Sedentary Lifestyle si Gaya Hidup Favorit Kaum Rebahan

Sedentary Lifestyle si Gaya Hidup Favorit Kaum Rebahan

Si sulung asyik scroll TikTok, si adik main game, eh, si ibu ikutan mager nonton drakor maraton langsung 10 episode. Apa cuma si bapak yang gak terpengaruh sedentary lifestyle

sedentary lifestyle

Ternyata si bapak di kantor juga kerjanya cuma duduk seharian mengetik di depan komputer dan membuat laporan. Saat rapat pun bapak duduk terus..

Keseharian sehari-hari yang seperti itu dengan hanya duduk, berbaring, dan jarang beraktivitas fisik dinamakan sedentary lifestyle. 

Sedentary lifestyle adalah gaya hidup yang minim aktivitas fisik baik yang disengaja atau tidak. Pada kehidupan sehari-hari kita mengenalnya dengan istilah mager (malas gerak).

Awal Mula Munculnya Gaya Hidup Mager Sedentary Lifestyle

Sedemtary lifestyle muncul ternyata bukan dipicu oleh keberadaan internet dan digitalisasi. Laman Thought menyebut gaya hidup mager sudah ada sejak 12.000 tahun lalu sejak manusia memutuskan untuk menetap dan hidup dalam kelompok masyarakat yang punya pembangian tugas.

Pembagian tugas itu meliputi bertani, beternak, dan berburu dengan subtugasnya masing-masing. Sejak antarkelompok masyarakat tidak lagi nomaden (hidup berpindah-pindah), sejak itulah sedentary lifestyle atau gaya hidup menetap ada sampai sekarang. 

Related: Social Loafing Orang si Giat Bekerja Sendiri tapi Malas Kerja Kelompok

Lama-lama sedentary lifestyle mengalami pergeseran makna, dari gaya hidup menetap jadi gaya hidup sambil duduk, kurang gerak, dan minim aktivitas. Menetap juga, sih, ya, tapi makna menetap disini jadi lebih sempit. Menetap di satu kamar, satu ruangan, atau di satu rumah.

Perubahan makna sedentary lifestyle juga dipicu munculnya revolusi industri di awal abad 20 yang serba mesin menggantikan tenaga manusia.

Sedentary Lifestyle Kaum Rebahan

Istilah kaum rebahan disematkan pada mereka yang senangnya main medsos berjam-jam, pemalas, dan mau apa-apa serba instan. Stereotip ini awalnya marak disemangatkan pada Milenial pada masa 2010-2019. Bagi generasi sebelumnya Milenial terlihat gak pengin ngapa-ngapain, tapi mau langsung sukses.

Kebanyakan dari mereka juga menghabiskan waktu dengan berbaring (rebahan) atau duduk-duduk malas sambil berselancar di internet atau main game.

Related: Social Loafing Rajin Bekerja Sendiri tapi Malas Kerja Kelompok

Nyatanya, pekerjaan yang cuma duduk dan rebahan itu kini terbukti bisa menghasilkan rupiah yang tidak sedikit dari menulis konten, nge-blog, dan menciptakan video konten untuk medsos.

Para pekerja kreatif kadang rebahan saat menyelesaikan pekerjaannya entah karena bosan duduk, capek berdiri, atau ingin sambil bersantai.

Related: Beda Remote Working dan Digital Nomad dari Cara Kerja sampai Tempat Tinggal

Risiko Gaya Hidup Mager

Meski menghasilkan uang dari duduk dan rebahan, kita sesekali harus berdiri dan melakukan gerakan fisik. Lebih bagus kalau rutin jalan pagi atau jogging minimal sepekan sekali.Sedentary lifestyle bisa memicu datangnya penyakit kalau terus-terusan kita lakukan tanpa diimbangi aktivitas fisik.

Saat kita kebanyakan duduk dan tidak banyak bergerak, kadar oksigen dalam darah jadi rendah. Situs Normal Breathing menyebut kalau oksigenasi sel-sel tubuh normalnya terjadi tiap 40 detik, tapi pada orang yang menerapkan sedentary lifestye terjadi tiap 20 detik. 

sedentary lifestyle gaya hidup mager
Orang mager lebih cepat lelah daripada yang banyak gerak karena sel-sel tubuh mengalami oksigenasi lebih cepat (sumber: normalbreathing.com)

Artinya, sel-sel tubuh tidak dapat cukup oksigen karena datang-perginya oksigen itu terlalu cepat. Maka orang yang jarang bergerak justru lebih sering merasa cepat lelah daripada orang yang banyak gerak.

Dalam jangka waktu lama, sedentary lifestyle bisa memicu penyakit lebih berat, yaitu:

  1. Diabetes melitus tipe 2, karena metabolisme gula darah terganggu.
  2. Hipertensi, karena tekanan darah menjadi tinggi akibat aliran darah yang terhambat.
  3. Dislipidemia yaitu kondisi dimana kadar lemak dalam darah tidak normal.
  4. Kegemukan atau obesitas karena kalori yang masuk lebih banyak daripada yang dibakar.
  5. Risiko kanker karena peradangan kronis dan ketidakseimbangan hormon.
  6. Osteoporosis sebagai akibat dari rapuhnya tulang karena kurangnya rangsangan mekanik.

Keseimbangan

Keseimbangan membuat hidup kita jadi nyaman. Hal baik dan buruk dalam hidup pun terjadi untuk keseimbangan. Tidak semua hal selalu berjalan baik dan tidak melulu buruk. Sama halnya dengan aktivitas kita sehari-hari.

Kadang kita perlu duduk kadang perlu berdiri dan kapan harus berolahraga. Atlet pun tidak melulu latihan, blogger tidak melulu ngeblog. Maka sedentary lifestyle boleh mendominasi hidup kita asalkan kita selingi dengan aktivitas fisik.

Jadi sesusah menulis berjam-jam di depan laptop, kita bisa merapikan rumah, menyapu dan mengepelnya sendiri sampai bersih. Kemudian di akhir pekan, kita bisa jogging mengelilingi komplek atau di taman kota. Bisa juga ke mall sambil berjalan melihat-lihat barang-barang bagus.

Yang penting keseimbangan.

Kenapa Tetap Ngeblog Walau Penghasilan Jeblok?

Kenapa Tetap Ngeblog Walau Penghasilan Jeblok?

Penghasilan blogger (narablog) yang mengelola blog dengan niche (topik khusus) sebulan bisa mencapai rentang Rp2 juta-Rp5 juta.

Ada dua hal utama yang bikin blog niche bisa dapat uang jutaan per bulan hanya dari iklan.

emperbaca.com

Pertama, blog itu sering di klik saat orang-orang mencari informasi di mesin pencari, terutama Google. Kedua, blog dengan niche biasanya meletakkan iklan di hampir seluruh halaman, terutama dalam artikel, sehingga besar kemungkinan iklan itu diklik pembacanya.

Banyak juga dari blog niche yang memasang script pendeteksi adblocker. Pembaca yang menggunakan adblocker terpaksa mematikannya kalau mau meneruskan membaca atau mengunduh informasi yang ada dalam blog.

Dengan begitu semua iklan dalam blog akan tayang meski tidak diklik. Blogger pun tetap dapat rupiah dari cost per million (CPM/biaya per seribu kali tayang).

Lalu kenapa emperbaca.com tidak bisa mencapai penghasilan jutaan tiap bulannya walau banyak artikelnya yang nangkring di halaman pertama Google? 

Related: Menulis di Blog Pribadi atau Blog Publik?

Alasannya, saya tidak menaruh banyak iklan. Tidak ada iklan di dalam artikel supaya orang yang tidak memasang adblocker di perambannya tidak terganggu iklan saat membaca. 

Selain itu, meski Page Authority emperbaca.com tinggi (34), blog ini punya Domain Authority rendah (4). Itu berarti domain emperbaca.com tidak dikenal dan tidak bakalan dilirik untuk kerja sama penulisan artikel berbayar (content placement).

Rendahnya Domain Authority yang dimiliki emperbaca.com karena bukan blog niche. Isi emperbaca.com terlalu gado-gado makanya CPC (cost per click) dan CPM-nya pun rendah. Blog ber-niche bernilai tinggi karena dianggap punya informasi tentang topik khusus yang sedang dicari pembaca. misal kesehatan, keuangan, asuransi, pendidikan, otomotif, atau seluk-beluk blogging.         

