Susahnya Orang Pinggiran Cari Angkutan

Sekarang macet terjadi tak cuma di Jakarta saja. Di Bandung, Bogor, Medan, Denpasar, bahkan lalu-lintas dibeberapa kota di Kalimantan juga sudah padat. Karena itu tanpa menunggu waktu lebih lama, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sudah membangun Mass Rapid Transit (MRT) dan monorail. Pembangunan dua moda transportasi ini digeber supaya warga yang tadinya naik mobil dan motor mau pindah ke transportasi umum saat beraktivitas. Dengan demikian kemacetan Jakarta bisa hilang, minimal berkurang.

Tingginya mobilitas warga Bodetabek yang ke Jakarta untuk bekerja, belanja, dan aktivitas lainnya, dituding sebagai salah satu penyebab macet. Akan tetapi soal transportasi, sebenarnya warga yang tinggal di pinggiran jauh lebih sulit dalam melakukan mobilitas pergi-pulangnya. Bus TransJakarta hanya melayani jalanan seputar DKI saja. Setelah turun dari TransJakarta harus naik angkot lagi, kena macet pula.
Bisa saja untuk menuju Jakarta dan sebaliknya warga pinggiran naik bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus TransJakarta (APTB) yang rutenya langsung ke pusat kota Jakarta, misalnya Bekasi - Thamrin atau Ciputat - Kota. Namun waktu tempuh bus APTB tak bisa ditebak karena macetnya lalu lintas. Maka itu orang memilih memakai mobil atau motor daripada angkutan umum. Perjalanan bisa ditempuh paling lambat 2,5 jam, sementara pakai angkutan umum 3-4 jam. 

Bayangkan saja, dari Lebak Bulus (Jakarta Selatan) ke Pasar Ciputat (Tangerang Selatan) yang jaraknya hanya 8 km bisa ditempuh selama satu jam! Padahal tanpa macet bisa ditempuh hanya 15-20 menit saja.
Jika nanti MRT selesai dibangun pada 2018, kapasitasnya yang mampu mengangkut 20.000 - 30.000 orang sekali jalan akan signifikan mengatasi kemacetan Jabodetabek, terutama di jam-jam masuk dan pulang kantor.

Melihat tingginya mobilitas warga Bodetabek ke Jakarta dan sebaliknya, mungkin seharusnya gubernur Jawa Barat dan Banten bersinergi dengan gubernur DKI -difasilitasi Kemendagri dan Kemenhub- untuk menciptakan angkutan murah nan nyaman, bukan hanya terintegrasi dengan TransJakarta saja. Kalau bisa buat angkutan TransPerbatasan dengan jalur khusus yang tersambung dengan jalur TransJakarta. APBD Bodetabek tak sedikit, urunan saja, atau minta DKI mengeluarkan dana paling besar untuk infrastrukturnya. Selama gubernurnya dijabat Joko Widodo, opini saya berpendapat beliau mau demi terciptanya kepentingan umum. 

Kalau bersinergi begini, menciptakan transportasi antar perbatasan yang nyaman, aman, dan bebas macet insya Allah bisa. Hanya saja mereka yang duduk di singgasana pemerintahan mungkin berpikir, ngapain repot-repot, nambahin kerjaan aja, nanti saya dapat fee berapa, nih?! Wallahualam.

0 komentar

Posting Komentar