Tetap Jujur atau Ikut Curang?
Dari jaman jebot sudah sering kita lihat orang yang berlaku curang seperti menyontek, korupsi, mengakali anggaran, berbohong, dan memanipulasi hidupnya bergelimang uang, dihormati, disegani, bahkan dielu-elukan.
Lalu orang yang jujur terlihat hidupnya pas-pasan, susah naik jabatan, hampir tidak punya teman, dan sering diremehkan. Kalau begitu apa kita harus tetap jujur atau ikut curang?
KBBI mengartikan curang sebagai "berlaku tidak jujur, memiliki sifat tidak lurus hati, tidak adil". Sedangkan jujur artinya lurus hati, tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya), tidak curang (misalnya dalam permainan dan mengikuti aturan yang berlaku), dan tulus ikhlas.
Kalau begitu apakah kita harus tetap jujur atau ikut berbuat curang supaya tidak dirugikan?
Kerugian Berbuat Curang
Orang yang sering curang kelihatannya sejahtera, sukses, dan hidupnya baik-baik saja, tapi dibalik semua itu berbuat curang membawa dampak besar, berikut kerugiannya.
1. Hilangnya Kepercayaan dan Reputasi
Ketika seseorang tertangkap melakukan kecurangan, kepercayaan dari orang lain (teman, keluarga, kenalan) akan menurun drastis. Reputasi yang sudah terbangun selama bertahun-tahun bisa hancur dalam sekejap dan sulit membangunnya kembali.
Kalau dia masih punya banyak teman dan disegani, itu karena teman dan yang menyeganinya masih butuh bantuan atau punya utang budi kepadanya.
2. Tidak Berkembang
Saat seseorang memilih jalan pintas melalui kecurangan, dia kehilangan kesempatan untuk belajar dan mengasah kemampuan secara nyata. Proses belajar adalah bagian penting dari pertumbuhan pribadi dan profesionalisme. Kita kehilangan kesempatan untuk memaksimalkan potensi yang kita punya kalau memilih untuk curang.
3. Potensi Sanksi
Di berbagai institusi, terutama akademik, kecurangan sering diberi sanksi yang serius. Hal ini dapat berupa pengusiran, pemecatan, atau bahkan tindakan hukum yang bisa memperburuk keadaan dan merusak catatan profesional serta akademis seseorang.
4. Sengsara
Hidup terus-menerus dengan menyimpan kecurangan yang pernah dilakukan bisa membuat seseorang stres dan cemas. Beban emosional dan perasaan bersalah akibat melakukan kecurangan bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik seseorang.
5. Kehilangan Keberkahan dan Rezeki
Hasil yang diperoleh dari kecurangan biasanya jauh dari berkah. Dalam Islam, kejujuran dihargai tinggi dan rezeki yang halal dipercaya membawa keberkahan, sementara hasil dari kecurangan dianggap tidak membawa kebaikan dan bahkan dapat mendatangkan kerugian bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya
Selain itu apa yang kita perbuat akan dimintai pertanggunjawabannya kelak di akhirat.
Kenapa orang yang berbuat curang malah disegani dan dihormati?
1. Sistem Korup
Pada lingkungan di mana persaingannya sangat ketat atau sistemnya terbiasa korup, banyak orang harus seperti itu juga untuk berhasil. Di situasi seperti ini, curang dianggap sebagai cara bertahan menghadapi sistem yang tidak adil.
2. Melihat Hasil Akhir
Masyarakat lebih suka memuji orang sukses daripada memberi perhatian pada kegagalan yang datang karena kejujuran. Dalam iklim kompetitif, terutama di bisnis atau politik, hasil lebih dihargai daripada integritas proses.
Dalam banyak konteks, penghargaan juga sering diberikan berdasarkan hasil atau pencapaian akhir. Kalau seseorang mendapatkan kesuksesan meski caranya curang, hasil itulah yang membuat orang lain terpesona dan mengabaikan cara mencapainya.
3. Dianggap Cerdik dan Berani Ambil Risiko
Ada kalangan yang melihat tindakan curang sebagai ekspresi kecerdasan atau keberanian untuk mendobrak aturan yang kaku. Mereka menganggap orang yang mampu "memainkan sistem" sebagai orang cerdik dan realistis meski cara itu curang dan kontroversial.
Itulah yang bikin orang curang malah disegani dan dihormati.
Kepuasan Batin Orang Jujur
Kecurangan kelihatannya memang memberi banyak keuntungan, tapi kerugian yang ditimbulkannya jauh lebih masif dan berjangka panjang.
Kejujuran dan integritas yang kita pegang justru akan membuka jalan menuju perkembangan yang sehat, membangun reputasi yang kuat, dan membawa kepuasan batin yang tak ternilai. Orang lain juga akan menilai kita sebagai pribadi yang dapat dipercaya,
Dalam Islam pribadi seperti inilah yang harus diikuti umatnya, seperti yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Muhammad dijuluki sebagai Al-Amin oleh masyarakat Mekah yang artinya dapat dipercaya.
Orang jujur tidak pernah rugi. Meski sekarang rasanya sakit karena sering dirugikan oleh yang curang, tapi kelak kita pasti dapat hikmahnya. Kita jadi orang yang paling bisa dipercaya untuk mengerjakan hal-hal yang orang lain tidak bisa.
Posting Komentar untuk "Tetap Jujur atau Ikut Curang?"
Posting Komentar