Widget HTML #1

Film Genre Antimainstream, Melampaui Batas Konvensional Demi Eksplorasi dan Ekspresi

Di situs gudangfilm21.id ada bahasan dan ulasan film genre anti-maintream seperti heist, science fiction, dan psikologi thriller. Emang kayak apa, sih, genre antimainstream di film?

Film genre antimainstream gudangfilm21.id

Genre film antimainstream adalah gaya pembuatan film yang sengaja menolak standar atau pakem yang sudah ada. Film genre ini menawarkan cerita atau alur yang unik, tidak terduga, dan penuh eksperimen, baik dari segi narasi, karakter, maupun tema yang diangkat.

Genre yang masuk kategori antimainstream penjelasannya seperti di bawah ini.

1. Fiksi Ilmiah

Genre science fiction (fiksi ilmiah) adalah jenis film yang menggabungkan unsur imajinatif dengan teori dan konsep ilmiah. Genre ini menyajikan dunia yang dibangun berdasarkan kemungkinan-kemungkinan ilmiah, tidak sama persis dengan teori dan kenyataan yang kita kenal.

Ciri film fiksi ilmiah yang mudah kita kenali adalah unsur futuristik. Futuristik di sini artinya film fiksi ilmiah mengangkat hal yang belum bisa diwujudkan di dunia nyata seperti kecerdasan buatan, robot, perjalanan waktu, sampai eksplorasi ruang angkasa. 

Cerita-ceritanya memanfaatkan spekulasi ilmiah dan inovasi teknologi untuk menciptakan gambaran tentang kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.

Film science fiction asal Indonesia adalah Alif Lam Mim (2015). Film ini menyajikan visi futuristik tentang Indonesia di tahun 2036. Latar belakangnya revolusi pasca perang saudara. 

Sementara itu film fiksi ilmiah paling populer di dunia adalah Star Wars, The Matrix, Interstellar, dan Arrival. Lalu sci-fi Asia yang paling memukau ada ditangan Space Sweeper (2021) buatan Korsel dan The Wandering Earth (2019) bikinan Tiongkok. Dua-duanya bercerita tentang angkasa luar saat kondisi bumi sekarat.

2. Psikologi Thriller

Pada film psikologi-thriller cerita disusun dengan cara yang memecah waktu, ruang, dan perspektif, sehingga membiarkan penonton merasa terseret dalam ketidakpastian dan ambiguitas. 

Penggambaran karakter dalam psikologi-thriller sering dibangun dengan ambiguitas yang tinggi. Para tokohnya merupakan campuran dari konflik internal yang kompleks yang membuat batas antara kebaikan dan kejahatan menjadi kabur. 

Karakter yang seperti ini mengajak penonton untuk melakukan interpretasi sendiri tentang motivasi dan evolusi karakter dalam film, Makanya psikologi-thriller termasuk film genre antimainstream karena selama nontonnya kita perlu mikir.

Selain Shutter Island seperti yang diulas gudangfilm21.id, film yang termasuk psikologi-thriller yaitu:

  1. The Menu (2022) dibintangi Anya-Taylor Joy.
  2. Parasite (2019) dibintangi oleh Song Kang-ho dan Lee Sun-kyun.
  3. The Girl on the Train (2016) diperankan dengan sangat baik oleh Emily Blunt.
  4. The Devil All the Time (2020) dibintangi oleh Tom Holland yang mampu melepas diri dari bayang-bayang Spiderman.
  5. Knives Out (2019) yang berat untuk dinikmati karena tokohnya banyak dan alurnya bercabang-cabang.

3. Heist

Film genre heist adalah subgenre dari genre kriminal. Genre heist fokus pada perencanaan, pelaksanaan, dan konsekuensi dari aksi pencurian atau perampokan besar. 

Dalam film heist cerita dibangun dari seputar upaya sekelompok kriminal profesional yang menyusun rencana cermat untuk melakukan aksi kejahatan yang rumit. 

Ada film heist murni yang mengutamakan ketegangan dan kecerdikan dalam menghadapi risiko perampokan. Ada juga heist yang dibuat dengan unsur komedi yang lucu. Perpaduan heist dengan komedi ini dikenal dengan istilah caper story.

Negeri kita punya film heist yang keren banget ditontonnya, yaitu Mencuri Raden Saleh (2022). Mencuri Raden Saleh termasuk heist murni karena ditontonnya bikin kita tegang dan was-was kalau rencana mencuri lukisan akan gagal berantakan.

