Widget HTML #1

Pilih Medsos Sesuai Kepribadian untuk Cari Cuan

Kadang kita sedang banyak waktu luang dan pengin aktif di medsos, entah itu untuk aktualisasi, cari validasi, bahkan untuk cari duit. Paling penting pilih medsos sesuai kepribadian supaya tiap posting hati senang dan ada kepuasan, tidak melulu karena tren atau challenge.

Pilih medsos sesuai kepribadian untuk cari cuan

Konten juga harus disesuaikan dengan karakter medsos supaya konten yang dibuat dapat banyak engagement.

Engagement adalah indikator yang menunjukkan seberapa aktif audiens berinteraksi dengan konten di media sosial. Bentuk engagement ini bisa berupa Likes, Share, komentar, dan Repost. Misalnya konten joget-joget kita posting di X (dulu Twitter), tentu saja tidak cocok dengan karakter pengguna X. Bisa-bisa kita malah banjir cacian alih-alih pujian.

Perhatikan karakter pengguna medsos sebelum kita mencocokkannya dengan kepribadian dan tujuan konten. 

1. Instagram

Sejak lama dikenal sebagai medsos yang membagikan foto indah, unik, etnik, dan elegan. Makanya ada istilah instagramable yang artinya cocok dan layak untuk dibagikan di Instagram karena mengandung sesuatu yang beda dari segi keunikannya.

Karena identik dengan foto dan video indah dan unik, lama-lama Instagram jadi medsos yang dikenal dengan konten-konten gaya hidup modern, mewah, dan glamor. Tidak heran kalau banyak yang akhirnya pamer di Instagram.

Kita bisa pilih Instagram sebagai tempat aktualisasi diri kalau suka dengan keindahan, entah itu alam, makanan, seni rupa, atau lainnya. Bahkan kalau kita suka pamer, Instagramlah tempatnya. Kita bisa pamer sepuasnya tanpa ada yang ngatain kita tukang pamer. 

2. TikTok

TikTok sebetulnya bukan media sosial, melainkan platform berbagi video seperti YouTube. TikTok cocok buat kita yang suka ngonten gajelas, random, suka mengikuti apa yang viral-viral, dan males mikir yang berat-berat karena hidup sudah berat.

Kalau gak mau repot berpose rupawan dengan latar foto indah dan menawan, TikTok tempatnya. Di medsos bikinan ByteDance dari Tiongkok ini banyak filter yang bisa kita gunakan untuk berekspresi. Dari filter lucu, aneh, retro, robotic, sampai yang bikin cantik ala bidadari juga ada.

Pun kalau mau sekadar nyanyi lagu kesukaan tanpa harus punya suara bagus, juga bisa. Kalau suka bikin puisi dan kata-kata motivasi kita juga tinggal pakai template video yang sudah ada dan ketik kata-katanya.

Jadi, kalau suka bikin konten joget-joget, lipsyncrandom, ringan, dan buat lucu-lucuan, kita bisa jadi TikToker. 

3. Facebook

Dulu Facebook jadi tempat bapack-bapack mengekspresikan joke (candaan) dan aktivitas random-nya, sekarang jadi tempat ibu-ibu rumah tangga ngonten

Berbeda dengan Instagram yang serba indah dan mewah, di Facebook ibu-ibu ngonten hanya memakai daster rumahan. Isi kontennya juga seputar kehidupan rumah tangga seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, mengasuh anak, dan sebagainya.

Konten sederhana seperti itu related dengan kehidupan sehari-hari, makanya banyak disukai dan akhirnya menghasilan cuan buat para ibu rumah tangga. 

Kalau kita suka dengan konten keseharian yang apa adanya, Facebook adalah medsos yang tepat untuk kita ngonten dan menghasilkan cuan. 

4. YouTube

Sama seperti TikTok, YouTube juga platform berbagi video, bedanya isi konten YouTube lebih "berat" karena banyak berisi edukasi, serta beragam. Dari konten bercanda sampai konten masak. Dari konten politik sampai musik semua ada.

Durasi YouTube juga bervariasi dari 15 detik sampai 4 jam. Sedangkan durasi TikTok rata-rata hanya 15-30 detik saja.

YouTube juga memberlakukan aturan ketat soal potongan video, musik, dan lagu yang mengandung hak cipta.  Jadi kalau suka berkreasi membuat musik, mengedit video, bikin konten panjang, aspirasi hobi, edukasi, atau sekadar menuangkan opini, YouTube-lah tempatnya. 

Sayangnya, mencari cuan di YouTube relatif lebih sulit dibanding platform lain. Sebelum suatu akun dapat dimonetisasi, YouTube memberlakukan syarat minimal tayang 4000 jam video durasi panjang atau 3 juta views untuk video Shorts. 

Biasanya YouTuber pemula paling banyak kesulitan memenuhi syarat jam tayang. Mereka mudah dapat minimal 1000 subscriber, tapi jumlah 4000 atau 3 juta jam tayang tak kunjung terpenuhi. 

5. X

Medsos ini paling cocok buat yang pengin ngeluarin unek-unek tentang kehidupan bermasyarakat. Maka tidak heran kalau kebanyakan isinya pandangan dan opini tentang situasi kekinian yang terjadi di dalam dan luar negeri mulai dari ekonomi, sosial, budaya, politik, kemanusiaan sampai hal yang tren dan viral di media sosial lain.

X (dulu bernama Twitter) cocok buat kita yang ingin tahu lebih banyak soal perkembangan dunia,  peduli terhadap apa yang terjadi di sekitar, ketidakadilan sosial dan ekonomi, serta suka berpikir kritis.

Konsisten Membuat Konten

Konsistensi adalah hal utama. Tentukan dulu kita mau membuat konten dengan niche (topik khusus) tertentu atau random saja. 

Akun yang isinya random butuh waktu lebih lama untuk bisa dimonetisasi. Biasanya pemilik akun seperti ini hanya untuk senang-senang atau sekadar mendokumentasikan peristiwa dalam hidupnya saja. Kalau dapat duit, syukur, nggak juga tidak apa-apa. 

Hindarkan diri untuk membuat konten kontroversi demi viral. Misalnya, menuang minyak goreng di wajan yang terbalik atau mencuci beras di mesin cuci. Konten seperti itu kontroversial karena membuang-buang bahan pangan dan jadi tidak elok ditonton.

Targetkan posting konten video di TikTok atau YouTube, misalnya, sepekan sekali, atau tiga hari sekali. Algoritma medsos akan mengutamakan kita yang konsisten membuat konten untuk tampil di halaman rekomendasi akun lain. 

Namun, untuk posting di medsos seperti Instagram, X, dan Facebook baiknya posting konten sekali sehari atau one day one post supaya akun terlihat aktif dan cepat bisa dimonetisasi.

Posting Komentar untuk "Pilih Medsos Sesuai Kepribadian untuk Cari Cuan"