, kolumnis). Penulis non-fiksi tidak perlu keahlian mengolah kata karena mereka menulis berdasarkan data, fakta, riset, dan analisis. Mereka merangkumnya menjadi satu kesatuan dan diterbitkan dalam sebuah buku. Penulis non-fiksi biasanya bekerjasama dengan penerbit sejak awal membuat outline, lalu berlanjut sampai buku itu terbit.

11. Novelists, disebut juga author (pengarang), adalah orang yang menulis cerita panjang. Keistimewaan seorang novelis adalah kemampuan menciptakan karakter tokoh, membuat banyak plot, dan menyelesaikannya dalam satu kesatuan buku. Tidak gampang bagi novelis untuk mendapat banyak uang, kecuali buku yang ditulisnya jadi best-seller. Banyak novelis punya mata pencaharian utama diluar dunia tulis-menulis untuk kemapanan finansial mereka.

12. Online writers. Sesuai namanya—online—mereka menulis untuk website dan e-zines (majalah elektronik). Mostly dilakukan oleh para freelancer yang tidak punya latar belakang kepenulisan, karena itu bayarannya relatif kecil. Di Indonesia, menjadi online writer cocok untuk penulis amatir dan pemula yang ingin mengasah kemampuan. 

13. Play writers, boleh juga disebut sebagai penulis naskah drama untuk pertunjukkan teater. Play writer gampang terkenal di pertunjukkan teater, tapi dari segi pendapatan ya biasa-biasa sajalah. Ratna Sarumpaet adalah salah satu play writer di Indonesia.

14. Poetry writers (poets), penyair, atau disebut juga penulis sajak. Penyair tidak menulis untuk dibayar, tapi lebih kepada kepuasan batin. Kadang karya mereka baru diterbitkan ketika mereka menang lomba atau sayembara, dengan hadiah lain berupa sejumlah uang. Sapardiamono dan Radar Panca Dahana bisa disebut sebagai poetry writers.

15. Resume writers. Ternyata ada lho, penulis yang spesialisasinya menulis resume untuk para eksekutif muda yang ingin ganti pekerjaan. Resume writer harus mewawancarai klien agar mendapat informasi apa saja keahlian yang akan  ditulis dalam resume. Semua yang sudah diceritakan klien diringkas dan ditulis dengan mengutamakan kelebihan dan prestasi yang telah dicapai klien.

16. Reviewers adalah penulis yang khusus menulis review. Ia harus punya pengetahuan terhadap produk atau jasa yang di-reviewnya. Bisa berupa buku, film, mobil, komputer, dan banyak lagi. Reviewer harus memberi informasi sekaligus menghibur dalam tulisannya, tanpa terlihat bahwa ia sedang me-review sesuatu. Orang yang memiliki website dan menggilai hal tertentu bisa menulis review gratis tanpa terikat dan diminta siapapun.

17. Screenwriters, adalah para penulis naskah film dan serial televisi. Kalau serial atau filmnya sukses, mereka bisa kaya juga. 

Sepadanlah. Karena membuat naskah kita diterima produser itu susah banget! Kalau diterimapun belum tentu diangkat ke layar kaca/lebar. Dan kalau sudah diangkat ke layarpun harus mau naskah kita dibongkar sana-sini. Susah tapi sepadanlah dengan bayarannya. Titin Wattimena adalah salah satu screenwriter yang mumpuni.

18. Songwriters. Kita mengenalnya sebagai pencipta lagu. Songwriters bisa menjual lagunya ke label (perusahaan rekaman musik) atau ke penyanyi. Songwriters bisa juga disebut musikus (musisi) karena mereka memang harus bisa bermain alat musik untuk menciptakan lagu.

19. Speechwriters, atau pembuat pidato. Banyak pemimpin perusahaan, ketua partai politik, sampai menteri yang tidak bisa atau tidak punya waktu untuk membuat sendiri pidatonya. Maka mereka butuh speechwriters untuk naskah pidato yang ditujukan kepada khalayak. 

