Harga Pangan Naik Karena Kita Takut Kelaparan

Iya, lihat deh, seminggu sebelum puasa mulai kita memborong buah-buahan, daging, telur, sirup, dan aneka makanan lain. Supaya selama puasa punya stok makanan yang cukup katanya. Selain itu saat berbuka kita menyediakan aneka hidangan di meja melebihi yang bisa ditampung lambung. Itu wajar, katanya, karena tubuh butuh kompensasi setelah berlapar dan berhaus selama 14 jam.

Selama bulan puasa coba lihat berapa banyak penjual takjil dan lauk-pauk dadakan di pasar-pasar, pinggir jalan, ujung gang, dan perumahan. Mereka semua perlu bahan pokok untuk diolah jadi makanan. 

Itulah beberapa penyebab kenapa harga pangan selalu naik saat Ramadhan dan Idul Fitri. Bukan melulu karena pemerintah tak mampu menahan permainan kartel dagang atau inflasi, tapi juga karena pola makan penduduk yang rakus. 

Padahal puasa itu menahan hawa nafsu. Tapi yang terjadi malah mengumbar nafsu. Puasa bisa jadi ajang berhemat, lho, padahal. Dengan tidak adanya makan siang, uang yang dialokasikan untuk makan siang mestinya bisa ditabung. Tapi ya itu puasa malah jadi dalih untuk mengumbar nafsu.

Jadi, sebelum mengeluh harga pangan yang mahal ketika Ramadhan dan Idul Fitri coba perbaiki dulu niat kita menjalankan ibadah puasa. Lillahi taala atau melampiaskan nafsu makan.

0 komentar

Posting Komentar