Cara Menulis Angka dan Bilangan dalam Kalimat dengan Numeralia

Cara Menulis Angka dan Bilangan dalam Kalimat dengan Numeralia

Numeralia atau kata bilangan adalah kelas kata yang menjelaskan tentang jumlah dan urutan. Numeralia terbagi jadi tiga, yaitu numeralia tentu, numeralia tak tentu, dan kata bantu bilangan. 

Saat kita membuat tulisan formal seperti cerpen, artikel, novel, atau jurnal ilmiah, angka dan bilangan tidak bisa ditulis sesukanya, melainkan harus sesuai kaidah bahasa Indonesia. Penulisan angka bisa kita pelajari di situs ejaan.kemdikbud.go.id di bagian Angka dan Bilangan.

Related: Bangga Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO

Berikut jenis-jenis numeralia atau kata bilangan:

Numeralia Tentu

 

Numeralia tentu, disebut juga dengan takrif, adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah. Numeralia Tentu terbagi lagi jadi numeralia utama dan numeralia tingkat.

1. Numeralia Utama merupakan kata bilangan yang mengacu pada bilangan utuh. Contohnya 1 (satu), 2 (dua), 3 (tiga), 10 (sepuluh), dan 100 (seratus).

2. Numeralia Tingkat adalah adalah jenis kata bilangan yang melambangkan urutan jumlah atau tingkatan tertentu. Cirinya ada struktur ke+ numerik yaitu kesatu, kedua, kelima, keseratus, keseribu dll.

Numeralia Tak Tentu


Numeralia tak tentu disebut juga dengan tak takrif, adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah sesuatu yang tidak mutlak dan memiliki satuan yang tidak tentu. 

Numeralia tak tentu digunakan untuk menyebutkan benda yang jumlahnya tidak bisa dihitung secara pasti, seperti gula, nasi, air, minyak goreng, dan lainnya. Contohnya sedikit air, setetes minyak goreng, sesendok nasi, seember air dll.

Kata Bantu Bilangan 

 

Kata bantu bilangan kata pelengkap yang berfungsi membentuk satuan objek. Kata bantu bilangan digunakan di awal kata benda yang memberikan arti kata satuan misalnya sehelai, sebatang, sebuah, sepucuk, sepotong.

"Nanik mengeposkan sepucuk surat untuk ayahnya di Kudus." Kata sepucuk merupakan kata bantu bilangan yang menunjukkan jumlah satu surat.

Penulisan numeralia yang mesti kita terapkan saat menulis cara singkat dan mudahnya adalah sebagai berikut.

1. Satu Angka Ditulis dengan Huruf 

Angka 1-10 yang cuma terdiri dari satu bilangan dan penulisannya dalam satu kata tetap ditulis dengan angka. Contohnya:

  • Hari ini siswa yang masuk sekolah hanya sepuluh orang karena yang lainnya kebanjiran.
  • Ibu membeli empat kilogram duku di pasar.
  • Angka sembilan dipercaya sebagai angka keberuntungan bagi orang Tionghoa.

2. Dua Angka atau Lebih Ditulis dengan Angka

Numeralia dua angka atau lebih selalu ditulis dengan angka. Sementara itu, angka 10 walaupun terdiri dari dua angka, tapi penulisannya bisa dengan satu kata saja (sepuluh), maka tetap ditulis dengan huruf.

Contoh dua angka atau lebih ditulis dengan angka:

  • Kakek punya 14 pasang sandal.
  • Ferguso memberikan 235 tangkai bunga mawar kepada Esmeralda.

3. Angka pada Awal Kalimat

Numeralia diawal kalimat harus ditulis dengan huruf.

  • Dua puluh tiga orang keracunan makanan di pesta pernikahan.
  • Enam orang selamat dari bencana tanah longsor.

Kalau angka di depan kalimat lebih dari dua bilangan maka penulisannya harus diubah supaya penulisan angkanya tidak diawal kalimat. Contoh:

142 spesies tanaman telah ditemukan di hutan hujan Sumatra.
DIubah jadi:
Di hutan hujan Sumatra telah ditemukan 142 spesies tanaman.
 
4. Ditulis Bersamaan dengan Angka dan Huruf

Saat menulis angka dalam jumlah besar kita bisa menulisnya secara bersamaan dengan huruf dan angka. Biasanya kita gunakan saat menulis harga atau nilai. Contoh:

  • Bapak membeli mobil itu seharga Rp800.000.000.
  • Bapak membeli mobil itu seharga 800 juta rupiah. 

Penulisan rupiah dengan Rp sebelum angka tidak diberi spasi untuk menghindari manipulasi penambahan angka setelah Rp.

4. Pecahan

Pecahan dapat ditulis dengan huruf dan angka. Penulisan yang baku untuk 1/3 adalah satu pertiga atau sepertiga. Begitu juga dengan 1/4 ditulis dengan satu perempat atau seperempat. Contoh lainnya:

  • 2/3 ditulis dengan dua pertiga
  • 3/4 ditulis dengan tiga perempat

Berdasarkan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Edisi Kelima, penulisan per- yang menunjukkan bilangan ditulis serangkai dengan bilangan penyebut yang mengikutinya.

5. Bilangan Tingkat

Bilangan tingkat adalah kata yang melambangkan urutan jumlah atau tingkatan sesuatu dan membantu kita menggambarkan urutan atau posisi suatu objek atau konsep dalam suatu rangkaian.

Bilangan tingkat biasanya ditandai dengan struktur ke- seperti kesatu atau boleh ditulis juga dengan pertama, ketiga, ketujuh dan seterusnya. Dalam penulisan, struktur ke- bisa kita ejawantahkan dalam penulisan seperti hari pertama, buku kedua, atau anak ketiga.

Sementara itu, penulisan tahun seperti “abad ke-20” dapat divariasikan dengan abad XX dan abad kedua puluh. Saat menggunakan angka Romawi, kita tidak perlu menyertakan “ke-”.

***

Kalau kita baca teori penulisan numeralia rasanya sulit. Namun, kalau kita praktikkan langsung saat menulis pasti mudah. Lama-lama kita jadi terbiasa dan tidak bingung lagi menulis numeralia atau kata bilangan.

Konten Evergreen Berawal dari Riset Keyword yang Gagal

Konten Evergreen Berawal dari Riset Keyword yang Gagal

Semua narablog alias blogger pasti tahu kalau riset kata kunci alias keyword research itu salah satu koentji yang bikin blog kita muncul di halaman pertama dan berpotensi besar untuk diklik.

Konon, blogger yang menulis tanpa melakukan riset kata kunci jangan harap blognya dikunjungi pembaca.

Blog yang tanpa pembaca katanya bakal sulit di-monetize karena penyedia iklan seperti AdSense, OptAd, ADOP, Adsterra, dan lain-lain hanya membayar jika iklan mereka di blog tayang dan diklik puluhan ribu bahkan ratusan ribu kali dalam sebulan.

Jumlah tayangan dan klik iklan sebesar itu hanya bisa didapat oleh blog ber-niche populer seperti edukasi, kesehatan, asuransi, keuangan, wisata, dan kuliner.
 
Gampang juga diraih oleh blog publik seperti Terminal Mojok, Kompasiana, dan IDN Times dengan ratusan ribu organic traffic dan unique pageviews per bulannya.

Bagi blog baru, amatir, dan tidak punya niche (topik khusus) seperti emperbaca.com, iklan tetap bisa tampil di blog. Namun, pendapatannya tidak sebesar blog niche
 
Kalaupun sebuah blog ramai dikunjungi, iklan juga belum tentu tayang karena pengunjung memakai adblocker yang menghalangi munculnya iklan di peramban (browser) mereka.

Saya pernah baca blog milik beberapa blogger yang nampaknya sudah gajian jutaan dari monetisasi blognya. Mereka bilang nulis tanpa riset keyword itu sia-sia dan bakal menenggelamkan blog kita ke halaman paling bawah di mesin pencari. SYEREM!


Apa Gunanya Riset Keyword?


Kata para narablog profesional yang berpenghasilan jutaan rupiah dari blognya, riset keyword gunanya supaya kita gak asal nulis buat ngisi blog. 

Misal, kita mau nulis: cara merawat anak kucing baru lahir. Kita lihat bagaimana persaingan di kata kunci tersebut. Berapa banyak orang yang mencari kata kunci itu tiap bulannya di mesin pencari. Dan, masih banyak lagi indikator yang akan memberi gambaran apakah suatu kata kunci bisa jadi artikel yang mejeng di halaman satu Google atau tidak.

Kalau artikel kita ada di page one Google, berarti kesempatan orang mampir ke blog itu makin BESAR karena tidak ada orang yang mau capek mencari sampai ke halaman-halaman berikutnya. Maka memastikan artikel kita ada di halaman 1 Google adalah satu langkah terdepan bila ingin menghasilkan uang dari blog.

Ozy Vebry Alandika, peraih Best in Specific Interest di Kompasiana Awards sekaligus blogger pendidikan di gurupenyemangat.com pernah memberitahu saya cara riset keyword supaya artikel cepat nangkring di halaman pertama Google.

Riset keyword ternyata mudah! Tapi, ternyata membuat mood menulis saya turun drastis karena bila keyword yang ingin tulis tidak punya search volume yang rendah dan lain-lainnya, saya harus mencari ide keyword lain. 
 
Kelamaan nyari kata kunci yang mau dibuat artikel bikin capek dan akhirnya hilang ide lalu jadi malas nulis.
 
Lebih dari itu, sebagian blogger lupa kalau keyword research hanya berguna buat blog niche, bukan blog gado-gado. 
 

Mood Menulis

 

Saya pernah riset keyword untuk kata kunci: metaverse dan multiverse karena tersentil oleh anak Twitter (sekarang X) yang ngetwit kalau mendengar kata metaverse, dia jadi ingat Doctor Strange. Padahal yang ada di Doctor Strange adalah multiverse.

Berdasarkan data dari Ubersuggest, keyword itu, "Gak banget, deh, mending nulis yang lain aja," tapi saya tetap nulis walau tahu tidak bakal dapat trafik dari mesin pencari manapun.

Selain dapat ide dari Twitter, tujuan utama saya waktu menulis metaverse dan multiverse adalah mengedukasi keluarga besar yang menganggap NFT, Criptocurrency, dan semua yang ada di internet dalam bentuk metaverse haram diperdagangkan karena tidak ada wujudnya. 

