Melahirkan Prematur 31 Minggu




Banyak orang bertanya kenapa saya melahirkan prematur di usia kandungan 31 minggu (usia melahirkan normal adalah 37 - 40 minggu). Tak jarang yang mengira saya kecapekan atau habis jatuh sehingga pecah ketuban dini dan melahirkan prematur. Padahal saya sama sekali tidak kecapekan. Saya kerja di rumah dengan aktivitas bebenah rumah banyak dilakukan suami. Tiap weekendpun kami jarang keluar rumah kecuali untuk belanja keperluan bulanan. Orangtua saya mengira karena saya sering naik motor, padahal jarang sekali, kalaupun naik motor selalu sama suami dan dia mengemudikannya lambat-pelan-selamat.

Kronologinya begini, Minggu dinihari, 19 Februari pukul 01.00 WIB sewaktu akan tidur tiba-tiba saya merasa keluar cairan dari kemaluan. Tidak terasa seperti air seni, tiba-tiba keluar begitu saja. Saya dan suami mengira itu ketuban yang bocor. Tapi karena hanya sedikit saya dan suami mengira kandungan masih baik-baik saja. Pukul 02.00 WIB panggul dan pinggang mulai terasa pegal dan ngilu. Waktu subuhpun tiba dan saya sholat sambil duduk karena tidak kuat kalau harus berdiri, pinggang dan pinggul terasa ngilu. Pukul 08.00 WIB kami ke bidan untuk minta obat penguat kandungan. Tadinya kami akan ke RS Buah Hati Pamulang tempat biasa kontrol kehamilan,  namun karena dokter Rohati tidak praktik hari Minggu maka kami memutuskan ke bidan saja karena tidak ada pikiran bahwa saya akan melahirkan.



Sesampainya di bidan ternyata saya merasa mulas dan kontraksi makin terasa sakit. Bidan menyatakan jalan lahir sudah bukaan 5 yang berarti sudah siap-siap melahirkan. Namun karena usia kandungan prematur bidan tidak berani membantu persalinan, sayapun dirujuk ke RS Buah Hati Ciputat.

Dengan diantar kakak ipar dan suami, sesampainya di Buah Hati Ciputat, tanpa ba-bi-bu lagi saya langsung melahirkan dibantu dokter Kartika.

Bayi kami lahir dengan berat 1,8 kg dan panjang 46 cm. Meski si bayi sudah bisa menangis dan bernapas sendri namun tetap harus dibantu alat pernapasan karena paru-parunya belum sempurna. Sayang sekali Buah Hati Ciputat kehabisan alat karena yang satu sedang dipakai bayi prematur lain dan yang satu lagi rusak. Diapun dirujuk ke Eka Hospital BSD. Sedih rasanya karena saya dirawat di Buah Hati Ciputat sementara si bayi di Eka Hospital.

Di usianya yang ke-5 hari kami memberinya nama Fathan Zafran Arkana, artinya pembuka rejeki yang berhati terang.

Fathan seminggu dirawat di NICU dan seminggu di Perina. Pada hari ke-16 ia di rumah sakit kami terpaksa membawanya pulang karena biaya rumah sakit sudah demikian mahal. Akhirnya saya dan suami berdua merawat Fathan dirumah tanpa bantuan siapapun. Ia harus diberi ASI tiap 2 jam sekali dengan tambahan Apyalis, Coffein, dan Zamtac.

Kami juga mencampur Similac HMF (Human Milk Fortifier) dengan ASI untuk mengoptimalkan penyerapan ASI ke tubuh Fathan sehingga berat badannya bisa cepat naik.

Seminggu kemudian kami bawa dia ke rumah dokter Jacob Pairunan di BSD untuk kontrol. Berat badannya sudah 2,7 kg dan fisiknya dinyatakan sehat. Dokter hanya meresepkan vitamin yang boleh tidak ditebus.

Hanya saja Fathan belum bisa menyusu langsung karena, menurut AIMI, karena bingung puting. Padahal saya yakin tidak ada bingung puting. Fathan hanya belum terbiasa mengisap puting karena membutuhkan tenaga lebih besar daripada  mengisap dari botol.

Akhirnya saya dan suami sepakat sementara tidak akan memaksa Fathan menyusu langsung meski tiap hari saya dan Fathan tetap latihan. Fokus kami saat ini adalah menaikkan berat badan Fathan sampai 3 kg. Jadi ASI Perah adalah alternatif terbaik bagi Fathan.

Alhamdulillah tepat di usianya yang satu bulan, berat badan Fathan sudah 3 kg dan saya mulai berusaha menyusuinya secara langsung tanpa bantuan botol dot atau apapun.

Oya, dokter Kartika menyatakan penyebab kelahiran prematur saya kemungkinan karena jaringan ketuban saya tipis sehingga ketika bayi membesar si ketuban tidak bisa melindungi bayi dan bocor. Selain itu panggul saya sempit. Wallahualam, Fathan lahir "hanya" 1,8 kg sehingga saya bisa melahirkan normal dengan panggul yang sempit. Jika Fathan lahir normal cukup bulan mungkin saya harus melahirkan caesar. Insya Allah jika nanti diamanahi anak lagi, saya akan menyiapkan segala kemungkinan dengan panggul sempit dan jaringan ketuban yang tipis itu supaya bisa melahirkan cukup bulan, moga dengan normal tanpa operasi.

3 komentar

  1. salam kenal mb..
    mo nanya, pake hmf nya mulai dedek BB 1,8 ya? sampe BB brp y pemakaian hmf dihentikan? trs cara pakenya dicampur ke asi tiap kali minum ?
    maap y byk nanya..hehe. makasiii
    -novi-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pake HMF mulai BB 1,6kg. Kan BB bayi pasti turun dulu sebelum balik ke normal lg. Jadi waktu itu campur HMF wkt beratnya 1,6. Iya dicampur ASI, kalo dicampur sufor, kata dokter Rina, ga gitu ngaruh ke pertumbuhan berat badan bayi. Pemakaian distop kalo BB dirasa udah cukup. Waktu itu krn Fathan udah 2,7kg jd stop aja (setelah ngabisin 3 dus)

      Hapus
  2. beli dimana susu HMF nya ,harganya berapa dan bisa didapatkan dimana

    BalasHapus


EmoticonEmoticon