Jika Ibu Rumah Tangga Aktif di Media Sosial

Bertemu teman lama di Facebook, bebas berkicau di Twitter, dan bisa kapan saja membagi foto di Instagram memang menyenangkan, bukan?! Hidup jadi lebih berwarna, tidak membosankan, dan terasa seperti dunia berada dalam genggaman.. Nngg! Setiap bertemu sobat lama atau orang baru yang ditanya bukan lagi nomor telepon melainkan pin BB atau ID Facebook. Sadar atau tidak hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan orang ingin memberi tahu "lihatlah diriku lebih komplet di media sosial jika kau tak mengenalku di kehidupan nyata." Orang makin mencintai media sosial karena ia bisa menjadi siapapun yang ia mau dengan karakter yang ia buat sendiri.

Berkaitan dengan kecintaan pada media sosial itulah mengapa ponsel BlackBerry laris bak kacang goreng di Indonesia. Kebanyakan pengguna BlackBerry mengatakan fungsi utama BB lebih kepada agar mereka lebih mudah dihubungi via BBM dan akses email yang tepat waktu, terutama untuk bisnis dan pekerjaan kantor. Padahal tak hanya BBM, mereka juga menginstal Kakaotalk, Whatsapp, Yahoo! Messenger, dan sederet media chatting lainnya. Jadi sebenarnya BBM bukan fungsi penting, apalagi email. Semua vendor smartphone pasti memasukkan fitur push email dan media sosial di ponsel mereka. Hemat saya, BB adalah representasi bahwa sebagian orang lebih senang aktif di media sosial daripada di dunia nyata.

Karena itulah saya tidak menyarankan ibu rumah tangga menghabiskan waktu dengan membuka jejaring sosial baik di ponsel, terutama di BB (hohoho!). Karena BBM bisa sangat mengganggu kualitas waktu Anda. Broadcast BBM yang isinya remeh-temeh, say hello dari teman yang ganti pin, notifikasi jejaring sosial, atau email spam yang bisa datang tiap menit akan mengalihkan perhatian Anda dari hal yang seharusnya Anda gunakan di dunia nyata. 

Daripada membunuh waktu di media sosial lebih baik waktu yang ada lebih baik digunakan untuk bercengkrama dengan anak, memasak aneka resep baru (kelak bisa jadi sumber penghasilan lho!), membuat kerajinan tangan bersama anak atau mendongeng sambil menyelipkan pesan-pesan moral. Gunakan internet tidak untuk sosial media tapi gunakan untuk membaca berita non gosip, mencari tips dan info yang berguna untuk diri sendiri atau keluarga.

Jikalau memang ingin aktif di media sosial maka gunakan kesempatan itu untuk memantau anak-anak Anda. Kebanyakan anak-anak SMP (bahkan SD) sudah membuat akun Facebook dan Twitter tanpa bantuan orangtua dan sangat aktif menulis status dan berkomentar didalamnya. Jika anak tidak mau "berkawan" dengan akun asli Anda, buatlah akun lagi dengan nama dan teman-teman yang berbeda. Add atau follow teman-temannya juga. Dengan akun bayangan itu Anda bisa memantau apa saja yang dilakukan mereka. Perkataan, sifat, dan perilaku anak bisa sangat berbeda ketika ia diluar rumah, maka itu dengan mengetahui apa yang mereka katakan dan lakukan di media sosial Anda akan lebih mudah mengikuti jalan pikirannya untuk mencegahnya berbuat hal-hal negatif kelak.

Ndilalah, banyak orangtua yang sengaja membuatkan akun media sosial untuk anaknya agar si anak sama "tenarnya" dengan si orangtua di dunia maya. Hati-hati, bunda, mama, umi, ibu, media sosial sangat tidak cocok digunakan untuk anak di bawah usia 13 tahun. Usia dibawah 13 tahun masih masuk kategori anak-anak dan media sosial bukan bagian dari dunia anak.
Selain mengawasi para anak, para ibu rumah tangga lebih baik jika tidak berkeluh kesah tentang urusan anak dan rumah tangga ke media sosial karena itu sama saja membuka aib keluarga. Seperti lazimnya kemajuan teknologi, media sosial juga punya kelemahan dan kelebihan tergantung bagaimana si pengguna memakainya. Bila digunakan dengan bijak, ibu rumah tangga bisa memakainya untuk menjaring koneksi dengan sesama penggemar hobi memasak atau menulis, misalnya, atau hobi lainnya. Bisa mengambil pengalaman berbisnis rumahan atau menambah ilmu agama. Jangan gunakan media sosial bila Anda sedang bosan karena media sosial adalah pembunuh waktu paling dahsyat. Anda bisa benar-benar lupa waktu jika menggunakannya untuk mengusir kebosanan karena fungsi media sosial lebih dari sekedar melepas kebosanan.

0 komentar

Posting Komentar