Beda Prakata dan Kata Pengantar Ditulis Oleh Orang dan Penulis

Beda Prakata dan Kata Pengantar Ditulis Oleh Orang dan Penulis

Pada penulisan skripsi, makalah, atau karya fiksi kita sering membaca bagian Kata Pengantar yang berisi ucapan terima kasih si penulis kepada orang-orang dan apa yang harapannya dari karya tulisnya itu.

beda kata pengantar dan prakata

Ternyata, itu namanya bukan Kata Pengantar, melainkan Prakata. Sayangnya, semua penulisan makalah, skripsi, sampai novel terkemuka menganggap ucapan terima kasih dari si penulis sebagai Kata Pengantar. Apa itu berarti semua makalah dan skripsi serta beberapa buku fiksi yang menggunakan Kata Pengantar sebagai ucapan terima kasih berarti salah?

Terima Kasih yang Dilewati

 

Para dosen pembimbing skripsi di perguruan tinggi sering melewatkan bagian Kata Pengantar mungkin karena isinya cuma ucapan terima kasih kepada orang-orang yang tidak dikenal dosen. Dan bagian itu sudah pasti tidak perlu direvisi, wong tidak ada kaitannya dengan keilmuan.

Itu mungkin yang jadi sebab bagian Kata Pengantar salah kaprah dimaknai sebagai bab untuk mengucapkan terima kasih semata.

Kata Pengantar (Foreword) Pendongkrak Kredibilitas Penulis


KBBI mengartikan Kata Pengantar sebagai kata pendahuluan. Masih dari KBBI yang mengambil terminologi dari Ilmu Komunikasi, Kata Pengantar berarti: kata-kata dari orang terkenal yang dimuat di halaman depan sebagai tanda terbitnya suatu buku.

Kalau merujuk pada arti dari Kamus Besar Bahasa Indonesia ini, betul, Kata Pengantar bisa digunakan sebagai tempat untuk mengucapkan terima kasih dari si penulis kepada orang yang mendukungnya.

Akan tetapi, kata pendahuluan yang dimaksud KBBI juga bisa bermakna: kata yang dibuat oleh si penulis sendiri atau orang lain sebagai pendahuluan dari sebuah karya tulis dan buku.

Karya tulis adalah karangan atau tulisan yang didasarkan pada fakta maupun fiksi serta kaidah tertentu.

Sementara itu, kamus Merriam-Webster mengartikan Kata Pengantar (foreword) sebagai komentar pembuka/perkenalan (seperti untuk buku) terutama ketika ditulis oleh orang selain penulis.

Melihat itu maka makna dari Kata Pengantar adalah pendahuluan yang ditulis oleh orang lain yang ditujukan kepada panulis. Misal, kita baru pertama kali membuat novel dan akan kita kirim ke penerbit mayor.

Related: Cara Menulis Angka dan Bilangan dengan Numeralia

Supaya novel itu menarik minat orang untuk membelinya, kita muat Kata Pengantar dari Dee Lestari, misalnya, atau Sabda Armando Alif yang mengapresiasi novel dan kemampuan kita meracik cerita.

Sebelumnya kita kirim dulu naskah novel kita ke mereka bisa lewat email atau datang langsung ke tempat mereka. Kata Pengantar juga bisa dibuat oleh penerbit, terutama penerbit mayor (besar).

Kata pengantar dari orang terkenal bisa mendongkrak kredibilitas penulis, terutama pemula, karena karyanya dianggap layak untuk dibaca.

Prakata (Preface) dan Harapan Penulis

 

Prakata disebut juga dengan mukadimah yang artinya (uraian dan sebagainya) yang ditulis oleh penulis atau pengarang sebagai pengantar suatu karya tulis (buku, laporan, penelitian, dan sebagainya); mukadimah.

Jadi, semua ucapan terima kasih kepada orang-orang tersayang juga alasan kita menulis buku tersebut. Selain itu apa yang jadi harapan dan tujuan kita menulis novel, skripsi, makalah, atau karya nonfiksi lainnya juga ditulis dalam Prakata.

Maka kalau kita pernah menyusun skripsi dengan menaruh ucapan terima kasih di bagian Kata Pengantar, itu sebenarnya keliru. Mestinya kita ganti Kata Pengantar itu dengan Prakata. Apa daya, nasi sudah jadi bubur.

Mana yang lebih dulu ditaruh di halaman depan? Kata Pengantar atau Prakata? Tidak ada aturan baku karena tergantung kebijakan penerbit atau keinginan penulis mau menaruh halaman Kata Pengantar atau Prakata lebih dulu.