Blog niche dianggap mudah menavigasikan pembaca dalam satu wadah kalau mereka ingin tahu semua hal tentang informasi khusus yang sedang mereka cari.

Kalau gitu, kenapa tetap ngeblog walau pengehasilan jeblok? Kalau sudah gitu pasti bukan soal duit, melainkan lebih kepada panggilan batin seperti berikut.

Hasrat

Menulis merupakan hobi sejak kelas tiga SD yang diawali dari kesukaan membaca. Waktu kecil saya sering baca buku dan novel milik orang tua. Lama-lama ada keinginan untuk menulis seperti penulis dan pengarang dari buku yang saya baca.

Lulus kuliah saya mulai ngeblog di Multiply, Wordpress, dan terakhir Blogspot. Blog terbengkalai saat saya sudah sibuk jadi pekerja kantoran. Meski begitu sesekali saya masih menulis cerpen dan puisi walau tidak rutin.

Sesibuk apa pun dan sesulit apa pun kondisi hidup yang sedang saya jalani, saya selalu ingin menulis.

Hasrat menulis ini juga dirasakan para penulis konten (content writer) yang menulis di blog publik seperti Kompasiana, Medium, Terminal Mojok, bahkan yang kontroversial seperti Seword. 

Tidak ada satu pun dari blog publik itu yang menjanjikan bayaran. Mereka cuma memberi insentif beberapa rupiah kalau para penulis bisa memenuhi syarat yang ditentukan.

Cuma sedikit orang yang mau capek-capek menulis dan menghabiskan kuota untuk mengunggah tulisan itu ke internet. Jadi hanya orang-orang yang betul-betul menyukai dunia membaca dan menulis saja yang terus menulis meski tanpa bayaran apalagi pengakuan.

Karena hasrat itulah saya tetap menulis di blog publik dan mengelola emperbaca.com meski penghasilan jeblok.

Jati Diri 

Buat saya ngeblog bisa dibilang perwujudan keinginan masa kecil saya yang ingin mengelola majalah. Saat di kelas 3 SD saya menulis cerpen dan mengumpulkan klipping dari media cetak. Semuanya saya jilid dan fotokopi untuk dijual kepada teman-teman.

Sayang, majalah ala-ala itu cuma berjalan satu edisi karena uang jajan saya tidak cukup untuk memfotokopi dan membeli kertas. 

Ngeblog adalah bagian dari jati diri saya sebagai seorang penulis, pengarang, dan ghostwriter (penulis bayangan) profesional yang telah mempelajari dan mengikuti perkembangan bahasa Indonesia beserta dunia tulis-menulisnya sejak saya kecil. 

Membagi Informasi

Ada banyak orang yang mencari di internet tentang pengetahuan, hiburan, istilah, dan gaya hidup yang tidak umum dan populer yang tidak mereka temukan di TV, radio, dan media sosial.

Karena itu saya dan kontributor emperbaca.com berisaha menulis selengkap mungkin dalam satu artikel tanpa potong-potongan. Memotoig dan memenggal artikel banyak dilakukan blogger untuk memperoleh engagement dan low bounce rate.

Related: Beda Content Writer dan Blogger yang Tidak Sama dengan Wartawan

Membagi informasi secara lengkap ini didasari oleh kerisihan saya pada tipe blogger yang mementingkan SEO on-page daripada esensi artikel yang mereka tulis. Artikelnya panjang, tapi bertele-tele dan mengulang-ulang kalimat. Cuma sedikit informasi yang didapat pembaca.

Mengasah Otak dan Ilmu Menulis Sejak Kuliah

Menulis memaksa kita berpikir. Sebelum menulis banyak dari kita yang harus membaca lebih dulu berita, karya tulis, atau karangan fiksi orang lain. Banyak orang tidak suka membaca karena merasa otak seperti dipaksa untuk bekerja mencerna makna dibalik kalimat demi kalimat. 

Buat saya, menulis mengasah otak saya supaya mampu berpikir logis dan kritis. Pun supaya kemampuan menulis yang saya pelajari sejak di bangku kuliah tidak luntur.

***

Hasrat, jati diri, ingin membagi informasi, dan mengasah otak mungkin juga jadi alasan banyak orang untuk tetap menulis di blog publik atau mengelola blog pribadi.

Menulis adalah hobi, kesukaan, dan pelampiasan stres yang tidak bisa digantikan oleh apa pun bagi para pecintanya. Maka banyak blogger yang terus menulis dan mengelola blognya walau tidak ada yang baca dan penghasilannya jeblok.

Mengatasi Hampa, Linglung, dan Bingung Setelah Nonton Film dan Baca Buku

Mengatasi Hampa, Linglung, dan Bingung Setelah Nonton Film dan Baca Buku

Kalau habis nonton film kita merasa happy, penuh senyum, dan lega artinya kita puas dan menjadikan film itu sebagai hiburan dan relaksasi. 

Mengatasi hampa, linglung, dan bingung setelah nonton film dan baca buku

Namun, bagaimana kalau setelah menonton film dan serial atau setelah membaca buku kita malah jadi murung, hampa, bingung, linglung, dan ingin terus menontonnya tanpa akhir?

Kalau kita mengalami perasaan demikian setelah menonton film, artinya kita terpapar post-series depression syndrome atau disebut juga dengan post-movie depression. Tenang, sindrom ini tidak berbahaya dan bisa hilang dengan cepat.

Menurut situ psikologi Optimist Mind, orang yang pernah terpapar post-series depression syndrome akan mengulangi lagi pengalaman hampa, stres, linglung, dan bingung setelah menonton film.

Asal Istilah Post-series Depression Syndrome

Istilah post-series depression (PSD) datang dari makalah yang dibuat oleh Rita Kottasz, Roger Bennet, dan Tom Randell pada 2019.

Awal mulanya mereka bertiga mengukur efek yang ditimbulkan dari suatu iklan kepada pemirsa. Lama-lama efek melankolis dari post-series depression berkembang ke penonton film, serial TV, dan pembaca buku.

Sampai sekarang Rita Kottasz, Roger Bennet, dan Tom Randell dikenal sebagai peneliti yang bergerak di bidang komunikasi korporat, reputasi korporat, dan manajemen krisis. 

Salah satu penelitian mereka yang terkenal adalah tentang pengaruh kemarahan publik, kedalaman pemrosesan, dan interferensi memori retroaktif terhadap ingatan publik tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan reputasi perbankan.

Siapa yang paling rentan mengalami post-series depression syndrome setelah nonton atau baca buku?

Popular Science menyebut mereka yang gampang galau, melow, sedih, linglung, dan bingung setelah nonton film, serial TV, atau baca buku adalah mereka yang:

1. Tidak puas dengan jalan cerita dan akhir film/serial/bukuyang menggantung, tidak sesuai harapan, atau yang berakhir sedih dan tidak bahagia.

2. Punya keluarga yang pernah mengalami depresi atau gangguan mental lainnya.

3. Punya tingkat empati atau kepekaan emosional yang tinggi juga membuat kita lebih rentan kena post-series depression.

4. Memiliki harga diri dan dukungan sosial yang rendah.

5. Selalu menonton secara berlebihan dan mengonsumsi film atau serial secara kompulsif. 

Kompulsif artinya memaksa. Misalnya, maksa harus nonton drama Korea yang sedang viral secara maraton berjam-jam.

6. Punya nostalgia terhadap jalan cerita atau ingin jadi seperti karakter di film, serial, dan dalam buku.

Kalau kita tidak ingin mengalami post-series depression setelah nonton dan baca buku, lakukan hal sebagai berikut.

1. Pergi dari layar. Segera taruh ponsel atau menjauh dari laptop dan komputer setelah menonton film yang bikin kita baper.

Boleh saja mengingat-ingat alur atau peristiwa yang terjadi dalam film untuk beberapa saat, tapi lakukan sebentar saja. Setelah itu menjauh dari layar bila kita merasa baper, sedih, hampa, linglung, dan bingung yang tiada habisnya.