Kasihan sekali keluarga besar saya bila tidak mengikuti kemajuan zaman hanya karena terkungkung oleh pemahaman agama yang sempit. 

Islam itu sendiri, pada Al-Qur'an dan Hadis serta riwayat para khulafaur rasyidin, banyak menyuratkan kita untuk maju, bukan melihat ke belakang. Yang dilihat perangnya terus, kafir melulu, bid'ah forever, dan haram always, sementara kemajuan ilmu pengetahuan yang dicapai para ilmuwan muslim tidak ditiru.

Lalu, kenapa menulis perlu mood? Kan, tinggal nulis aja gitu, apa susahnya ngetik? Mood (suasana hati) gampang dibangun, tapi juga bisa cepat hilang dalam satu kedipan mata. Jadi, bila sudah ada mood menulis, sebaiknya dijaga supaya tetap fokus pada apa yang mau ditulis dan menghasilkan tulisan bagus.  

Tujuan Ngeblog


Kalau gak pake riset keyword nyungsep, lho! Artikel-artikelnya gak ada yang nangkring di halaman 1 Google. Nanti Adsensenya gak payout karena nulis artikel yang CPC-nya nol terus.

Kembali ke tujuan kita ngeblog. Kalau tujuan awal kita ngeblog untuk nulis sambil cari duit, maka riset keyword WAJIB dilakukan. Makin banyak artikel kita yang muncul di halaman satu Google (dan mesin pencari  lain), makin besar kita dapat trafik. Makin banyak trafik maka blog kita makin bernilai seiring dengan naiknya domain authority dan page authority.
 

Saya sendiri punya blog di Blogspot sudah lama banget, jadi tinggal nerusin saja. Dulu belum tahu (tidak mau tahu) soal riset keyword, SEO on-page, template blog yang mobile friendly dll. Bahkan saya sempat meninggalkan Blogspot dan beli hosting sendiri supaya bebas mengkreasikan tampilan blog.

Buat saya ngeblog itu mengasah bakat menulis yang muncul sejak kelas 3 SD. Ngeblog juga mewujudkan cita-cita masa kecil ingin punya penerbitan majalah sendiri. Waktu itu saya melihat yang bekerja di media massa, terutama wartawan, adalah orang yang keren karena mereka pintar, cerdas, serba tahu, dan kenal banyak orang.

Ternyata setelah mengalami sendiri jadi wartawan, rasanya melelahkan. Lalu resign setahun kemudian.

Walaupun kita ngeblog bukan berdasar money oriented, setidaknya pakailah template yang SEO friendly. Template emperbaca.com ini skor SEO-nya 61. Cuma, SEO on-page-nya berantakan dan tidak pakai riset keyword, jadi saldo Adsensenya juga belum cukup buat jajan cilok.

Perbarui Konten Secara Rutin


Rutin disini maksudnya tiap hari, ya, bukan sebulan sekali. Sesuai namanya, salah satu ciri weblog adalah keterbaruan konten yang lebih cepat dari website milik Pemda.

Walau kita tidak melakukan riset keyword dan menulis dengan teknik SEO on-page, makin rajin kita posting artikel (yang berkualitas), makin besar peluang kita nongol di Google, minimal di halaman 5-10. 

Artikel berkualitas, adalah artikel yang:

1. Ditulis dengan disertai riset data atau riset pustaka. 
Kalau kamu curhat punya bestie toxic, maka sertakan info apa efek negatif punya bestie yang toxic. Sertakan sumber dari mana info itu didapat atau pasang sebagai link aktif di dalam artikel. 

2. Lengkap. Kalau kamu punya pengalaman pribadi yang berhubungan dengan topik yang ditulis, sertakan pengalaman itu. Secukupnya aja, gak usah jadi biografi. Pengalaman orang lain juga boleh.

Tulis artikel selengkap-lengkapnya dan sedetail-detailnya. Walau orang Indonesia gak suka baca  yang panjang-panjang, tapi Google suka artikel panjang karena dianggap lengkap. Kita perlu mengikuti Google karena pembaca kita nanti akan lebih banyak berasal dari Google.

3. Mematuhi ketentuan jumlah kata. Jumlah kata yang disarankan dalam sebuah artikel minimal 300-500 kata, tapi banyak blogger Indonesia yang menyarankan kita menulis mininal 800-1000 kata supaya mudah terbaca robot Google yang melakukan indexing ke blog kita.

Kalau kamu menganggap dengan 500 kata saja informasi diartikelmu sudah lengkap, ya sudah. Tidak perlu diperpanjang sampai 1000 kata karena malah bikin artikelmu jadi ngalor-ngidul gajelas.

Konten Evergreen di Blog Gado-gado


Selama tiga bulan emperbaca.com mengudara, saya banyak membaca blog yang SEO banget dengan taksiran penghasilan minimal Rp1,8jt per bulan. 

(FYI: upah blogger dari AdSense jauh lebih kecil dibanding YouTuber, by the way)

Dari situ saya berkesimpulan bahwa jenis konten seperti emperbaca.com ini termasuk blog dengan konten evergreen.

Blog dengan konten evergeen adalah blog yang konten-kontennya tidak lekang dimakan waktu walau tanggal postingnya sudah lama. Isi dari artikel evergreen relevan dibaca kapan saja, bahkan bertahun-tahun mendatang karena topik yang dibahas tidak mengikuti isu dan tren yang sedang populer.

Blog evergreen biasanya tidak punya niche (topik khusus) alias isinya gado-gado. Meski begitu, blog dengan konten evergreen bisa saja punya niche, misal blog musik, blog teater, atau blog pertanian. 

Blog evergreen yang punya satu niche bahkan amat mudah di-monetize. Para advertiser yang pasang iklan di Google Ads, Facebook, dll senang pada blog yang fokus pada niche tertentu ketimbang blog gado-gado yang hari ini bahas musik, besoknya bahas minyak goreng mahal.

***

Last but not least, pakai riset keyword atau tidak, blog di-monetize atau tidak, ada yang baca atau tidak, tetaplah menulis. Menulis bisa mencegah kita pikun. Juga mencegah kita dari perbuatan ghibah di medsos. Pun membuat kita bahagia karena menulis bisa jadi tempat mencurahkan isi hati walau pakai bahasa campur-campur ala keminggris.
Blog Gado-gado Selalu Punya Domain Authority Rendah?

Blog Gado-gado Selalu Punya Domain Authority Rendah?

Istilah blog gado-gado disematkan kepada blog yang tidak punya niche (topik khusus). Umumnya, sebuah blog hanya punya 1-4 saja topik yang dibahas. Misal, pendidikan saja atau gaya hidup dan pendidikan, atau parenting, gaya hidup, pendidikan, dan kesehatan.

Blog dengan niche biasanya dapat pengunjung lebih berlimpah daripada blog gado-gado karena di sanalah terdapat sumber informasi utama yang diinginkan pengunjung. Dari pengunjung yang berlimpah itulah blog niche dapat uang dari iklan yang dipasang di blog, content placement, dan berpeluang besar menang blog competition.

Penyelenggara lomba menulis di blog (blog competition) biasanya mensyaratkan domain authority (DA) minimal 15.

Sementara itu, blog tanpa niche sering dianggap punya domain authority rendah karena isi blognya terlalu beragam. 

Banyak blogger menganggap isi yang terlalu beragam membuat blog tidak bisa memberi informasi spesifik yang dibutuhkan pengunjung sehingga mesin pencari tidak mengutamakan blog itu tampil di halaman depan.

Domain Authority

Makin tinggi domain authority (DA) sebuah blog berarti makin populer blog itu di internet. SEO off-page dan tautan (link) yang mengarah ke blog adalah faktor yang paling mempengaruhi besarnya domain authority sebuah blog.

Namun, untuk mendapat domain authority tinggi, tautan yang mengarah ke blog kita haruslah dari situs atau blog yang domain authority-nya tinggi. Kalau link yang mengarah ke blog kita asalnya dari situs/blog berdomain rendah dan berulang kali, link itu akan dianggap spam dan membuat blog kita terseret jadi jelek.

Page Authority

Kemudian ada page authority. Page authority (PA) digunakan sebagai tolok ukur seberkualitas apa artikel-artikel dalam blog. Makin tinggi page authority sebuah blog berarti artikel-artikel dalam blog itu terpercaya, kredibel, dan tidak mengandung hoax (berita bohong).

Ada blog yang page authority-nya tinggi karena artikelnya sering muncul di halaman pertama mesin pencari (terutama Google), tapi domain authority-nya rendah. Artinya, blog itu sering muncul di halaman satu Google, tapi tidak populer di internet.

Kalau sering muncul di halaman pertama mesin pencari mestinya blog itu populer, dong?

Sering muncul tidak berarti diklik. Sudah diklik pun belum tentu dibaca. Bisa saja pengunjung mengklik, melihat halamannya untuk tiga detik, lalu langsung keluar tanpa membacanya sama sekali.

Kalau SEO off-page mempengaruhi domain authority, maka yang mempengaruhi page authority adalah SEO on-page alias konstruksi artikel dan cara menulis kita di blog dengan judul dan isi artikel yang mengandung keyword dan lainnya.

Manusia Dibalik Mesin Pencari

Domain authority dan page authority ini sebetulnya bikinan situs pemeringkat Moz, bukan Google. Jadi pengaruhnya tidak signifikan terhadap kemunculan blog di halaman pertama Google.

Namun, beberapa pemberi content placement dan penyelenggara lomba menulis blog menginginkan DA-PA sebagai tolok ukur suatu blog. Blogger pun jadi mengandalkan DA-PA untuk mempromosikan blognya.

Meski begitu, dibalik mesin pencari Google, Bing, dan lainnya ada manusia. Mesin pencari hanyalah kecerdasan buatan yang diprogram sesuai algoritma populer, dibelakangnya tetap ada manusia yang memprogram kecerdasan itu.

Programer itulah yang mengatur supaya artikel yang orisinal dan betul-betul dibuat manusialah yang muncul di mesin pencari.

Terbukti, emperbaca.com punya page authority 34. Page authority 34 menandakan bahwa di mata robot mesin pencari emperbaca.com terpercaya, kredibel, dan anti-hoaks 

Bagaimana Nasib Blog Gado-gado?

