Dark Tourism Wisata ke Tempat Bencana dan Tragedi

Wisata ke tempat bersejarah yang pernah jadi lokasi bencana alam yang menimbulkan korban jiwa, tempat penyiksaan, penjara masa penjajahan, korban perang, atau bencana manusia dikenal dengan istilah dark tourism atau wisata kelam.

Dark tourism juga bisa kita lihat sehari-hari saat terjadi kecelakaan di jalan raya, banjir, bahkan saat kebakaran hebat di depo Pertamina Plumpang, Jakut, warga luar berdatangan ingin melihat dampak kebakaran dan kehidupan warga yang kena musibah. 

Namun, apakah wisata yang seperti itu dibenarkan? Apa tujuan orang mengunjungi tempat yang menyisakan kengerian itu?

Munculnya Dark Tourism 

 

Pelopor studi akademis tentang dark tourism merekalah John Lennon dan Malcom Foley, keduanya profesor dari Glasgow Caledonian University-bukan John Lennon personil The Beattles. 

Mereka mencetuskan istilah dark tourism pada tahun 1996 dan mendefinisikannya sebagai “perjalanan ke situs-situs yang secara signifikan terkait dengan kematian, penderitaan, atau yang makabre”.

Cambridge dictionary menjelaskan Makabre sebagai kata sifat untuk menggambarkan sesuatu yang sangat aneh dan tidak menyenangkan karena berkaitan dengan kematian atau kekerasan. Kata ini berasal dari nama Kitab Makabe, yang termasuk dalam kanon Perjanjian Lama Katolik Roma dan Ortodoks Timur dan Apokrifa Protestan. 

Tempat tidur tahanan di kamp Auschwitz. Tahanan tidur bertumpuk dan buang air hanya di lubang kecil yang ada di area tempat tidur (NRC Jerman)

Salah satu tempat dark tourism paling mengenaskan dan mengerikan di dunia adalah kamp konsentrasi Auschwitz yang dioperasikan Nazi dibawah komando Adolf Hitler.

Dark Tourism yang Negatif 


National Geographic Inggris mengutip peristiwa kebakaran akibat korsleting kulkas di apartemen Grenfell Tower di London Tower yang menewaskan 71 orang dan melukai lebih dari 70 lainnya pada 2017.

Sehari setelah kebakaran, orang-orang berdatangan melihat dan foto-foto, termasuk ber-selfie di lokasi kebakaran. Padahal petugas masih mencari korban dan banyak orang yang masih mencari keluarga mereka yang belum ketemu di kebakaran itu.

Makanya orang yang masih punya akal sehat mengecam wisatawan yang datang ke lokasi kebakaran cuma buat lihat-lihat dan foto-foto.

Sementara itu dark tourism negatif yang sering terjadi di negara kita contohnya saat terjadi kecelakaan lalu lintas. Orang ramai-ramai menonton dan memviralkan kecelakaan itu daripada langsung menelpon polisi atau menolong korban.

Wisata kelam negatif juga dibuktikan dari video orang diterkam buaya. Korban yang tewas lebih banyak dari yang selamat. Alih-alih melempar batu atau kayu untuk mengalihkan buaya, orang-orang malah bergerombol memvideokan kejadian itu. Andai mereka memilih untuk beramai-ramai menyelamatkan, para korban mungkin bisa tertolong.

Dark tourism atau wisata kelam yang seperti itu sangat buruk karena mengikis rasa kemanusiaan dan berpotensi menghilangkan nyawa orang lain.

Dark Tourism yang Positif

 

Ada banyak tempat dan bangunan yang sengaja dilestarikan sebagai bagian dari sejarah yang harus dijaga. Maksud dari pelestarian itu supaya generasi mendatang tahu peristiwa besar apa yang pernah dilewati oleh daerah atau bangsanya.

Peristiwa itu bisa jadi pelajaran dan generasi berikutnya bisa menghindari supaya kejadian serupa tidak terulang lagi. Berikut dua tempat yang bisa dikunjungi kalau kita mau jadi dark tourist yang merasakan kengerian penjajahan dan bencana alam.

Museum Bahari Jakarta Utara

Museum Bahari termasuk tempat dark tourism karena di masa penjajahan Belanda tempat itu merupakan penjara untuk menyiksa rakyat Indonesia. Lebih mengiris hati karena penjara bawah tanah itu juga sering tergenang rob (limpasan air laut) dari Teluk Jakarta. Ini disebabkan karena letak penjara ada dibawah gudang VOC.

Museum Bahari di dekat pelabuhan Sunda Kelapa Jakut (goodnewsfromindonesia.id)

Saat rob banyak tahanan mati tenggelam karena tubuh mereka diikat rantai besi dan diberi batu besar untuk pemberat.

Jadi bisa dibayangkan betapa tersiksanya para tahanan yang ada di sana. Mereka tidak akan keluar hidup-hidup karena jarang diberi makan dan kena penyakit. 

Pangeran Diponegoro pernah disiksa di penjara bawah tanah ini sebelum dibuang ke Makassar.

Museum Terbuka Bakalan Yogya

Museum Terbuka Bakalan sering disebut juga sebagai Museum Gunung Merapi. Lokasinya ada di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY. Di desa inilah juru kunci Merapi yang tersohor Mbah Maridjan meninggal kena awan panas. Jasad Mbah Maridjan ditemukan dalam rumahnya dalam keadaan sedang sujud.

Pada erupsi Merapi tahun 2010, penduduk Argomulyo yakin wedhus gembel Merapi tidak akan sampai ke desanya, tapi takdir berkata lain. Tujuh puluh warga Argomulyo tewas karena semburan awan panas yang menyapu desa mereka.

Museum Gunung Merapi atau Museum Terbuka Bakalan (Pemkab Sleman)

Pengunjung museum bisa melihat material batu besar yang terlontar dari kawah merapi serta sisa abu vulkanik. Kita juga bisa belajar tentang tentang pentingnya mitigasi gunung berapi dan memahami bagaimana masyarakat yang tinggal di lereng Merapi hidup berdampingan dengan alam.

Mitigasi adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, baik lewat pembangunan fisik ataupun penyadaran serta peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana.

Akan tetapi, karena Museum Terbuka Bakalan hanya berjarak 5 km dari puncak Merapi, maka andai terjadi erupsi besar lagi, kemungkinan museum ini akan rusak tertutup abu vulkanik dan tersembur awan panas.

Namun, yang penting wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang gunung berapi bisa bertambah. Syukur-syukur mereka sampaikan kepada yang lain.

Related: Sejarah Berdirinya Monumen Bambu Runcing Muntilan dari Kolonel Bambang Sugeng dan Santri

Dark tourism punya istilah lain yaitu thanatourism, black tourism, morbid tourism, dan grief tourism untuk menggambarkan kunjungan wisata ke tempat bersejarah yang penuh kesedihan dan tragedi.

Orang yang melakukan dark tourism negatif dilandasi oleh rasa penasaran yang tidak pada tempatnya. Juga memanfaatkan situasi buruk demi keuntungan pribadi.

Sedangkan wisata kelam (dark tourism) yang positif bertujuan untuk edukasi, menambah pengetahuan, merasakan emosi yang tidak biasa, dan mengambil hikmah didalamnya.

0 komentar

Posting Komentar