Cara Belanja dan Makan di Metaverse dengan Cyptocurrency

Resto cepat saji McDonald's akan menyusul Walmart, Nike, Ralph Lauren, Adidas, dan Abercrombie & Fitch memasuki metaverse dengan menjual dagangan virtual yang berupa elektronik, furnitur, alat musik, mainan, alat olahraga, dan banyak lagi.

Apa Itu Metaverse?


Metaverse adalah dunia virtual di dalam internet. Bisa dibilang juga sebagai kehidupan kedua setelah dunia nyata, sebab syarat dunia virtual disebut sebagai metaverse adalah adanya interaksi berkesinambungan antarmanusia, termasuk pertukaran barang dan jual-beli.

(Freepik.com)

Media sosial dan platform berbagi video seperti Meta (dulu Facebook), Instagram, Twitter, TikTok, dan YouTube tidak bisa disebut metaverse karena interaksi antar-manusianya hanya di platform itu dan ditujukan untuk hiburan dibanding kehidupan virtual yang menyerupai kehidupan sehari-hari di dunia nyata.

Di metaverse, manusia bisa bekerja, bertukar barang, bertransaksi jual-beli, juga berkomunikasi verbal dan nonverbal dalam satu waktu. Apa yang ada di dunia nyata kelak akan ada juga di dunia virtual metaverse.

Dunia yang menyerupai metaverse adalah game Roblox. Di Roblox kita bisa berinteraksi dalam satu waktu yang sama dengan orang dari berbagai dunia, Kita juga bisa bertukar item dengan sesama pemain dan menggunakan robux sebagai mata uang resmi untuk membeli NFT berupa baju, topi, jaket, dan aksesoris lainnya.

Token Nontukar


Token nontukar adalah padanan untuk kata non-fungible token (NFT) dalam bahasa Indonesia. 

(narabahasa.id)

NFT adalah karya digital yang diperjualbelikan di internet. Jual-belinya bukan menggunakan rupiah atau mata uang lain, melainkan cryptocurrency atau mata uang kripto.

Menurut istilah digital, token adalah aset digital yang diterbitkan diatas blockchain pihak ketiga. Dengan kata lain disebut sebagai aset digital yang diterbitkan oleh suatu pihak dan bisa digunakan sebagai alat pembayaran dalam ekosistem yang ada di pihak tersebut..

Token yang populer di Indonesia saat ini adalah token ASIX milik musikus Anang Hermansyah. Token ASIX adalah bisnis aset kripto yang mengembangkan game, marketplace NFT, dan direncanakan membuat metaverse juga.

Token ASIX dibangun dari protokol blockchain Binance Smart Chain dan menggunakan PancakeSwap. PancakeSwap adalah pertukaran terdesentralisasi yang memungkinkan investor untuk memperdagangkan mata uang kripto dan token tanpa perlu menggunakan perantara terpusat.

Sedangkan blockchain adalah teknologi untuk menyimpan data digital yang terhubung melalui kriptografi. 

Lalu kriptografi itu apa? Kriptografi secara harfiah berarti menulis secara tersembunyi untuk menyampaikan pesan penting supaya kerahasiaannya dijaga. Di Indonesia kriptografi disebut juga sebagai sandi sastra.

Jadi terjemahan bebas dari non-fungible token alias token nontukar adalah barang-barang (dalam bentuk digital) yang tidak dapat digantikan dengan hal lain yang serupa karena sifatnya yang unik. 

Di metaverse, karena kita tidak bisa memegang fisik lukisan atau foto secara langsung, maka kita menikmati barang dalam bentuk token nontukar alias non-fungible token.

Contoh NFT

Kalau kita punya foto Dorce Gamalama sedang makan sate dalam format JPEG, photocard itu bisa disebut NFT karena sifatnya unik, tidak ada duanya di dunia.

Selain foto selfie milik Ghozali Everyday, karya digital yang dibuat dan dijual jadi NFT adalah meme, foto, video, desain grafis, lukisan, dan segala karya dalam bentuk digital. Cuitan saja bisa dijual sebagai NFT.