Blog gado-gado selalu punya tempat di belantara internet sebab selalu ada orang yang suka membaca dan butuh informasi lengkap tentang banyak hal. Ada orang yang lelah dengan YouTube dan TikTok lalu mencari blog untuk dibaca.

Lagipula kalau semua blogger cuma menulis dengan satu niche demi mendapat blog, cakupan orang yang tercerahkan juga lebih sedikit.

Mengutip kata novelis Dee Lestari, "Menulis itu lebih kepada bentuk pemuasan batin." Blog gado-gado adalah bentuk pemuasan batin orang yang suka menulis dan membaca.

Google dan mesin pencari lainnya juga menghargai pemuasan batin ini. Mereka menghargai artikel yang dibuat sungguh-sungguh yang lahir dari orisinalitas penulisnya.

Dua Belas Karakter Tokoh dalam Cerita Fiksi

Dua Belas Karakter Tokoh dalam Cerita Fiksi

Kalau menonton film, sinetron, atau baca novel, biasanya kita cuma tahu dua tokoh saja, yaitu tokoh baik dan jahat. Tokoh yang karakternya baik kita sebut dengan protagonis, sedangkan yang jahat disebut antagonis.

karakter tokoh dalam cerita fiksi

Namun, kalau cuma ada tokoh baik dan jahat apakah cerita jadi enak ditonton dan dibaca? Siapa yang merangkai alur cerita kalau semua tokoh yang ada dalam cerita cuma protagonis dan antagonis?

Apa Itu Karakter Tokoh?

Karakter tokoh adalah istilah yang mengacu pada klasifikasi karakter dalam cerita fiksi berdasarkan peran, kepribadian, atau perilaku mereka. 

Related: Mengenal Foley Artist Maestro Sound Effect di Film

Karakter tokoh-disebut juga dengan tipe karakter-membantu penulis menciptakan karakter yang realistis dan beragam. Selain itu pembaca dan penonton bisa memahami tokoh-yokoh dalam cerita untuk merasakan emosinya. sampai merasa terlibat didalam cerita.

Dua belas karakter tokoh yang ada dalam cerita adalah: 

1. Protagonis (Tokoh Utama)

Tokoh utama dalam cerita (protagonist) sering digambarkan sebagai orang yang baik, senang membantu orang lain, dan penentang kejahatan.

Contoh karakter protagonis yang kita kenal adalah Cinta di film Ada Apa dengan Cinta, Andin di sinetron Ikatan Cinta, Fitri di Cinta Fitri, dan Jeffrey di Takdir Cinta yang Kupilih. Di film box office dunia semua anggota Avengers adalah tokoh protagonis, begitu juga dengan Harry Potter dan Frodo Baggins.

Dalam cerita novel yang memakai sudut pandang orang pertama, tokoh protagonis juga berperan sebagai narator yang menyebut dirinya dengan "aku".

Related: Cara Mudah Menulis Novel Dimulai dari Tokoh Utamanya

Protagonist (Indonesia: protagonis) atau tokoh utama adalah inti yang membangun keseluruhan cerita. Kita bisa mengembangkan cerita ke imajinasi tertinggi dengan hanya menggunakan satu tokoh utama saja.

2. Antagonis

Sering disebut sebagai tokoh yang jahat karena selalu menentang, menggagalkan, melemahkan, dan melawan si protagonis. Meski jahat, karakter antagonis tidak berarti penjahat seperti pencuri, perampok, dan pembunuh. Jadi beda antara karakter antagonis dan karakter penjahat ada pada perilakunya.

Tokoh antagonis berhubungan langsung dengan si protagonis, entah itu sebagai keluarga, teman, rekan kerja, tetangga, atau satu circle. Sedangkan tokoh penjahat (villain) tidak selalu punya hubungan dengan si protagonis.

Pembeda lainnya adalah antagonis tidak selalu ingin menghancurkan dunia, tapi tokoh villain (penjahat) selalu ingin menghancurkan apa pun dan siapa pun tidak cuma si protagonis.

3. Deuteragonis

Deuteragonis adalah tokoh kedua terpenting dalam cerita. Dia biasanya jadi sahabat si tokoh utama yang selalu membantunya. Dalam film Ada Apa dengan Cinta, tokoh Milly, Alya, Carmen, dan Maura yang berperan sebagai sahabat Cinta disebut dengan Deuteragonis.

Karakter deuteragonis bisa baik bisa jahat, tergantung dengan siapa dia berpasangan. Kalau dia berteman dengan antagonis, dia baik. Kalau dia berkawan dengan antagonis, dia bisa jadi jahat. 

Contoh tokoh deuteragonis paling jelas ada di tokoh Severus Snape. Profesor Snape deuteragonis baik untuk Dumbledore sekaligus deuterogonis jahat sedang ada di kubu Voldemort.

Ada cerita yang tidak punya tokoh deuteragonis dan ada cerita yang punya banyak deuteragonis. Jadi tergantung pengarang mau menciptakan karakter ini atau tidak.

4. Skeptis

Karakter skeptis berguna untuk menambah intrik dan kedalaman cerita. Mereka mempertanyakan, meragukan, dan menantang status quo. Status quo adalah keadaan tetap, mapan, stabil, dan keadaan sekarang).

Tokoh skeptis sering menjadi penyeimbang karakter lain dan membuat alur cerita jadi lebih menarik.

Sherlock Holmes karangan Sir Arthur Conan Doyle adalah salah satu contoh karakter skeptis. Pikiran analitisnya selalu mempertanyakan bukti, motif, bahkan hal supranatural. Dari situlah dia berhasil memecahkan beragam kasus pelik.

Karakter tokoh skeptis lain adalah Fox Mulder yang kita kenal di serial X-Files yang populer di Indonesia era 1990-an. Fox selalu skeptis terhadap hal-hal diluar nalar yang sering ditemuinya saat menyelidiki kasus.

Sifat dan sikap Fox ini berbanding terbalik dengan rekannya Dana Scully yang mempercayai adanya hal-hal gaib dan supranatural.

5. Sidekick (sahabat karib)

Karakter sidekick adalah bestie protagonis dan selalu menemani dan mendukung protagonis dalam berbagai situasi.

Sidekick juga sering punya sifat yang berbeda dengan protagonis (tokoh utama). Kalau si protagonis serius dan susah bercanda, maka sidekick orang yang periang dan humoris.

Kok sama kayak deuteragonis ya? Sama-sama bersahabat dengan protagonis? Ya, tapi deuteragonis punya peran lebih rumit dan punya kepentingan yang sama dengan protagonis. Hubungan antara protagonis dan deuteragonis bisa mentor, kekasih, atau suami/istri. 

Selain sahabat, karakter deuteragonis berfungsi menguatkan sifat, isi pikiran, moral, dan masa lalu protagonis kepada pembaca/penonton film.

Sementara itu sidekick selalu bersama-sama dengan protagonis dalam segalanya. Dia bisa jadi sahabat sekaligus asisten si protagonis. Contoh sidekick adalah Peeta Mellark di film The Hunger Games.

Sementara contoh deuteragonis ada pada diri Albus Dumbledore terhadap Harry Potter dan Alfred untuk Batman.

6. Contagonist

Karakter tokoh contagonist mirip seperti antagonis yang jahat dan selalu bertentangan dengan protagonis. Bedanya tokoh contagonist tidak langsung berhadapan dan berkonflik dengan protagonis.

Bila antagonis sering bertemu dengan protagonis, karakter contagonist tidak. Kemunculan contagonist dalam cerita juga tidak sebanyak antagonis jadi dia bisa berupa big boss, kepala mafia, raja yang jahat, atau siapa pun yang tidak harus berurusan langsung dengan protagonis.

7. Guardian

Sesuai namanya guardian yang artinya pelindung. Karakter guardian dalam cerita adalah karakter yang melindungi, membimbing, atau menguji si protagonis sebelum mereka menghadapi tantangan besar. 

Guardian bisa juga melindungi karakter lain bukan cuma protagonis. Dia lebih sering muncul di saat-saat kritis atau ketika protagonis terpojok. Guardian bisa berubah jadi musuh, teman, atau sekutu, jadi tergantung jalan cerita yang ingin ditulis pengarang atau penulis skenario.

Contoh karakter guardian ada pada diri Gandalf yang membantu Frodo, White Rabbit di Alice in Wonderland, dan Mr Miyagi di film Karate Kid versi tahun 1984.

8. Reason

Selain sebagai sidekick dan deuteragonis, tokoh Hermione Granger di film Harry Potter juga punya karakter sebagai reason (penasehat). Hermione mengandalkan pengetahuan, logika, dan akal sehatnya untuk membantu Harry mengatasi berbagai masalah dan bahaya.

Sifat Hermione berbanding terbalik dengan Ron Weasley yang emosional dan impulsif (sering bertindak spontan tanpa mikir).

Karakter reason biasanya memberikan saran, solusi, atau analisis yang logis dan objektif kepada protagonis atau tokoh utama. 

9. Emotion

Kebalikan dari karakter tokoh reason di cerita fiksi, karakter emotion berperan sebagai pendorong atau penggerak emosional. Karakter ini biasanya memberikan motivasi, inspirasi, atau dorongan yang berdasarkan perasaan dan intuisi kepada protagonis atau tokoh utama. 

Related: Kirim Naskah ke Penerbit Mayor, Indie, atau Self-publishing?

Contoh karakter emotion dalam film Star Trek adalah Dr McCoy yang merupakan teman Kapten Kirk. Dr McCoy emosional, tetapi humanis. Dia sering memberikan saran berdasarkan perasaan, etika, dan moral kepada kapten Kirk yang seorang petualang dan pemberani.

10. Tritagonis (tersier/tertiary)

KBBI bilang Tritagonis adalah karakter penting ketiga dalam sebuah cerita setelah protagonis dan deuteragonis yang dipercaya sekaligus oleh protagonis dan antagonis. 

Namun, Dabble Writer bilang tritagonis adalah peran kecil di sebuah cerita. Dia cuma kadang-kadang saja muncul dan tidak punya hubungan kuat baik dengan protagonis dan antagonis.

Meski perannya kecil, tertiary atay tritagonis penting dalam cerita fiksi untuk memberi detail dan informasi latar belakang yang dapat membantu pembaca/penonton memahami latar dan konteks terjadinya cerita.  