Related: Judul Dulu atau Isi Dulu?

Namun, umumnya dalam buku posisi Kata Pengantar ditaruh lebih dulu di halaman terdepan. Pada halaman berikutnya barulah Prakata kita baca. Setelah Prakata barulah kita akan menemukan bab pertama.


Beda Menyebut Nama Negara Karena Eksonim dan Endonim

Beda Menyebut Nama Negara Karena Eksonim dan Endonim

Kita menyebut negara-negara yang pernah menjajah kita dengan sebutan Belanda, Jepang, Inggris, Prancis, dan Portugis. Namun orang mereka sendiri menyebut negaranya dengan Nederland, Nippon/Nihon, United Kingdom, Française, dan Portugal.

Sementara itu nama internasional untuk enam negara itu adalah The Netherland, Japan, United Kingdom, France, dan (tetap) Portugal.

Kenapa ada perbedaan dalam menyebut nama-nama negara?

Orang-orang antar-negara saling beda menyebut nama negara lain karena faktor pengucapan, ejaan, dan bahasa yang digunakan.

Sebagai contoh, orang Jepang sulit mengucapkan huruf L karena di kosakata mereka lebih banyak huruf R dan tidak ada huruf L. Namun orang Tiongkok justru tidak tidak bisa mengucapkan R karena di kosakata mereka lebih banyak huruf L.

Selain itu juga karena ada perbedaan dalam mengambil asal kata nama negara. Misalnya bahasa Inggris menyebut Mesir dengan Egypt. Kata Egypt diserap dari bahasa Yunani aigyptos yang artinya dibawah laut Aegea.

Sementara endonim Mesir adalah Misr yang diambil dari bahasa Arab. Kita menyebutnya dengan Mesir yang berasal dari pelafalan Misr di lidah orang Indonesia.

Perbedaan dalam menyebut nama-nama negara itulah yang dikenal dengan istilah eksonim dan endonim.

Eksonim dan Endonim


Kata eksonim diambil dari bahasa Yunani exo yang artinya luar dan onoma yang berarti nama. Jadi eksonim adalah istilah untuk menyebut nama tempat (kota dan negara) yang ada di luar tempat tinggal kita.

Ivan Lanin menyebut eksonim sebagai nama tempat dalam bahasa asing. Sedangkan Wikipedia mengartikan eksonim sebagai istilah yang digunakan untuk menyebut suatu tempat, penduduk, atau bahasa yang tidak digunakan oleh penduduk lokal tempat tersebut atau bahasa yang dimaksudkan tersebut.

Sama seperti eksonim, kata endonim juga berasal dari bahasa Yunani yaitu endon yang artinya dalam dan onoma yang berarti nama. Dengan begitu endonim berarti nama yang digunakan orang untuk menyebut diri atau negara mereka sendiri.

Eksonim Indonesia Bagi Orang Asing


Kita menyebut tanah air ini dengan Indonesia, maka endonim negara ini adalah Indonesia yang asalnya dari bahasa Yunani yaitu indus (India) dan nesos (kepulauan) atau kepulauan India.

Orang Jerman menyebut Indonesia dengan Indonesien. Jadi eksonim Indonesia bagi orang Jerman adalah IndonΓ©sien. Orang Prancis menyebut Indonesia dengan IndonΓ©sie, jadi eksonim Indonesia bagi orang Prancis adalah IndonΓ©sie.

Kemudian, orang Turkiye menyebut negara kita dengan Endonezya. Itu berarti eksonim Indonesia dalam bahasa Turkiye adalah Endonezya.

Setelah itu ada bahasa Maori yang menyebut negara kita dengan Initonihia. Dan eksonim tanah air kita dalam bahasa Samoa ialah Indonesikondre.

Endonim dan Eksonim Negara ASEAN


1. Malaysia

Ke mana pun orang Malaysia pergi mereka tidak akan kesulitan menyebut endonim dan eksonim negaranya karena sama-sama disebut dengan Malaysia. Eksonim Malaysia bagi semua negara di dunia tetaplah Malaysia, sama seperti endonimnya

Nama Malaysia diciptakan oleh pelayar Prancis Jules Dumont d'Urville pada tahun 1831 dengan menggabungkan kata malais (melayu) dan nesie (pulau).

2. Singapura

Orang Singapura menyebut negaranya (endonim) dengan Singapura karena bahasa nasionalnya bahasa Melayu. Akan tetapi, orang Singapura keturunan suku Tamil (dari India) menyebut Singapura dengan CiαΉ…kappΕ«r. Sementara keturunan Tionghoa menyebutnya dengan XΔ«njiāpō.