2. Ngobrol dengan orang lain. Ngobrol dengan orang lain bisa mengalihkan perasaaan negatif sehabis nonton film.

Namun, topik yang diobrolkan jangan tentang film yang malah bikin kita tambah baper.

3. Cuci muka. Supaya segar dan menghapus sedikit rasa hampa, galau, linglung, dan bingung dari wajah.

4. Melakukan aktivitas yang berbeda. Hindari menonton film lagi atau baca buku lagi setelah mengalami gejala post-series depression.

Lakukan aktivitas yang tidak menatap layar dan buku, misalnya masak, berkebun, mendengarkan musik, menyanyi (walau lagunya sedih tidak apa-apa), atau ke warung beli mi instan.

5. Beri jeda menonton dengan genre yang sama. Misal kita merasa hampa, linglung, dan bingung setelah nonton genre drama, kalau mau nonton lagi pilih genre fantasi atau petualangan.

Penonton di bioskop jarang yang kena post-series depression karena setelah nonton mereka langsung beranjak dan melakukan aktivitas yang berbeda, misal restoran, wahana permainan, atau belanja.

Aktivitas menjauh dari layar juga dibarengin dengan ngobrol dengan teman atau pasangan dan tidak langsung nonton film yang lain lagi (ada jeda).

Apa ada efek buruk kalau kita kena post-series depression syndrome? Tidak. Efek baper dan galau setelah nonton film dan baca buku ini tidak berbahaya dan tidak punya efek samping.

Hanya saja, kalau dibiarkan kelamaan kita bisa jadi halu berkepanjangan karena terjebak fantasi dan enggan move-on dari kisah yang ada dalam film dan buku. Jadinya kita malah jadi malas ngapa-ngapain dan ngelamun sendiri.

Satu lagi, nonton film itu untuk hiburan, kadang untuk tambah pengetahuan, jadi tidak perlu dimasukkan ke dalam hati atau menjiwai karakter dan jalan ceritanya sepenuh hati.

Bangga Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO

Bangga Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO

Keberhasilan Indonesia membangun penutur bahasa Indonesia di 52 negara telah menghasilkan 275 juta penutur bahasa Indonesia di seluruh dunia.

bangga bahasa Indonesia jadi bahasa resmi sidang umum UNESCO

Itulah salah satu alasan diterimanya bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi di Sidang Umum UNESCO (the United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) sejak 20 November 2023.

Puluhan negara yang penduduknya bisa menuturkan bahasa Indonesia dimungkinkan karena banyak universitas di dunia yang membuka jurusan Bahasa Indonesia. 

Beberapa universitas top yang punya jurusan Bahasa Indonesia adalah:

  • Universitas Leiden, Belanda
  • Universitas  Harvard, AS
  • UCLA, AS
  • Universitas Hong Bang Vietnam
  • Universitas Southern Queensland, Australia
  • Universitas MIchigan, AS
  • Tokyo University of Foreign Studies, Jepang.
  • Universitas Yale, AS
  • Universitas AL-Azhar Mesir
  • Universitas Vienna, Austria 
  • Institut National Des Langues Et Civilisations Orientales (INALCO), Paris
  • Baca artikel detikedu, "5 Universitas Terkemuka di Dunia yang Mengajarkan Bahasa Indonesia" selengkapnya https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-5773536/5-universitas-terkemuka-di-dunia-yang-mengajarkan-bahasa-indonesia.
  • Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
  • Institut National Des Langues Et Civilisations Orientales (INALCO), Prancis
  • Universita degli Studi Napoli, Italia
  • Universitas Western Sydney Australia
  • Universitas Griffith Australia
  • Universitas Nasional Autralia
  • Universitas Bonn Jerman
Universita degli Studi di Napoli, L'Orientale

Baca artikel detikedu, "5 Universitas Terkemuka di Dunia yang Mengajarkan Bahasa Indonesia" selengkapnya https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-5773536/5-universitas-terkemuka-di-dunia-yang-mengajarkan-bahasa-indonesia.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Alasan Indonesia Mengajukan Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO

1. UU Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan yang menekankan peningkatan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. 

Mengutip situs Kemdikbudristek, pengajuan bahasa Indonesia jadi bahasa resmi Sidang Umum UNESCO menjadi tindakan de jure kepada status bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.

Sebelumnya, setelah secara de facto, Indonesia telah berhasil memperluas penutur asing bahasa Indonesia dari target 48 menjadi ke 52 negara.

2. Bahasa Indonesia terbukti telah mempersatukan rakyat Indonesia sejak Sumpah Pemuda 1928. 

Negara ini disatukan dengan satu bahasa karena punya ratusan bahasa dari suku yang berbeda-beda. Dengan begitu sangat layak dijadikan alat komunikasi global dan sarana pengembangan budaya.

3. Aktif memimpin di perdamaian internasional sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955. 

Indonesia punya komitmen untuk berperan positif dalam dunia internasional seperti yang terlihat melalui kepengurusan Indonesia di forum G20 2022 dan KTT ASEAN tahun 2023.

Maka pengakuan internasional ini memperkuat posisi bahasa Indonesia dan menegaskan kelayakannya sebagai sebuah bahasa yang berbeda dari bahasa Melayu.

Keputusan bahasa Indonesia jadi bahasa resmi Sidang Umum UNESCO ditandai dengan diadopsinya Resolusi 42 C/28 secara konsensus dalam sesi Pleno Konferensi Umum ke-42 UNESCO di Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis.

Itu artinya semua negara anggota UNESCO menyetujui bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ke-10 di Sidang Umum UNESCO. 

bangga bahasa Indonesia jadi bahasa resmi sidang umum UNESCO
 Sesi Pleno Konferensi Umum ke-42 UNESCO di Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis, Senin (20/11/2023).(Foto Dok. Kemenlu)

Beda Sidang Umum UNESCO dengan Sidang Umum PBB

1. Semua negara anggota PBB merupakan anggota UNESCO, tapi negara anggota UNESCO tidak harus jadi anggota PBB. 

Anggota PBB per tahun 2023 ada 193 negara. Sedangkan situs resmi UNESCO mencantumkan anggotanya ada 194 negara dengan 12 Associate Members. Associate Members disini maksudnya wilayah atau kelompok wilayah yang tidak bertanggung jawab atas hubungan internasionalnya.

Associate Members dapat berpartisipasi dalam program dan kegiatan UNESCO, tapi tidak punya hak suara dalam Konferensi Umum atau Dewan Eksekutif.

Jadi negara yang bukan anggota PBB dapat jadi anggota UNESCO kalau dapat rekomendasi dari Dewan Eksekutif dengan suara mayoritas dua pertiga dari Konferensi Umum.

Indonesia sendiri menjadi negara anggota UNESCO sejak 27 Oktober 1950. Periode 2023-2027 merupakan kali ke-8 Indonesia terpilih jadi Dewan Eksekutif UNESCO.

2. Sidang Umum PBB diadakan setahun sekali yang dihadiri seluruh negara anggota PBB. Sidang ini membahas masalah global seperti perdamaian, keamanan, lingkungan, hak asasi manusia, dan lainnya.

Sidang Umum UNESCO diadakan tiap dua tahun sekali dan dihadiri oleh negara anggota UNESCO yang membahas masalah pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.

3. Bahasa yang digunakan di Sidang Umum PBB ada 6 bahasa, yaitu bahasa Inggris, Prancis, Arab, Tiongkok, Rusia, dan Spanyol. Sedangkan bahasa resmi Sidang Umum UNESCO adalah bahasa Inggris, Prancis, Arab, Tiongkok, Rusia, Spanyol, Hindi, Italia, Portugis, dan Indonesia.  

Mengutip laman Indonesia.go.id, Sidang Umum UNESCO ke-42 di Prancis juga menetapkan tanggal lahir pahlawan nasional Indonesia Keumalahayati dan sastrawan AA Navis sebagai Hari Perayaan Nasional UNESCO.

Keumalahayati dikenal sebagai laksamana perempuan pertama di dunia dan pendiri Inong Balee (pasukan perang pertama yang seluruh anggotanya adalah perempuan). Inong Balee beranggotakan janda-janda pejuang kemerdekaan yang tewas di tangan penjajah.

Pahlawan dari Aceh ini gugur tahun 1615 saat melindungi Teluk Krueng Raya dari serangan Portugis.