Karakter tersier juga bisa membantu kita menetapkan norma-norma sosial, praktik budaya, dan detail lain yang membentuk dunia fiksi.

Contoh karakter tritagonis adalah Effi Trinket di The Hunger Games dan Mr Filch di Harry Potter.

11. Foil

Foil adalah karakter yang kontras dengan tokoh utama, menonjolkan kekuatan, dan kelemahannya agar pembaca/penonton bisa memahami lebih dalam tentang kepribadian dan motivasi si protagonis. 

Misalnya, dalam Pride and Prejudice karya Jane Austen, Mr. Collins berperan sebagai kontras bagi Elizabeth Bennet, menyoroti kecerdasan, kecerdasan, dan kemandiriannya melawan kikuknya yang tidak sopan.

Tokoh foil bisa jadi musuh, teman, rekan kerja, atau lainnya, jadi tidak melulu teman atau musuh. Itulah bedanya dengan tokoh antagonis. 

Karakter antagonis bertolak belakang dengan protagonis dan selalu bermusuhan dengan protagonis. Sedangkan karakter foil tidak selalu jadi musuh, dia bisa saja jadi teman, rekan kerja, bahkan keluarga.

12. Figuran

Figuran adalah peran kecil yang tidak mempengaruhi isi cerita dan tidak berhubungan dengan tokoh mana pun dalam cerita. 

Contohnya di serial Gadis Kretek di pasar tempat Jeng Yah jualan rokok banyak orang yang berlalu lalang untuk membeli, berdagang, mencari sayur-mayur dan daging, serta menikmati tembakau di kedai rokok. Orang-orang yang berlalu lalang sebagai pembeli, penjual, dan rakyat jelata itulah yang disebut dengan pemeran figuran.

Peran figuran membantu meramaikan isi cerita terutama di film. DI novel, karakter figuran digambarkan tanpa nama, misal, "Orang-orang berkerumun dan saling berbisik-bisik di depan warung makan, ingin tahu apa yang sedang dilakukan serombongan polisi di sana."

Orang-orang yang berkerumun dan saling berbisik-bisik itulah para tokoh figuran.

***

Para penulis yang ingin mencoba membuat novel bisa memasukkan 12 karakter ini ke dalam cerita supaya novelnya punya kedalaman kisah, alur yang beragam, konflik antar tokoh, alternatif penyelesaian masalah. dan ending yang memuaskan (buat si pengarang atau pembaca).

Di film atau serial, 12 karakter tokoh ini membuat jalan cerita lebih enak ditonton dan tidak monoton.

Kenapa Tetap Ngeblog Walau Penghasilan Jeblok?

Kenapa Tetap Ngeblog Walau Penghasilan Jeblok?

Penghasilan blogger (narablog) yang mengelola blog dengan niche (topik khusus) sebulan bisa mencapai rentang Rp2 juta-Rp5 juta.

Ada dua hal utama yang bikin blog niche bisa dapat uang jutaan per bulan hanya dari iklan.

emperbaca.com

Pertama, blog itu sering di klik saat orang-orang mencari informasi di mesin pencari, terutama Google. Kedua, blog dengan niche biasanya meletakkan iklan di hampir seluruh halaman, terutama dalam artikel, sehingga besar kemungkinan iklan itu diklik pembacanya.

Banyak juga dari blog niche yang memasang script pendeteksi adblocker. Pembaca yang menggunakan adblocker terpaksa mematikannya kalau mau meneruskan membaca atau mengunduh informasi yang ada dalam blog.

Dengan begitu semua iklan dalam blog akan tayang meski tidak diklik. Blogger pun tetap dapat rupiah dari cost per million (CPM/biaya per seribu kali tayang).

Lalu kenapa emperbaca.com tidak bisa mencapai penghasilan jutaan tiap bulannya walau banyak artikelnya yang nangkring di halaman pertama Google? 

Related: Menulis di Blog Pribadi atau Blog Publik?

Alasannya, saya tidak menaruh banyak iklan. Tidak ada iklan di dalam artikel supaya orang yang tidak memasang adblocker di perambannya tidak terganggu iklan saat membaca. 

Selain itu, meski Page Authority emperbaca.com tinggi (34), blog ini punya Domain Authority rendah (4). Itu berarti domain emperbaca.com tidak dikenal dan tidak bakalan dilirik untuk kerja sama penulisan artikel berbayar (content placement).

Rendahnya Domain Authority yang dimiliki emperbaca.com karena bukan blog niche. Isi emperbaca.com terlalu gado-gado makanya CPC (cost per click) dan CPM-nya pun rendah. Blog ber-niche bernilai tinggi karena dianggap punya informasi tentang topik khusus yang sedang dicari pembaca. misal kesehatan, keuangan, asuransi, pendidikan, otomotif, atau seluk-beluk blogging.         

Blog niche dianggap mudah menavigasikan pembaca dalam satu wadah kalau mereka ingin tahu semua hal tentang informasi khusus yang sedang mereka cari.

Kalau gitu, kenapa tetap ngeblog walau pengehasilan jeblok? Kalau sudah gitu pasti bukan soal duit, melainkan lebih kepada panggilan batin seperti berikut.

Hasrat

Menulis merupakan hobi sejak kelas tiga SD yang diawali dari kesukaan membaca. Waktu kecil saya sering baca buku dan novel milik orang tua. Lama-lama ada keinginan untuk menulis seperti penulis dan pengarang dari buku yang saya baca.

Lulus kuliah saya mulai ngeblog di Multiply, Wordpress, dan terakhir Blogspot. Blog terbengkalai saat saya sudah sibuk jadi pekerja kantoran. Meski begitu sesekali saya masih menulis cerpen dan puisi walau tidak rutin.

Sesibuk apa pun dan sesulit apa pun kondisi hidup yang sedang saya jalani, saya selalu ingin menulis.

Hasrat menulis ini juga dirasakan para penulis konten (content writer) yang menulis di blog publik seperti Kompasiana, Medium, Terminal Mojok, bahkan yang kontroversial seperti Seword. 

Tidak ada satu pun dari blog publik itu yang menjanjikan bayaran. Mereka cuma memberi insentif beberapa rupiah kalau para penulis bisa memenuhi syarat yang ditentukan.

Cuma sedikit orang yang mau capek-capek menulis dan menghabiskan kuota untuk mengunggah tulisan itu ke internet. Jadi hanya orang-orang yang betul-betul menyukai dunia membaca dan menulis saja yang terus menulis meski tanpa bayaran apalagi pengakuan.

Karena hasrat itulah saya tetap menulis di blog publik dan mengelola emperbaca.com meski penghasilan jeblok.

Jati Diri 

Buat saya ngeblog bisa dibilang perwujudan keinginan masa kecil saya yang ingin mengelola majalah. Saat di kelas 3 SD saya menulis cerpen dan mengumpulkan klipping dari media cetak. Semuanya saya jilid dan fotokopi untuk dijual kepada teman-teman.

Sayang, majalah ala-ala itu cuma berjalan satu edisi karena uang jajan saya tidak cukup untuk memfotokopi dan membeli kertas. 

Ngeblog adalah bagian dari jati diri saya sebagai seorang penulis, pengarang, dan ghostwriter (penulis bayangan) profesional yang telah mempelajari dan mengikuti perkembangan bahasa Indonesia beserta dunia tulis-menulisnya sejak saya kecil. 

Membagi Informasi

Ada banyak orang yang mencari di internet tentang pengetahuan, hiburan, istilah, dan gaya hidup yang tidak umum dan populer yang tidak mereka temukan di TV, radio, dan media sosial.

Karena itu saya dan kontributor emperbaca.com berisaha menulis selengkap mungkin dalam satu artikel tanpa potong-potongan. Memotoig dan memenggal artikel banyak dilakukan blogger untuk memperoleh engagement dan low bounce rate.

Related: Beda Content Writer dan Blogger yang Tidak Sama dengan Wartawan

Membagi informasi secara lengkap ini didasari oleh kerisihan saya pada tipe blogger yang mementingkan SEO on-page daripada esensi artikel yang mereka tulis. Artikelnya panjang, tapi bertele-tele dan mengulang-ulang kalimat. Cuma sedikit informasi yang didapat pembaca.

Mengasah Otak dan Ilmu Menulis Sejak Kuliah

Menulis memaksa kita berpikir. Sebelum menulis banyak dari kita yang harus membaca lebih dulu berita, karya tulis, atau karangan fiksi orang lain. Banyak orang tidak suka membaca karena merasa otak seperti dipaksa untuk bekerja mencerna makna dibalik kalimat demi kalimat. 

Buat saya, menulis mengasah otak saya supaya mampu berpikir logis dan kritis. Pun supaya kemampuan menulis yang saya pelajari sejak di bangku kuliah tidak luntur.

***

Hasrat, jati diri, ingin membagi informasi, dan mengasah otak mungkin juga jadi alasan banyak orang untuk tetap menulis di blog publik atau mengelola blog pribadi.

Menulis adalah hobi, kesukaan, dan pelampiasan stres yang tidak bisa digantikan oleh apa pun bagi para pecintanya. Maka banyak blogger yang terus menulis dan mengelola blognya walau tidak ada yang baca dan penghasilannya jeblok.

Bangga Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO

Bangga Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO

Keberhasilan Indonesia membangun penutur bahasa Indonesia di 52 negara telah menghasilkan 275 juta penutur bahasa Indonesia di seluruh dunia.

bangga bahasa Indonesia jadi bahasa resmi sidang umum UNESCO

Itulah salah satu alasan diterimanya bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi di Sidang Umum UNESCO (the United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) sejak 20 November 2023.

Puluhan negara yang penduduknya bisa menuturkan bahasa Indonesia dimungkinkan karena banyak universitas di dunia yang membuka jurusan Bahasa Indonesia. 