Eksonim Singapura bagi mayoritas negara-negara Barat adalah Singapore.

3. Brunei Darussalam

Endonim negara yang terletak di pantai utara pulau Kalimantan ini adalah Negara Brunei Darussalam. Eksonimnya di hampir semua negara di dunia juga Brunei Darussalam. 

Orang Lithuania menyebut negara ini BrunΔ—jaus Darusalamas. Sedangkan eksonimnya bagi orang Yunani adalah Mbrounei Ntarusalam.

4. Thailand

Endonim negara ini dalam bahasa Thai ialah Thai. Kadang-kadang orang Thai menyebut negaranya dengan sebutan Prathet Thai dan Mueang Thai. 

Sebelum 1939 orang asing menyebut Thailand dengan Siam. Eksonim bahasa Indonesia untuk Thailand juga Thailand sama seperti hampir semua eksonim mayoritas negara di dunia.

5. Vietnam

Endonim Vietnam adalah Việt Nam atau lebih sering disebut dengan Vietnam. Eksonim bahasa Indonesia dan semua negara di dunia juga Vietnam.

Negara ini berada dibawah kekaisaran Tiongkok selama 1000 tahun sampai merdeka pada 939 M. Vietnam kemudian berada dalam jajahan Prancis sejak pertengahan abad 19 sampai 1954 dan berpindah ke tangan Amerika Serikat.

Vietnam berhasil mengusir semua penjajah dan merdeka dengan tangannya sendiri sama seperti Indonesia.

6. Filipina

Endonim negara ini dalam bahasa Tagalog adalah Pilipinas. Bahasa Tagalog disebut juga dengan bahasa Filipina.

Makanya orang Pilipinas juga menyebut negara mereka dengan Filipina, sama seperti eksonimnya dalam bahasa Indonesia. 

Eksonim negara-negara berbahasa Inggris adalah Philippines. Orang Arab menyebut negara bekas jajahan Spanyol dan Amerika Serikat ini dengan Al-felpine. Sementara eksonimnya dalam bahasa Denmark ialah Filippinerne.

7. Kamboja

Orang Kamboja menyebut negara mereka dengan Kampuchea dari bahasa Prancis cambodge. Eksonim Kampuchea dalam bahasa Inggris adalah Cambodia.

Sementara itu dalam bahasa Italia disebut dengan Cambogia dan eksonimnya dalam bahasa Hongaria adalah Kambodzsa.

8. Laos

Nama negara ini berasal dari kata Laotian yang merupakan etnis asal Tiongkok yang bermigrasi ke satu-satunya negara di Asia yang tidak punya pantai ini pada abad 8 dan 9 Masehi.

Prancis yang menjajah kawasan Indochina lalu menyatukan tiga negara di Indochina menjadi satu dan memberinya nama Laos pada 1893. Asal nama Laos juga berasal dari kata Lan Xang yang artinya kerajaan gajah.

Negara Eksonim untuk Laos bagi masyarakat dunia juga Laos. Cuma ada beberapa negara saja yang menyebut Laos dengan sebutan berbeda, yaitu eksonim dalam bahasa Arab menjadi Laus. 

Eksonim bagi orang Vietnam ialah Lào dan pada bahasa Mandarin tradistional disebut dengan Lǎowō.

9. Myanmar 

Sejak abad ke-13 endonim Myanmar dalam bahasa Myanmar adalah Mran Ma atau Myanma. Dulu negara ini dikenal dengan nama Burma yang berasal dari nama suku mayoritas di sana yaitu Burman atau Barman.

Pada 1989 pemerintah junta militer mengubah Burma menjadi Myanmar yang berasal dari kata Mran Ma atau Myanma. Sampai sekarang orang Myanmar masih menyebut negara mereka dengan dua kata itu.

Eksonim Myanmar bagi orang asing juga sama-sama Myanmar. Hanya saja eksonim bahasa Irlandia menyebutnya dengan Mhaenmar.

10. Timor Leste

Negara ini sempat jadi bagian dari Indonesia pada 1976-1999 dengan nama Timor Timur setelah sebelumnya berada dibawah jajahan Portugis.

Presiden BJ Habibie kemudian memberikan referendum bagi Timor Timur. Mayoritas rakyat Timtim memilih lepas dari Indonesia dan sampai sekarang jadi negara mandiri bernama Timor Leste sejak 19 Oktober 1999.