Sementara itu, Ali Akbar Navis atau akrab disapa AA Navis adalah seorang penulis dan budayawan asal Padang, Sumbar. Dia dikenal karena menulis kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami (1956) yang mengecam kemunafikan agama.

AA Navis pernah jadi anggota DPRD dan dosen luar biasa di Universitas Andalas dan Institut Seni Indonesia Padang Panjang. Beliau ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 2019.

Bahasa Indonesia Lebih Sukses dari Bahasa Melayu

Malaysia punya tiga suku dominan dengan tiga bahasa yang digunakan penduduknya, yaitu Melayu, Mandarin/Kanton, dan India/Hindi. Sedangkan Indonesia punya 500-an bahasa daerah yang masih aktif dituturkan sampai sekarang.

Mestinya bahasa Melayu lebih mendunia karena sering digunakan dan tidak bercampur dengan ratusan bahasa daerah. Apalagi bahasa Melayu juga akar dari bahasa Indonesia yang artinya tanpa bahasa Melayu, bahasa Indonesia tidak bakal jadi seperti sekarang.

Akan tetapi, kenapa bahasa Indonesia lebih mendunia daripada bahasa Melayu? Beberapa alasannya:

1. Orang Malaysia di perkotaan sudah menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa percakapan ketimbang Melayu. Bahasa percakapan Melayu cuma digunakan di kampung-kampung atau pada kegiatan kenegaraan.

2. Meski jadi bahasa nasional, bahasa Melayu kurang dipraktikkan sebagai bahasa persatuan. Orang Malaysia menggunakan bahasa Inggris untuk bercakap sehari-hari dengan orang antarras Melayu, Tionghoa, dan India.

3. Orang Tionghoa dan India di Malaysia mempertahankan identitasnya sebagai ras dari bangsa yang punya negara asal. Maka dalam berbahasa pun mereka menggunakan bahasa negara asal bangsa mereka. 

Beda dengan Indonesia yang meski punya ratusan suku dan bahasa kita selalu merasa sebagai bangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Selain hal-hal diatas yang membuat bahasa Melayu kalah sukses dibanding bahasa Indonesia, berikut alasan bahasa Indonesia lebih sukses dari bahasa Melayu.

1. Tata krama. Bahasa pergaulan cuma digunakan sebagai bahasa pergaulan antarteman, tidak merembet ke orang yang lebih muda apalagi yang lebih tua.

Ini karena orang Indonesia masih memegang tata krama dan kesopanan berbicara dengan orang yang lebih tua atau muda. 

Related: Mengukur Kefasihan Anak-anak Jawa Berbahasa Jawa

Jadi walau keminggris anak Jaksel diikuti anak muda di seluruh Indonesia, gaya bahasa itu hanya sebatas percakapan dengan orang dan teman seumuran. Urusan tata krama berbicara masih dipegang orang Indonesia.

2. Punya banyak penulis konten dan narablog. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2023 sekitar 270 juta jiwa. Penduduk Malaysia cuma 39,94 juta jiwa.

Tidak heran kalau jumlah blogger dan content writer di Indonesia juga lebih banyak dari Malaysia. Mereka termasuk yang berperan melestarikan bahasa Indonesia karena menulis dengan bahasa Indonesia.

Related: Beda Content Writer dan Blogger yang Tidak Sama dengan Wartawan

3. Kesadaran berbahasa persatuan. Tiap tahun Indonesia memperingati Sumpah Pemuda 1928. Dari situlah kesadaran kita untuk berbahasa Indonesia terus terpupuk.

Kita bahkan punya UU No. 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara yang menomorsatukan bahasa Indonesia di setiap acara kenegaraan yang diikuti Indonesia di luar negeri.

4. Adaptif dan fleksibel. Bahasa Indonesia punya aturan baku yang disusun dalam Ejaan yang Disempurnakan (EYD-sempat diganti jadi PUEBI) yang sudah tidak mengikuti akar bahasa Melayu.

Meski punya aturan baku, bahasa Indonesia mudah menyerap kosakata dari bahasa asing kalau belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia.

Pun kalau ada kosakata asing yang sering diucapakan, para ahli bahasa Indonesia tidak serta-merta menyerapnya ke dalam bahasa Indonesia, melainkan mencari padanan kata yang pas untuk diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

5. Marak kelas menulis, lomba menulis, dan komunitas penulis. Kelas menulis, lomba menulis, dan komunitas penulis mendorong penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar mendekati kaidah baku.

Hal itu bikin kelestarian bahasa Indonesia terjaga karena selain dituturkan juga ditulis oleh orang Indonesia sendiri.

Dengan begitu, apakah kita lantas tidak boleh pakai bahasa Inggris di Indonesia? Boleh banget! Kita sangat boleh menguasai bahasa asing apa pun-bahkan bahasa Klingon. Akan tetapi, terus gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa percakapan selain bahasa daerah. Supaya bahasa Indonesia tidak punah.

Cepogo Cheese Park Boyolali yang Panas, Serba Nanggung, dan Belum Ada Cheese

Cepogo Cheese Park Boyolali yang Panas, Serba Nanggung, dan Belum Ada Cheese

Cepogo Cheese Park terletak di ketinggian lereng gunung Merbabu. Dari sini kita bisa melihat keindahan panorama gunung Merapi karena letak dua gunung ini berdempetan. 

Hanya saja panoramanya bukan bentang alam nan hijau, melainkan seperti tanah petak yang sedang disiapkan untuk membangun sesuatu.

Apakah Cepogo Cheese Park layak dikunjungi untuk kedua dan ketiga kali? 

Cashless

 

Kita bisa pilih tiket biasa atau combo. Tiket combo kita pakai untuk masuk ke The Windmill. Saat di loket kita akan diberi kartu masuk yang diisi saldo. Saldo itu kita gunakan untuk membeli tiket permainan, memberi makan binatang, membeli snack, dan naik ATV.

Kalau saldo di kartu habis, kita bisa isi ulang di loket yang tersedia. Minimal isi saldo di loket masuk adalah Rp50.000. 

Saldo yang tersisa di kartu-berapa pun jumlahnya- bisa kita uangkan di loket yang lokasinya bersampingan dengan loket tiket masuk.

Caping, Panas, dan Topi


Lokasi Cepogo Cheese Park ada di ketinggian, jadi kita bisa merasakan panas sinar matahari langsung menyengat kulit. 

Untunglah di sana disediakan peminjaman caping dan topi bambu GRATIS. Pengunjung yang tidak berjilbab juga boleh mengambil hair net gratis yang disediakan di samping caping. Sayangnya karena jumlahnya terbatas, caping ini cepat habis.

The Windmill di Cepogo Cheese Park dihiasi ribuan kincir plastik warna-warni

Jadi kalau melihat caping dan topi bambu, langsung ambil saja tidak perlu mikir perlu-tidaknya. Kelamaan mikir keburu dipinjam orang terutama saat ramai di musim liburan.

Walau cuacanya sejuk, di Cepogo Cheese Park sinar matahari terik karena tidak ada satu pohon pun yang bikin teduh. Cuma ada rerumputan. Jadi baiknya bawa payung atau topi lebar. Tanpa topi atau payung, pemilik kulit sensitif akan mengalami wajah memerah dan terbakar dalam 15 menit saking panasnya.

Parkir Motor


Tempat parkir luas, tapi tidak ada parkir khusus untuk motor. Saya juga tidak lihat wisatawan bermotor yang mengunjungi Cepogo Cheese Park.

Berhubung Cepogo Cheese Park ada di gunung, maka tempat parkirnya pun berundak-undak. Kalau sedang tidak ramai di musim liburan kita bisa parkir dekat pintu masuk. Kalau dapat tempat parkir paling jauh tidak apa-apa, tinggal turun pakai tangga.

Namun, sinar mahatari yang terik bisa bikin kita cepat lelah jalan dari pintu keluar ke tempat parkir.

Cheese House

 

Waktu kami datang gedung Cheese House masih bertuliskan Opening Soon. Di sana juga tidak ada nuansa keju (cheese) selain bangunannya yang berwarna kuning dan coklat.

Padahal Cepogo Cheese Park sudah dibuka untuk umum sejak Desember 2022 lalu. Sudah setahun dan mestinya sudah disiapkan matang untuk menyambut wisatawan. 