Beberapa universitas top yang punya jurusan Bahasa Indonesia adalah:

  • Universitas Leiden, Belanda
  • Universitas  Harvard, AS
  • UCLA, AS
  • Universitas Hong Bang Vietnam
  • Universitas Southern Queensland, Australia
  • Universitas MIchigan, AS
  • Tokyo University of Foreign Studies, Jepang.
  • Universitas Yale, AS
  • Universitas AL-Azhar Mesir
  • Universitas Vienna, Austria 
  • Institut National Des Langues Et Civilisations Orientales (INALCO), Paris
  • Baca artikel detikedu, "5 Universitas Terkemuka di Dunia yang Mengajarkan Bahasa Indonesia" selengkapnya https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-5773536/5-universitas-terkemuka-di-dunia-yang-mengajarkan-bahasa-indonesia.
  • Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
  • Institut National Des Langues Et Civilisations Orientales (INALCO), Prancis
  • Universita degli Studi Napoli, Italia
  • Universitas Western Sydney Australia
  • Universitas Griffith Australia
  • Universitas Nasional Autralia
  • Universitas Bonn Jerman
Universita degli Studi di Napoli, L'Orientale

Baca artikel detikedu, "5 Universitas Terkemuka di Dunia yang Mengajarkan Bahasa Indonesia" selengkapnya https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-5773536/5-universitas-terkemuka-di-dunia-yang-mengajarkan-bahasa-indonesia.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Alasan Indonesia Mengajukan Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO

1. UU Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan yang menekankan peningkatan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. 

Mengutip situs Kemdikbudristek, pengajuan bahasa Indonesia jadi bahasa resmi Sidang Umum UNESCO menjadi tindakan de jure kepada status bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.

Sebelumnya, setelah secara de facto, Indonesia telah berhasil memperluas penutur asing bahasa Indonesia dari target 48 menjadi ke 52 negara.

2. Bahasa Indonesia terbukti telah mempersatukan rakyat Indonesia sejak Sumpah Pemuda 1928. 

Negara ini disatukan dengan satu bahasa karena punya ratusan bahasa dari suku yang berbeda-beda. Dengan begitu sangat layak dijadikan alat komunikasi global dan sarana pengembangan budaya.

3. Aktif memimpin di perdamaian internasional sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955. 

Indonesia punya komitmen untuk berperan positif dalam dunia internasional seperti yang terlihat melalui kepengurusan Indonesia di forum G20 2022 dan KTT ASEAN tahun 2023.

Maka pengakuan internasional ini memperkuat posisi bahasa Indonesia dan menegaskan kelayakannya sebagai sebuah bahasa yang berbeda dari bahasa Melayu.

Keputusan bahasa Indonesia jadi bahasa resmi Sidang Umum UNESCO ditandai dengan diadopsinya Resolusi 42 C/28 secara konsensus dalam sesi Pleno Konferensi Umum ke-42 UNESCO di Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis.

Itu artinya semua negara anggota UNESCO menyetujui bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ke-10 di Sidang Umum UNESCO. 

bangga bahasa Indonesia jadi bahasa resmi sidang umum UNESCO
 Sesi Pleno Konferensi Umum ke-42 UNESCO di Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis, Senin (20/11/2023).(Foto Dok. Kemenlu)

Beda Sidang Umum UNESCO dengan Sidang Umum PBB

1. Semua negara anggota PBB merupakan anggota UNESCO, tapi negara anggota UNESCO tidak harus jadi anggota PBB. 

Anggota PBB per tahun 2023 ada 193 negara. Sedangkan situs resmi UNESCO mencantumkan anggotanya ada 194 negara dengan 12 Associate Members. Associate Members disini maksudnya wilayah atau kelompok wilayah yang tidak bertanggung jawab atas hubungan internasionalnya.

Associate Members dapat berpartisipasi dalam program dan kegiatan UNESCO, tapi tidak punya hak suara dalam Konferensi Umum atau Dewan Eksekutif.

Jadi negara yang bukan anggota PBB dapat jadi anggota UNESCO kalau dapat rekomendasi dari Dewan Eksekutif dengan suara mayoritas dua pertiga dari Konferensi Umum.

Indonesia sendiri menjadi negara anggota UNESCO sejak 27 Oktober 1950. Periode 2023-2027 merupakan kali ke-8 Indonesia terpilih jadi Dewan Eksekutif UNESCO.

2. Sidang Umum PBB diadakan setahun sekali yang dihadiri seluruh negara anggota PBB. Sidang ini membahas masalah global seperti perdamaian, keamanan, lingkungan, hak asasi manusia, dan lainnya.

Sidang Umum UNESCO diadakan tiap dua tahun sekali dan dihadiri oleh negara anggota UNESCO yang membahas masalah pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.

3. Bahasa yang digunakan di Sidang Umum PBB ada 6 bahasa, yaitu bahasa Inggris, Prancis, Arab, Tiongkok, Rusia, dan Spanyol. Sedangkan bahasa resmi Sidang Umum UNESCO adalah bahasa Inggris, Prancis, Arab, Tiongkok, Rusia, Spanyol, Hindi, Italia, Portugis, dan Indonesia.  

Mengutip laman Indonesia.go.id, Sidang Umum UNESCO ke-42 di Prancis juga menetapkan tanggal lahir pahlawan nasional Indonesia Keumalahayati dan sastrawan AA Navis sebagai Hari Perayaan Nasional UNESCO.

Keumalahayati dikenal sebagai laksamana perempuan pertama di dunia dan pendiri Inong Balee (pasukan perang pertama yang seluruh anggotanya adalah perempuan). Inong Balee beranggotakan janda-janda pejuang kemerdekaan yang tewas di tangan penjajah.

Pahlawan dari Aceh ini gugur tahun 1615 saat melindungi Teluk Krueng Raya dari serangan Portugis.

Sementara itu, Ali Akbar Navis atau akrab disapa AA Navis adalah seorang penulis dan budayawan asal Padang, Sumbar. Dia dikenal karena menulis kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami (1956) yang mengecam kemunafikan agama.

AA Navis pernah jadi anggota DPRD dan dosen luar biasa di Universitas Andalas dan Institut Seni Indonesia Padang Panjang. Beliau ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 2019.

Bahasa Indonesia Lebih Sukses dari Bahasa Melayu

Malaysia punya tiga suku dominan dengan tiga bahasa yang digunakan penduduknya, yaitu Melayu, Mandarin/Kanton, dan India/Hindi. Sedangkan Indonesia punya 500-an bahasa daerah yang masih aktif dituturkan sampai sekarang.

Mestinya bahasa Melayu lebih mendunia karena sering digunakan dan tidak bercampur dengan ratusan bahasa daerah. Apalagi bahasa Melayu juga akar dari bahasa Indonesia yang artinya tanpa bahasa Melayu, bahasa Indonesia tidak bakal jadi seperti sekarang.

Akan tetapi, kenapa bahasa Indonesia lebih mendunia daripada bahasa Melayu? Beberapa alasannya:

1. Orang Malaysia di perkotaan sudah menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa percakapan ketimbang Melayu. Bahasa percakapan Melayu cuma digunakan di kampung-kampung atau pada kegiatan kenegaraan.

2. Meski jadi bahasa nasional, bahasa Melayu kurang dipraktikkan sebagai bahasa persatuan. Orang Malaysia menggunakan bahasa Inggris untuk bercakap sehari-hari dengan orang antarras Melayu, Tionghoa, dan India.

3. Orang Tionghoa dan India di Malaysia mempertahankan identitasnya sebagai ras dari bangsa yang punya negara asal. Maka dalam berbahasa pun mereka menggunakan bahasa negara asal bangsa mereka. 

Beda dengan Indonesia yang meski punya ratusan suku dan bahasa kita selalu merasa sebagai bangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Selain hal-hal diatas yang membuat bahasa Melayu kalah sukses dibanding bahasa Indonesia, berikut alasan bahasa Indonesia lebih sukses dari bahasa Melayu.

1. Tata krama. Bahasa pergaulan cuma digunakan sebagai bahasa pergaulan antarteman, tidak merembet ke orang yang lebih muda apalagi yang lebih tua.

Ini karena orang Indonesia masih memegang tata krama dan kesopanan berbicara dengan orang yang lebih tua atau muda. 

Related: Mengukur Kefasihan Anak-anak Jawa Berbahasa Jawa

Jadi walau keminggris anak Jaksel diikuti anak muda di seluruh Indonesia, gaya bahasa itu hanya sebatas percakapan dengan orang dan teman seumuran. Urusan tata krama berbicara masih dipegang orang Indonesia.

2. Punya banyak penulis konten dan narablog. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2023 sekitar 270 juta jiwa. Penduduk Malaysia cuma 39,94 juta jiwa.

Tidak heran kalau jumlah blogger dan content writer di Indonesia juga lebih banyak dari Malaysia. Mereka termasuk yang berperan melestarikan bahasa Indonesia karena menulis dengan bahasa Indonesia.

Related: Beda Content Writer dan Blogger yang Tidak Sama dengan Wartawan

3. Kesadaran berbahasa persatuan. Tiap tahun Indonesia memperingati Sumpah Pemuda 1928. Dari situlah kesadaran kita untuk berbahasa Indonesia terus terpupuk.

Kita bahkan punya UU No. 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara yang menomorsatukan bahasa Indonesia di setiap acara kenegaraan yang diikuti Indonesia di luar negeri.

4. Adaptif dan fleksibel. Bahasa Indonesia punya aturan baku yang disusun dalam Ejaan yang Disempurnakan (EYD-sempat diganti jadi PUEBI) yang sudah tidak mengikuti akar bahasa Melayu.

Meski punya aturan baku, bahasa Indonesia mudah menyerap kosakata dari bahasa asing kalau belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia.

Pun kalau ada kosakata asing yang sering diucapakan, para ahli bahasa Indonesia tidak serta-merta menyerapnya ke dalam bahasa Indonesia, melainkan mencari padanan kata yang pas untuk diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

5. Marak kelas menulis, lomba menulis, dan komunitas penulis. Kelas menulis, lomba menulis, dan komunitas penulis mendorong penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar mendekati kaidah baku.

Hal itu bikin kelestarian bahasa Indonesia terjaga karena selain dituturkan juga ditulis oleh orang Indonesia sendiri.

Dengan begitu, apakah kita lantas tidak boleh pakai bahasa Inggris di Indonesia? Boleh banget! Kita sangat boleh menguasai bahasa asing apa pun-bahkan bahasa Klingon. Akan tetapi, terus gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa percakapan selain bahasa daerah. Supaya bahasa Indonesia tidak punah.