Arti Timor berasal dari bahasa Melayu/Indonesia yang artinya timur. Sedangkan Leste berasal dari bahasa Portugis yang artinya juga timur.

Alih-alih menggunakan nama Timur, orang Timor memilih nama Leste seperti nama yang mereka gunakan sebelum berintegrasi dengan Indonesia. Makanya eksonim negara ini di Portugal juga Timor-Leste.

Eksonim bahasa Slovenia untuk negara penghasil kayu cendana dan marmer ini ialah Vzhodni Timor. Sementara itu eksonimnya bagi negara berbahasa Inggris adalah East Timor.


Bikin Judul Dulu atau Isi Dulu, Mana yang Ideal?

Bikin Judul Dulu atau Isi Dulu, Mana yang Ideal?

Banyak guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan penulis yang menyarankan membuat judul dulu baru isinya. Hal itu untuk memudahkan menulis supaya tulisan tetap pada tema dan tidak ngalor-ngidul membahas yang tidak ada hubungannya dengan tema.

Akan tetapi, banyak novelis yang justru lebih mudah menulis isinya dulu lalu judul karena bisa mengembangkan ide atau mengubahnya bila dirasa perlu.

Apa beda penulis dan novelis? Novelis adalah penulis novel jadi semua novelis adalah penulis, tapi penulis belum tentu novelis.

Jadi sebetulnya tidak ada aturan tentang mana yang idealnya dibuat lebih dulu, judul atau isi. Namun ada beberapa saran berkaitan dengan jenis tulisan apa yang akan kita buat.

Judul Berita

 

Kalau kita mau nulis berita sebaiknya buat judul dulu karena berita tidak butuh opini atau pendapat siapa pun kecuali narasumber berita. 

Selain itu artikel berita cuma perlu memuat fakta 5W+1H (what, when, where, why, who, dan how). Judul artikel berita juga tidak dibuat untuk memancing orang supaya tertarik membaca dan perlu ditulis lebih dulu supaya 5W+1H tidak ada yang terlewat.

Kalau ada media berita online membuat judul yang tidak ada hubungannya dengan isi berita, berarti media tersebut cuma mementingkan clickbait. Mereka membuat judul dengan tujuan supaya orang mengklik isi berita (clickbait) dengan tujuan mencari view guna mencari penghasilan semata.

In-depth Report

 

Reportase mendalam (in-depth) biasanya ditemukan di majalah berita yang ditulis oleh wartawan investigasi. In-depth reportt memuat 5W+1H dari satu masalah dengan sangat lengkap dan akurat.

Judul biasanya ditulis belakangan setelah artikel ditulis secara utuh. Judul boleh sedikit bombastis, memakai kiasan, atau apa adanya. Terpenting semuanya ditulis sesuai fakta dan tidak boleh ada opini wartawan disitu.

Artikel Feature dan Opini


Artikel feature adalah artikel ringan tentang peristiwa ringan sehari-hari di kehidupan kita. Zaman dulu artikel feature biasanya ada di tabloid, majalah wanita dan majalah remaja, atau majalah khusus seperti otomotif, flora-fauna, dan olahraga.

Tapi di era digital seperti sekarang artikel feature lebih banyak dimuat di blog publik yang ditulis oleh masyarakat umum. Tokoh masyarakat dan para pakar juga sering menulis artikel feature di kolom opini media massa atau media online.

Karena bahasan dan bahasanya yang ringan, banyak yang menulis isi artikelnya dulu baru judulnya kemudian. Setelah menulis bahasan dengan lengkap barulah mereka memikirkan judul yang sesuai dengan isi artikel dan menarik minat orang untuk membaca.

Karya Fiksi

 

Pada karya fiksi seperti cerpen, puisi, dan novel judul boleh dibuat duluan atau belakangan. Banyak cerpenis dan novelis yang menulis jalan ceritanya dulu kemudian judul. Alasannya supaya mereka bisa leluasa mengembangkan cerita yang kemudian dikerucut menjadi judul.

Penulis puisi, disebut juga dengan penyair, ada yang menulis judul dulu baru isi, tergantung pada kebiasaan dan kenyamanan si penyair. Penyair yang membuat judul lebih dulu biasanya karena tidak ingin tema puisinya berubah di tengah jalan dan ingin tetap pada tema. Sementara penyair yang ingin mengeksplorasi isi atau ingin mengubah tema ditengah jalan lebih memilih menulis judul belakangan.

