Resto Pawon Ireng Muntilan, Tempat Santai Asyik di Pinggir Sungai Lamat

Resto Pawon Ireng Muntilan, Tempat Santai Asyik di Pinggir Sungai Lamat

Resto ini baru beberapa bulan buka sejak saya berkunjung pada 10 Juni 2022. Lokasinya bersebelahan dengan restoran Joglo Ndeso yang lebih dulu populer di seantero Magelang-Jogya.

Salah satu spot makan di Resto Pawon Ireng (emperbaca.com)

Selain cocok jadi resto keluarga, yang mau curhat berdua dengan bestie juga bisa. Yang mau nembak gebetan juga boleh. Semua bisa pilih tempat duduk yang paling asyik tanpa saling terganggu dan mengganggu karena tempatnya luas dan semuanya semi-outdoor.

Tamu rombongan disediakan tempat khusus sama-sama di pinggir sungai, tapi di area bawah resto. Mau haha-hihi serombongan juga bebas, tidak bakal mengganggu pengunjung lain yang ingin menikmati gemericik air sungai.

Lokasi

Lokasinya ada di Dusun Kadirojo Kecamatan Muntilan ke arah utara menuju Kecamatan Dukun yang menuju ke puncak Gunung Merapi.
Letaknya di sebelah kanan jalan kalau kita datang dari arah Pasar Muntilan. Mudah dicapai oleh kendaraan pribadi, tapi tidak ada angkutan umum seperti angkot dan bus yang lewat depan resto. 

Keunikan

Resto Pawon Ireng ada persis di pinggir atas Sungai Lamat. Gemericik air sungai bisa kita dengar keras, terutama saat musim hujan atau air sungai sedang penuh.
 
Tempat duduk dan spot foto dekat kolam ikan (emperbaca.com)

Gemericik air ini yang jadi keunggulan dan keunikan Pawon Ireng. Kita merasa santai, tenang, dan betah berlama-lama. Misal sedang gabut, kita boleh berjam-jam duduk di sana tanpa diberi isyarat apapun supaya pergi, walau makanan dan minuman kita sudah habis tanpa sisa.

Spot Foto

Selain pemandangan sungai, kita bisa foto di area kolam ikan dan pinggir kolam yang didesain khusus untuk foto. 

Spot foto pinggir kolam ikan (emperbaca.com)

Sambil menunggu makanan datang, kita bisa foto-foto di seluruh area resto. Tamu-tamu lain tidak merasa risih dan terganggu, kok! Yang penting tidak teriak-teriak dan bolak-balik di depan mereka saja.

Makanan dan Minuman

Semua menu lezat dan cocok di lidah orang Indonesia, bukan cuma Jawa. Bahan makanannya segar dan semua sayuran, saya lihat, dicuci dulu sebelum dihidangkan. 

Ikan bakar (emperbaca.com)

Harga makanan dan minuman normal sesuai standar restoran kelas middle-low di kisaran Rp15.000-Rp25.000 untuk minuman dan Rp20.000-Rp90.000 untuk makanan. Saya tidak tahu ini sudah termasuk pajak atau belum, karena yang tertulis di daftar menu harganya, ya, segitu.

Service

Pelayanan para waiternya ramah dan benar-benar menjadikan tamu sebagai raja. Kalau ada menu yang namanya aneh, mereka dengan sangat ramah menjawab bahan apa saja yang ada dalam minuman dan makanan itu. 

emperbaca.com

Kalau makanan datang agak lama, mereka bakal minta maaf karena sudah membuat kita lama menunggu. Padahal, sih, enggak terasa lama karena kita sibuk foto-foto.

Pelayanan kasir biasa saja. Datar. Ramah tidak, judes juga tidak. Pelayanan paling top diberikan oleh para waiter.

Parkir

Tempat parkirnya tidak luas, cukup untuk 5 mobil dan 8 motor. Kalau tamu mobil sedang ramai, tukang parkir akan memindahkan motor ke tepi jalan, dengan penjagaan mereka.

Resto Pawon Ireng buka mulai pukul 10.00 WIB sampai 21.00 WIB.

Yuk! Coba Wisata Hemat Mendebarkan ala Backpacker

Yuk! Coba Wisata Hemat Mendebarkan ala Backpacker

Backpacker terkenal sebagai wisatawan yang bepergian dengan ransel besar di punggung mereka, tidur di homestay atau losmen, dan memilih transportasi seadanya untuk mencapai tujuan wisata. Backpacker sering dikenal nekat karena berani pelesir ke suatu tempat dengan uang saku pas-pasan.