Beda Prakata dan Kata Pengantar Ditulis Oleh Orang dan Penulis

Beda Prakata dan Kata Pengantar Ditulis Oleh Orang dan Penulis

Pada penulisan skripsi, makalah, atau karya fiksi kita sering membaca bagian Kata Pengantar yang berisi ucapan terima kasih si penulis kepada orang-orang dan apa yang harapannya dari karya tulisnya itu.

beda kata pengantar dan prakata

Ternyata, itu namanya bukan Kata Pengantar, melainkan Prakata. Sayangnya, semua penulisan makalah, skripsi, sampai novel terkemuka menganggap ucapan terima kasih dari si penulis sebagai Kata Pengantar. Apa itu berarti semua makalah dan skripsi serta beberapa buku fiksi yang menggunakan Kata Pengantar sebagai ucapan terima kasih berarti salah?

Terima Kasih yang Dilewati

 

Para dosen pembimbing skripsi di perguruan tinggi sering melewatkan bagian Kata Pengantar mungkin karena isinya cuma ucapan terima kasih kepada orang-orang yang tidak dikenal dosen. Dan bagian itu sudah pasti tidak perlu direvisi, wong tidak ada kaitannya dengan keilmuan.

Itu mungkin yang jadi sebab bagian Kata Pengantar salah kaprah dimaknai sebagai bab untuk mengucapkan terima kasih semata.

Kata Pengantar (Foreword) Pendongkrak Kredibilitas Penulis


KBBI mengartikan Kata Pengantar sebagai kata pendahuluan. Masih dari KBBI yang mengambil terminologi dari Ilmu Komunikasi, Kata Pengantar berarti: kata-kata dari orang terkenal yang dimuat di halaman depan sebagai tanda terbitnya suatu buku.

Kalau merujuk pada arti dari Kamus Besar Bahasa Indonesia ini, betul, Kata Pengantar bisa digunakan sebagai tempat untuk mengucapkan terima kasih dari si penulis kepada orang yang mendukungnya.

Akan tetapi, kata pendahuluan yang dimaksud KBBI juga bisa bermakna: kata yang dibuat oleh si penulis sendiri atau orang lain sebagai pendahuluan dari sebuah karya tulis dan buku.

Karya tulis adalah karangan atau tulisan yang didasarkan pada fakta maupun fiksi serta kaidah tertentu.

Sementara itu, kamus Merriam-Webster mengartikan Kata Pengantar (foreword) sebagai komentar pembuka/perkenalan (seperti untuk buku) terutama ketika ditulis oleh orang selain penulis.

Melihat itu maka makna dari Kata Pengantar adalah pendahuluan yang ditulis oleh orang lain yang ditujukan kepada panulis. Misal, kita baru pertama kali membuat novel dan akan kita kirim ke penerbit mayor.

Related: Cara Menulis Angka dan Bilangan dengan Numeralia

Supaya novel itu menarik minat orang untuk membelinya, kita muat Kata Pengantar dari Dee Lestari, misalnya, atau Sabda Armando Alif yang mengapresiasi novel dan kemampuan kita meracik cerita.

Sebelumnya kita kirim dulu naskah novel kita ke mereka bisa lewat email atau datang langsung ke tempat mereka. Kata Pengantar juga bisa dibuat oleh penerbit, terutama penerbit mayor (besar).

Kata pengantar dari orang terkenal bisa mendongkrak kredibilitas penulis, terutama pemula, karena karyanya dianggap layak untuk dibaca.

Prakata (Preface) dan Harapan Penulis

 

Prakata disebut juga dengan mukadimah yang artinya (uraian dan sebagainya) yang ditulis oleh penulis atau pengarang sebagai pengantar suatu karya tulis (buku, laporan, penelitian, dan sebagainya); mukadimah.

Jadi, semua ucapan terima kasih kepada orang-orang tersayang juga alasan kita menulis buku tersebut. Selain itu apa yang jadi harapan dan tujuan kita menulis novel, skripsi, makalah, atau karya nonfiksi lainnya juga ditulis dalam Prakata.

Maka kalau kita pernah menyusun skripsi dengan menaruh ucapan terima kasih di bagian Kata Pengantar, itu sebenarnya keliru. Mestinya kita ganti Kata Pengantar itu dengan Prakata. Apa daya, nasi sudah jadi bubur.

Mana yang lebih dulu ditaruh di halaman depan? Kata Pengantar atau Prakata? Tidak ada aturan baku karena tergantung kebijakan penerbit atau keinginan penulis mau menaruh halaman Kata Pengantar atau Prakata lebih dulu.

Related: Judul Dulu atau Isi Dulu?

Namun, umumnya dalam buku posisi Kata Pengantar ditaruh lebih dulu di halaman terdepan. Pada halaman berikutnya barulah Prakata kita baca. Setelah Prakata barulah kita akan menemukan bab pertama.


Beda Menyebut Nama Negara Karena Eksonim dan Endonim

Beda Menyebut Nama Negara Karena Eksonim dan Endonim

Kita menyebut negara-negara yang pernah menjajah kita dengan sebutan Belanda, Jepang, Inggris, Prancis, dan Portugis. Namun orang mereka sendiri menyebut negaranya dengan Nederland, Nippon/Nihon, United Kingdom, Française, dan Portugal.

Sementara itu nama internasional untuk enam negara itu adalah The Netherland, Japan, United Kingdom, France, dan (tetap) Portugal.

Kenapa ada perbedaan dalam menyebut nama-nama negara?

Orang-orang antar-negara saling beda menyebut nama negara lain karena faktor pengucapan, ejaan, dan bahasa yang digunakan.

Sebagai contoh, orang Jepang sulit mengucapkan huruf L karena di kosakata mereka lebih banyak huruf R dan tidak ada huruf L. Namun orang Tiongkok justru tidak tidak bisa mengucapkan R karena di kosakata mereka lebih banyak huruf L.

Selain itu juga karena ada perbedaan dalam mengambil asal kata nama negara. Misalnya bahasa Inggris menyebut Mesir dengan Egypt. Kata Egypt diserap dari bahasa Yunani aigyptos yang artinya dibawah laut Aegea.

Sementara endonim Mesir adalah Misr yang diambil dari bahasa Arab. Kita menyebutnya dengan Mesir yang berasal dari pelafalan Misr di lidah orang Indonesia.

Perbedaan dalam menyebut nama-nama negara itulah yang dikenal dengan istilah eksonim dan endonim.

Eksonim dan Endonim


Kata eksonim diambil dari bahasa Yunani exo yang artinya luar dan onoma yang berarti nama. Jadi eksonim adalah istilah untuk menyebut nama tempat (kota dan negara) yang ada di luar tempat tinggal kita.

Ivan Lanin menyebut eksonim sebagai nama tempat dalam bahasa asing. Sedangkan Wikipedia mengartikan eksonim sebagai istilah yang digunakan untuk menyebut suatu tempat, penduduk, atau bahasa yang tidak digunakan oleh penduduk lokal tempat tersebut atau bahasa yang dimaksudkan tersebut.

Sama seperti eksonim, kata endonim juga berasal dari bahasa Yunani yaitu endon yang artinya dalam dan onoma yang berarti nama. Dengan begitu endonim berarti nama yang digunakan orang untuk menyebut diri atau negara mereka sendiri.

Eksonim Indonesia Bagi Orang Asing


Kita menyebut tanah air ini dengan Indonesia, maka endonim negara ini adalah Indonesia yang asalnya dari bahasa Yunani yaitu indus (India) dan nesos (kepulauan) atau kepulauan India.

Orang Jerman menyebut Indonesia dengan Indonesien. Jadi eksonim Indonesia bagi orang Jerman adalah IndonΓ©sien. Orang Prancis menyebut Indonesia dengan IndonΓ©sie, jadi eksonim Indonesia bagi orang Prancis adalah IndonΓ©sie.

Kemudian, orang Turkiye menyebut negara kita dengan Endonezya. Itu berarti eksonim Indonesia dalam bahasa Turkiye adalah Endonezya.

Setelah itu ada bahasa Maori yang menyebut negara kita dengan Initonihia. Dan eksonim tanah air kita dalam bahasa Samoa ialah Indonesikondre.

Endonim dan Eksonim Negara ASEAN


1. Malaysia

Ke mana pun orang Malaysia pergi mereka tidak akan kesulitan menyebut endonim dan eksonim negaranya karena sama-sama disebut dengan Malaysia. Eksonim Malaysia bagi semua negara di dunia tetaplah Malaysia, sama seperti endonimnya

Nama Malaysia diciptakan oleh pelayar Prancis Jules Dumont d'Urville pada tahun 1831 dengan menggabungkan kata malais (melayu) dan nesie (pulau).

2. Singapura

Orang Singapura menyebut negaranya (endonim) dengan Singapura karena bahasa nasionalnya bahasa Melayu. Akan tetapi, orang Singapura keturunan suku Tamil (dari India) menyebut Singapura dengan CiαΉ…kappΕ«r. Sementara keturunan Tionghoa menyebutnya dengan XΔ«njiāpō.

Eksonim Singapura bagi mayoritas negara-negara Barat adalah Singapore.

3. Brunei Darussalam

Endonim negara yang terletak di pantai utara pulau Kalimantan ini adalah Negara Brunei Darussalam. Eksonimnya di hampir semua negara di dunia juga Brunei Darussalam. 

Orang Lithuania menyebut negara ini BrunΔ—jaus Darusalamas. Sedangkan eksonimnya bagi orang Yunani adalah Mbrounei Ntarusalam.

4. Thailand

Endonim negara ini dalam bahasa Thai ialah Thai. Kadang-kadang orang Thai menyebut negaranya dengan sebutan Prathet Thai dan Mueang Thai. 

Sebelum 1939 orang asing menyebut Thailand dengan Siam. Eksonim bahasa Indonesia untuk Thailand juga Thailand sama seperti hampir semua eksonim mayoritas negara di dunia.

5. Vietnam

Endonim Vietnam adalah Việt Nam atau lebih sering disebut dengan Vietnam. Eksonim bahasa Indonesia dan semua negara di dunia juga Vietnam.

Negara ini berada dibawah kekaisaran Tiongkok selama 1000 tahun sampai merdeka pada 939 M. Vietnam kemudian berada dalam jajahan Prancis sejak pertengahan abad 19 sampai 1954 dan berpindah ke tangan Amerika Serikat.