***

Bikin judul dulu atau isi dulu tergantung si penulis. Ada penulis yang mudah sekali mengeluarkan imajinasi, isi pikiran, dan ide, tapi sulit membuat judul. Ada juga yang mudah membuat judul, tapi kesulitan mengembangkan ide.

Jadi kita juga boleh kadang bikin judul dulu baru isinya dan dilain waktu bikin isi dulu kemudian judulnya belakangan, dan sebaliknya. Tidak ada aturan baku, maka yang penting adalah jangan ragu menulis apa pun dan jangan terpaku hanya pada judul.

Mengarang Cerpen Tanpa Plagiat

Mengarang Cerpen Tanpa Plagiat

Pernah baca novel The Hunger Games karangan Suzanne Collins dan Divergent karya Veronica Roth? Novel itu sama-sama bertokoh utama remaja perempuan 16 tahun, memakai kata ganti orang pertama, berlatar distopia dan kekacauan di masa depan, serta diwarnai adegan laga dan peperangan.

Dua novel itu sama-sama laris di banyak negera dan telah diangkat ke layar lebar yang juga sukses. Akan tetapi, kita tidak berpikir bahwa Divergent yang terbit 2011 memplagiat/menjiplak The Hunger Games yang lebih dulu terbit di 2008.

Kenapa? Sebab meski banyak kesamaan, tidak ada dalam dua novel itu yang bisa disebut sebagai plagiat.

Suatu karya fiksi entah itu cerpen, puisi, atau novel bisa dibilang plagiat terhadap karya lain kalau kita terinspirasi, tapi menulis ulang mentah-mentah tanpa modifikasi seperti yang didalamnya terdapat hal dibawah ini.

1. Menerjemahkan

 

Penerbit di Indonesia yang ingin menerjemahkan karya fiksi asing harus minta izin ke penerbit asli tangan pertama yang mencetak buku tersebut. 

Setelahnya mereka harus membayar sejumlah biaya royalti dan lisensi serta mengurus kontrak.

Melihat yang seperti itu kita bisa ambil kesimpulan kalau menerjemahkan tidak bisa sembarangan karena termasuk karya aslinya termasuk hak cipta intelektual. Kalau kita menerjemahkan tanpa mencantumkan nama penulis asli dan memberitahu di mana karya itu terbit, kita bisa dibilang melakukan plagiat.

Namun, walau sudah mencantumkan penulis asli dan sumber tayangnya, menerjemahkan mentah-mentah ternyata juga belum bisa dibilang bebas plagiarisme.

Kita cuma boleh menerjemahkan sebanyak 25% dari total cerita yang kita tulis supaya terhindar dari plagiarisme. Misal kita membuat cerpen sepanjang 2000 kata. Maka terjemahan yang kita salin hanyalah 500 kata.

Selebihnya haruslah memakai ide, kalimat, dan gaya bahasa kita sendiri. Kalau kita terinspirasi dari sebuah karya dan ingin mengarang tema, tokoh, latar, dan alur yang sama, sangat baik kita menulis dengan kalimat, gaya bahasa, dan imajinasi sendiri.

2. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik

 

Misal kita suka cerita horor dan terinspirasi ingin menulis seperti Risa Saraswati. Pun kita ingin menulis seperti Habiburahman El-Shirazy yang ciamik mengarang novel religi. Boleh ambil tema mereka dan latar serta karakter tokohnya, tapi masukkan unsur insintrik dan ekstrinsik.

Unsur intrinsik atau unsur internal adalah pengalaman, cara pandang, ideologi, kepribadian, pola pikir, karakter, dan kejadian yang langsung dialami dan berasal dari dalam diri penulisnya sendiri.

Misal, kita membuat tokoh A. Karakter dan kebiasaan A ini kita ambil dari karakter kita sendiri yang suka ngopi, bangun siang, dan suka dugem. Itu berarti kita menaruh unsur insintrik di dalam tokoh.

Unsur intrinsik juga bisa ditaruh didalam alur cerita, tempat, waktu kejadian, dan semua yang kita rasa perlu dimasukkan dalam cerita.

Sedangkan unsur ekstrinsik atau eksternal kebalikan dari intrinsik, yaitu semua pengalaman, ideologi, cara pandang, dan semua hal yang berasal dari orang dan peristiwa diluar si penulis. Jadi kita mengambil yang ada dan terjadi pada orang lain untuk kita masukkan dalam cerita.

3. Parafrasa

Parafrasa (kata tidak bakunya: parafrase) adalah menulis ulang dari artikel, cerita, dan kisah yang sudah terbit dengan mengubah kalimat dan susunan kata sehingga terlihat seperti artikel atau cerita yang baru.

