Regenerasi Boyband Indonesia Tak Pernah Padam

Indonesia pernah punya boyband terkenal di era 1990-an yaitu Trio Libels, M.E, Coboy, dan P-Project. Walau menyanyikan parodi komedi, P-Project beranggotakan 7 laki-laki yang selain menyanyi juga menari (walau tidak seenergik boyband umumnya).

regenerasi boyband Indonesia tak pernah padam

Ada juga Elfa's Singer dan Warna, tapi mereka grup vokal campuran jadi tidak masuk kategori boyband dan girlband.

Menuanya boyband 1990-an lalu tergantikan oleh SMASH, Treeji, Max 5, Dragon Boyz, XO-IX, Mr Bee, dan Coboy Junior yang datang di kurun 2010-2014.

Warna boyband makin meriah dengan hadirnya girlband Cherrybelle, 7 Icons, Blink, dan Princess menyusul senior mereka yang populer di era 1990-an yaitu Tiga Dara, AB Three (kini bernama B3), dan Bening. Satu girlgroup yang masih lekat sampai sekarang se-era dengan Cherrybelle adalah JKT48.

Khusus JKT48 mungkin butuh pendapat tersendiri karena grup itu terbentuk dari akademi idola (idol academy) yang melatih gadis-gadis untuk tampil menyanyi dan menari.

Setelah itu Indonesia kedatangan boyband dan girlband dari negeri ginseng. Apakah geliat boyband dan girlband Indonesia lalu padam? Padam, tidak, tapi kehilangan pamor, iya.

Boyband Indonesia Bukan dari Korea

Adanya boyband tenar seperti Trio Libels pada 1988 lalu M.E dan Coboy (akronim dari cover boy-karena personilnya pernah jadi sampul majalah) pada 1991, membuktikan kalau adanya boyband di Indonesia tidak ikut-ikutan K-Pop Korea.

Boyband dan girlband K-Pop datang sebagai bagian dari Korean Wave atau Gelombang Korea (Hallyu) yang diekspor oleh pemerintah Korsel ke seluruh dunia secara masif pada 2002.

Waktu itu Indonesia belum terpapar boyband Korea. Orang Indonesia masih menggilai drama Tiongkok dan India karena belum ada TV yang menayangkan drama Korea. Boyband K-Pop masuk Indonesia pada 2012 yaitu Super Junior.

Boyband Indonesia yang kekorea-koreaan dimulai saat SMASH debut tahun 2011. SMASH diduga mencontek boyband Korea Smash. Smash muncul tahun 2008, tapi tidak populer dibanding Super Junior.

Meski begitu SMASH sendiri meledak dan digilai remaja Indonesia. SMASH tidak sendirian, ada Cherrybelle yang merajai tangga lagu girlband di era yang sama.

Masa emas boyband dan girlband Indonesia redup setelah tahun 2015 setelah datangnya K-Pop paling populer sejagat ke Indonesia, yaitu BTS pada 2015 dan Blackpink pada 2017.

BTS secara resmi mulai debut pada 2013 dan Blackpink pada 2016.

Apa Indonesia Masih Punya Boyband?

Regenerasi boyband dan girlband Indonesia selalu ada. Namun, nama mereka sulit menyamai popularitas pendahulunya karena tidak punya basis penggemar. Remaja perempuan yang jadi target utama boyband sudah menggilai K-Pop dan sulit menyukai boyband Indonesia karena faktor fisik.

Tidak adanya basis penggemar ini yang jadi alasan boyband Indonesia masa kini sulit terkenal. Padahal sekarang kita punya UN1TY, NEVEL, Inspire, Galaxy, dan CALIXTO sudah hadir sejak kurun 2019-2021 sebagai regenerasi dari SMASH dkk.

Related: Last Song Syndrom Penyebab Kita Selalu Terngiang Suatu Lagu

Di jajaran girlband ada GLAS, StarBe, V1rst, dan Blitzen. Di kancah media sosial empat girlband ini sempat viral, tapi setelah itu seolah terlupakan. Khas medsos, ya, mudah viral mudah terlupakan.

