Kata Ganti "Penulis" dan "Saya"

Kata ganti atau pronomina adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Contohnya adalah saya, kapan, -nya, ini. 

Fungsi dari pronomina adalah untuk menghindari pengulangan kata dalam satu kalimat. Pengulangan kata yang berlebihan dapat menyebabkan kalimat menjadi mubazir dan tidak efektif.

Sepengetahuan saya, kata ganti "penulis" digunakan pada zaman sebelum reformasi 1998. Penulis yang masih menggunakan kata ganti "penulis" untuk menyebut dirinya adalah birokrat, teknokrat, golongan priyayi, dan para pengarang era balai pustaka sampai angkatan 1980-an, yaitu Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Remy Silado, Pipiet Senja, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, atau Kurniawan Junaidi.

Zaman kuliah sarjana dulu, saya banyak mempelajari bahasa dan sastra karena kuliah di jurusan Ilmu Jurnalistik. Jadi kami tahu para kolumnis gaya hidup dan tren menggunakan pronomina "saya" daripada "penulis" agar lebih ngepop dan dekat dengan pembaca. 

Karena pronomina "penulis" sudah sangat jadul, jadi saya surprise saat menemukan banyak penulis konten menggunakan pronomina "penulis" daripada "saya", dan mereka masih muda-muda (dibawah 40 tahun).

Entah mereka kebanyakan baca kolom suratkabar era Menteri Penerangan Harmoko, atau kurang baca buku yang terbit era 2010-an, atau memang senang menggunakan pronomina "penulis" karena kesannya mungkin seperti profesional atau ala penulis jurnal ilmiah.

Tidak apa-apa, bebas aja. Menurut saya penulis konten muda haruslah punya cirinya sendiri yang tidak mengekor kemana-mana. Punya penulis atau pengarang idola boleh, tapi kalau mengikuti tumplek plek gaya idolanya rasanya kurang sedap juga, kan.

kata ganti penulis dan saya

Di sisi lain, penggunaan pronomina "penulis" membuat artikel jadi kurang enak dibaca. Misalnya pada kalimat, "Penulis ingin makan, tapi semua makanan di warung itu habis."

Kata "penulis" jika ditulis sebagai pronomina menjadi rancu dengan "penulis" sebagai bentuk kata. KBBI mengartikan penulis sebagai orang yang menulis.

Memang benar kata "penulis" pada kalimat di atas artinya menjadi "orang yang menulis konten yang ingin makan di warung, tapi makanannya habis". Namun, kalau dia menggunakan pronomina "saya" kalimatnya akan lebih enak dibaca.

"Saya ingin makan, tapi semua makanan di warung itu habis."

Jadi, kalau Anda ingin menulis konten, saya sarankan Anda gunakan kata ganti "saya" agar pembaca Anda yang muda-muda lebih mudah memahami apa yang Anda tulis.

0 komentar

Posting Komentar