Go Rio Go!

Saat ini nama Rio Haryanto jadi tenar karena ia pebalap Indonesia pertama yang berlaga di F1. Ia juga satu-satunya pebalap Asia di balapan F1 musim ini. Ia pemeluk Islam yang taat. Sebelum balapan ia biasa tahajud dan melafalkan ayat kursi. Rio mengaku ibunyalah yang selalu mengingatkan agar selalu membaca ayat kursi. Bahkan pada mobil balapnya di ajang GP2 tertempel ayat kursi. Selain itu ia kaya raya karena orangtuanya pemilik pabrik buku tulis Kiky yang terkenal itu. Siapa bilang orang Islam tidak bisa tajir dan go international?

However, selain kebanggaan, cibiran juga membayangi karirnya. Ia dicemooh karena bayar mahal sebagai pay driver ke Manor Racing untuk bisa membalap di F1. Padahal karir balap Rio di GP2 (setingkat dibawah F1) juga bagus. Lagipula pebalap F1 sekelas Michael Schumaker dan Fernando Alonso juga mengawali karir sebagai pay driver.

Sayang perjalanan karir balap Rio di F1 tidak mulus. Mobil yang dikendarainya dua kali bermasalah kebocoran oli. Ini mengakibatkan Rio harus berhenti di lap ke-18 saat seri GP Australia di sirkuit Albert Park Melbourne. Padahal di lap ke-10 Rio sempat menyusul ke urutan 18 dari posisinya di urutan 22.
Sebelumnya Rio harus menghadapi hukuman karena mobilnya bersenggolan dengan Roman Grosjean dari tim Haas saat keluar dari pit lane di sesi latihan ketiga. Ia kena pinalti 2 poin dan start mundur 3 grid, menyebabkannya harus start diurutan paling buncit. Tapi mantan pebalap F1 asal Malaysia Alex Yoong, komentator resmi F1 David Croft juga para wartawan Indonesia yang meliput balapan ini bilang bahwa senggolan itu bukan salah Rio karena Rio sulit melihat ke arah kiri. Mestinya itu tugas kru Manor yang harus mengawasi dan memberitahu Rio bahwa ada mobil sedang melaju sehingga senggolan bisa dihindari. Bandingkan dengan rekan setimnya, Pascal Wehrlein, yang bisa dibilang tidak pernah bermasalah.

Satu lagi masalah duit yang harus disetor ke Manor Racing masih kurang 7 juta Euro dari total 15 juta Euro. 

Sampai detik ini cuma Pertamina yang benar-benar menggelontorkan duit, yang lain masih "we will see". Keluarga Rio sendiri mengeluarkan 3 juta Euro. Tambahan duit 5 juta Euro dari Pertamina menjamin Rio aman di Manor sampai separuh musim sebelum, mungkin, akhirnya digantikan oleh pebalap pengganti jika Rio tak bisa melunasi pembayarannya.

Diluar masalah teknis mobil, Rio pastinya bisa mengabaikan ekspektasi tinggi dari sebagian kecil orang Indonesia yang ingin Rio naik podium. Rio naik podium adalah mission impossible.

Rio balapan untuk Manor Racing, tim kecil yang anggarannya kecil. Dengan anggaran yang kecil tak bisa diharapkan mobil balap Manor akan secepat dan secanggih tim Mercedes, McLarren atau Ferrari. Bisa finish di tiap seri sudah merupakan hasil bagus buat Rio. Lebih bagus lagi kalau dia bisa mengalahkan Pascal Wehrlein. Itu saja target buat Rio, si rookie, pebalap yang baru pertama kali terjun di F1.

Jadi punya pebalap Indonesia di ajang balap prestius sedunia saja sudah membanggakan. Berikan waktu untuk Rio sebelum dia bisa mencapai kelas Kimi Raikkonen bahkan Lewis Hamilton. 
Go, Rio, go!

0 komentar

Posting Komentar