Salah Kaprah Pemakai BBM dan Whatsapp

BlackBerry (BB) adalah ponsel sejuta umat, menggantikan posisi Nokia pada masa lalu. Hal yang "memaksa" bejibun orang memakai BB adalah fitur BBM (BlackBerry Messenger). Banyak urusan kantor, gosip, janji temu, atau info pertemanan hilir mudik di BBM sehingga orang yang tidak menggunakan BB menjadi salah tingkah karena dibuat seolah-olah ia kurang pergaulan dan kurang informasi. Maka iapun menggunakan BB.

Sementara itu, hadirnya operating system (OS) baru buatan Google yaitu Android, juga membuat ramai jagat media sosial. Ponsel yang menggunakan OS Android bisa mengunduh banyak aplikasi hiburan di Android Market, termasuk fitur-fitur media sosial, salah satu yang populer adalah Whatsapp.

Whatsapp adalah fitur chatting lintas device yang bisa dipakai di ponsel BlackBerry, Nokia, iPhone, dan handset bersistem operasi Android. Para pemakai BBM mengatakan bahwa BBM jauh lebih irit karena mereka tidak harus mengeluarkan pulsa untuk sms (short message service). Sementara yang tidak menggunakan BlackBerry mengatakan bahwa mereka suka dengan aplikasi Whatsapp karena (juga) tidak butuh pulsa untuk repot bersms ria. 


Bila BBM butuh PIN untuk saling terhubung, Whatsapp hanya butuh nomor ponsel orang yang bersangkutan. Kebanyakan pemakai BBM dan Whatsapp mengganggap aneh mereka yang tidak menggunakan dua fitur chat tersebut dengan alasan "Kuno. Hari ini gak pake Whatsapp?" atau "Gini hari gak punya BBM?"

Kenapa begitu? Pemakai BBM dan Whatsapp sering merasa malas berkirim sms karena dirasa boros dan tidak efektif. Padahal dimana borosnya? Sms 160 karakter hanya menghabiskan Rp 150. Komunikasipun lebih efektif karena biasanya kalau kita menggunakan sms kita tidak akan ngalor-ngidul dan hanya "bicara" seperlunya. Sementara jika menggunakan fitur chatting kita akan cenderung berbasa-basi karena merasa chatting lebih murah dari sms. Padahal untuk menggunakan BBM kita butuh BIS (BlackBerry Internet Service) yang biayanya bervariasi antara Rp 5000 (harian) sampai Rp 100.000 (bulanan). Sementara Whatsapp menggunakan GPRS yang biayanya Rp 1/kb sampai Rp 5/kb tergantung operator. Jadi baik sms, BBM, dan Whatsapp semuanya tetap butuh biaya, kan?!

Keranjingan terhadap BBM dan Whatsapp mungkin juga disebabkan latah. Banyak dari pemakainya hanya "haha-hihi" sekedar menghabiskan waktu meski mereka telah bertatap muka dan berbicara tiap hari di tempat kerja, kampus, sekolah, bahkan rumah.
Sebenarnya tak menggunakan alat chatting juga tak apa karena banyak orang yang masih lebih senang bicara langsung atau bertatap muka untuk bersilaturahim daripada menggunakan fitur media sosial. Jadi para pengguna ponsel yang tidak memakai BBM atau Whatsapp tidak perlu dipandang kuper dan pemakai BBM atau Whatsapp tidak perlu juga "memaksa" orang untuk menggunakan dua fitur itu.

Belakangan ini pemakai BBM di ponsel BB juga memakai Whatsapp untuk memudahkan chatting dengan pengguna ponsel Android dan iPhone. Sementara itu hampir semua orang (kecuali remaja SMA-kuliah, mungkin) punya akun Yahoo! Messenger (YM). Jadi sebenarnya BBM dan Whatsapp bukan segalanya dalam berkomunikasi di era multimedia dan media sosial ini karena semua platform chatting, seperti halnya sms dan telepon, juga butuh biaya.

1 komentar

  1. kl mau Whatapps n BBM gratis, cari aja area wifi yang gratisan, dijamin

    BalasHapus


EmoticonEmoticon