Kemudian di akhir 2009 ada kejutan. M.E muncul lagi dengan nama M.E Voices Pada 2018 mereka merilisi single berjudul Sumpah Mati. Masih di 2018 mereka kolabs dengan SMASH menyanyikan ulang lagu berjudul Boyband milik Tipe-X, band ska tersohor yang seangkatan dengan Padi dan Sheila On 7.

regenerasi boyband Indonesia tak pernah padam
Boyband SMASH kini tinggal berlima setelah Morgan keluar pada 2013 dan Rangga tidak ikut menandatangi kontrak dengan label baru.

Kenapa Popularitas Boyband dan Girlband Sangat Singkat?

Jarang ada boyband dan girlband yang populer terus-menerus dalam kurun waktu lama karena masa populer mereka berkisar 3-5 tahun saja.

Ini alasan popularitas boyband dan girband relatif singkat dibanding penyanyi solo dan grup band.

1. Usia. Penggemar boyband dan girlband ada di usia remaja (SMP-SMA) dan sedikit yang anak kuliahan.

Ketika para remaja ini beranjak dewasa, selera musik mereka pun berubah. Tambahan lagi boyband mengusung genre pop. Study lawas Spotify menemukan kalau penggemar musik pop paling tidak loyal terhadap penyanyi atau grup musik. Itulah sebab mereka yang sudah dewasa akan menggemari penyanyi lain yang mewakili usia dewasa mereka.

3. Hidup baru personil boyband. Para personil boyband juga beranjak dewasa dan memiliki hidup baru seperti menikah. punya anak, kerja kantoran, atau berkarir di bidang selain musik.

Kehidupan baru seperti itu membuat para personil boyband kelihatan tua banget dan para remaja jadi enggan mengidolakan. Personil boyband pun menua bersama penggemar lama mereka tanpa dapat penggemar baru.

Soal hidup baru ini juga jadi alasan manajemen K-Pop memberlakukan aturan yang melarang boyband dan girlband K-Pop pacaran dan menikah selama dalam kontrak.

Bukan cuma pacaran resmi dan menikah, manajemen K-Pop mengharuskan talent mengikuti standar kemolekan wajah ala mereka. Hampir semua penyanyi K-Pop baik yang grup atau solo pernah melakukan operasi plastik.

Walau tidak seketat manajemen K-Pop, aturan serupa juga diberlakukan oleh Simon Cowell untuk grup vokal yang dibentuknya yaitu Little Mix, Fifth Harmony, dan One Direction. Ketiganya masih bertahan sampai sekarang walau formasinya sudah tidak selengkap dulu.

3. Dominasi K-Pop

Indonesia jadi negara fanbase BTS terbesar di dunia. BTS Army (sebutan untuk penggemar fanatik BTS) Indonesia jumlahnya 18,6 persen dari total Army dunia. Sementara itu penggemar Blackpink (BLINK) Indonesia menempati urutan ke-3 terbesar di dunia.

Dengan jumlah penggemar BTS dan Blackpink sebesar itu di Indonesia, makin sulit buat boyband kita mengambil tempat di hati penggemar dalam negeri. Selain itu fans K-Pop dikenal sangat fanatik dan tidak akan berpaling pada grup musik mana pun selama idola mereka masih eksis.

4. Kualitas Boyband. Makin kesini makin sedikit personil boyband yang betul-betul bisa nyanyi. Dari sisi wajah pun tidak ganteng-ganteng amat, cute juga tidak.

Sejak itu terbentuk pikiran kalau boyband cuma menang gaya. Suara mereka tidak dinikmati terpisah dari tariannya. Kalau sedang live performance terdengar jelas betapa fals suaranya. Untung saja dance mereka bagus dan energik.

Kenyataan inilah yang bikin orang memilih mendengarkan penyanyi solo atau grup band daripada boyband atau girlband.

Pasar Boyband

Boyband Indonesia sudah kehilangan pamor dan pesonanya, kenapa setelah SMASH redup masih muncul boyband baru? Padahal remaja Indonesia tampak tidak tertarik kecuali dengan boyband K-Pop.

Karena masih ada yang ingin jadi boyband dan menginginkan boyband walau cuma seciprat air. Selama masih ada yang ingin jadi boyband dan ada yang ingin mendengar boyband, selama itu pula boyband dan girlband Indonesia akan terus beregenerasi. 

Soal populer tidaknya, entah. Yang penting kita selalu punya boyband.

0 komentar

Posting Komentar