Belum bukanya Cheese House menyebabkan tidak ada aroma, bau, atau nuansa keju di Cepogo Cheese Park.

Wahana dan Atraksi

 

Ada kereta mini bercat motif sapi yang cocok dinaiki anak TK atau kelas 3 kebawah. Trek keretanya kecil berbentuk lingkaran. Tiketnya dibeli cashless dengan cara men-tap kartu.

Di sekeliling Cepogo Cheese Park ada berbagai kandang mungil yang diisi burung unta, burung hantu, ayam, burung dara, anakan sapi, kuda poni, burung bayan, kura-kura, dan angsa. Lumayan banyak.

Kita juga bisa menjajal naik ATV seharga Rp20.000 dengan men-tap kartu bersaldo. Sayangnya, trek ATV kecil dan sempit. Pilihan ATV ada manual dan matic.

Kemudian ada penunggangan kuda. Bukan kuda poni, kuda biasa, tapi kecil jadi cuma cocok ditunggangi anak-anak.

Untuk main lempar-lemparan bola ada Shoot the Moo. Kalau mau memanah ada Archery. Shoot. Dua permainan ini bisa dibeli tiketnya seharga Rp10.000

The Windmill

 

Komplek The Windmill pada Desember 2023 masih dalam tahap pengembangan dengan status pre-soft launching alias pra pembukaan terbatas. Kincir angin yang ada di The Windmill terbuat dari plastik warna-warni.

Sebetulnya, untuk spot foto pun terbilang nanggung karena kincirnya pendek-pendek. Walau masih pre-soft launching kemungkinan kincir itu tidak akan berubah saat grand opening. Tetap pendek.

Tidak adanya pohon peneduh bikin kita tidak bisa lama-lama menikmati panorama ribuan kincir angin plastik. Terlalu panaasss.

Siapa yang Cocok ke Cepogo Cheese Park?

 

Honestly, kalau untuk keluarga dengan anak kecil dibawah 9 tahun, Cepogo Cheese Park kurang menghibur apalagi mengedukasi. Lebih baik mengajak mereka ke kebun binatang yang binatangnya lebih banyak dan kandangnya besar-besar.

Selain itu cuaca sejuk-tapi panas banget tidak cocok buat anak-anak karena mereka bisa pusing tersengat sinar matahari atau rewel kepanasan.

Buat remaja (ABG/Anak Baru Gede) pun kurang asyik. Apa mau mereka disuguhi rumah Hobbit yang cuma ada tiga yang spot fotonya sempit-sempit. 

Rumah Hobbit di Cepogo Cheese Park

Pun para ABG pasti sudah tidak tertarik dengan binatang-binatang mungil atau naik ATV yang treknya cuma muter pendek dan main panah-panahan.

Anak kuliahan yang kesini beramai-ramai akan mengalami nasib sama seperti para ABG. Mereka cuma bisa foto-foto dengan spot yang serba nanggung.

Jadi nampaknya hanya anak muda yang berpasangan dan pengantin baru yang cocok datang ke sini. Mereka bisa membangun suasana dan memperintim hubungan di suasana pegunungan-tapi panas ini.

Jadi, Cepogo Cheese Park bukan tempat wisata yang asyik didatangi untuk kedua apalagi ketiga kali.

Dark Tourism Wisata ke Tempat Bencana dan Tragedi

Dark Tourism Wisata ke Tempat Bencana dan Tragedi

Wisata ke tempat bersejarah yang pernah jadi lokasi bencana alam yang menimbulkan korban jiwa, tempat penyiksaan, penjara masa penjajahan, korban perang, atau bencana manusia dikenal dengan istilah dark tourism atau wisata kelam.

Dark tourism juga bisa kita lihat sehari-hari saat terjadi kecelakaan di jalan raya, banjir, bahkan saat kebakaran hebat di depo Pertamina Plumpang, Jakut, warga luar berdatangan ingin melihat dampak kebakaran dan kehidupan warga yang kena musibah. 

Namun, apakah wisata yang seperti itu dibenarkan? Apa tujuan orang mengunjungi tempat yang menyisakan kengerian itu?

Munculnya Dark Tourism 

 

Pelopor studi akademis tentang dark tourism merekalah John Lennon dan Malcom Foley, keduanya profesor dari Glasgow Caledonian University-bukan John Lennon personil The Beattles. 

Mereka mencetuskan istilah dark tourism pada tahun 1996 dan mendefinisikannya sebagai “perjalanan ke situs-situs yang secara signifikan terkait dengan kematian, penderitaan, atau yang makabre”.

Cambridge dictionary menjelaskan Makabre sebagai kata sifat untuk menggambarkan sesuatu yang sangat aneh dan tidak menyenangkan karena berkaitan dengan kematian atau kekerasan. Kata ini berasal dari nama Kitab Makabe, yang termasuk dalam kanon Perjanjian Lama Katolik Roma dan Ortodoks Timur dan Apokrifa Protestan. 

Tempat tidur tahanan di kamp Auschwitz. Tahanan tidur bertumpuk dan buang air hanya di lubang kecil yang ada di area tempat tidur (NRC Jerman)

Salah satu tempat dark tourism paling mengenaskan dan mengerikan di dunia adalah kamp konsentrasi Auschwitz yang dioperasikan Nazi dibawah komando Adolf Hitler.

Dark Tourism yang Negatif 


National Geographic Inggris mengutip peristiwa kebakaran akibat korsleting kulkas di apartemen Grenfell Tower di London Tower yang menewaskan 71 orang dan melukai lebih dari 70 lainnya pada 2017.

Sehari setelah kebakaran, orang-orang berdatangan melihat dan foto-foto, termasuk ber-selfie di lokasi kebakaran. Padahal petugas masih mencari korban dan banyak orang yang masih mencari keluarga mereka yang belum ketemu di kebakaran itu.

Makanya orang yang masih punya akal sehat mengecam wisatawan yang datang ke lokasi kebakaran cuma buat lihat-lihat dan foto-foto.

Sementara itu dark tourism negatif yang sering terjadi di negara kita contohnya saat terjadi kecelakaan lalu lintas. Orang ramai-ramai menonton dan memviralkan kecelakaan itu daripada langsung menelpon polisi atau menolong korban.

Wisata kelam negatif juga dibuktikan dari video orang diterkam buaya. Korban yang tewas lebih banyak dari yang selamat. Alih-alih melempar batu atau kayu untuk mengalihkan buaya, orang-orang malah bergerombol memvideokan kejadian itu. Andai mereka memilih untuk beramai-ramai menyelamatkan, para korban mungkin bisa tertolong.

Dark tourism atau wisata kelam yang seperti itu sangat buruk karena mengikis rasa kemanusiaan dan berpotensi menghilangkan nyawa orang lain.

Dark Tourism yang Positif

 

Ada banyak tempat dan bangunan yang sengaja dilestarikan sebagai bagian dari sejarah yang harus dijaga. Maksud dari pelestarian itu supaya generasi mendatang tahu peristiwa besar apa yang pernah dilewati oleh daerah atau bangsanya.

Peristiwa itu bisa jadi pelajaran dan generasi berikutnya bisa menghindari supaya kejadian serupa tidak terulang lagi. Berikut dua tempat yang bisa dikunjungi kalau kita mau jadi dark tourist yang merasakan kengerian penjajahan dan bencana alam.

Museum Bahari Jakarta Utara

Museum Bahari termasuk tempat dark tourism karena di masa penjajahan Belanda tempat itu merupakan penjara untuk menyiksa rakyat Indonesia. Lebih mengiris hati karena penjara bawah tanah itu juga sering tergenang rob (limpasan air laut) dari Teluk Jakarta. Ini disebabkan karena letak penjara ada dibawah gudang VOC.

Museum Bahari di dekat pelabuhan Sunda Kelapa Jakut (goodnewsfromindonesia.id)

Saat rob banyak tahanan mati tenggelam karena tubuh mereka diikat rantai besi dan diberi batu besar untuk pemberat.

Jadi bisa dibayangkan betapa tersiksanya para tahanan yang ada di sana. Mereka tidak akan keluar hidup-hidup karena jarang diberi makan dan kena penyakit. 