Cuitan pertama Jack Dorsey, CEO Twitter, yang berbunyi, "Just setting up my twitter." adalah NFT yang bernilai US$2,9 juta.

Di Indonesia, orang yang mau menjual karya grafisnya di marketplace khusus NFT, seperti Ghozali Everyday, harus bergabung dengan komunitas NFT atau cryptocurrency lebih dulu.

Nantinya komunitas akan membeli karya NFT tersebut. Karena didukung oleh komunitas, lalu-lintas perdagangan mata uang kripto jadi ramai. Dengan demikian karya NFT yang diperdagangkan juga ramai dan akhirnya dilirik pengguna kripto dan NFT dari luar negeri.

Itu berarti kalau kita mau jualan NFT, kita harus gabung ke komunitas cyptocurrency dan NFT, kalau tidak, sampai era kuda makan besi pun NFT kita gak bakal laku. Itu terjadi juga pada Ghozali Everyday yang foto selfinya dibeli oleh komunitas kripto.

Admin emperbaca.com belum mempelajari apakah di luar negeri jual-beli NFT harus melalui komunitas juga atau bisa sendiri-sendiri seperti kalau kita jualan di marketplace konvensional seperti Tokopedia dan Bukalapak.

Apa bedanya belanja di marketplace dunia nyata dan digital?


NFT diperdagangkan di marketplace (lokapasar) khusus, semisal OpenSea, Axie, CryptoPunks, dan Rarible. Ghozali sendiri memajang foto selfienya di OpenSea. Sama-sama lokapasar, berikut adalah perbedaan antara marketplace biasa (Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dll) dengan marketplace NFT.

1. Mata uang. Di Lazada misalnya, kita di Indonesia membayar dengan mata uang rupiah. Orang di Malaysia membayarnya dengan ringgit. Semua dibayar memakai mata uang yang ada di dunia nyata lewat dompet digital, transfer bank, mobile banking, atau kartu kredit. 

Di marketplace NFT kita bayar pakai mata uang kripto (cryptocurrency). Mata uang kripto yang populer adalah bitcoin, ethereum, binance coin, tether, dan solana. Bagaimana cara mendapatkan mata uang kripto tersebut?

Kita menukar cryptocurrency dengan mata uang yang ada di dunia nyata. Mata uang yang lazim digunakan untuk pertukaran mata uang kripto adalah dolar. Nilai cryptocurrency berbeda-beda antar mata uang.

Karena Emper Baca sedang mencoba jualan di OpenSea, maka sebagai contoh kita pakai ethereum. Untuk mendapatkan 1 ethereum kita harus menukarnya dengan uang sebesar US$3000 atau Rp42 juta.

Barang-barang virtual yang dijual di OpenSea rata-rata seharga 0,005 ethereum.

2. Barang yang diperdagangkan. Kita boleh menjual apa saja asalkan bentuknya digital. Gambar coretan anak kita yang baru masuk TK, lagu ciptaan kita sendiri, foto pohon hitam-putih, atau cap jempol tetangga juga boleh, asalkan sudah dizinkan tetangga yang bersangkutan.

Sayangnya, karena belum ada aturan soal hak cipta, foto dan gambar yang kita comot dari internet juga boleh dijual di marketplace NFT.

3. Pengiriman barang. Belanja di marketplace dunia nyata lewat internet beda dengan barang virtual yang dijual di internet.

Di Tokopedia dan Bukalapak, barang yang kita beli akan sampai di rumah beberapa hari kemudian, diantar oleh kurir.

Di marketplace NFT, barang yang kita beli akan dikirim lewat email atau dompet milik kita yang ada di marketplace itu. Karena berupa barang virtual dan digital, kita tidak akan menerima barang fisiknya.

