Lima Jenis Bullying Menurut UNICEF

Generasi jaman dulu sering main ledek-ledekan dengan memanggil teman memakai nama bapaknya. Pun meledek fisik dengan kata item, cebol, ceking, gendut, dan lain sebagainya yang menjurus ledekan fisik. Begitu kata orang-orang jadul.

Dulu ledekan-ledekan dianggap biasa, tidak ada anak yang sampai depresi apalagi bunuh diri segala. Tahu dari mana kita kalau jaman dulu tidak ada yang depresi diledek terus-terusan begitu?

Arus Informasi Dulu dan Sekarang

 

Zaman generasi 1980-2000, teknologi sudah ada, tapi perkembangan internet di Indonesia belum luas seperti sekarang. Jadi informasi yang diterima generasi masa itu tidak sederas sekarang.

Dulu cuma orang dari kalangan berduit yang bisa mengakses apa pun dari internet karena langganan internet mahal. Paket data dari smartphone juga mahalnya minta ampun dibanding sekarang.

Jadi, arus informasi tidak deras membanjiri generasi 1980-2000. Arus informasi pada masa itu butuh waktu dan datang bertahap untuk sampai ke tangan kita. Contohnya koran. Semua berita dalam koran (suratkabar) sejatinya adalah berita dari peristiwa yang terjadi kemarin. 

Namun, kita tidak menganggapnya basi karena hanya informasi itulah yang kita butuhkan. Orang yang butuh berita dunia wanita akan mencari sumber dari situs atau tabloid wanita. Remaja yang butuh update tentang dunianya akan mencari majalah atau website khusus remaja.

Dengan begitu, informasi yang kita terima hanya informasi yang betul-betul kita perlukan. Otak kita kemudian memproses informasi itu secara bertahap sebelum diserap kedalam memori. Setelah terserap, kita lalu memahami informasi itu secara menyeluruh.

Proses dari menerima sampai menyerap informasi itu tidak kita dapat di era internet seperti sekarang ini. Makanya orang yang hidup di masa sekarang lebih gampang stres dan depresi, bukan cuma anak dan remaja.

Akses internet yang mudah dan murah menyebabkan arus informasi tidak terbendung. Kita dapat semua informasi yang tidak kita butuhkan. Belum sempat otak mencerna dan memahami satu informasi, datang informasi yang lain lagi. Begitu seterusnya sampai kita tidak lagi bisa membedakan mana informasi yang benar dan tidak.

Itulah salah satu yang menyebabkan anak-anak sekarang gampang stres dan mentalnya goyah ketika menerima ledekan dari temannya. Itu cuma salah satu, ya. Sebab lainnya karena zaman berubah.

Jadi, kalau dikatakan mental anak sekarang tidak sekuat dulu itu tidak tepat karena pola pikir dan pola hidup anak sekarang berbeda. Mental anak sekarang digunakan untuk hal-hal kreatif, bukan untuk menerima ledekan apalagi hinaan.

Itulah mengapa ledekan dan candaan yang tidak bikin sakit hati generasi jadul, besar pengaruhnya bagi kesehatan mental anak-anak sekarang.

Berkenaan dengan itu UNICEF telah memberi panduan mana saja yang termasuk bullying-disebut juga dengan perundungan atau penindasan dalam kehidupan sehari-hari.

 1. Perundungan Fisik (physical bullying)

Jenis perundungan ini paling gampang dikenali karena berhubungan dengan fisik seperti memukul, menampar, menendang, dan perkelahian yang dilakukan terus-menerus oleh satu orang kepada yang lainnya.

Mencuri dan merusak barang milik orang lain juga termasuk dalam physical bullying karena merugikan si pemilik barang.

Anak yang sering dicubit dan dijewer oleh orangtua, guru, atau anggota keluarga yang lain artinya anak itu telah mengalami bullying dan harus ditangani supaya mentalnya tidak terganggu.

