Nyawa Kita Bukan di Tangan Preman dan Geng Motor

Jika Anda masih ingin hidup tenang, aman, dan nyaman maka hindarilah berurusan dengan para preman dan anggota geng motor. Kalau mobil atau motor Anda disalip atau disenggol dua atau lebih motor lain sebaiknya biarkan saja selama Anda tidak mengalami luka fisik atau psikis. Kalau "cuma" kaget, selama tidak jantungan, lebih baik minggir dan biarkan mereka lewat.

Begitupula kalau Anda kebetulan pulang larut malam. Usahakan jangan berhenti dalam keadaan apapun sebelum sampai rumah. Meski ada yang berteriak memberitahu bahwa ban Anda kempes. Kalau kebetulan kena lampu merah jangan buka jendela atau pintu meski ada yang menghampiri. Kalau Anda pengendara motor langsung saja tancap gas (hati-hati tapi ya) meski lampu masih menyala merah. Biasanya kalau sudah larut malam, lalu lintas relatif aman untuk diterabas.

Kenapa harus begitu?

Sebab bisa jadi ada geng motor atau preman yang sedang cari mangsa. Aksi jahat preman dan geng motor yang makin brutal merampas, merampok, menjambret bahkan memerkosa makin membuat masyarakat cemas. Di jalan raya, kalau sedang bergerombol, ada pengendara motor yang menyalip mereka bisa ngamuk dan menghunuskan senjata tajam. Karena itu menghindar adalah cara paling bijak supaya tidak jadi korban.

Ulah mereka juga makin nekat karena melempari sejumlah gereja, di Pekanbaru dan Makassar, dengan bom molotov.

Berita terbaru yang memprihatinkan datang dari Pekanbaru. Belasan anggota geng motor pimpinan residivis bernama Klewang memerkosa ABG dihadapan ratusan anggota lainnya. Geng motor ini juga punya anggota perempuan sehingga seks bebas sudah biasa terjadi diantara anggota lelaki dan perempuan. Kepolisian setempat sudah memroses kasus ini. Tapi menurut saya masih lamban karena sudah hampir seminggu polisi baru menangkap beberapa pelaku. Sementara anggota geng motor lainnya seperti susah sekali ditangkap, padahal mereka adalah pelaku kejahatan.

Kenapa polisi saya katakan lamban? Karena aksi geng motor ini tidak sembunyi-sembunyi. Perilaku kriminal mereka sering terjadi di dekat pos polisi tapi tidak ada tindakan apa-apa. Anggota geng ini sebagian bahkan sudah "dicuci otak"nya untuk membenci polisi. Warga yang melapor karena jadi korban kejahatan juga cuma dicatat oleh polisi lalu disuruh pulang.

Kuat dugaan bahwa geng motor sengaja dibiarkan oleh kepolisian sebagai pengalih-perhatian jika suatu saat ada isu krusial di masyarakat sehingga muka pemerintah atau aparat masih tetap manis di mata masyarakat. Kenapa demikian? Karena kepolisian begitu canggihnya mengepung dan menumpas teroris tapi memberangus preman dan geng motor saja lambannya minta ampun.

Dengan kerja aparat yang melakukan pembiaran itu maka masyarakat jadi rindu pada "petrus" alias penembak misterius seperti zaman Soeharto. Pada beberapa forum diskusi, tak sedikit orang yang menginginkan kembali adanya petrus yang "membasmi" para bromocorah, apalagi yang tubuhnya dipenuhi tato. Mereka ingin keadaan sosial aman nyaman tanpa gejolak ekonomi meskipun hak politik mereka terpasung.

Tetapi, menginginkan petrus kembali adalah mustahil. Maka agar hidup kita tidak berakhir ditangan para preman dan geng motor, kitalah yang harus waspada. Kalau memang harus berkonfrontir dengan mereka, usahakan membawa sebanyak-banyaknya orang -dengan senjata- dan memberitahu polisi sebelum berhadapan dengan mereka. Tapi hal itu sangat tidak dianjurkan karena sama saja dengan cari masalah. Hidup memang ditangan Tuhan tapi kita juga tak ingin kan mati konyol gara-gara nekat berhadapan dengan bandit.

Semoga segera tercipta Indonesia yang aman, nyaman, dan tentram membawa ketenangan buat seluruh rakyatnya, Aamiin.

1 komentar

  1. Gwa suka kalimat ini "..sengaja dibiarkan oleh kepolisian sebagai pengalih-perhatian jika suatu saat ada isu krusial di masyarakat sehingga muka pemerintah atau aparat masih tetap manis di mata masyarakat. Kenapa demikian? Karena kepolisian begitu canggihnya mengepung dan menumpas teroris tapi memberangus preman dan geng motor saja lambannya minta ampun."

    :D

    BalasHapus


EmoticonEmoticon