20. Storywriters. Kalau penulis ini spesialisasi menulis cerita pendek, bisa juga komik. Tema yang dibuat para storywriters biasanya berupa dongeng, fantasi, juga fabel (cerita hewan yang bisa berbicara).

21. Translators. Bahasa kerennya penerjemah. Bayaran untuk jasa translator tidak tinggi, tapi ia dituntut menerjemahkan (biasanya buku) dengan kualitas yang sama baiknya dengan naskah asli. Jika penerbit yang mempekerjakannya baik hati, nama si penerjemah akan dicantumkan kedalam cover naskah yang dia terjemahkan. 

Jadi tipe penulis yang manakah Anda?

Scarcity : Why Having Too Little Means So Much

Scarcity : Why Having Too Little Means So Much


Benarkah orang miskin sel otaknya melemah sehingga ia tidak bisa berpikir inovatif untuk menjadi kaya?

Menurut penulis buku ini, daya kerja sel otak orang miskin lemah karena kelelahan memikirkan bagaimana mencukupi kebutuhan hidup yang tak cukup-cukup.

Karena daya pikir otaknya lemah maka inovasi yang dihasilkan orang miskin hanya sepersepuluh dari orang yang keuangannya lapang. Faktor itu disebut cognitive depletion, yakni sel otak orang yang pendapatannya sedikit cenderung mudah lelah karena memikirkan kondisi kekurangannya.

However, teori itu tampak lemah. Saya dan suami tidak sepakat pada buku itu yang menyiratkan bahwa orangtua yang miskin tidak akan menciptakan anak-anak yang menjadi kaya ketika dewasa. Padahal anak-anak dari keluarga miskin yang mampu melihat peluang, punya pola pikir positif dan terbuka serta mental tahan banting, punya daya juang lebih tinggi untuk menjadi sukses daripada anak-anak dari orangtua kaya. Tapi dengan catatan orangtua mereka memperlakukan dengan baik dan tidak doyan marah-marah.

Lihat kisah Raeni yang lulus dari Universitas Negeri Semarang dengan IPK 3,96. Dia sangat aktif di kampus dan tidak kuper. Padahal Raeni anak tukang becak yang penghasilannya tidak menentu.

Masalah orang miskin punya sel otak yang lemah tidak sepenuhnya benar. Orang yang khawatir tidak punya teman juga bisa punya sel otak yang melemah.
 
Ingat bagaimana masa kecil Dahlan Iskan yang sangat miskin sampai ia tidak punya sepatu dan hanya punya satu step pakaian saja? Sekarang ia bos media Jawa Pos bahkan pernah jadi menteri.

Masa kecil Ciputra juga serba sulit sejak ayahnya ditangkap karena dituduh mata-mata penjajah. Sekarang ia menjadi taipan properti. Bisnis mal, perumahan, gedung perkantoran, dan hotel berada ditangannya.

Jadi, kalau cicilan motor Anda tidak selesai-selesai, harga rumah makin tidak terjangkau, dan biaya sekolah anak mahal, pikirkan peluang apa yang bisa Anda buat disela ketersempitan keuangan Anda.

Selalu pikirkan peluang dan solusi. Jika kebetulan ada orang yang berlebihan duit bingung memutar uangnya, Anda bisa meminjam modal padanya atau tawarkan bahwa Anda akan memutar uangnya dengan pembagian profit sesuai kesepakatan.


