Konteks

Beberapa tahun lalu selagi saya masih bekerja di perusahaan riset dan branding komunikasi Singapura, saya selalu dihadapkan dengan konteks. Apapun yang saya analisa harus dilihat konteksnya berhubungan dengan klien atau tidak. 

Misal klien dari Kacang Garuda, setiap ada kata "garuda" dari kalimat yang muncul di internet tidak bisa langsung saya simpulkan itu positif atau negatif untuk Kacang Garuda. Harus dibaca keseluruhan berita, artikel, opini, atau perbincangan media sosial untuk mengetahui apakah itu sesuai konteks berhubungan dengan Kacang Garuda atau tidak. Jika ternyata isi lengkapnya soal lambang NKRI "Garuda" atau timnas "Garuda" atau maskapai "Garuda", maka artikel itu menjadi irrelevant untuk Kacang Garuda. Karena irrelevant maka tidak bisa masuk dalam laporan hasil analisa.

Begitu pula semestinya dalam masalah penistaan agama Islam yang menimpa Basuki Tjahaya Purnama, gubernur (saat ini non-aktif) DKI Jakarta.

Kalau kita menonton video yang sudah dipotong menjadi 2 menit tersebut tentu kita yang beragama Islam akan "panas" merasakan kekurangajaran Basuki mengutip ayat suci Al Quran seenaknya sementara dia beragama Kristen. Tetapi, kita tidak bisa mengambil kesimpulan hanya dari video yang sudah dipotong. Bila menonton video aslinya yang berdurasi lebih dari sejam akan terlihat dalam konteks apa Basuki sampai mengucapkan "jangan mau dibohongi pakai Al Maidah 51". Konteksnya adalah Basuki mengajak warga Pulau Pramuka yang ragu memilih pemimpin non-muslim supaya jangan memilih dirinya, tapi jangan mau diperdaya oleh politikus yang memanfaatkan Al Maidah 51 demi
fanfiction.net
kepentingan politik.

Video yang sudah dipotong (yang diduga diedarkan pertama kali oleh Buni Yani di Facebook) itulah yang menyebar dan menimbulkan masalah penistaan Islam oleh Basuki. Video yang sudah dipotong tentu akan menghasilkan konteks yang berbeda dari video aslinya. Karena sudah keluar dari konteks maka masyarakat menganggap Basuki menghina agama Islam bahwa Al Maidah ayat 51 itu bohong.

Politik
Sulit untuk tidak memikirkan bahwa pengadilan Basuki tidak berkaitan dengan pemilihan gubernur DKI. Karena konteks pidato di Kepulauan Seribu, DKI, bukan dalam konteks agama tapi budidaya ikan kerapu dan ajakan untuk tidak memilihnya jika takut akan masuk neraka karena memilih pemimpin Kristen. 

Jika Basuki dijebloskan ke penjara tentu akan mudah bagi lawan politiknya mengambil kursi gubernur DKI yang mentereng itu.

Sebelum aksi Bela Islam 411, Pak Beye dari Partai Demokrat menggelar jumpa pers menangkis segala tuduhan terhadapnya. Padahal tidak jelas juga siapa yang menuduhnya, kapan tuduhan itu terjadi, dan di media mana tuduhan itu disampaikan.
Pelapor utama Basuki adalah FPI, ormas Islam yang dikenal dengan sweeping-sweeping anarkisnya dibanding dakwah Islam rahmatan lil alamin-nya. Jadi sulit untuk menghilangkan kesan ada "udang dibalik batu" atas pelaporan Basuki sebagai penista agama Islam.

Agama
Unfortunately, para pemuka agama yang sering tampil di televisi ikut berenang di arus yang menganggap Basuki menista Islam. Saya tak tahu apakah mereka sudah menonton video asli yang utuh atau belum sebelum memutuskan Basuki menista Islam. MUI juga saya anggap terburu-buru menghasilkan fatwa karena Basuki tidak diundang dulu untuk mengklarifikasi ucapannya. Entah MUI menonton video aslinya atau video potongan sebelum membuat fatwa Basuki menghina Islam.

Pemuka agama yang sering tampil di televisi ini punya potensi membawa jamaah yang tidak tahu apa-apa untuk terjun ke dalam arus yang yakin Basuki menghina Islam. Too bad karena harusnya para pemuka agama ini menyejukkan, bijak, dan tidak asal menolak orang-orang non-muslim yang berbuat salah.

Back to context, kalau kita tidak melihat konteks dari tulisan atau ucapan seseorang secara utuh maka kita akan mengambil kesimpulan yang salah. Kesimpulan yang salah tidak membuat kita tambah bijak. Kalau tidak bijak kita akan mudah ikut arus yang tidak jelas.



Petikan sumber :
http://m.liputan6.com/news/read/2676750/ahok-saya-mengutip-al-maidah-51-ditujukan-ke-oknum-politikus?siteName=liputan6
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia/2016/10/161016_indonesia_mui_politikpraktis
http://m.beritasatu.com/nasional/391135-nusron-wahid-tak-satu-pun-kalimat-ahok-menistakan-alquran.html
https://m.detik.com/news/berita/d-3318150/mui-nyatakan-sikap-soal-ucapan-ahok-terkait-al-maidah-51-ini-isinya
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/10/08/07473141/pengurus.nu.jakarta.ahok.tak.bilang.ayat.yang.membohongi.tetapi.membohongi.pakai.ayat
http://www.nu.or.id/post/read/72586/kiai-said-jika-ada-atribut-nu-saya-pastikan-itu-bukan-warga-nu

0 komentar

Posting Komentar