Pengin Beliin Motor Buat Anak? Ini Tips, Risiko, dan Rekomendasinya
Transportasi umum di daerah luar Jakarta sudah lama punah. Dulu angkot, angdes, dan bus mini bisa mondar-mandir sampai ke depan kampung untuk mengangkut penumpang ke sekolah, pasar, kantor, dan ke mana saja.
Sekarang transportasi umum utama di daerah cuma ojek dan andong (delman). Angkot masih melayani penumpang, tapi keberadaannya sudah sangat langka. Di Kabupaten Magelang, tempat emperbaca.com berada, angkot cuma melayani tiap subuh untuk para penjual sayur yang belanja kulakan di pasar.
![]() |
Motor operasional emperbaca.com |
Menghilangnya transportasi umum di desa-desa membuat anak sekolah jadi mengandalkan antar-jemput orangtua atau langganan ojek. SMP dan SMA yang melarang muridnya bawa kendaraan ke sekolah, kini membolehkan asalkan atas seizin orangtua.
Maka tidak heran kalau makin banyak orangtua yang akhirnya membelikan motor untuk transportasi anak ke sekolah.
Alasan Orangtua Membelikan Motor untuk Anak
Alasan utamanya jelas untuk kemudahan transportasi, bukan buat memanjakan anak petantang-petenteng motoran ke mana-mana. Ini alasan lain orangtua membelikan motor untuk anaknya yang masih sekolah.
1. Kedua Orangtua Bekerja
Orangtua bisa mengantar anak sekalian berangkat kerja, tapi pulangnya mereka tidak bisa jemput karena anak pulang lebih dulu. Guna memudahkan anak pulang sekolah, akhirnya dibelikannya motor.
Selain pulang-pergi ke sekolah, anak juga menggunakannya untuk pergi ke tempat les sepulang sekolah
2. Hemat Biaya Transportasi
Dibanding menggunakan ojek online atau pangkalan, apalagi delman, menggunakan motor lebih hemat. Satu liter Pertalite seharga Rp10.000 bisa digunakan berhari-hari untuk anak pulang-pergi ke sekolah.
Konsumsi satu liter Honda Beat, misalnya, bahkan bisa untuk menempuh jarak sampai 60 km dengan gaya mengemudi normal. Normal dalam artian mengemudi sendiri tanpa membonceng dan tidak membawa banyak barang. Maka punya motor untuk transportasi ke sekolah jelas lebih hemat dibanding menggunakan transportasi lain.
3. Praktis dan Relatif Mudah Dikendarai
Motor relatif mudah dikendarai dibanding mobil dan praktis masuk ke jalan sempit sehingga waktu tempuh lebih cepat. Jarak pandang dan keleluasaan mengatur kemudi saat mengendarai motor juga lebih lapang dibanding mobil karena tidak terhalang kabin dan jendela.
Motor juga lebih gampang berhenti dan putar balik jika ingin mampir ke toko atau teringat di jalan ada yang ketinggalan di rumah.
Mungkin karena relatif mudah dikendarai daripada mobil, banyak perempuan, tua dan muda, yang asal saja bawa motor seperti:
- Sering lupa pakai lampu sign (sein) tiap belok
- Belok mendadak tanpa ancang-ancang.
- Anti tengok kana-kiri karena merasa pengemudi lain akan mengalah.
- Menyalip tanpa perhitungan.
- Tidak tahu arti rambu dan marka jalan.
- Tidak mau tahu etika di jalan semisal mendahulukan kendaraan yang akan naik tanjakan.
Motor Baru atau Bekas?
Pengin beliin motor buat anak pilih yang baru atau bekas? Pastinya sesuai kemampuan kantong. Kalau ingin motor baru yang dibeli secara kredit, harus dipastikan kita sanggup membayar cicilannya. Kalau punya uang di tabungan seharga motor bekas, itu bisa jadi pilihan.
Bisa juga beli motor bekas secara kredit, yang penting bisa melunasinya tepat waktu. Lebih bagus lagi kalau beli baru secara tunai supaya tidak terlilit beban cicilan.
Namun, ada dealer yang tidak menerima pembelian secara tunai. Mereka sering mengarahkan untuk membeli secara kredit dengan iming-iming diskon. Ada juga yang bilang kalau tunai harus inden tiga bulan, sedangkan kalau beli kredit motornya sudah tersedia.
Bagi dealer, sales, dan leasing, menjual motor secara kredit lebih menguntungkan daripada tunai karena potensi pendapatan mereka lebih besar.
Ngutang Buat Beli Motor?
Sangat tidak disarankan beli motor pakai pinjol, KUR, atau ngutang ke orang lain. Meski termasuk kebutuhan sekunder, tapi nilai motor akan terus turun seiring masa pakainya. Jadi sangat tidak sepadan beli motor pakai duit hasil ngutang.
Meski begitu, kalau kita betul-betul punya penghasilan tetap atau akan dapat bayaran dalam jangka waktu tetap, boleh saja ngutang untuk beli motor karena akan ada penghasilan di depan untuk membayar utang itu. Yang penting pikir dulu sebelum meminjam uang apa kita benar mampu membayarnya atau cuma nafsu belaka.