Related: Parafrasa Cara Termudah Menulis Artikel Tanpa Dianggap Plagiat tapi Minim Etika

Melakukan parafrasa tidak termasuk plagiat asal kita mencantumkan nama penulis aslinya. Kalau cerpen atau artikel yang kita parafrasa tayang di internet, kita juga harus menyebut situs tempat cerpen itu dimuat. 

Cerpen yang Terinspirasi

 

Kadang ada pengarang yang  ingin diakui sebagai cerpenis lalu cari jalan pintas dengan melakukan plagiat dari cerpen luar negeri dengan dalih terinspirasi. Alih-alih terinspirasi yang dilakukannya cuma menerjemahkan dan melakukan parafrasa.

Kalau mau diakui sebagai cerpenis jempolan jalannya tidak bisa instan dan kita harus banyak membaca karya orang lain sebelum menemukan gaya sendiri. Awal-awal menulis cerpen alur kita mungkin berantakan, karakter tokohnya sama semua, dan penulisan tanda baca yang tidak sesuai EYD. 

Tidak apa-apa, itu semua proses buat kita menghasilkan cerpen yang bagus. Bagus dalam artian enak dibaca, mudah dipahami, dan sudah mahir menempatkan kaidah penulisan di dalam tiap karya.

Berusaha menulis dengan kemampuan sendiri jauh lebih baik dari mengaku terinspirasi padahal cuma plagiasi.

Iklan Gila-gilaan: Penyebab Orang Malas Baca Blog

Iklan Gila-gilaan: Penyebab Orang Malas Baca Blog

Orang malas baca blog tidak melulu karena rendahnya minat baca. Penempatan iklan yang gila-gilaan dan ada di tiap paragraf jadi penyebab utama orang malas baca blog.

Sudah iklannya menutupi artikel, tiap kali kita klik muncul iklan pop-up. Sudah muncul pop-up kita dibawa lagi ke situs  lain. Alhasil niat mau baca info di blog kita malah nyasar kemana-mana. Sangat mengganggu dan menghabiskan waktu, menghabiskan kuota juga.

Maka kita kemudian memasang adblocker. Para pembaca memasang adblocker bukan untuk menghalangi blogger mencari  uang yang didapat dari iklan, tapi demi kenyamanan membaca karena mereka benar-benar butuh info dan hiburan yang ada di blog itu.

Related: Beda Content Writer dan Blogger yang Tidak Sama dengan Wartawan

Tidak kurang akal untuk menghalau adblocker, para blogger kemudian minta pengunjung mematikan adblocker dengan alasan, "Blog dibuat pake waktu dan tenaga, jadi biarkan kami menyuguhi iklan segunung.supaya kami dapat penghasilan." Kasarnya begitu, ya.

Jadinya seperti makan simalakama, deh.

Pengunjung blog yang memakai adblocker terbebas dari iklan yang mengganggu, tapi blogger jadi minim penghasilan karena iklannya tidak tayang di layar pengunjung tersebut. Akan tetapi, kalau blogger pakai script anti-adblock, pengunjung bisa saja membatalkan kunjungannya ke blog tersebut dan mencari blog lain yang iklannya dapat ditolerir.

Masa Jaya Blog dan Blogger


Blogger disebut juga dengan narablog atau diserap kedalam bahasa Indonesia jadi bloger, mengalami masa kejayaan sebelum adanya medsos, yaitu tahun 2005-2015. Di masa itu sudah ada medsos seperti Friendster, MySpace, dan Facebook. Twitter juga sudah ada. Namun medsos waktu itu belum jadi gaya hidup dan baru sedikit orang yang jadi seleb medsos dan influencer.

Di masa jayanya, orang yang punya blog rasanya keren banget. Sama kerennya dengan punya puluhan ribu follower di masa sekarang dan dapat duit dengan meng-endorse produk dan jasa,

Kini masa jaya blog sudah lewat. Orang sudah banyak yang meninggalkan blog dan kalaupun ingin ngeblog, mereka pilih blog publik daripada bikin blog sendiri yang memeras waktu, tenaga, dan biaya.

Related: Menulis di Blog Pribadi atau Blog Publik? Ini Perbandingannya

Blog publik seperti Kompasiana, IDN Times, Terminal Mojok, Seword dan lainnya memberi bayaran pada para penulis konten yang mencapai syarat tertentu. Inilah yang jadi daya tarik orang menulis di blog publik selain dari kepraktisannya.

