The 7th Indonesia's Next President

Disclaimer : Tulisan ini murni pendapat pribadi, tidak mewakili dan berhubungan dengan lembaga survei, partai politik, atau pesanan individu dan lembaga.

Pemilihan presiden akan berlangsung pada 2014 tapi jauh-jauh hari partai politik sudah menyiapkan calonnya. Sebagian masih malu-malu kucing mengumumkan, lainnya terang-terangan seperti Aburizal Bakrie yang diusung Partai Golkar. Aburizal Bakrie yang kini lebih senang dipanggil ARB daripada Ical, juga kerap muncul di tvone dan antv pada tayangan tentang kebaikan-kebaikan yang dilakukan Golkar dan Ical. Namun sayang sungguh malang, Ical (dan keluarganya) bergelimang "dosa". Beberapa perusahaan keluarga Bakrie terlibat manipulasi divestasi saham (Kaltim Prima Coal), kasus tender jaringan SLI (Bakrie Telecom), melarikan uang nasabah asuransi (Bakrie Life), manipulasi pajak (Kaltim Prima Coal, Bumi Resources, dan Arutmin Indonesia lewat Gayus Tambunan), juga menenggelamkan banyak desa di Sidoarjo dengan lumpur (Lapindo Brantas). Belum lagi dengan menjadi dalang KPSI yang sukses memboikot tim nasional sepakbola di piala AFF 2012 dan mengobrak-abrik PSSI.

Calon presiden lain adalah Prabowo Subianto yang dicalonkan Partai Gerindra. Tapi, meski Prabowo terlihat kharismatis dan punya jangkauan luas sebagai ketua HKTI, tapi ia orang orde baru, bekas menantu mantan presiden Soeharto. Ia juga terlibat dalam penembakan mahasiswa pada Mei 1998. Lagipula sebagai ketua HKTI Prabowo tidak melakukan tindakan untuk memajukan hidup petani. Kehidupan petani amburadul sejak reformasi bergulir menggantikan orde baru.

Selain dua tokoh tadi, nama-nama lainpun bermunculan. Namun siapakah yang layak, mumpuni, dan kompeten menjadi presiden RI ke-7 setelah Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputrie, dan Susilo Bambang Yudhoyono?

Mahfud MD adalah salah satu pejabat bersih di pemerintahan korup. Beliau melaporkan surat palsu yang dibuat Andi Nurpati. Tapi sampai setahun berlalu polisi tidak juga memroses kasus itu hingga Mahfud membukanya ke media. Entah karena dekat dengan kekuasaan atau kenapa, Andi Nurpati sama sekali tak tersentuh hukum. Yang jadi pesakitan justru mantan pegawai MK, Masyhuri Hasan, yang mengetik surat aslinya bukan yang palsu.

Selain pemalsuan surat MK, Mahfud MD juga mengatakan bahwa ada mafia narkoba di lingkaran istana yang terbukti diberinya grasi kepada terpidana mati narkoba Meirika Franola.

Nama lain yang cocok jadi kandidat presiden adalah Dahlan Iskan. Beliau pertama kali dikenal sewaktu meminpin Jawa Pos Grup atau Jawa Pos News Network (JPNN). Dahlan Iskan memimpin jaringan mengembangan media lokal ke daerah-daerah. Kemajuan Jawa Pos membawanya ke bisnis listrik. Dahlan Iskan juga menjabat sebagai presdir dua perusahaan pembangkit listrik swasta PT Cahaya Fajar Kaltim dan PT Prima Electric Power.

Selanjutnya ia diangkat jadi direktur utama PLN. Di BUMN ini beliau membuat sistem online dari internet dan call center yang melumpuhkan calo dan memudahkan warga yang ingin memasang atau menambah daya listrik. Karena proses birokrasi yang singkat maka biaya yang harus dikeluarkan warga juga jadi lebih murah.

Hanya dua tahun menjadi dirut PLN Dahlan Iskan naik jabatan menjadi menteri BUMN. Pada jabatannya ini lagi-lagi beliau memangkas birokrasi yang bertele-tele, menggalakkan efisiensi di BUMN-BUMN, dan, ini dia, melarang BUMN memberikan upeti kepada anggota DPR. Hahaha, rasain kau, anggota DPR!

Joko Widodo. Nama ini sukses menjadikan Solo sebagai kota manusiawa. Beliau memindahkan PKL secara persuasif tanpa kekerasan dan pentungan. Beliau melarang pembangunan mal dan memperbanyak ruang terbuka hijau yang dapat digunakan sebagai area publik.

