Dismorfia Tubuh Saat Kita Tidak Mencintai Fisik Sendiri
Britney bertinggi badan 168 cm. Tinggi untuk ukuran tubuh orang Indonesia dan sebenarnya tidak pendek juga bagi orang Amerika.
World Population Review merilis data tinggi rata-rata laki-laki dewasa di AS pada tahun 2025 adalah 175 cm dan perempuan 162 cm. Jadi Britney sebetulnya memang tinggi untuk ukuran orang Amerika, tapi dia pengin punya tinggi di atas 170 cm.
Harapan untuk jadi lebih tinggi wajar. Saya pun pendek, cuma 152 cm. Saya selalu ingin jadi perempuan tinggi supaya terlihat cantik, menawan, dan jadi pusat perhatian. Meski begitu, tidak ada yang bisa saya lakukan selain menerima kenyataan bahwa bertubuh pendek memang kekurangan yang harus diterima.
Sementara itu ada orang yang sama sekali tidak menerima kekurangan dirinya. Dia selalu malu terhadap tubuh dan merasa ada yang kurang pada penampilannya.
Orang yang selalu merasa fisiknya jelek dan penampilannya buruk disebut menderita dismorfia tubuh.
Apa Itu Dismorfia Tubuh?
Dismorfia tubuh merupakan nama singkat dari Gangguan Dismorfik Tubuh (Body Dysmorphic Disorder/BDD).Dismorfia adalah terganggunya kesehatan jiwa di mana seseorang mengalami kecemasan berlebihan terhadap tubuh dan penampilan fisiknya.
Meski orang lain tidak melihat ada yang kurang atau aneh pada fisik dan penampilannya, penderita dismorfia tubuh selalu merasa ada yang kurang dan malu dengan tubuh serta penampilannya.
Remaja dan dewasa muda disebut menjadi kelompok paling rentan kena dismorfia karena penghargaan diri yang rendah, terbawa perfeksionisme penampilan di medsos, pernah mengalami pengalaman traumatis seperti dilecehkan dan dirundung, serta takut akan penolakan.
Dismorfia tubuh juga bisa disebabkan karena faktor genetik (keturunan). Selain karena perilaku dari orangtua yang menurun ke anak, adanya kelainan neurobiologis yang terkait dengan gejala dismorfia tubuh juga jadi salah satu faktor. Namun, penelitian tentang kelainan neurobiologis sampai saat ini masih sangat terbatas.
Penderita dismorfia cenderung menghabiskan waktu berjam-jam untuk bercermin, membandingkan diri dengan orang lain, atau mencari keyakinan dari orang terdekat bahwa penampilannya baik-baik saja.
Ini bikin aktivitas sosial dan keseharian mereka jadi terganggu. Penderita dismorfia tubuh yang parah bahkan menghindari ikut kegiatan sosial sama sekali.
Guna memperbaiki penampilannya dan kekurangan fisiknya itu, penderita dismorfia selalu melakukan perawatan kecantikan yang berlebihan bahkan melakukan operasi plastik lebih dari sekali.
Gejala Seseorang Kena Dismorfia
Dismorfia tubuh bisa dikenali kalau kita menemukan orang dengan perilaku seperti di bawah ini.
1. Terlalu sibuk dengan kekurangan yang dirasakan dalam penampilannya meski kekurangan itu tidak terlihat atau remeh di mata orang lain.
2. Keyakinan kuat bahwa fisik dan penampilannya punya kekurangan yang membuat dirinya terlihat cacat.
3. Selalu merasa orang lain memperhatikan penampilannya dengan negatif dan mengejek fisiknya.
4. Sering berdandan untuk memastikan penampilannya baik dan bercermin demi memeriksa tampilan fisik.
5. Berusaha menyembunyikan kekurangan fisik dengan pakaian, gaya, dan riasan berlebihan.
6. Mencari cara dan peluang untuk melakukan bedah kosmetik atau operasi plastik demi penampilan yang sempurna dan paripurna.
7. Menghindari kegiatan sosial. Terlalu sibuk mengurusi penampilan dan punya pikiran jelek terhadap tubuh sendiri lama-lama bisa sulit dikendalikan. Penderita dismorfia tubuh bisa punya masalah dengan pekerjaan, sekolah, dan aktivita sosialnya hanya karena tidak puas dan selalu memandang jelek dirinya.
Apa Dismorfia Tubuh Harus Diobati?
Ketemu banyak orang aja gak mau karena merasa punya fisik cacat dan penampilan jelek, apalagi harus konsultasi ke psikolog. Begitu kira-kira yang ada dalam benak penderita dismorfia tubuh.
Akan tetapi, orang yang menderita dismorfia tubuh tidak bisa sembuh sendiri, yang ada malah tambah parah. Penderita dismorfia tubuh bisa bvnvh diri. Jadi mereka harus datang ke psikolog untuk konsultasi. Kalau ternyata butuh obat-obatan untuk mengurangi kecemasan akibat berlebihan memperhatikan penampilan, kita bisa mengantar mereka ke psikiater untuk diobati.
Supaya Terhindar dari Dismorfia Tubuh
Sejauh ini belum ada cara untuk mencegah gangguan dismorfia tubuh. Namun, karena gangguan ini muncul saat kita remaha, maka begitu tahu ada saudara atau keponakan kita yang punya ciri dismorfia tubuh, maka pengobatannya harus dimulai sejak itu juga saat mereka masih remaja.
Sedari kecil yang bisa kita lakukan kepada anak, keponakan, atau adik adalah dengan membangun kepercayaan diri. Anak yang tumbuh di keluarga yang suka menghargai, memberi apresiasi, dan saling menyayangi akan punya kepercayaan diri lebih tinggi dibanding anak yang tumbuh di lingkungan negatif.
Mereka yang menghargai dirinya sendiri tidak peduli apa yang dikatakan orang lain terhadap tubuhnya sekalipun dia pendek, gendut, dan punya bekas jerawat di wajahnya.
Fondasi keagamaan juga harus dibangun supaya anak tidak labil ketika mereka masuk usia remaja.
Posting Komentar untuk "Dismorfia Tubuh Saat Kita Tidak Mencintai Fisik Sendiri"
Posting Komentar