Maka wajar saja kalau menurut konsultan marketing ConvertKit orang yang masih melakoni profesi sebagai blogger adalah mereka yang berusia 35-44 tahun. Mereka sudah tahu apa itu blog dan bisa membedakannya dengan situs berita, forum, medsos, dan sumber informasi lain yang ada di internet.

Penempatan Iklan 

 

Makin banyak blogger memasang iklan, secara hitung-hitungan kasar makin besar pula penghasilannya karena probabilitas orang akan mengklik iklan-baik sengaja atau tidak-juga lebih besar.

Namun faktanya makin banyak iklan yang tidak tayang karena pengunjung menggunakan adblocker. Selain itu orang sudah malas baca blog karena sudah ada medsos yang lebih menghibur sekaligus memberikan informasi hanya yang mereka butuhkan. 

Itu sebabnya banyak perusahaan kemudian mengalihkan belanja iklan mereka dari TV, radio, dan internet ke media sosial. Bayaran blogger dari per klik iklan makin sedikit yang mengakibatkan mereka makin gila-gilaan menaruh iklan di setiap sudut konten. 

Kalau blognya tidak berisi informasi khusus mengenai hal spesifik yang dicari banyak orang (niche), saya pikir blogger tidak perlu menempatkan iklan secara berlebihan dan serampangan. Paling penting adalah kontennya, baru kemudian iklannya. 

Para pembuat algoritma Google juga makin sadar bahwa konten/artikel yang ada dalam blog adalah yang utama. Makanya mereka selalu memperbarui algoritma untuk mencari blog mana yang punya konten berkualitas yang layak tampil di halaman pertama mesin pencari Google.

Full-Time Blogger

 

Profesi sebagai full-time blogger atau narablog penuh-waktu masih dilakoni sebagian kecil orang, Full-time blogger menghabiskan waktu 3-6 jam sehari untuk mengelola blog mereka, entah itu menulis, memeriksa tautan, komentar, dan analitik, mengerjakan kerja sama penulisan artikel, mengecek penempatan iklan, dan lain sebagainya.

Sebetulnya tidak harus 3-6 jam per hari. Blogger yang blognya sudah mapan dalam artian domain authority dan page authority-nya sudah diatas 15 biasanya cuma perlu menulis satu artikel tiap hari (one day one article) untuk menjaga robon mesin pencari aktif merambat di blog mereka. 

Kemudian tidak sedikit full-time blogger yang mengelola 3-4 blog dalam satu waktu untuk memaksimalkan penghasilan dari penempatan iklan. Penghasilan mereka per bulannya ada di angka Rp5 jutaan. Kalau trafik blog sedang turun mereka masih bisa mengantungi Rp2-3 juta per bulan. Penghasilan segitu itu sudah cukup membuat mereka disebut sebagai full-time blogger.

Untuk menambah penghasilan para blogger juga biasanya rajin ikut lomba menulis atau writing competition yang diselenggarakan kementerian atau perusahaan swasta.

Blogger dan Medsos


Di era medsos ini idealnya seorang blogger bukan cuma menulis, dia juga harus meng-update postingan mereka di media sosial dalam bentuk video, podcast, atau ilustrasi yang dibuat sesuai kesukaan pengguna medsos. 

Jadi selain menulis blogger juga harus kreatif di medsos supaya menarik minat orang datang ke situs blognya. Bisa juga dia jadi blogger sekaligus influencer.

Related: Konten Evergreen Berawal dari Riset Keyword yang Gagal

Namun sulit bagi blogger untuk aktif menulis di sekaligus jadi influencer yang membuat konten medsos. Sebab membuat artikel/konten di blog saja butuh waktu tidak sebentar apalagi ditambah dengan konten di medsos. Karena itu mereka biasanya hanya melakukan mirroring konten di blog ke akun media sosial.

Mirroring dalam konteks medsos artinya meneruskan tautan (link) yang disertai miniatur halaman (thumbnail) dari blog ke akun medsos blogger atau ke akun medsos mana saja.

***

Walau sudah tenggelam dimakan aneka platform media sosial, keberadaan blog masih relevan selama masih ada orang yang suka menulis dan senang membaca. Apalagi blogger relatif tidak penuh hiruk-pikuk seperti medsos.

Membaca blog selain menambah pengetahuan dan menikmati beragam bacaan menghibur, juga bisa menambah wawasan yang berbeda dari yang ada di medsos.



Arti Deadline dan Dateline dari Beragam Konteks

Arti Deadline dan Dateline dari Beragam Konteks

Deadline dengan dateline bila diucapkan oleh lidah orang Indonesia memang sekilas tidak ada bedanya. Makanya banyak yang kemudian menulis dateline padahal yang dimaksud adalah deadline.

