10 Kosakata Unik Bahasa Jawa tentang Membaca + Contoh Geguritan & Cerpen
Bahasa Jawa punya tingkatan bahasa yaitu ngoko, madya, dan krama. Tiap orang Jawa, terutama di Yogyakarta dan 25 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, harus menyesuaikan bicaranya sesuai tingkatan bahasa tergantung dengan siapa kita bicara.
Meski kelihatannya tidak praktis, adanya tingkatan bahasa ini mencerminkan sopan santun dan relasi antara penutur.
Anak bicara ke orangtua harus pakai krama inggil. Kalau hubungan mereka dekat boleh pakai krama madya, tapi tidak boleh pakai ngoko. Pun ke orang yang lebih tua atau lebih dihormati kita pakai krama inggil. Sedangkan anterteman cukup pakai ngoko saja.
Dunia literasi juga begitu, kata “membaca” tidak selalu diterjemahkan sebagai maca saja. Ada nuansa kehormatan, kedalaman, hingga aspek berbagi yang diperlihatkan lewat istilah lain seperti maos, nyemak, atau andum.
Menggali kosakata pada bahasa Jawa bermanfaat untuk,
- Memperkaya kemampuan berbahasa lokal.
- Memahami nilai kesopanan dan penghormatan dalam membaca teks suci atau sastra klasik.
- Menemukan keragaman aktivitas intelektual: dari sekadar memindai huruf hingga mendalami isi bacaan.
10 Kosakata Unik Jawa dan Contohnya
1. Maos (Krama Alus)
2. Maca (Ngoko)
3. Nyemak
4. Nyinau
5. Nyusur
6. Ngrambah
7. Nyilem
8. Andum
9. Nuntun
10. Ngerosos
Tips Praktis Belajar Kosakata Jawa
1. Gunakan flashcard
- Tuliskan kata di satu sisi, arti + contoh kalimat di sisi lain
- Review rutin—10 menit setiap hari
2. Dengarkan audio pengucapan
- Cari di YouTube kanal literasi Jawa
- Praktikkan pengucapan di depan cermin
3. Buat dialog pendek
- Ajak teman berlatih bertanya & menjawab: “Kowe maos apa dina iki?” → “Aku maos buku fiksi Jawa.”
- Baca teks aslinya
Contoh Puisi (Geguritan) “Akar Wacanan”
Akar Wacanan
Maos maos ing wengi sunyi,
Ngrambah dhiri ing saben ngusap aksara.
Nyilem ing ati, nyusur rasa ing saben tembung.
Lamun wulangan lumantar buku kang andum urip,
Ati tansah kembang, nyemak dalan padhang.
Nyinau dadi cahya, ngusir peteng ing pikiran.
“Berulang kali membaca di malam sunyi, Mendalami diri di setiap sapuan huruf. Menyelami hati, menelusuri rasa di tiap kata. Jika ilmu lewat buku membagi kehidupan, Hati akan mekar, menelaah jalan terang. Belajar jadi cahaya, mengusir gelap di pikiran.”
Contoh Cerpen Pendek
“Kothak Kuning di Pojok Ruang” Ing pojok kamar Yanti ana kothak kuning kang kebak buku lecek. Saben sore Yanti lungguh, maca lan maos, nyemak saben rajah munggah saben kothak. “Nikmati saben kata,” ujare simbok biyen. Dhèwèké nyinau carane ngrambah makna ing sanubari. Buku puisi, cerita rakyat, uga dongèng wayang dumunung ing kono. Yanti nyilem ing geguritan Pramoedya, nyusur lakon Arya Penangsang, banjur ngerosos arti saka saben baris. Kadang dhèwèké andum kutipan kang paling ngerekasa ati menyang kanca-kanca klambiné, mènèhi warna anyar sajroning langgeng. Nalika mentari nyerang pucuk pager, Yanti wis rampung ngrasuk kabéh literatur. Ati sumringah, siap nuntun kakang adeku kanggo nyemplung ing samodra wacanan.
“Kotak Kuning di Sudut Ruang”
Di sudut kamar Yanti ada kotak kuning yang penuh dengan buku-buku usang. Setiap sore, Yanti duduk, membaca dan menelaah, menyimak setiap baris sambil menaiki kotak demi kotak. “Nikmati setiap kata,” pesan simbok dulu. Dia mempelajari cara mendalami makna hingga ke relung hati. Di kotak itu tersimpan buku puisi, cerita rakyat, dan dongeng wayang. Yanti menyelami puisi-puisi Pramoedya, menelusuri lakon Arya Penangsang, lalu meresapi makna di setiap baris. Kadang dia membagikan kutipan yang paling menyentuh hati kepada teman-teman, memberi warna baru pada keabadian. Ketika matahari telah mencapai pucuk pagar, Yanti sudah menuntaskan seluruh literatur. Hatinya berseri-seri, siap membimbing kakak dan adikku terjun ke samudra bacaan.
***
Menjelajahi ragam kosakata Jawa seputar “membaca” membawa kita pada warisan budaya yang kaya—dari maos hingga ngerosos, setiap istilah meneguhkan hubungan kita dengan teks dan makna di baliknya. Dengan memahami nuansa register (ngoko, madya, krama), kamu bukan cuma menambah perbendaharaan kata, tapi juga melatih empati budaya dan rasa hormat terhadap tradisi literasi Jawa.
Mulai sekarang, selipkan satu istilah baru setiap kali kamu membaca—entah itu nyemak artikel di internet atau andum kutipan menarik ke teman sebangku. Cobalah praktikkan tips belajar, nikmati puisi “Akar Wacanan”, atau biarkan cerpen “Kothak Kuning di Pojok” menginspirasi cerita pendekmu sendiri.
Posting Komentar untuk "10 Kosakata Unik Bahasa Jawa tentang Membaca + Contoh Geguritan & Cerpen"
Posting Komentar