Sumber :
https://www.economist.com/news/books-and-arts/21584303-those-too-little-have-lot-their-mind-days-late-dollars-short

https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/2062384/kisah-raeni-si-anak-tukang-becak-kejar-ilmu-hingga-inggris

https://www.cekaja.com/info/enam-miliarder-indonesia-yang-ternyata-berasal-dari-keluarga-miskin/
Indonesian Insights - Prediksi Ekonomi Indonesia Pada 2018-2019

Indonesian Insights - Prediksi Ekonomi Indonesia Pada 2018-2019

Prediksi ekonomi Indonesia dua tahun kedepan ini bersumber dari DBS Research yang disarikan oleh Nukman Luthfie, lulusan teknik nuklir UGM yang dikenal sebagai pakar media sosial.

Ada yang khawatir dengan masalah utang Indonesia, namun laporan DBS Group Research menunjukkan sikap positif. Fundamental ekonomi masih dianggap kuat. Rasio utang pemerintah berada di bawah 30 persen dari PDB.

Gundy Cahyadi, ekonom DBS Group Research, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan naik jadi 5,3 persen dan 5,4 persen pada 2018 dan 2019.
Angka pertumbuhan itu bisa tercapai apabila pemerintah dapat mengakumulasikan berbagai indikator untuk memacu pertumbuhan ekonomi lebih cepat.
Untuk memacu pertumbuhan ekonomi, pemerintah perlu mendorong investasi swasta yang sejak 2013 mengalami penurunan.

Upaya pemerintah melalui pembangunan infrastruktur tampaknya sudah menuai hasil. Ini terlihat dari pertumbuhan investasi yang mencapai 7,1 persen pada kuartal III-2017, tertinggi sejak kuartal I-2013.

DBS Group Research m perkirakan, defisit akan mencapai 2,6 persen pada 2018, lebih tinggi dari perkiraan pemerintah sebesar 2,2 persen, masih di bawah batasan UU yang 3% PDB.

Kenaikan defisit itu bukan didorong oleh kenaikan anggaran belanja. DBS Group Research meperkirakan, penyebabnya adalah penurunan penerimaan pajak.

Untungnya, tren harga minyak mentah dunia akan naik tahun 2018. Perhitungan DBS Group Research, setiap kenaikan harga minyak sebesar 10 persen akan memberikan tambahan anggaran Rp 6,7 triliun dalam APBN.

Indonesia masih mengandalkan sektor komoditas, terutama batu bara yang tumbuh 49 persen, minyak sawit mentah sebesar 44 persen, dan migas sebesar 21 persen. Ekspor produk manufaktur? Hanya tumbuh 2,5 persen.

Ketergantungan terhadap produk komoditas terus dikurangi melalui 16 paket reformasi kebijakan dalam dua tahun terakhir. Ini yang membuat peringkat Indonesia dalam Ease of Doing Business yg dirilis Bank Dunia membaik dari peringkat 106 pada 2016 menjadi 72 pada 2018.

Hasilnya? Investasi asing langsung ke sektor manufaktur pun mencatat rekor tertinggi sebesar US$ 16,6 miliar pada 2016. Sektor pertambangan bukan lagi sebagai tujuan utama investor, melainkan sektor permesinan dan elektronik.

Bagaimana dengan inflasi 2018? DBS Group Research meperkirakan harga barang stabil karena upaya pemerintah memperbaiki jalur distribusi, sehingga disparitas harga antardaerah berkurang.

Risiko inflasi terbesar berasal dari kenaikan harga minyak mentah, terutama di sektor transportasi dan listrik yang menyumbang sekitar 25 persen terhadap indeks harga konsumen.

Berbagai indikator ini diharapkan dapat mendorong konsumsi rumah tangga. Sayangnya,konsumsi barang non-pokok malah turun menjadi 4,5 persen, jauh di bawah kondisi tiga tahun lalu sebesar 6 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih tinggi jika pertumbuhan konsumsi barang non-pokok atau discretionary goods masyarakat lebih tinggi,” kata Gundy Cahyadi, ekonom DBS Group Research.


Sumber : https://www.dbs.com/aics/templatedata/article/generic/data/en/GR/112017/171120_insights_indonesia_in_201819_higher_gear.xml

Twitter @nukman