Post-holiday Blues dan Cara Menghindari Galau yang Cemas Sepulang Liburan dan Kembali ke Rutinitas

Liburan bermanfaat untuk kesehatan mental karena mengembalikan kesegaran pikiran, mencegah stres, dan menciptakan rasa bahagia. Rasa capek sepulangnya liburan pun wajar karena ada banyak hal yang kita lakukan diluar rutinitas meski kita cuma liburan di rumah saudara atau sekadar pulang kampung. 

Penyebab Lelah Sepulang dari Liburan

 

1. Mengepak dan mengeluarkan baju dari koper. Mengeluarkan baju-baju dari lemari dan menyusunnya di koper butuh tenaga dan waktu ekstra, terutama buat ibu yang tidak punya pekerja rumah tangga (PRT).

Selain baju kita juga harus menyiapkan peralatan mandi, skin care, dan obat-obatan. Semua itu bisa bikin kita capek bahkan sebelum berangkat liburan.

2. Berkeliling ke tempat baru. Biasanya kita cuma jalan kaki dari kampus atau kantor ke terminal terdekat atau ke pangkalan angkot dan ojek.

Saat liburan kita lebih banyak jalan kaki mengelilingi tempat wisata, cari rumah makan, ke tempat parkir, kembali ke hotel, atau mencari oleh-oleh dan suvenir.

Capek juga akan terasa kalau kita pergi ke tempat liburan mengendarai mobil pribadi. Sudah lelah nyetir, masih juga harus jalan kaki kesana-kemari.

3. Baju kotor dan membereskan barang liburan. Setibanya di rumah pulang dari liburan kita masih harus mencuci baju kotor dan membereskan isi koper. 

Enak kalau kita punya pekerja rumah tangga tinggal minta tolong, kalau tidak punya, ya, harus kita kerjakan sendiri.

Lelah Normal dan Lelah yang Bikin Stres

Semua capek fisik yang kita rasakan amat wajar terjadi. Namun selain capek normalnya kita juga merasakan kepuasan batin dan kesenangan hati karena telah mengalami liburan yang mengembalikan kesegaran otak.

Sekembalinya dari liburan kita amat merasa lebih semangat dan siap menjalani rutinitas sehari-hari seperti biasa.

Normalnya rasa bahagia sepulang dari liburan masih menempel beberapa hari setelah kita melakukan aktivitas rutin. Hal itu membantu mental kita lebih sehat menghadapi kemumetan yang terjadi selama menjalani rutinitas.

Akan tetapi kalau capek itu disertai rasa stres, tidak siap kembali ke rutinitas, cemas berlebihan menghadapi aktivitas harian, dan ingin liburan terus, maka harus diwaspadai sebab kita bisa saja kena post-holiday blues.

Apa Sebenarnya Post-holiday Blues?

 

Post-holiday blues (perasaan galau sepulang liburan) disebut juga dengan post-vacation syndrome atau sindrom pascaliburan. Post-holiday blues adalah kelelahan mental dan kecemasan yang terjadi sepulangnya dari liburan karena tidak ingin kembali ke rutinitas harian. Lelah mental dan kecemasan ini bisa mencetus stres dan depresi.

Munculnya post-holiday blues bisa terjadi karena:

1. Sudah stres lebih dulu sebelum liburan. Itu terjadi bisa karena pekerjaan, aktivitas harian, atau masalah lain. yang tiba-tiba datang atau belum selesai.

Selama liburan kita jadi tidak menikmati dan malah menganggap liburan itu sia-sia karena toh kita akan menghadapi tekanan rutininas lagi sepulangnya dari liburan.

2. Tidak ada yang membantu membereskan sisa liburan. Rumah yang ditinggal beberapa hari sudah pasti agak kotor karena tidak disapu dan dipel seperti biasa.

Hewan peliharaan juga perlu diberi makan dan kotorannya dibersihkan. Belum lagi tanaman juga mulai layu. Baju-baju kotor dalam koper harus dikeluarkan dan dicuci, perlengkapan dan peralatan pribadi keluarga juga harus dibereskan.

Ini umumnya dialami oleh ibu yang tidak punya pekerja rumah tangga (PRT) dan anggota keluarga yang lain tidak bisa membantu karena punya kesibukan masing-masing.

3. Bercampurnya urusan pekerjaan dengan liburan. Pekerja kantoran yang cuti tidak disaat hari raya agama atau hari besar nasional kadang tidak bisa masih mengerjakan urusan kantor karena deadline atau tidak ada yang menggantikan.

Supaya Tidak Stres Sepulang dari Liburan

 

Kita bisa menghindari post-vacation blues atau post-holiday syndrome dengan cara menyiapkan dan memastikan pekerjaan atau urusan yang harus selesai sebelum liburan betul-betul selesai.

1. Selesaikan pekerjaan dan urusan yang bisa diselesaikan sebelum liburan. Jangan sampai pekerjaan menumpuk lebih banyak. Selesaikan yang bisa diselesaikan sebelum liburan.
 
Selesaikan juga urusan pribadi dan jangan tunda penyelesaiannya berlarut-larut sampai pulang liburan.

Liburan biasanya direncanakan jauh-jauh hari jadi kita bisa memprioritaskan mana pekerjaan atau urusan yang harus selesai dan mana yang memang harus diselesaikan sepulang liburan.

2. Bersihkan dan bereskan rumah sebelum berangkat. Pastikan rumah atau kamar pribadi rapi dan bersih supaya waktu pulang liburan kita tidak stres melihat tumpukan sampah dan debu yang menempel di ruangan.
 
3. Membagikan foto dan video saat liburan ke WhatsApp atau media sosial. Ini bisa membuat kita mengingat kembali saat-saat menyenangkan ketika liburan.
 
Dengan begitu kita bisa hati senang lebih lama walau liburannya sudah lewat dari sepekan, bahkan sebulan.
 
4. Segera bereskan baju kotor dan kembalikan koper ke tempat semula. Menunda mencuci baju kotor dan membereskan perlengkapan liburan cuma bikin tambah lelah.

Hindari post-vacation blues dengan secepatnya membereskan segala baju kotor, suvenir, perlengkapan liburan, dan peralatan pribadi. Dengan begitu kita masih punya waktu luang sebelum kembali ke rutinitas.

5. Sediakan waktu santai sebelum menjalani aktivitas harian dan rutinitas pekerjaan. Misal kita kembali kuliah atau kerja di hari Senin, pulanglah liburan 2-3 hari sebelum Senin.
 
Waktu senggang itu kita gunakan untuk membereskan barang-barang liburan, menyiapkan keperluan kuliah atau kerja Senin, dan istirahat dari liburan yang melelahkan fisik.

Jadi di hari Senin kita sudah betui-betul segar dan semangat setelah berlibur melepas penah dari kejenuhan sehari-hari.

Related: Perjalanan Pulang Terasa Lebih Cepat Karena Return Trip Effect


Liburan mestinya jadi momen menyenangkan yang membawa kesan dan membuat hati senang. Kalau pulang liburan kita stres dan malah depresi Healthline menyebut kita mungkin punya masalah mental yang tercetus dari liburan tersebut.

Kalau sudah begitu sebaiknya kita ngobrol dengan orang terdekat atau psikolog supaya kesehatan mental kita terjaga.

0 komentar

Posting Komentar