Pangeran Diponegoro pernah disiksa di penjara bawah tanah ini sebelum dibuang ke Makassar.

Museum Terbuka Bakalan Yogya

Museum Terbuka Bakalan sering disebut juga sebagai Museum Gunung Merapi. Lokasinya ada di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY. Di desa inilah juru kunci Merapi yang tersohor Mbah Maridjan meninggal kena awan panas. Jasad Mbah Maridjan ditemukan dalam rumahnya dalam keadaan sedang sujud.

Pada erupsi Merapi tahun 2010, penduduk Argomulyo yakin wedhus gembel Merapi tidak akan sampai ke desanya, tapi takdir berkata lain. Tujuh puluh warga Argomulyo tewas karena semburan awan panas yang menyapu desa mereka.

Museum Gunung Merapi atau Museum Terbuka Bakalan (Pemkab Sleman)

Pengunjung museum bisa melihat material batu besar yang terlontar dari kawah merapi serta sisa abu vulkanik. Kita juga bisa belajar tentang tentang pentingnya mitigasi gunung berapi dan memahami bagaimana masyarakat yang tinggal di lereng Merapi hidup berdampingan dengan alam.

Mitigasi adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, baik lewat pembangunan fisik ataupun penyadaran serta peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana.

Akan tetapi, karena Museum Terbuka Bakalan hanya berjarak 5 km dari puncak Merapi, maka andai terjadi erupsi besar lagi, kemungkinan museum ini akan rusak tertutup abu vulkanik dan tersembur awan panas.

Namun, yang penting wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang gunung berapi bisa bertambah. Syukur-syukur mereka sampaikan kepada yang lain.

Related: Sejarah Berdirinya Monumen Bambu Runcing Muntilan dari Kolonel Bambang Sugeng dan Santri

Dark tourism punya istilah lain yaitu thanatourism, black tourism, morbid tourism, dan grief tourism untuk menggambarkan kunjungan wisata ke tempat bersejarah yang penuh kesedihan dan tragedi.

Orang yang melakukan dark tourism negatif dilandasi oleh rasa penasaran yang tidak pada tempatnya. Juga memanfaatkan situasi buruk demi keuntungan pribadi.

Sedangkan wisata kelam (dark tourism) yang positif bertujuan untuk edukasi, menambah pengetahuan, merasakan emosi yang tidak biasa, dan mengambil hikmah didalamnya.

Beda Prakata dan Kata Pengantar Ditulis Oleh Orang dan Penulis

Beda Prakata dan Kata Pengantar Ditulis Oleh Orang dan Penulis

Pada penulisan skripsi, makalah, atau karya fiksi kita sering membaca bagian Kata Pengantar yang berisi ucapan terima kasih si penulis kepada orang-orang dan apa yang harapannya dari karya tulisnya itu.

beda kata pengantar dan prakata

Ternyata, itu namanya bukan Kata Pengantar, melainkan Prakata. Sayangnya, semua penulisan makalah, skripsi, sampai novel terkemuka menganggap ucapan terima kasih dari si penulis sebagai Kata Pengantar. Apa itu berarti semua makalah dan skripsi serta beberapa buku fiksi yang menggunakan Kata Pengantar sebagai ucapan terima kasih berarti salah?

Terima Kasih yang Dilewati

 

Para dosen pembimbing skripsi di perguruan tinggi sering melewatkan bagian Kata Pengantar mungkin karena isinya cuma ucapan terima kasih kepada orang-orang yang tidak dikenal dosen. Dan bagian itu sudah pasti tidak perlu direvisi, wong tidak ada kaitannya dengan keilmuan.

Itu mungkin yang jadi sebab bagian Kata Pengantar salah kaprah dimaknai sebagai bab untuk mengucapkan terima kasih semata.

Kata Pengantar (Foreword) Pendongkrak Kredibilitas Penulis


KBBI mengartikan Kata Pengantar sebagai kata pendahuluan. Masih dari KBBI yang mengambil terminologi dari Ilmu Komunikasi, Kata Pengantar berarti: kata-kata dari orang terkenal yang dimuat di halaman depan sebagai tanda terbitnya suatu buku.

Kalau merujuk pada arti dari Kamus Besar Bahasa Indonesia ini, betul, Kata Pengantar bisa digunakan sebagai tempat untuk mengucapkan terima kasih dari si penulis kepada orang yang mendukungnya.

Akan tetapi, kata pendahuluan yang dimaksud KBBI juga bisa bermakna: kata yang dibuat oleh si penulis sendiri atau orang lain sebagai pendahuluan dari sebuah karya tulis dan buku.

Karya tulis adalah karangan atau tulisan yang didasarkan pada fakta maupun fiksi serta kaidah tertentu.

Sementara itu, kamus Merriam-Webster mengartikan Kata Pengantar (foreword) sebagai komentar pembuka/perkenalan (seperti untuk buku) terutama ketika ditulis oleh orang selain penulis.

Melihat itu maka makna dari Kata Pengantar adalah pendahuluan yang ditulis oleh orang lain yang ditujukan kepada panulis. Misal, kita baru pertama kali membuat novel dan akan kita kirim ke penerbit mayor.

Related: Cara Menulis Angka dan Bilangan dengan Numeralia

Supaya novel itu menarik minat orang untuk membelinya, kita muat Kata Pengantar dari Dee Lestari, misalnya, atau Sabda Armando Alif yang mengapresiasi novel dan kemampuan kita meracik cerita.

Sebelumnya kita kirim dulu naskah novel kita ke mereka bisa lewat email atau datang langsung ke tempat mereka. Kata Pengantar juga bisa dibuat oleh penerbit, terutama penerbit mayor (besar).

Kata pengantar dari orang terkenal bisa mendongkrak kredibilitas penulis, terutama pemula, karena karyanya dianggap layak untuk dibaca.

Prakata (Preface) dan Harapan Penulis

 

Prakata disebut juga dengan mukadimah yang artinya (uraian dan sebagainya) yang ditulis oleh penulis atau pengarang sebagai pengantar suatu karya tulis (buku, laporan, penelitian, dan sebagainya); mukadimah.

Jadi, semua ucapan terima kasih kepada orang-orang tersayang juga alasan kita menulis buku tersebut. Selain itu apa yang jadi harapan dan tujuan kita menulis novel, skripsi, makalah, atau karya nonfiksi lainnya juga ditulis dalam Prakata.

Maka kalau kita pernah menyusun skripsi dengan menaruh ucapan terima kasih di bagian Kata Pengantar, itu sebenarnya keliru. Mestinya kita ganti Kata Pengantar itu dengan Prakata. Apa daya, nasi sudah jadi bubur.

Mana yang lebih dulu ditaruh di halaman depan? Kata Pengantar atau Prakata? Tidak ada aturan baku karena tergantung kebijakan penerbit atau keinginan penulis mau menaruh halaman Kata Pengantar atau Prakata lebih dulu.

Related: Judul Dulu atau Isi Dulu?

Namun, umumnya dalam buku posisi Kata Pengantar ditaruh lebih dulu di halaman terdepan. Pada halaman berikutnya barulah Prakata kita baca. Setelah Prakata barulah kita akan menemukan bab pertama.


Last Song Syndrome Penyebab Kita Selalu Terngiang Satu Lagu

Last Song Syndrome Penyebab Kita Selalu Terngiang Satu Lagu

Pernah tidak sengaja dengar satu lagu yang sering diputar tetangga kemudian jadi hapal? Atau hapal lagu karena sering mendengarnya di TikTok? Itu artinya kita mengalami last song syndrome atau sindrom lagu terakhir.

Disebut last song (lagu terakhir) karena yang selau terngiang dan teringat cuma potongan atau bagian kecil dari satu lagu saja. Bagian lagu yang paling sering terngiang biasanya ada di intro (pembuka) dan refrain (bagian yang diulang).

Apa Itu Last Song Syndrom

 

Jadi last song syndrome adalah kondisi saat satu lagu yang sering terdengar tiba-tiba muncul di ingatan dan terngiang di telinga. Kadang kita tanpa sadar menyenandungkan atau menyanyikan potongan lagu itu saat santai atau sedang mengerjakan sesuatu yang tidak butuh konsentrasi tinggi.