2. Perundungan Verbal (verbal bullying)
 
Termasuk dalam perundungan verbal adalah mengejek, menjelek-jelekkan, mengancam, dan memberi label kepada seseorang dengan mengatainya si jelek, si bodoh, si sipit, dan lain sebagainya. 

Meledek seseorang dengan sebutan si pintar, si kaya, si tinggi dll yang bertujuan menyindir dan merendahkannya juga termasuk dalam perundungan verbal meski kata-kata itu termasuk kata positif.

Memanggil seseorang dengan nama bapak/ibunya termasuk dalam perundungan verbal kalau ditujukan untuk menghina atau meledeknya.

Sering tidak kita sadari, perundungan verbal juga sering dilakukan orangtua kepada anaknya, entah mereka sadar atau tidak. 

Ada anak yang hampir tiap hari dipanggil dengan sebutan gendut, buntet, ireng, dan sebutan negatif lain. Padahal apa susahnya memanggil anak dengan sebutan yang baik dan penuh pujian, toh itu darah daging si orang tua sendiri, kan.

3. Perundungan Sosial (social bullying)

Perundungan sosial terjadi saat seseorang mengucilkan, merusak nama baik orang lain, dan menjauhkannya dari lingkungan sosial.

Kita mengucilkan seseorang hanya karena dia jelek, miskin, atau bahkan karena terlalu cakep dan pintar, itu termasuk perundungan. 

Pun kalau kita memfitnah orang lain karena iri, dengki, atau dendam, itu juga termasuk perundungan sosial. Mengucilkan seseorang hanya karena dia berbeda juga bagian dari social bullying.

4. Perundungan Psikologis (psychological bullying)

Perundungan psikologis adalah jenis penindasan mental yang dilakukan dengan sengaja dan jahat untuk menyakiti dan mengintimidasi seseorang melalui gerak tubuh, mimik wajah, dan komentar sinis.

Gerak tubuh dan mimik wajah yang termasuk perundungan adalah yang dilakukan berulangkali untuk menghina dan menyakiti seperti melengos, melotot, mendengus, dan

Sama seperti gerak tubuh dan mimik wajah, komentar sinis yang termasuk perundungan juga yang dilakukan berulangkali seperti sindiran dan perkataan negatif yang diucapkan terus-menerus.

5. Perundungan Dunia Maya (cyberbullying)

Cyberbullying adalah penindasan yang dilakukan lewat semua perangkat elektronik yang terhubung ke internet.

Penindasan dunia maya dapat terjadi melalui pesan teks, media sosial, aplikasi, atau forum online. Pelaku cyberbullying melakukannya dengan cara mem-posting atau pengiriman konten berbahaya, termasuk pesan dan foto, serta berbagi informasi pribadi yang membuat seseorang terhina.

Penelitian yang dilakukan oleh Cyberbullying Research Center menunjukkan 15% anak usia 9-12 dan 37% anak usia 13-17 tahun pernah mengalami cyberbullying dalam hidup mereka.  

Pelaku cyberbullying kecil kemungkinannya untuk tertangkap karena sifatnya yang online dalam artian bersembunyi dalam jaringan internet.

Hampir semua orang sekarang memakai ponsel, tablet, laptop, dan komputer setiap hari setiap saat yang membuat kita mudah jadi korban cyberbullying. Tambahan lagi seringnya kita memposting foto dan video di internet bikin kita tambah rentan dimanipulasi untuk jadi korban penindasan dunia maya.

***

Lima jenis bullying diatas adalah versi UNICEF untuk melindungi anak-anak kita dari perundungan. 

Mengenali lima jenis perundungan yang rentan dialami anak, bisa membantu kita memberi pengertian pada mereka dan menyiapkan fondasi bagi mereka menghadapi perundungan di sekolah, di lingkungan rumah, atau di lingkungan pertemanan lainnya.

0 komentar

Posting Komentar