Lone Wolf Si Individualis yang Melakukan Segalanya Sendirian dan Dikira Teroris

Istilah lone wolf dipakai oleh kepolisian di banyak negara untuk menggambarkan kepribadian para pelaku teror sebelum melakukan aksinya.

Apakah benar orang dengan kepribadian lone wolf punya kecenderungan untuk jadi pelaku kejahatan karena kesendiriannya itu? Atau kepribadian lone wolf hanya dicocok-cocokkan ke pelaku teror untuk memudahkan kita mengenali calon teroris? 

Serigala abu-abu Meksiko bernama Hodari yang terpisah dari kawanannya untuk dirawat di penangkaran satwa yang dilindungi dekat Portland, Oregon, AS (wolfhaven.org)

Dari Mana Istilah Lone Wolf Berasal?


Wolf Haven International menulis bahwa hidup serigala (wolf) selalu berkelompok. Mereka berburu bersama dalam satu kawanan. Kawanan serigala terdapat hirarki sosial. Di kehidupan manusia hirarki itu seperti ketua RT, ketua RW, lurah, dan terakhir camat.

Pada kawanan serigala berlaku kehidupan one for all and all for one seperti slogan pada The Three Musketeer. Karena itu amat sangat jarang serigala ditemukan sendirian tidak bersama kawanannya (alone).

Seekor serigala yang sendirian umumnya dialami oleh mantan ketua RT dan RW yang ditantang serigala lain. Bila dia menang, posisi ketua RT atau RW tetap ditangannya. Kalau kalah posisinya akan digantikan oleh serigala yang menantangnya.

Eks serigala ketua RT atau RW yang kalah sudah tidak punya kekuatan lagi untuk mempertahankan posisi di kelompoknya. Dia pun pergi dan menjadi lone wolf.

Ada juga kejadian dimana seekor serigala pergi karena di dalam kawanannya dia jarang dapat jatah makanan yang cukup. Dia pergi dan menjadi lone wolf.

Bila melihat dari dua hal diatas-serigala yang sendirian/lone wolf-maka tidak tepat bila pelaku teror diidentikkan dengan kepribadian lone wolf hanya karena dia menyendiri dan menarik diri dari lingkungan sosial.

Kenapa tidak tepat? 

Serigala meninggalkan kawanannya karena sudah tidak punya kekuatan fisik. Pun karena ingin mencari sumber makanan yang cukup untuknya. Mereka pergi dan menjadi sendiri karena ingin bertahan hidup.

Sementara itu, pelaku teror sengaja menarik diri dari lingkungan sosial bukan karena ada masalah dengan sesama manusia, tapi pola pikirnya yang berubah.

Mengapa Orang Jadi Lone Wolf?


Orang dengan kepribadian lone wolf terus bertambah di banyak negara. Bukan karena mereka meledakkan diri di gereja atau menembak kantor polisi.

Di Jepang, orang muda berusia 30 tahun kebawah memili jadi lone wolf karena merasa tertekan memenuhi tuntutan sosial yang tinggi. Mereka menarik diri dari lingkungan sosial dan hanya fokus pada kehidupannya saja.

Sementara itu di Tiongkok, banyak orang menjadi individualis secara sistematis akibat dari peraturan dan pengawasan ketat negara, seperti contoh; kebijakan 1 keluarga hanya 1 anak (berlaku dari 1980-2015), aturan beribadah, dan komunisme yang dianut para pejabat pemerintahan.

Selain karena tertekan dengan tuntutan sosial dan kebijakan negara, seseorang dapat menjadi lone wolf karena kesendirian yang dialaminya sudah kronis. Sudah dalam tingkat benar-benar tidak butuh orang lain dalam hidupnya. Lama-lama dia jadi individualis karena merasa bisa melakukan segalanya sendirian tanpa bantuan siapapun. 

Beda Kesendirian dengan Kesepian


Kesepian bisa memicu seseorang untuk menghilangkan nyawanya sendiri dan orang lain, tapi tidak dengan kesendirian. 

Menurut Kemenkes, ada 800.000 orang di seluruh dunia yang melakukan bunuh diri tiap harinya. Bunuh diri juga berada pada urutan ke-18 sebagai penyebab kematian tertinggi di dunia. Penyebab terbanyak orang nekat bunuh diri adalah karena perundungan, kesepian, dan penyakit menahun yang dideritanya.