Last song syndrom terjadi karena adanya paparan berulang, baik yang disengaja atau tidak. Paparan berulang yang disengaja kita dapat dari melihat video di TikTok. Kita biasanya men-scroll video pengguna TikTok lain yang biasanya menggunakan lagu yang sedang viral untuk musik di videonya.

Saking seringnya mendengar, potongan lagu itu lantas nyangkut di kepala dan terngiang di telinga kita.

Sedangkan paparan yang tidak disengaja datang, misal, dari radio yang disetel tetangga, di toko buku, restoran dan kafe, atau di mall.

Related: Alasan Orang Suka ke Mall

Tidak semua lagu bisa nyangkut di kepala dan terngiang di telinga kita. Ada kondisi khusus yang harus ada pada satu lagu supaya dia bisa nyangkut di telinga kita. Syarat tersebut yaitu:

1. Catchy. Catchy artinya berkesan karena enak didengar. Lagu yang menempel di otak dan terngiang di telinga haruslah yang enak didengar sehingga menancap dalam benak.

2. Bernada riang dengan tempo cukup cepat, tapi tidak cepat seperti lagu mars. Ketukan lagu yang memicu last song syndrome ada di 108-120 per menit. Lagu yang temponya terlalu lambat atau terlalu cepat sulit diserap ke ingatan jadi kurang memicu last song syndrome.

3. Komposisi lagu tidak rumit. Lagu yang memicu last song syndrome tidak meliuk-liuk atau nada naik turun tinggi rendah yang drastis.

Itulah kenapa kita tidak mudah menyenandungkan musik rock dan metal karena komposisi musiknya lebih bervariasi dari pop.

4. Lirik sederhana. Diksi (pemilihan kata) dalam lagu haruslah seperti kata yang biasa kita dengar sehari-hari.

Lirik band Dewa 19 termasuk sulit dicerna karena sangat puitis, tapi karena catchy dengan tempo cukup cepat dan komposisinya tidak rumit, maka lagu mereka sesuai kondisi terciptanya last song syndrome.

Pop dan Dangdut

 

Lagu bergenre pop dan dangdut memenuhi semua unsur lagu yang memicu last song syndrome. Makanya lagu dangdut dan K-Pop juga lebih cepat dihapal anak-anak karena last song sydrome menimpa mereka dari lagu yang disetel atau dari tempat yang mereka datangi.

Selain itu, genre dangdut dan pop sama-sama punya lirik sederhana yang disertai pengulangan serta irama yang easy-listening. Ciri ini sesuai studi yang dibuat oleh Department of Music di Durham University. 

Meski disebut sindrom, fenomena psikologis ini tidak berbahaya karena tidak membahayakan siapa pun.

Last Song Syndrom dan Lagu Tradisional

 

Kalau ayah-bunda mau membuat anak-anak kita hapal lagu-lagu daerah, pakailah cara supaya mereka mengalami sindrom lagu terakhir. Caranya:

1. Nyanyikan lagu-lagu tradisional atau daerah sesering mungkin saat anak sedang santai. Kondisi anak harus dalam keadaan santai dalam arti tidak sedang mengerjakan sesuatu yang butuh konsentrasi tinggi.

2. Nyanyikan berulang-ulang dengan hati riang. Menyanyi dengan terpaksa membuat nada jadi tidak enak didengar.

3. Mengajaknya bermain sambil bernyanyi lagu-lagu tradisional. Mereka akan hapal dengan sendirinya kalau kita ajak menyanyi sambil bermain.

4. Usia ideal supaya anak mudah meresapi lagu ialah dibawah lima tahun atau balita. Maksimal di usia kelas 1 SD.

Kalau sudah terlalu besar, anak biasanya sudah mengikuti selera musik teman-teman atau yang sering didengarnya di lingkungan. Jadi lebih sulit mengenalkan anak kepada lagu tradisional kalau usianya sudah besar.

Bystander Effect Saat Kita Enggan Menolong Orang di TKP

Bystander Effect Saat Kita Enggan Menolong Orang di TKP

Ada perempuan yang tiba-tiba jatuh dari motor karena karena dia baru belajar mengendarai motor ditengah jalanan yang basah karena hujan.

Ilustrasi efek pengamat (bystander effect) dibuat dari Microsoft Designer

Apakah kita akan menolongnya? Atau biar saja, deh, orang lain yang nolong daripada saya kena masalah

Ternyata orang yang enggan menolong orang lain saat terjadi kecelakaan dan kesulitan di tempat umum bukan cuma kita saja, melainkan hampir semua orang melakukannya. Itulah yang disebut dengan bystander effect

Bystander effect adalah fenomena psikologis ketika seseorang tidak berkeinginan menolong korban dalam situasi darurat saat disitu sudah ada orang lain yang hadir. Makin banyak orang yang ada di TKP (tempat kejadian perkara) makin banyak juga yang tidak mau menolong.

Awal Mula Fenomena Bystander Effect

 

Bystander (pengamat) dan effect (efek/dampak) terjadi karena ada difusi (penyebaran atau perembesan) sosial dan tanggung jawab. 

Difusi tanggung jawab terjadi ketika makin banyak orang yang ada di satu tempat saat kecelakaan atau krisis terjadi, makin rendah rasa tanggung jawab individu untuk bertindak. Sedangkan difusi sosial terjadi saat orang yang ada di TKP saling tunggu dan mengawasi orang lain untuk menentukan bagaimana harus bertindak.

Istilah efek pengamat (bystander effect) ini pertama kali tercetus oleh pembunuhan Kitty Genovese pada 1964 di luar kediamannya di New York. Kitty amat mungkin selamat kalau 38 tetangganya menelepon polisi atau menolongnya saat perampokan, pemerkosaan, dan penikaman itu terjadi. Tapi mereka cuma melihat dan mendengar tanpa melakukan apa-apa.

Setelah peristiwa itu, mengutip Psychology Today, psikolog sosial Bibb LatanΓ© dan John Darley kemudian melakukan beberapa studi dan percobaan kenapa orang sampai tega ga nolong atau minimal lapor polisi. Dari keduanyalah istilah bystander effect muncul.

Percobaan Sosial yang Mencetuskan Bystander Effect 

 

Eksperimen pertama yang mereka lakukan adalah merekrut mahasiswa untuk jadi peserta dalam diskusi kelompok melalui interkom. Bibb LatanΓ© dan John Darley memberitahu para peserta kalau mereka akan bicara bergantian dengan orang lain yang tidak terlihat dan hanya melalui interkom.

Nyatanya, tidak ada orang di seberang interkom. Para peserta cuma mendengar rekaman suara yang sudah disiapkan. 

Pada suatu titik, salah satu suara pura-pura mengalami kejang epilepsi dan minta bantuan. Bibb LatanΓ© dan John Darley mengukur seberapa cepat dan seberapa sering para peserta mencoba menolong atau minta bantuan orang lain. 

Bibb LatanΓ© dan John Darley menemukan bahwa jika para peserta berpikir bahwa mereka adalah satu-satunya yang mendengar suara itu maka 85% dari mereka menolong dalam waktu satu menit. Namun, kalau mereka berpikir bahwa ada empat orang lain yang juga mendengar suara itu, cuma 31% dari mereka yang menolong dalam waktu satu menit.

Eksperimen kedua yang dilakukan Bibb LatanΓ© dan John Darley ialah meminta para peserta untuk mengisi kuesioner di sebuah ruangan. Selama mereka mengisi kuesioner, asap mulai keluar dari ventilasi di ruangan itu. 

Bibb LatanΓ© dan John Darley mengamati seberapa lama para peserta memperhatikan asap, seberapa lama mereka memeriksanya, dan seberapa lama mereka melaporkannya kepada orang lain. 

Hasilnya, kalau para peserta sendirian di ruangan itu, 75% dari mereka melaporkan asap dalam waktu enam menit. Akan tetapi, saat peserta bersama dua orang lain, yang sebenarnya adalah konfederat yang pura-pura tidak memperhatikan asap, cuma 10% peserta yang melaporkan asap dalam waktu enam menit.

Konfederat adalah orang yang bekerja sama dengan peneliti.