Vietnam berhasil mengusir semua penjajah dan merdeka dengan tangannya sendiri sama seperti Indonesia.

6. Filipina

Endonim negara ini dalam bahasa Tagalog adalah Pilipinas. Bahasa Tagalog disebut juga dengan bahasa Filipina.

Makanya orang Pilipinas juga menyebut negara mereka dengan Filipina, sama seperti eksonimnya dalam bahasa Indonesia. 

Eksonim negara-negara berbahasa Inggris adalah Philippines. Orang Arab menyebut negara bekas jajahan Spanyol dan Amerika Serikat ini dengan Al-felpine. Sementara eksonimnya dalam bahasa Denmark ialah Filippinerne.

7. Kamboja

Orang Kamboja menyebut negara mereka dengan Kampuchea dari bahasa Prancis cambodge. Eksonim Kampuchea dalam bahasa Inggris adalah Cambodia.

Sementara itu dalam bahasa Italia disebut dengan Cambogia dan eksonimnya dalam bahasa Hongaria adalah Kambodzsa.

8. Laos

Nama negara ini berasal dari kata Laotian yang merupakan etnis asal Tiongkok yang bermigrasi ke satu-satunya negara di Asia yang tidak punya pantai ini pada abad 8 dan 9 Masehi.

Prancis yang menjajah kawasan Indochina lalu menyatukan tiga negara di Indochina menjadi satu dan memberinya nama Laos pada 1893. Asal nama Laos juga berasal dari kata Lan Xang yang artinya kerajaan gajah.

Negara Eksonim untuk Laos bagi masyarakat dunia juga Laos. Cuma ada beberapa negara saja yang menyebut Laos dengan sebutan berbeda, yaitu eksonim dalam bahasa Arab menjadi Laus. 

Eksonim bagi orang Vietnam ialah Lào dan pada bahasa Mandarin tradistional disebut dengan Lǎowō.

9. Myanmar 

Sejak abad ke-13 endonim Myanmar dalam bahasa Myanmar adalah Mran Ma atau Myanma. Dulu negara ini dikenal dengan nama Burma yang berasal dari nama suku mayoritas di sana yaitu Burman atau Barman.

Pada 1989 pemerintah junta militer mengubah Burma menjadi Myanmar yang berasal dari kata Mran Ma atau Myanma. Sampai sekarang orang Myanmar masih menyebut negara mereka dengan dua kata itu.

Eksonim Myanmar bagi orang asing juga sama-sama Myanmar. Hanya saja eksonim bahasa Irlandia menyebutnya dengan Mhaenmar.

10. Timor Leste

Negara ini sempat jadi bagian dari Indonesia pada 1976-1999 dengan nama Timor Timur setelah sebelumnya berada dibawah jajahan Portugis.

Presiden BJ Habibie kemudian memberikan referendum bagi Timor Timur. Mayoritas rakyat Timtim memilih lepas dari Indonesia dan sampai sekarang jadi negara mandiri bernama Timor Leste sejak 19 Oktober 1999.

Arti Timor berasal dari bahasa Melayu/Indonesia yang artinya timur. Sedangkan Leste berasal dari bahasa Portugis yang artinya juga timur.

Alih-alih menggunakan nama Timur, orang Timor memilih nama Leste seperti nama yang mereka gunakan sebelum berintegrasi dengan Indonesia. Makanya eksonim negara ini di Portugal juga Timor-Leste.

Eksonim bahasa Slovenia untuk negara penghasil kayu cendana dan marmer ini ialah Vzhodni Timor. Sementara itu eksonimnya bagi negara berbahasa Inggris adalah East Timor.


Bikin Judul Dulu atau Isi Dulu, Mana yang Ideal?

Bikin Judul Dulu atau Isi Dulu, Mana yang Ideal?

Banyak guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan penulis yang menyarankan membuat judul dulu baru isinya. Hal itu untuk memudahkan menulis supaya tulisan tetap pada tema dan tidak ngalor-ngidul membahas yang tidak ada hubungannya dengan tema.

Akan tetapi, banyak novelis yang justru lebih mudah menulis isinya dulu lalu judul karena bisa mengembangkan ide atau mengubahnya bila dirasa perlu.

Apa beda penulis dan novelis? Novelis adalah penulis novel jadi semua novelis adalah penulis, tapi penulis belum tentu novelis.

Jadi sebetulnya tidak ada aturan tentang mana yang idealnya dibuat lebih dulu, judul atau isi. Namun ada beberapa saran berkaitan dengan jenis tulisan apa yang akan kita buat.

Judul Berita

 

Kalau kita mau nulis berita sebaiknya buat judul dulu karena berita tidak butuh opini atau pendapat siapa pun kecuali narasumber berita. 

Selain itu artikel berita cuma perlu memuat fakta 5W+1H (what, when, where, why, who, dan how). Judul artikel berita juga tidak dibuat untuk memancing orang supaya tertarik membaca dan perlu ditulis lebih dulu supaya 5W+1H tidak ada yang terlewat.

Kalau ada media berita online membuat judul yang tidak ada hubungannya dengan isi berita, berarti media tersebut cuma mementingkan clickbait. Mereka membuat judul dengan tujuan supaya orang mengklik isi berita (clickbait) dengan tujuan mencari view guna mencari penghasilan semata.

In-depth Report

 

Reportase mendalam (in-depth) biasanya ditemukan di majalah berita yang ditulis oleh wartawan investigasi. In-depth reportt memuat 5W+1H dari satu masalah dengan sangat lengkap dan akurat.

Judul biasanya ditulis belakangan setelah artikel ditulis secara utuh. Judul boleh sedikit bombastis, memakai kiasan, atau apa adanya. Terpenting semuanya ditulis sesuai fakta dan tidak boleh ada opini wartawan disitu.

Artikel Feature dan Opini


Artikel feature adalah artikel ringan tentang peristiwa ringan sehari-hari di kehidupan kita. Zaman dulu artikel feature biasanya ada di tabloid, majalah wanita dan majalah remaja, atau majalah khusus seperti otomotif, flora-fauna, dan olahraga.

Tapi di era digital seperti sekarang artikel feature lebih banyak dimuat di blog publik yang ditulis oleh masyarakat umum. Tokoh masyarakat dan para pakar juga sering menulis artikel feature di kolom opini media massa atau media online.

Karena bahasan dan bahasanya yang ringan, banyak yang menulis isi artikelnya dulu baru judulnya kemudian. Setelah menulis bahasan dengan lengkap barulah mereka memikirkan judul yang sesuai dengan isi artikel dan menarik minat orang untuk membaca.

Karya Fiksi

 

Pada karya fiksi seperti cerpen, puisi, dan novel judul boleh dibuat duluan atau belakangan. Banyak cerpenis dan novelis yang menulis jalan ceritanya dulu kemudian judul. Alasannya supaya mereka bisa leluasa mengembangkan cerita yang kemudian dikerucut menjadi judul.

Penulis puisi, disebut juga dengan penyair, ada yang menulis judul dulu baru isi, tergantung pada kebiasaan dan kenyamanan si penyair. Penyair yang membuat judul lebih dulu biasanya karena tidak ingin tema puisinya berubah di tengah jalan dan ingin tetap pada tema. Sementara penyair yang ingin mengeksplorasi isi atau ingin mengubah tema ditengah jalan lebih memilih menulis judul belakangan.

***

Bikin judul dulu atau isi dulu tergantung si penulis. Ada penulis yang mudah sekali mengeluarkan imajinasi, isi pikiran, dan ide, tapi sulit membuat judul. Ada juga yang mudah membuat judul, tapi kesulitan mengembangkan ide.

Jadi kita juga boleh kadang bikin judul dulu baru isinya dan dilain waktu bikin isi dulu kemudian judulnya belakangan, dan sebaliknya. Tidak ada aturan baku, maka yang penting adalah jangan ragu menulis apa pun dan jangan terpaku hanya pada judul.

Mengarang Cerpen Tanpa Plagiat

Mengarang Cerpen Tanpa Plagiat

Pernah baca novel The Hunger Games karangan Suzanne Collins dan Divergent karya Veronica Roth? Novel itu sama-sama bertokoh utama remaja perempuan 16 tahun, memakai kata ganti orang pertama, berlatar distopia dan kekacauan di masa depan, serta diwarnai adegan laga dan peperangan.

Dua novel itu sama-sama laris di banyak negera dan telah diangkat ke layar lebar yang juga sukses. Akan tetapi, kita tidak berpikir bahwa Divergent yang terbit 2011 memplagiat/menjiplak The Hunger Games yang lebih dulu terbit di 2008.

Kenapa? Sebab meski banyak kesamaan, tidak ada dalam dua novel itu yang bisa disebut sebagai plagiat.

Suatu karya fiksi entah itu cerpen, puisi, atau novel bisa dibilang plagiat terhadap karya lain kalau kita terinspirasi, tapi menulis ulang mentah-mentah tanpa modifikasi seperti yang didalamnya terdapat hal dibawah ini.

1. Menerjemahkan

 

Penerbit di Indonesia yang ingin menerjemahkan karya fiksi asing harus minta izin ke penerbit asli tangan pertama yang mencetak buku tersebut. 

Setelahnya mereka harus membayar sejumlah biaya royalti dan lisensi serta mengurus kontrak.

Melihat yang seperti itu kita bisa ambil kesimpulan kalau menerjemahkan tidak bisa sembarangan karena termasuk karya aslinya termasuk hak cipta intelektual. Kalau kita menerjemahkan tanpa mencantumkan nama penulis asli dan memberitahu di mana karya itu terbit, kita bisa dibilang melakukan plagiat.

Namun, walau sudah mencantumkan penulis asli dan sumber tayangnya, menerjemahkan mentah-mentah ternyata juga belum bisa dibilang bebas plagiarisme.

Kita cuma boleh menerjemahkan sebanyak 25% dari total cerita yang kita tulis supaya terhindar dari plagiarisme. Misal kita membuat cerpen sepanjang 2000 kata. Maka terjemahan yang kita salin hanyalah 500 kata.

Selebihnya haruslah memakai ide, kalimat, dan gaya bahasa kita sendiri. Kalau kita terinspirasi dari sebuah karya dan ingin mengarang tema, tokoh, latar, dan alur yang sama, sangat baik kita menulis dengan kalimat, gaya bahasa, dan imajinasi sendiri.

2. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik

 

Misal kita suka cerita horor dan terinspirasi ingin menulis seperti Risa Saraswati. Pun kita ingin menulis seperti Habiburahman El-Shirazy yang ciamik mengarang novel religi. Boleh ambil tema mereka dan latar serta karakter tokohnya, tapi masukkan unsur insintrik dan ekstrinsik.

Unsur intrinsik atau unsur internal adalah pengalaman, cara pandang, ideologi, kepribadian, pola pikir, karakter, dan kejadian yang langsung dialami dan berasal dari dalam diri penulisnya sendiri.

Misal, kita membuat tokoh A. Karakter dan kebiasaan A ini kita ambil dari karakter kita sendiri yang suka ngopi, bangun siang, dan suka dugem. Itu berarti kita menaruh unsur insintrik di dalam tokoh.

Unsur intrinsik juga bisa ditaruh didalam alur cerita, tempat, waktu kejadian, dan semua yang kita rasa perlu dimasukkan dalam cerita.

Sedangkan unsur ekstrinsik atau eksternal kebalikan dari intrinsik, yaitu semua pengalaman, ideologi, cara pandang, dan semua hal yang berasal dari orang dan peristiwa diluar si penulis. Jadi kita mengambil yang ada dan terjadi pada orang lain untuk kita masukkan dalam cerita.

3. Parafrasa

Parafrasa (kata tidak bakunya: parafrase) adalah menulis ulang dari artikel, cerita, dan kisah yang sudah terbit dengan mengubah kalimat dan susunan kata sehingga terlihat seperti artikel atau cerita yang baru.

Related: Parafrasa Cara Termudah Menulis Artikel Tanpa Dianggap Plagiat tapi Minim Etika

Melakukan parafrasa tidak termasuk plagiat asal kita mencantumkan nama penulis aslinya. Kalau cerpen atau artikel yang kita parafrasa tayang di internet, kita juga harus menyebut situs tempat cerpen itu dimuat. 

Cerpen yang Terinspirasi

 

Kadang ada pengarang yang  ingin diakui sebagai cerpenis lalu cari jalan pintas dengan melakukan plagiat dari cerpen luar negeri dengan dalih terinspirasi. Alih-alih terinspirasi yang dilakukannya cuma menerjemahkan dan melakukan parafrasa.

Kalau mau diakui sebagai cerpenis jempolan jalannya tidak bisa instan dan kita harus banyak membaca karya orang lain sebelum menemukan gaya sendiri. Awal-awal menulis cerpen alur kita mungkin berantakan, karakter tokohnya sama semua, dan penulisan tanda baca yang tidak sesuai EYD. 

Tidak apa-apa, itu semua proses buat kita menghasilkan cerpen yang bagus. Bagus dalam artian enak dibaca, mudah dipahami, dan sudah mahir menempatkan kaidah penulisan di dalam tiap karya.

Berusaha menulis dengan kemampuan sendiri jauh lebih baik dari mengaku terinspirasi padahal cuma plagiasi.

Iklan Gila-gilaan: Penyebab Orang Malas Baca Blog

Iklan Gila-gilaan: Penyebab Orang Malas Baca Blog

Orang malas baca blog tidak melulu karena rendahnya minat baca. Penempatan iklan yang gila-gilaan dan ada di tiap paragraf jadi penyebab utama orang malas baca blog.

Sudah iklannya menutupi artikel, tiap kali kita klik muncul iklan pop-up. Sudah muncul pop-up kita dibawa lagi ke situs  lain. Alhasil niat mau baca info di blog kita malah nyasar kemana-mana. Sangat mengganggu dan menghabiskan waktu, menghabiskan kuota juga.

Maka kita kemudian memasang adblocker. Para pembaca memasang adblocker bukan untuk menghalangi blogger mencari  uang yang didapat dari iklan, tapi demi kenyamanan membaca karena mereka benar-benar butuh info dan hiburan yang ada di blog itu.

Related: Beda Content Writer dan Blogger yang Tidak Sama dengan Wartawan

Tidak kurang akal untuk menghalau adblocker, para blogger kemudian minta pengunjung mematikan adblocker dengan alasan, "Blog dibuat pake waktu dan tenaga, jadi biarkan kami menyuguhi iklan segunung.supaya kami dapat penghasilan." Kasarnya begitu, ya.

Jadinya seperti makan simalakama, deh.

Pengunjung blog yang memakai adblocker terbebas dari iklan yang mengganggu, tapi blogger jadi minim penghasilan karena iklannya tidak tayang di layar pengunjung tersebut. Akan tetapi, kalau blogger pakai script anti-adblock, pengunjung bisa saja membatalkan kunjungannya ke blog tersebut dan mencari blog lain yang iklannya dapat ditolerir.

Masa Jaya Blog dan Blogger


Blogger disebut juga dengan narablog atau diserap kedalam bahasa Indonesia jadi bloger, mengalami masa kejayaan sebelum adanya medsos, yaitu tahun 2005-2015. Di masa itu sudah ada medsos seperti Friendster, MySpace, dan Facebook. Twitter juga sudah ada. Namun medsos waktu itu belum jadi gaya hidup dan baru sedikit orang yang jadi seleb medsos dan influencer.

Di masa jayanya, orang yang punya blog rasanya keren banget. Sama kerennya dengan punya puluhan ribu follower di masa sekarang dan dapat duit dengan meng-endorse produk dan jasa,

Kini masa jaya blog sudah lewat. Orang sudah banyak yang meninggalkan blog dan kalaupun ingin ngeblog, mereka pilih blog publik daripada bikin blog sendiri yang memeras waktu, tenaga, dan biaya.

Related: Menulis di Blog Pribadi atau Blog Publik? Ini Perbandingannya

Blog publik seperti Kompasiana, IDN Times, Terminal Mojok, Seword dan lainnya memberi bayaran pada para penulis konten yang mencapai syarat tertentu. Inilah yang jadi daya tarik orang menulis di blog publik selain dari kepraktisannya.

Maka wajar saja kalau menurut konsultan marketing ConvertKit orang yang masih melakoni profesi sebagai blogger adalah mereka yang berusia 35-44 tahun. Mereka sudah tahu apa itu blog dan bisa membedakannya dengan situs berita, forum, medsos, dan sumber informasi lain yang ada di internet.

Penempatan Iklan 

 

Makin banyak blogger memasang iklan, secara hitung-hitungan kasar makin besar pula penghasilannya karena probabilitas orang akan mengklik iklan-baik sengaja atau tidak-juga lebih besar.

Namun faktanya makin banyak iklan yang tidak tayang karena pengunjung menggunakan adblocker. Selain itu orang sudah malas baca blog karena sudah ada medsos yang lebih menghibur sekaligus memberikan informasi hanya yang mereka butuhkan. 

Itu sebabnya banyak perusahaan kemudian mengalihkan belanja iklan mereka dari TV, radio, dan internet ke media sosial. Bayaran blogger dari per klik iklan makin sedikit yang mengakibatkan mereka makin gila-gilaan menaruh iklan di setiap sudut konten. 

Kalau blognya tidak berisi informasi khusus mengenai hal spesifik yang dicari banyak orang (niche), saya pikir blogger tidak perlu menempatkan iklan secara berlebihan dan serampangan. Paling penting adalah kontennya, baru kemudian iklannya. 

Para pembuat algoritma Google juga makin sadar bahwa konten/artikel yang ada dalam blog adalah yang utama. Makanya mereka selalu memperbarui algoritma untuk mencari blog mana yang punya konten berkualitas yang layak tampil di halaman pertama mesin pencari Google.

Full-Time Blogger

 

Profesi sebagai full-time blogger atau narablog penuh-waktu masih dilakoni sebagian kecil orang, Full-time blogger menghabiskan waktu 3-6 jam sehari untuk mengelola blog mereka, entah itu menulis, memeriksa tautan, komentar, dan analitik, mengerjakan kerja sama penulisan artikel, mengecek penempatan iklan, dan lain sebagainya.

Sebetulnya tidak harus 3-6 jam per hari. Blogger yang blognya sudah mapan dalam artian domain authority dan page authority-nya sudah diatas 15 biasanya cuma perlu menulis satu artikel tiap hari (one day one article) untuk menjaga robon mesin pencari aktif merambat di blog mereka. 

Kemudian tidak sedikit full-time blogger yang mengelola 3-4 blog dalam satu waktu untuk memaksimalkan penghasilan dari penempatan iklan. Penghasilan mereka per bulannya ada di angka Rp5 jutaan. Kalau trafik blog sedang turun mereka masih bisa mengantungi Rp2-3 juta per bulan. Penghasilan segitu itu sudah cukup membuat mereka disebut sebagai full-time blogger.

Untuk menambah penghasilan para blogger juga biasanya rajin ikut lomba menulis atau writing competition yang diselenggarakan kementerian atau perusahaan swasta.

Blogger dan Medsos


Di era medsos ini idealnya seorang blogger bukan cuma menulis, dia juga harus meng-update postingan mereka di media sosial dalam bentuk video, podcast, atau ilustrasi yang dibuat sesuai kesukaan pengguna medsos. 

Jadi selain menulis blogger juga harus kreatif di medsos supaya menarik minat orang datang ke situs blognya. Bisa juga dia jadi blogger sekaligus influencer.

Related: Konten Evergreen Berawal dari Riset Keyword yang Gagal

Namun sulit bagi blogger untuk aktif menulis di sekaligus jadi influencer yang membuat konten medsos. Sebab membuat artikel/konten di blog saja butuh waktu tidak sebentar apalagi ditambah dengan konten di medsos. Karena itu mereka biasanya hanya melakukan mirroring konten di blog ke akun media sosial.

Mirroring dalam konteks medsos artinya meneruskan tautan (link) yang disertai miniatur halaman (thumbnail) dari blog ke akun medsos blogger atau ke akun medsos mana saja.

***

Walau sudah tenggelam dimakan aneka platform media sosial, keberadaan blog masih relevan selama masih ada orang yang suka menulis dan senang membaca. Apalagi blogger relatif tidak penuh hiruk-pikuk seperti medsos.

Membaca blog selain menambah pengetahuan dan menikmati beragam bacaan menghibur, juga bisa menambah wawasan yang berbeda dari yang ada di medsos.