FIlm heist populer yang sudah kita kenal adalah:

1. Ocean's Eleven (2001) . Film ini mengisahkan sekelompok perampok profesional yang merencanakan pencurian tiga kasino sekaligus di Las Vegas dengan gaya yang elegan dan penuh kecerdikan.

2. The Italian Job (2003). Menghadirkan adegan kejar-kejaran mobil yang mendebarkan dan strategi perampokan yang rumit.

3. Inside Man (2006). Disutradarai oleh Spike Lee, film ini menyuguhkan perampokan bank yang sarat intrik dan plot berlapis dengan twist cerita yang tak terduga, sehingga membuat penonton terus menonton tanpa berkedip sedetik pun.

4. Inception (2010). Meskipun mengandung unsur fiksi ilmiah, film ini mengusung konsep pencurian ide dari dalam dunia mimpi yang penuh teka-teki, memadukan elemen heist klasik dengan inovasi konsep naratif. 

Kita bisa baca ulasan lengkap Inception di gudangfilm21.id.

5. The Town (2010). Film ini mengeksplorasi kehidupan emosional sekelompok perampok bank dari Boston, memadukan aksi perampokan dengan konflik dan hubungan interpersonal yang mendalam.

6. Baby Driver (2017). Efek sinematik dalam film ini sangat menghibur karena aksi kejar-kejaran mobilnya sinkron dengan irama musik.

Baby driver termasuk dalam caper film karena lucu dan adegan usaha perampokan malah berakhir dengan kekonyolan. Ringan dan cocok ditonton untuk melepas penat setelah seharian mikir yang berat-berat.

4. Eksperimental

Film genre eksperimental disebut juga sinema avant-garde, merupakan aliran dalam pembuatan film yang dengan sengaja menolak atau mengevaluasi ulang konvensi sinematik tradisional. 

Film eksperimental mengeksplorasi berbagai bentuk dan teknik baru untuk menciptakan efek sinemation yang unik. 

Para sineas yang berkecimpung dalam genre ini sering memakai simbolisme, teknik perekaman yang tidak lazim, dan pengolahan audio visual yang tidak umum untuk menghasilkan karya seni.

Berikut film eksperimental yang sudah terkenal:

1. Un Chien Andalou (1929) karya surealis dari Luis Buñuel dan Salvador Dalí. FIlm ini jadi tonggak penting dalam sinema eksperimental karena adegan-adegannya sangat simbolis dan menggugah imajinasi.

Film genre antimainstream gudangfilm21.id
Poster film Un Chien Andalou atau Anjing Andalusia karya Luis Buñuel dan Salvador Dalí tayang pada 1929 | foto: contemporaryartissue

2. Meshes of the Afternoon (1943) disutradarai oleh Maya Deren. Film pendek ini terkenal karena atmosfer mimpi yang intens dan narasi yang tidak konvensional. Eksplorasi psikologi dan simbolisme dalam film ini memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan film eksperimental di Amerika.

3. Eraserhead (1977) merupakan debut dari David Lynch yang menawarkan suasana gelap dan sureal dengan citraa yang membangkitkan perasaan ambigu. 

4. Koyaanisqatsi (1982) besutan Godfrey Reggio ini menggunakan montase visual dan musik yang menghipnotis untuk mengeksplorasi hubungan antara manusia, teknologi, dan alam. 

5. Wavelength (1967) karya Michael Snow ini dikenal karena eksperimennya dengan waktu, ruang, dan perspektif visual. Snow menciptakan sebuah pengalaman sinematik yang perlahan mengungkapkan struktur film itu sendiri, membuka diskusi tentang batasan medium film. 

Karena dari segi pembuatannya serba nonkonvensional (nyeleneh) maka heran kalau genre eksperimental lebih pas disebut sebagai ke ekspresi artistik daripada film, karena alur cerita filmnya sering tidak logis dan pengambilan gambar yang tidak biasa. Kita bisa menonton film genre antimainstream di pameran seni atau festival film komunitas.

Film Genre Antimainstream

Genre antimainstream di film memberikan ruang lebar bagi sineas untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan ide, narasi, teknik penceritaan. 

Eksplorasi dan eksperimen itu lalu menghasilkan film yang menantang rasionalitas dan mengajak penonton untuk berpikir lebih mendalam tentang tema sosial, budaya, atau psikologis yang diangkat. Kalau mau baca-baca ulasan film genre anti-mainstream silakan berselancar di gudangfilm21.id.

Posting Komentar untuk "Film Genre Antimainstream, Melampaui Batas Konvensional Demi Eksplorasi dan Ekspresi"