Bibb LatanΓ© dan John Darley membuat percobaan lain dan beberapa studi yang melahirkan bystander effect. Mereka berpendapat ada banyak faktor sosial yang dapat menghambat atau memfasilitasi setiap tahap ini, seperti jumlah orang yang hadir, norma sosial, karakteristik korban, dan karakteristik penolong. 

Mereka juga mengemukakan beberapa konsep untuk menjelaskan mengapa orang kurang bersedia membantu ketika ada orang lain di sekitar, seperti difusi tanggung jawab, penilaian sosial, dan kesesuaian sosial.

Kenapa Orang Diam Saja dan Tidak Menolong Korban?

 

Selain karena kondisi psikologis yang terjadi karena pengaruh orang banyak yang ada di sekitar, yaitu difusi tanggung jawab dan difusi sosial, ada alasan lain yang lebih pribadi yang dirasakan saat menyaksikan kejadian memilukan.

Alasan itu bisa karena:

1. Shock (terkejut). Beberapa dari kita perlu mencerna sejenak apa yang sedang terjadi. Setelah otak mampu mencerna, kita tidak langsung bertindak karena berbagai pertimbangan, dua diantaranya karena difusi tanggung jawab dan sosial itu tadi.

2. Merasa lemah dan tidak berdaya untuk menolong. Situs Simply Psychology mengatakan ada banyak orang yang takut menolong karena merasa tidak berdaya dan lebih lemah dari pelaku atau dari kejadian yang terjadi di depan mata, misalnya kecelakaan mobil atau kebakaran.

Mereka memilih diam atau pura-pura tidak tahu dan berharap orang lain yang jadi penolong atau melakukan sesuatu untuk menolong.

Betul juga, alih-alih menolong bisa jadi nyawa kita yang terancam. Ini biasanya terjadi di kejahatan jalanan seperti begal, klitih, penjambretan, penodongan, atau tawuran. Orang yang paling berani menolong saat ada kejahatan jalanan biasanya cuma tentara dan polisi.

3. Merasa bukan urusannya. Saat ada orang lain di TKP, kita cenderung cuek dan tidak ingin terlibat karena merasa hal itu bukan urusan kita.

Kita merasa sudah punya masalah dan urusan sendiri dan tidak ingin menambahnya dengan menolong atau mengurusi korban.

Contoh paling nyata ada di kasus KDRT. Keluarga dan tetangga sering tidak menolong karena merasa itu urusan rumah tangga suami-istri dan bukan urusan mereka.

4. Takut dihukum. Di negara kita, alasan hukum juga membuat kita enggan menolong. Sudah bagus kita mau nolong, lha, kok, malah jadi tersangka. Kalaupun tidak jadi tersangka, minimal jadi saksi yang bisa berkali-kali dipanggil polisi untuk dimintai keterangan.

Kejadian ini pernah menimpa Amaq Sinta yang jadi korban begal. Dia melawan dua begal yang mengancamnya dengan senjata dan mau merampas motornya. Amaq sudah berteriak minta tolong, tapi tidak ada warga yang datang. 

Berbekal pisau kecil yang dibawanya, Amaq menikam dua begal yang akhirnya tewas itu. Amaq kemudian melaporkan pembegalan itu ke polisi. Ternyata dia malah jadi tersangka pembunuhan. Untunglah penyidikan dihentikan setelah Kapolri Listyo Sigit turun tangan.

Apakah Bystander Effect Dibenarkan?

 

Efek pengamat bisa dikurangi kalau masyarakat punya empati terhadap korban atau terhadap kejadian memilukan yang terjadi di depan mata. 

Cara meminimalisir bystander effect adalah mengasah empati dan kepekaan sosial. Jadi kita tidak perlu saling tunggu dan pura-pura tidak tahu yang bisa berakibat nyawa korban melayang.

Pelaku Bystander effect bisa dibilang tidak sesuai dengan moral agama karena ajaran agama mengharuskan kita saling tolong-menolong. 

Kalau kita kebetulan ada di situasi yang menyebabkan muncul korban seperti kejahatan jalanan, kecelakaan, KDRT, atau hal lain yang bisa menimbulkan korban, kita bisa menelpon nomor 112. Laporkan kejadian itu kepada operator 112 dan mereka akan meneruskannya ke polisi, pemadam kebakaran, BNPB/BPBD, atau pihak lain yang terkait.

Dengan begitu kita tidak perlu terlibat langsung, tapi bisa meminimalisir kejadian buruk yang bisa menimbulkan korban raga atau jiwa.

Pareidolia si Pembentuk Manusia dan Hewan di Benda Mati

Pareidolia si Pembentuk Manusia dan Hewan di Benda Mati

Pernah melihat awan berbentuk wajah manusia atau lafaz Allah? Eh, atau pernah juga melihat pohon bentuknya seperti raksasa? Ilusi visual itu namanya pareidolia. Ilusi visual dapat dimaknai sebagai kekeliruan dalam memaknai sebuah gambar pada objek.

Makanya pareidolia juga sering disebut dengan gangguan persepsi. Contoh pareidolia paling terkenal adalah penampakan manusia di bulan dan cemilan Cheetos yang bentuknya seperti spesies gorila harambe.

Penampakan jagung Cheetos yang diklaim berbentuk gorila harambe (kanan) yang laku 99,9 dolar di e-Bay (USA Today)

Sementara itu, arti pareidolia menurut kamus Merriam-Webster adalah kecenderungan untuk melihat gambar, pola, atau makna tertentu dalam rangsangan visual yang samar atau acak seperti melihat wajah, binatang, atau objek di awan, bulan, atau pada benda mati. 

Kenapa Kita Mengalami Pareidolia


Pareidolia berasal dari bahasa Yunani para dan eidolon. Para berarti disamping, bersama, atau salah. Eidolon artinya gambar, bentuk, atau rupa.

Kita mengalami pareidolia karena otak manusia cenderung mencari makna dan pengenalan di mana pun pada kesempatan apa pun karena pengaruh bagian otak yang disebut dengan fusiform face area.

Fusiform face area bertanggung jawab untuk mengenali wajah. Jadi saat kita melihat sesuatu yang mirip dengan wajah, bagian otak ini aktif dan membuat kita percaya kalau kita sedang melihat wajah betulan. 

Psychology GeniePsychology Genie melansir bahwa aktivitas saraf dalam otak, seperti di area lobus temporal, terlibat dalam pengenalan pola dan wajah. Saat kita mengalami pareidolia, area-area ini menjadi aktif karena otak mencoba untuk menafsirkan stimulus yang samar menjadi sesuatu yang bermakna.

Pareidolia dan Kondisi Mental 


Laman Psychology Today bilang kalau pareidolia mungkin ada hubungannya dengan mood dan tingkat kecemasan seseorang.

Namun banyak studi yang nelihat kalau pareidolia tidak ada hubungannya dengan mood dan tingkat kecemasan seseorang. Se-mood apa pun kita kalau otak tidak langsung memroses suatu benda, maka pareidolia tidak akan muncul.

Yang pasti pareidolia muncul karena persepsi dan keinginan kita untuk menafsirkan sesuatu yang sebetulnya tidak punya arti apa-apa menjadi sesuatu yang jelas dan nyata.

Pareidolia dan Halusinasi 


Jadi kalau kita melihat busa cappucino berbentuk mata atau awan berbentuk malaikat, sangat mungkin itu bukan firasat atau tanda alam, tapi kita sedang mengalami pareidolia karena otak kita memroses persepsi visual sesuai kebiasaan dan kemauan kita. 

Pareidolia dalam kopi (reddit/manojkathuria)

Apakah mungkin fenomena ini bisa disebut juga dengan, anak sekarang menyebutnya halu?

Dulu pareidolia sering dianggap halusinasi dan delusi, sekarang dianggap sebagai fenomena wajar yang dialami manusia yang disebabkan cara otak memroses rangsangan dan membentuk persepsi.

Pareidolia dan Penyakit Saraf


Meski merupakan fenomena wajar, tidak menganggu kesehatan fisik dan mental, orang yang mengalami pareidolia terus-menerus harus diwaspadai mengidap gejala skizofrenia atau epilepsi temporal.

Pemeriksaan gejala skizofrenia dan epilepsi harus dilakukan psikiater dan dokter saraf, bukan berdasarkan asumsi sendiri.

Jadi awan wajah siapakah yang kamu lihat tadi?