Makanan dan Minuman di Metaverse


Bila McD resmi membuka toko virtualnya di metaverse, kita akan menikmati kentang goreng dan burger secara virtual berupa gambar, foto, dan video. Seperti apa rupa foto dan konsep videonya? Belum tahu. Seperti yang dilansir Forbes, pihak McD hanya mengatakan bahwa yang akan mereka jual di metaverse adalah makanan dan minuman virtual.

Walmart juga kemungkinan sama. Menjual aneka barang virtual dalam bentuk digital. Mereka bahkan akan membuat mata uang kripto sendiri untuk transaksi di Walmart versi metaverse.

Orang awam seperti kita pasti mikir, apa gunanya beli foto makanan? Mau digunain buat apa foto itu? Lebih mikir lagi buat apa beli foto selfie si Ghozali. Teman bukan, saudara bukan, tetangga juga bukan.

Entahlah. Admin Emper Baca juga masih bingung, mungkin karena Admin orang udik yang pikirannya masih sempit. Kata orang-orang NFT adalah karya seni.

Bagian Dari Metaverse


Marketplace NFT yang memakai cryptocurrency sebagai alat pembayaran adalah salah satu awal dari dunia virtual digital metaverse.

Di metaverse kita bakal bisa beli rumah virtual dan mengisinya dengan barang-barang (yang juga virtual) seperti rumah di dunia nyata. Interaksi yang kita lakukan oleh orang-orang di metaverse bersifat real-time, artinya jika kita bicara dengan si A di metaverse, berarti orang itu juga sedang online dan bercakap dengan kita di dunia nyata.

Karena berupa virtual dan digital, kita bisa mengatur penampilan sesuka hati. Bila di dunia nyata kita berjilbab dan bercelana cingkrang, di metaverse boleh saja jadi metalhead. Namanya juga dunia virtual. 

Kenapa belanja di metaverse harus memakai mata uang kripto dan tidak bisa pakai Gopay? Karena lebih aman.

Aset kripto digunakan khusus untuk transaksi virtual berbasis jaringan internet karena memakai teknologi kriptografi dan blockchain yang mengamankan dan memverifikasi setiap transaksi supaya tidak ada pihak yang bisa melakukan double-spending (membelanjakan aset yang sama dua kali di dunia digital).

Di metaverse semua benda namanya adalah aset digital, tidak disebut "barang" atau "benda" seperti di dunia nyata.

Karena menggunakan kripto, maka kelak tidak bakalan ada kasus seperti kartu debet atau kartu kredit kita terdebet dua kali karena kasir terburu-buru menggesek kartu atau karena mesin EDC (electronic data capture)-nya sedang tidak online.

NFT dan marketplacenya adalah bagian dari metaverse. Sekarang belum bisa disebut metaverse karena semuanya belum terintegrasi. Kelak kita juga bisa membeli rumah di metaverse lalu mengisinya dengan furnitur dan barang-barang virtual yang dibeli di marketplace NFT.

Virtual Reality dan Augmented Reality


Selain NFT dan cryptocurrency, teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) disebut sebagai cikal-bakal metaverse. 

Saat ini teknologi virtual reality sedang dikembangkan supaya orang bisa langsung masuk ke metaverse dan merasakan hidup disana. Ilustrasinya mirip seperti yang ada di film Ready Player One.

Para pemain di Ready Player One punya dua kehidupan. Kehidupan mereka di dunia virtual lebih menegangkan karena mereka berseteru dan memperebutkan benda berharga. Bila mereka terlibat perkelahian virtual dan terluka, luka itu akan muncul di fisik asli mereka di dunia nyata.

Apakah metaverse akan seperti itu? Entah, yang pasti, metaverse diprediksi akan terwujud secara utuh dalam waktu 10 tahun sejak Facebook memasuki dunia metaverse di akhir 2021.

Tanpa VR dan AR kita tetap bisa masuk ke metaverse asal ada koneksi internet. Namun, kalau mau sempurna memasuki metaverse, maka VR dan AR adalah mutlak.

0 komentar

Posting Komentar