Kesepian bisa memicu depresi. Depresi bisa membuat orang melukai dirinya dan orang lain. Lain halnya dengan kesendirian. Banyak orang sengaja memilih menyendiri untuk mengembalikan energi, fokus pada yang sedang mereka kerjakan, dan istirahat dari hiruk-pikuk hidupnya sehari-hari.

Hal-hal seperti itu jugalah yang biasa dilakukan oleh para introvert. Orang introvert selalu merasa semangat bila dia sendirian dan sedang tidak berada ditengah banyak orang.

Kesendirian ekstrem yang terlalu lama dan sangat dinikmati oleh seorang introvert bisa menjadikan dirinya lone wolf.

Dengan begitu dapat dikatakan bahwa semua lone wolf adalah introvert, tapi tidak semua introvert menjadi lone wolf. 

In the other hand, para pelaku teror bukanlah orang yang kesepian atau sengaja menyendiri. Mereka terpengaruh bacaan dan dakwah sesat yang mengubah pola pikir sehingga yakin bahwa melenyapkan nyawa orang lain adalah kebaikan yang abadi.

Lone wolf tidak antisosial dan tidak ingin menyakiti siapa pun. Mereka hanya memilih bersenang-senang sendiri, bekerja sendiri, dan menyelesaikan masalahnya sendiri.

Terlepas dari stigma lone wolf yang dibentuk oleh kepolisian, orang dengan kepribadian lone wolf ternyata punya beberapa kelebihan.

Kelebihan Orang dengan Kepribadian Lone Wolf

 

1. Punya imajinasi dan daya kreatif yang tinggi. 

Ini disebabkan mereka hanya fokus pada diri sendiri, terutama secara batin sehinggal eksplorasi imajinasi dan kreativitas mereka sangat tinggi dan tidak dipengaruhi pikiran orang lain.

2. Sangat mandiri. Lone wolf akan menyelesaikan semuanya sendiri. Mereka tidak akan mengganggu orang lain karena juga tidak ingin diganggu. 

Maka itu lone wolf dikatakan sebagai seorang yang individualis. Meski begitu, bila mereka dimintai bantuan, lone wolves akan membantu sebisanya, tapi mereka tidak bakalan minta bantuan orang lain.

3. Tidak butuh pengakuan orang. Sebagai individualis, seorang lone wolf tidak butuh pengakuan orang bila diirnya berhasil mencapai prestasi tertentu.

4. Tidak perlu orang lain untuk memotivasi. Seorang lone wolf mengandalkan motivasi dari dirinya sendiri alih-alih disemangati orang lain.

Hal seperti itu bagus juga. Minta motivasi dari orang lain seringnya malah menjerumuskan daripada menolong. Itulah yang dialami pelaku teror. Mereka tertimpa kesedihan dan kecewaan, tapi dapat motivasi yang salah.

5. Setia dan bisa dipercaya. Mereka setia karena bila menjalin hubungan, mereka sudah yakin bahwa orang yang menjalin hubungan dengan mereka bukan orang yang salah dan merusak. Maka mereka pun akan menjaga hubungan itu selanggeng mungkin.

Lingkaran pergaulan seorang lone wolf amat kecil, tapi diisi oleh orang-orang yang se-frekuensi, sepemikiran, dan tidak munafik. 

Bila pun tidak berada di lingkungan sosialnya, seorang lone wolf bisa dipercaya untuk menjaga rahasia karena dia tidak suka membicarakan hal tidak penting dengan orang lain. 

Rahasia yang dibicarakan kepadanya dianggap tidak penting kalau tidak ada kaitan dengannya, jadi dia juga tidak merasa perlu membicarakan rahasia itu dengan orang lain.

***

Jadi seorang lone wolf tidak buruk, tapi bisa dihindari kalau kamu masih mau peduli dan bekerjasama dengan orang lain, berbagi kisah dan cerita dengan keluarga, dan ingin punya pengalaman berkenalan dengan orang baru walau orangnya gak asyik banget diajak bercanda.

Lone wolf adalah individualis, bukan teroris. Kebetulan saja para pelaku teror itu menyendiri sebelum beraksi. Kejahatan bisa dilakukan siapa saja, bahkan ekstrovert yang populer sekalipun.

0 komentar

Posting Komentar