Dateline dapat diucapkan oleh lidah Indonesia dengan pengucapan: detlayn. Sedangkan deadline bisa diucapkan simpel dengan menyebut: dedlayn.

Dateline (Garis/Baris Tanggal)

 

Dateline artinya garis tanggal atau baris tanggal. Biasanya ada di surat kabar atau media berita online. Letaknya di kiri atas untuk memberitahukan lokasi berita tersebut berasal dan waktu terjadinya.

Bagian kiri atas yang dilingkari disebut dengan dateline

Kamus Merriam-Webster mengartikan dateline sebagai a line in a written document or a printed publication giving the date and place of composition or issue (sebuah baris dalam dokumen tertulis atau publikasi cetak yang menyebutkan tanggal dan tempat penulisan atau penerbitan).

Bisa juga kita pakai istilah dateline untuk merujuk pada konteks membicarakan tanggal kapan suatu publikasi dibuat. Misalnya saat kita mengerjakan majalah dinding atau  buletin kegiatan, tanggal yang tercantum pada sebelah kiri atas majalah dinding dan buletin itulah yang juga disebut dengan dateline.

Bagian kiri atas yang dilingkari disebut dengan dateline

Dateline juga bisa ditulis terpisah yang terdiri dari dua suku kata, yaitu date line, tapi umumnya media menulisnya dengan dateline dengan satu suku kata.

Darimana istilah dateline berasal dan bagaimana istilah dateline muncul? 

Tradisi garis tanggal dimulai pada masa awal pemberitaan surat kabar, yang disebut juga dengan media cetak, sebelum ada telegraf dan telepon. 

Istilah dateline muncul karena adanya selang/jeda/jarak/rentang waktu dari saat wartawan meliput suatu kejadian sampai saat berita tentang kejadian itu muncul di surat kabar. Pembaca tidak kesulitan mengetahui kapan dan di mana berita tersebut terjadi karena ada dateline yang memberitahukan tanggal dan tempat kejadian.

Deadline (Tenggat Waktu atau Batas Waktu)

 

Sesuai arti deadline yaitu tenggat waktu atau batas waktu, maka makna deadline berhubungan dengan batas akhir suatu pekerjaan harus selesai.

Misal, "Deadline tugas kelompok paling lambat Jumat pekan ini harus dikumpul." atau "Deadline masih dua hari lagi, tapi saya sudah selesai mengerjakan laporan keuangan untuk bos."

Menurut Oxford Languages deadline artinya the latest time or date by which should be completed (waktu atau tanggal terakhir yang harus diselesaikan). Sedangkan menurut Merriam-Webster deadline bermakna:

  1. A line drawn within or around a prison that a prisoner passes at the risk of being shot (garis yang ditarik di dalam atau di sekitar penjara yang dilewati oleh seorang tahanan dengan risiko ditembak).
  2. A date or time before which something must be done (tanggal atau waktu sebelum sesuatu harus dilakukan).
  3. The time after which copy is not accepted for a particular issue of a publication (waktu setelah salinan tidak diterima untuk terbitan tertentu dari suatu terbitan).

Darimana istilah deadline berasal? 

Istilah deadline tidak diketahui asal-usulnya, tapi penggunaan kata deadline awalnya mengacu pada garis yang tidak bergerak yang sering dipakai dalam konteks masa perang saudara di Amerika Serikat.

Kemudian deadline digunakan untuk menyebut garis yang tidak boleh dilewati oleh para narapidana di dalam penjara. Lambat laun istilah deadline digunakan oleh para wartawan surat kabar untuk menyelesaikan berita sebelum batas waktu akhir naik cetak.

sumber: Tipsmake.com

Kini istilah deadline digunakan untuk beragam kepentingan yang juga dapat berarti luas sebagai batas waktu paling akhir untuk menyelesaikan atau mengumpulkan sesuatu.

Banyak orang yang masih keliru menggunakan istilah deadline dengan dateline karena pengucapannya serupa jadi dianggap sama. Walau ada kesamaan dalam konteks surat kabar dan pemberitaan, makna deadline dan dateline sebenarnya berbeda.

Related: Macam-macam Kata Ulang dan Penggunaannya

Dateline dan deadline tidak ditemukan dalam KBBI karena merupakan kata asing. Jadi kalau mau menggunakan bahasa Indonesia, gunakan saja kata "baris waktu" dan "tenggat waktu" alih-alih dateline dan deadline.