Kalau biasanya kita mempersiapkan banyak hal semaksimal mungkin sebelum pergi ke tempat wisata, lain halnya dengan para backpacker. Bagi kalangan ini tak hanya tempat tujuan yang jadi keterpikatan mereka. Perjalanan yang ditempuh, penginapan dan makan yang seadanya, akan mereka nikmati sepenuh hati.

Kamu yang berjiwa muda juga harus coba pelesiran ke destinasi wisata di Indonesia ala backpacker. Meski bukan backpacker sejati, hal-hal dibawah ini patut diketahui supaya selama berwisata kamu siap dengan keadaan yang diluar dugaan. 

(gocompare.com)

1. Backpackeran dengan teman atau saudara yang sudah pernah backpacker. Backpackeran dengan mereka yang sudah pernah backpackeran akan meminimalisir ketidaknyamanan kita menghadapi hal-hal yang tidak ditemui saat pelesiran dengan koper dan hotel berbintang.

2. Hitung budget dengan saksama. Hitung biaya penginapan, makan, jajan, dan ongkos transportasi lokal (bus, angkot, atau becak) di lokasi tujuan, dan biaya makan. Lebihkan paling banyak satu juta rupiah dari  budget yang sudah kamu hitung.

Kalau berani kamu bahkan tidak perlu bawa kartu debet dan kartu kredit.

3. Catat nomor bus atau angkutan kota yang menuju tempat wisata tujuan. 
Siapkan agak banyak uang pecahan Rp2000, Rp5000, Rp10.000, dan Rp20.000 dalam saku untuk memudahkan pembayaran. Ingin naik taksi online atau sewa mobil? Boleh saja, tapi biasanya backpacker justru ingin naik angkutan umum demi terasahnya jiwa “petualang”. 

Banyaklah bertanya pada penduduk setempat tentang bagaimana cara mencapai lokasi yang ingin dituju. Ingatlah selalu pepatah "malu bertanya sesat di jalan".

4. Siapkan ransel (atau carriel/carrier) yang seukuran dengan punggung Anda agar tidak membuat cedera. Usahakan tidak lagi membawa tas tenteng atau tas cangklong karena akan sangat merepotkan. 

Taruh semua keperluan dalam ransel tersebut. Tas kecil selempang masih diperkenankan. Pinjam ransel pada saudara atau tetangga. Kalau kamu beli ransel baru dan cuma dipakai 1-2 kali, mubazir. Mending pinjam, kecuali kamu mau terus-terusan pelesiran dan backpackeran.

5. Pakai celana tactical yang banyak sakunya atau jeans. Celana tactical berguna untuk menyimpan banyak printilan seperti uang receh, botol mnum, dan ponsel.

Sedangkan tactical dan jeans bisa dipakai terus-terusan tanpa dicuci selama seminggu. Kamu bisa hemat biaya laundry dan tidak menuh-menuhin ransel harus bawa beberapa celana.

6. Bawa handuk dan peralatan mandi. Kamu akan menginap di hotel melati, homestay atau losmen yang tidak menyediakan peralatan mandi untuk tamunya. Jadi pastikan kamu membawa peralatan mandi supaya nanti tidak repot beli.

7. Siap istirahat dan makan dimana saja yang murah dan mengenyangkan. Carilah makan di warung-warung sekitar penginapan supaya hemat, namun tetaplah cari yang bersih. Jika ingin wisata kuliner carilah makan yang sesuai budget karena ada juga wisata kuliner seharga ratusan ribu.

***
Yang utama harus disiapkan sebelum memulai wisata ala backpacker adalah keberanian. Berani bertanya, berani menikmati fasilitas minim, berani tidak boros, berani tidak gengsi, berani sedikit tersesat, berani mencoba sesuatu yang beda dari yang pernah kamu alami.

Jus Lezat dari Sayur Hidroponik di Joglo Ndeso Muntilan

Jus Lezat dari Sayur Hidroponik di Joglo Ndeso Muntilan

Sayuran hidroponik adalah sayuran yang ditanam menggunakan media air dan sama sekali tidak menggunakan tanah. Selain air media yang digunakan adalah arang sekam. Gunanya untuk "mengikat" tanaman sebagai media semai.

Karena tidak menggunakan tanah, unsur hara dalam air sangat kurang, maka digunakanlah pupuk khusus hidroponik, boleh yang organik atau anorganik.

Sesudah panen, sayuran yang ditanam hidroponik itu kemudian tersaji dalam berbagai aneka masakan di restoran Joglo Ndeso.

Tanaman hidroponik ditanam mengelilingi area resto di sekeliling kolam ikan. Ikan-ikan di kolam itu juga diolah jadi ikan goreng dan bakar.