Rekomendasi Motor Buat Anak Sekolah
Motor buat pelajar SMA, terutama SMP disarankan yang joknya tidak terlalu tinggi supaya kaki dapat menapak sempurna di tanah. Pilih mesin 110–125 cc supaya motor cukup bertenaga tanpa konsumsi bahan bakar tinggi.
Berikut rekomendasi motor buat pelajar yang tingginya kurang dari 160 sentimeter.1. Honda Beat
Honda Beat (semua tipe) paling cocok mereka yang bertubuh pendek karena tinggi joknya cuma 740 mm sehingga mudah dijangkau oleh pengendara pendek. Berat motornya juga cuma sekitar 90 kg sehingga ringan dan mudah dikendalikan, mirip seperti sepeda.
2. Honda Scoopy
Desain ergonomis Honda Scoopy bikin posisi duduk terasa santai dengan stang mudah dijangkau. Cocok buat pelajar atau orang yang tinggi tubuhnya kurang dari 160 cm. Selain itu desain Scoopy juga klasik ala Vespa, menjadikannya bernuansa retro-modern yang stylish untuk anak muda.
3. Yamaha Fazzio
Fazzio punya aura yang lebih fashionable dibanding Beat atau Scoopy. Kalau suka tampil beda dan pengin motor yang bisa jadi bagian dari gaya personal, Fazzio bisa jadi pilihan. Dimensinya juga kompak dengan panjang 1.820 mm, lebar 685 mm, dan tinggi 1.125 mm menjadikan Fazzio tidak terlalu besar untuk postur mungil.
4. Suzuki Nex II
Keunggulan Suzuki Nex II ada di floorboard-nya yang luas untuk memberi ruang kaki yang nyaman, terutama di varian Elegant dengan sill guard (pelindung yang dipasang tepat di area tempat kaki berpijak saat naik atau turun).
Beratnya juga cuma sekitar 93 kg. Ringan, mudah dikendalikan, dan gampang digeser orang pendek atau yang tingginya kurang dari 160 cm.
5. Yamaha Mio
Yamaha Mio adalah salah satu skuter matic paling legendaris di Indonesia. Desainnya yang ramping dan cocok untuk pengendara dengan tinggi di bawah 160 cm.
Varian yang paling cocok untuk mereka yang bertubuh pendek ada Mio Sporty, Mio i125, dan Mio Gear untuk yang aktif dan butuh motor tangguh.
6. Honda Genio
Honda Genio punya rangka eSAF yang memberi stabilitas dan kemudahan bermanuver, terutama di jalanan kota yang padat.
Motor 100 cc ini sangat ideal buat pelajar bertubuh mungil yang menginginkan motor ringan, irit, dan bergaya.
Alasan Motor Sport Tidak Cocok untuk Pelajar
Namanya juga pemula, tidak disarankan memilih motor sport. Nanti kalau sudah jago motoran dan paham rambu serta marka jalan, barulah ganti dengan motor sport.
1. Tinggi Jok dan Bobot
Motor sport biasanya punya jok tinggi di atas 780 mm dan bobot 120–150 kg. Ini bakal menyulitkan pelajar, terutama yang tubuhnya pendek untuk menapak dan mengendalikan motor.
2. Posisi Duduk
Ergonomi motor sport cenderung agresif (menunduk). Ini bisa bikin cepat lelah dan tidak nyaman untuk perjalanan harian atau jarak dekat. Posisi menunduk ke depan juga bisa menambah beban pada pergelangan tangan dan mengubah titik berat tubuh.
3. Tenaga Besar
Mesin motor sport punya tenaga besar dan RPM tinggi sehingga rawan disalahgunakan oleh remaja yang belum matang secara emosional. Kapasitas mesinnya juga besar sehingga menghasilkan akselerasi kuat yang bikin motor rentan ngepot di tikungan.
Ngepot seperti ini berbahaya buat pengendara pelajar yang emosional dan adrenalisnnya nya masih tinggi. Selain membahayakan si pelajar, juga berbahaya bagi pengguna jalan lainnya.
4. Gangguan Belajar
Suara knalpot motor sport keras sehingga bisa memicu anak sekolah untuk berkendara ugal-ugalan. Suara keras motor juga bisa mengganggu lingkungan sekolah.
5. Prefrontal Cortex
Bagian otak yang namanya prefrontal cortex belum terbentuk sempurna di otak pelajar SMP dan SMA. Makanya mereka mudah emosional di jalan. Prefrontal cortex letaknya di bagian belakang dahi dan berperan dalam fungsi eksekutif seperti perencanaan, pengendalian impuls, pengambilan keputusan, serta pemrosesan emosi dan sosial.
Prefrontal cortex akan mencapai kesempurnaan atau kematangan di usia 25 tahun.
Makanya remaja belum cocok mengendarai motor sport dan disarankan mengendarai motor matic atau bebek saja. Sebetulnya batas minimal mengendarai motor adalah 16 tahun atau kira-kira kelas 11 (dulu 2 SMA).
Namun, langkanya transportasi umum membuat orangtua akhirnya merelakan anak mereka yang masih di bawah umur membawa motor sendiri ke sekolah.
Posting Komentar untuk "Pengin Beliin Motor Buat Anak? Ini Tips, Risiko, dan Rekomendasinya"
Posting Komentar