Saat ini Joko Widodo menjabat gubernur DKI Jakarta dan, bersama wakilnya Basuki Tjahaya Purnama, sedang membenahi birokrasi agar bebas dari korupsi. Ia mengkaji ulang kebijakan-kebijakan gubernur lama yang tidak pro-rakyat, termasuk tidak memberi izin pembangunan mal baru dan proyek MRT yang dinilai merugikan pemerintah provinsi.

Kalau nama-nama diatas saya anggap mumpuni jadi calon presiden RI, maka nama-nama berikut kebalikannya.

Jusuf Kalla Is Not The Chosen One.
Nama ini punya elektabilitas lumayan tinggi alias populer di masyarakat karena jabatannya sebagai wakil presiden pada 2004 - 2009. Jusuf Kalla pernah mencanangkan program konversi minyak tanah ke gas. Rumah tangga yang tadinya memakai minyak tanah untuk masak dianjurkan beralih ke gas karena minyak tanah tidak lagi disubsidi mengakibatkan harganya jadi muahal. But in fact, gas juga disubsidi APBN seperti minyak tanah dulu. Jadi ya tidak signifikan mengurangi beban negara. JK pernah mengatakan bahwa akan pulang kampung ke Makassar dan mengurus masjid kalau kalah pilpres 2009. Nyatanya setelah kalah melawan SBY ia diangkat jadi ketua PMI, jadi pembicara dimana-mana, dimotori TV untuk jadi narasumber, dan tetap tinggal di Jakarta, bukan pulang kampung mengurus masjid.  Plus, sebelum jadi politikus, JK juga saudagar seperti Ical lalu.. Bum.. Tiba-tiba jadi ketua umum Partai Golkar. Saudagar yang jadi politikus karena berniat menjadi penguasa patut diwaspadai karena ia akan menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan usahanya. 

Jusuf Kalla, sebagai duta Pulau Komodo, pula yang mendorong Indonesia berkompetisi di New7Wonders agar Pulau Komodo salah satu dari  dari 7 keajaiban dunia baru dimana Indonesia harus menyetor jutaan dolar sebagai biaya keikutsertaan. Pulau Komodo memang sukses terpilih menjadi keajaiban dunia tapi lebih banyak mudarat daripada manfaatnya.

Absolutely Not Rhoma Irama
Si raja dangdut ini memang populer. Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Ia telah menghasilkan 685 buah lagu dan membintangi lebih dari 10 film layar lebar. Ia menikahi Veronica, Ricca Rachim, Marwah Ali, dan Angel Lelga.

Tentu saja populer sebagai raja dangdut tidak berarti populer juga sebagai calon presiden. Rhoma Irama tak punya pengalaman politik. Secara kasat mata ia juga bukan tipe negarawan. Jadi kalau untuk mengelola negara nanti dulu lah ya.

Who Is Hatta Rajasa, Anyway?
Nama ini populer karena jabatannya sebagai menteri koordinator bidang perekomian. Hanya saja banyak orang tahu bahwa Hatta Rajasa tidak mendapatkan jabatan itu karena kemampuannya, melainkan karena ia ketua umum PAN. Partainya masuk dalam koalisi di kabinet SBY yang artinya dapat jatah kekuasaan. Lagipula sebagai menko perekonomian prestasi besan SBY ini juga tidak ada. Kalau prestasi sebagai menteri saja tidak ada bagaimana mau jadi presiden?!

Better Not To Choose Sri Mulyani Indrawati
Sri Mulyani menjabat sebagai Managing Director Bank Dunia setelah "dikalahkan" Aburizal Bakrie dalam perseteruan soal dana talangan Bank Century dan pengetatan beberapa aturan Sri Mulyani  untuk perusahaan-perusahaan Bakrie ketika menjabat sebagai menteri keuangan. Kecakapan ibu dua anak ini dalam mengelola keuangan dan moneter memang yahud. Beliau pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia pada 2006 versi Emerging Markets. Akan tetapi, orang pandai belum tentu bisa jadi pemimpin, apalagi di negara bhineka tunggal ika ini. Sri Mulyani cocok memimpin lembaga tapi tidak negara.

Memilih pemimpin yang paling sulit adalah ketika kita, rakyat Indonesia, hanya disediakan sosok terbaik dari yang terburuk, bukan terbaik dari yang terbaik. Semua calon presiden harus diusung oleh partai politik, sementara partai politik di Indonesia masih korup. Tapi kita lihat saja nanti, siapa tahu benar-benar ada calon presiden yang ketika jadi presiden tidak cuma senang disorot televisi untuk tebar pesona, bikin konser musik, menangisi film daripada rakyatnya, dan merengek minta dihargai. Aamiin.

0 komentar

Posting Komentar