Walau tidak semua menu menggunakan panenan hidroponik, semua citarasa masakannya segar. Mau menu Indonesia ada, ala western juga ada, ala Jawa ada juga. 

(akun Facebook Joglo Ndeso)

Buat anak-anak yang susah makan sayur, bisa coba tempura sayuran. Aneka sayuran seperti wortel, brokoli, kentang, terong, dan selada digoreng menggunakan balutan tipis tepung. Tidak beda, sih, dengan yang biasa kita buat di rumah, tapi ada rasa khas Joglo Ndeso, tidak cuma gurih dan asin saja.

Minuman andalan di resto ini adalah Green Juice yang dibuat dari campuran sawi, timun, dan beberapa sayuran yang tidak diberitahukan kepada pengunjung karena, kata pelayannya, rahasia dapur. 

Rasa jusnya segar. Ada rasa sedikit asam dan rasa sayurannya terasa pekat. Manisnya pas hanya berupa manis-manis jambu.

Tingkat kemanisan jus

Di resto-resto yang masakannya diolah oleh chef, rasa khas jusnya memang tidak terlalu manis seperti jus yang di jual di rumah makan dan warung.

Jusnya juga tidak ditambah susu, hanya buah, sayur, atau kombinasi keduanya. Di Joglo Ndeso juga sama. Semua rasa jusnya segar, tidak kemanisan, dan ada jus yang sengaja tidak disaring sehingga meninggalkan ampas di gelas.

Porsi makanan

Porsi makanan standar ala resto. Untuk makan sendiri sudah mengenyangkan. Menu-menu dessert alias pembuka, menurut saya, porsinya terlalu banyak. Kalau kita menghabiskan satu porsi dessert sendiri perut rasanya sudah tidak bisa lagi kemasukan makanan utama.

Kenyamanan

Pengunjung bisa pilih mau makan di saung (gazebo) lesehan atau di meja. Buat yang berduaan bisa tempat makan di mana saja. Pengunjung keluarga biasanya pilih di gazebo, sedangkan rombongan bisa menikmati santapan di pendopo.

Parking lot tergolong luas. Kira-kira bisa menampung 15 mobil dan 10 motor dalam kondisi normal. Kalau sedang penuh atau ada acara, parkir bisa membludak sampai ke pinggir jalan.

Harga

Murah tidak, mahal juga tidak. Harga aneka minuman dan jus ada di kisaran Rp15.000-Rp30.000. Sedangkan menu makanan berkisar Rp25.000-95.000. 

Lokasi

Lokasinya mudah ditemukan karena ada di pinggir Jalan Dukun di dusun Kuthan Kecamatan Muntilan ke utara menuju ke arah gunung Merapi.

Yang Unik

Kita makan dikelilingi kebun hidroponik. Anak-anak bisa main ayunan di taman mungil sambil menunggu hidangan tersaji.

Ada kolam renangnya yang jadi satu dengan area restoran. Kolam renangnya hanya untuk anak-anak karena ukurannya tidak besar. Orang tua bisa menunggu sambil menikmati hidangan di pinggir kolam renang.

Untuk masuk ke area kolam renang, kita harus bayar lagi. Namun, sejak pandemi kolam itu tutup dan tampak tidak dirawat.

Sindu Kusuma Edupark, Dufan Mini Murah Meriah

Sindu Kusuma Edupark, Dufan Mini Murah Meriah

Saya katakan mirip Dufan (Dunia Fantasi di Ancol, Jakut) karena saya amat menyukai taman rekreasi itu. Sejak kecil sampai kuliah saya selalu menyempatkan tamasya ke Dufan, baik bersama teman-teman atau berdua saja dengan almarhumah adik bungsu.

Sindu Kusuma Edupark atau orang-orang sana menyingkatnya dengan SKE, bisa disebut sebagai Dufan Mini karena wahana yang ada di sana sama seperti di Dufan, kecuali Sepeda Mabur. 

Wahana Cakra Manggilingan di SKE

Tiket terusan masuk ke Sindu Kusuma Edupark yang ada di Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman, DIY, murah, hanya Rp50.000 per dewasa dan anak-anak. Hanya saja tiket terusan ini berlaku untuk 1x main. Artinya kita hanya boleh menaiki wahana dan nonton di sinema 4D dan 8D masing-masing hanya sekali saja.

Waktu itu kami menaiki Cakra Manggilingan, masuk ke House of Terror, dan naik Sepeda Mabur dua kali. Kami mengira masuk ke sinema 8D tidak termasuk tiket terusa, jadi kami beli tiket lagi seharga Rp30.000 per orang. 


