5 Faktor Sukses Drakor

Kenapa, sih, drakor alias drama Korea mendunia banget? Bukan cuma dramanya, filmnya juga disukai orang-orang yang ada di Afrika. Buktinya, Lee Min-hoo sampai dikirimi surat oleh bujang Nigeria yang merasa dicuekin pacarnya karena si pacar tergila-gila pada aktor 35 tahun itu.

drakor sukses

Penasaran kenapa serial drakor bisa mendunia? Apa karena aktor dan aktrisnya yang cute-cute atau kamu suka tontonan yang bikin baper-baper? Tidak semua drakor melankolis dan bikin baper. Banyak juga yang bikin tegang dan takut.

Ini alasan drakor disukai orang di seluruh dunia

1. Jarang Ada Serial Kejar Tayang 


Kebanyakan serial yang diproduksi Korea Selatan dibuat berdasarkan perencanaan skenario sedari awal, makanya jarang ada drakor yang syutingnya kejar tayang.

Namun, sejak drakor mulai laris manis di Netflix dan berbagai platform streaming film, drakor pun mulai menyesuaikan atas permintan penyedia streaming.

Satu penyesuaiannya adalah membuat serial dengan ending menggantung. Sengaja dibuat menggantung supaya kalau laris manis drakor itu akan dibuat musim ke-2, 3, dan seterusnya. Namun bila tidak disukai, maka cukup 1 musim walau ending-nya mengesankan akan ada musim berikutnya. 

Hal ini berbeda dengan drakor yang tayang di televisi atau dibuat bukan untuk eksklusif platform streaming, hampir tidak ada ending yang menggantung, apalagi yang dibuat kejar tayang.

Kalaupun kejar tayang, waktu syuting dengan waktu tayang jaraknya sepekan, tidak hitungan hari seperti sinetron di Indonesia.

2. Ending Cerita Tidak Bikin Penasaran


Seperti yang sudah dijelaskan diatas, ending atau akhir cerita pada drakor sangat jarang yang dibuat menggantung, kecuali yang tayang di platform streaming.

Ending yang jelas (walau tidak happy ending) bisa memuaskan penonton karena mereka merasa terhibur. Serial yang ending-nya nggantung lebih membuat kita kesal daripada penasaran.

3. Musim Tidak Panjang dan Selesai Dalam Waktu Pendek


Rata-rata drakor dibuat hanya 1-3 musim saja dengan jarak antarmusim yang berdekatan, tidak sampai bertahun-tahun, kecuali mungkin Squid Game yang jarak musim satu dengan dua sampai setahun.

Itu karena Squid Game awalnya memang tidak direncanakan untuk dibuat musim keduanya. Ternyata orang-orang di seluruh dunia menyukainya dan ingin ada musim kedua.

Dari sisi penonton, menonton serial yang jarak musimnya berdekatan lebih hemat waktu karena tidak perlu nunggu kelamaan hanya untuk nonton musim kedua. Kalau kelamaan kita keburu lupa apa saja jalan cerita yang ada di musim pertama.

4. Jalan Cerita Dekat dengan Keseharian dan Memenuhi Fantasi


Mulanya drakor identik dengan percintaan romantis yang bikin baper dan berbunga-bunga, tapi tidak norak. Namun, seiring dengan masuknya drakor ke berbagai platform streaming, tema atau genre yang dibuat makin beragam.

Kaum lelaki yang tadinya tidak nonton drakor karena menganggap drakor terlalu wanita lalu mulai tertarik nonton setelah banyak bermunculan genre fantasi, sejarah, dan aksi. Maka jadilah drakor kini disukai oleh semua gender.

5. Komoditas Ekspor Pemerintah Korsel


Serial atau drama Korea bersama dengan film-film Korea telah jadi komoditas ekspor Korsel yang memberi pemasukan besar bagi Korsel.

Melansir liputan6com, boyband BTS menyumbang lebih dari 50 triliun ke ekonomi Korsel berkat album, konser, dan kerja sama mereka dengan musisi dan brand internasional. 

Itu baru dari BTS, bila ditambah drakor, kuliner, budaya pop, dan penjualan merchandise K-Pop maka Hallyu atau Gelombang Korea jadi penopang perekomian terbesar bagi Korsel.

Gelombang Korsel memang dikembangkan oleh pemerintah Korsel sebagai ekonomi kreatif yang mendunia. Itu karena Korsel tidak punya sumber daya alam sebagaimana Indonesia. Maka yang dijual adalah kebudayaan dan ekonomi kreatif mereka.

Karena diniatkan jadi komoditas ekspor maka Gelombang Korea atau Korean Wave telah disiapkan oleh pemerintah Korsel selama 20 tahun sebelum disebar ke seluruh dunia jadi Korean Wave.

***

Jadi drakor sebagai bagian dari ekonomi kreatif Korsel sebenarnya tidak begitu saja mendunia, tapi sudah disiapkan matang, termasuk mengasah dan menjaga penampilan aktor dan aktrisnya.

Apalagi, beberapa perusahaan hiburan Korsel juga sudah melantai di bursa. Ini membuat mereka betul-betul harus menjual drakor atau K-Pop yang disukai pasar supaya bisa meraih laba dan memberi deviden besar.


0 komentar

Posting Komentar