Ternyata petugas di pintu masuk yang melihat gelang terusan kami bilang bahwa wahana itu bisa dimasuki gratis. Oleh petugas lain kami dibolehkan naik wahana lain yang kami inginkan untuk kali kedua.

Kalau Anda ingin naik wahana tidak cuma sekali, datanglah pagi saat Sindu Kusuma Edupark baru buka. Naik wahana Cakra Manggilingan lebih dulu baru kemudian wahana yang lain. Pada pagi hari petugas jaga wahana tidak menandai gelang tiket terusan kita. 

Saat siang ketika SKE main ramai, barulah petugas menandai gelang tiket terusan supaya pengunjung tidak naik dan masuk wahana berkali-kali. Saat sudah ramai ini kita bisa masuk dan main wahana untuk kali kedua karena petugaspun membolehkannya (mungkin juga petugasnya lupa kalau kami sudah menikmati wahana itu) dan gelang kitapun ditandai.

Efek pandemi

Sayang sekali karena pandemi yang mengharuskan SKE tutup lumayan lama, taman rekreasi itu jadi kurang terurus. Wajar saja karena mereka tidak ada pemasukan, sementara para karyawan harus tetap digaji.

Taman-taman masih berantakan dengan rumput yang meninggi. Daun-daun kering dari pohon yang meranggas belum disapu.

Area sekitar toilet juga berantakan dengan tumpukan barang-barang bekas yang tidak ditumpuk teratur. Jalan menuju toiletpun jelek. Untung saja toiletnya lumayan bersih.

Wahana Sepur Ngebul dan Cangkir Putar tidak beroperasi. Pun dengan Kamar Musik. Kolam terapi ikan kosong dan kolamnya penuh lumut. Taman Buddha sama juga tidak terurus dan banyak lumut di hampir semua keramiknya.

Tempat wudhu di musholanya, Alhamdulilah, dipisah antara laki-laki dan perempuan. Di dalam musholanya juga bersih, tapi toilet di lokasi mushola gelap gulita.

Kalau lapar dan haus kita bisa makan di kedai-kedai yang ada di antara pintu masuk dan keluar. Harga makanannya wajar untuk ukuran tempat wisata, tapi rasanya jangan harap lezat. 

Ada satu kedai yang menyediakan dimsum enak. Yang enak hanya dimsumnya, makanan lain di kedai itu bercita rasa alakadar. Ada juga d

SKE buka Kamis sampai Minggu dari jam 08.00-20.00 WIB. Lokasinya mudah ditemukan karena berada di pinggir jalan besar.

Sindu Kusuma Waterpark

Kalau Anda suka berenang bersama keluarga, Sindu Kusuma Edupark juga punya taman air yang berada di dalam komplek edupark. 

(emperbaca.com)

Sayang sekali, tidak semua bagian kolam renang beroperasi. Hanya kolam utama dan kolam yang mengelilingi area saja yang beroperasi. Mungkin efek pandemi belum usai sehingga dana pemeliharaan belum utuh.

Sindu Kusuma Edupark buka dari Kamis-Minggu dari. Untuk sementara pada hari besar dan libur nasional tutup. 

Untuk mengitari semua wahana termasuk makan siang, salat, dan mengantre, kita cuma butuh waktu tidak sampai setengah hari saja berada di Sindu Kusuma Edupark.

Museum Samudra Raksa Komplek Candi Borobudur

Museum Samudra Raksa Komplek Candi Borobudur

Museum Samudra Raksa ada di dalam komplek Candi Borobudur di jalur Exit alias keluar. Di sepanjang jalur keluar komplek ada dua museum.

Satu Museum Samudra Raksa, satunya Museum Candi Borobudur. Kenapa ada museum Candi Borobudur? Karena sekarang pengunjung tidak bisa lagi naik ke atas candi. Pengunjung cuma bisa melihat dan menikmati kemegahan candi Buddha yang dibangun tahun 750 Masehi itu dari luarnya saja.

Yang dibolehkan naik ke candi hanya umat Buddha yang melakukan ritual saat Waisak atau saat hari raya umat Buddha saja.

Pengunjung bisa melihat penjelasan relief-relief yang ada di Candi Borobudur di museumnya. 

Kapal yang dibuat sesuai relief di Candi Borobudur. Berlayar ke Afrika selama 7 bulan tanpa mesin dan hanya mengandalkan navigasi alam.

Museumnya gratis. Pun Museum Samudra Raksa. Di Museum ini ada keramik-keramik yang diangkat dari kapal dagang Tiongkok dari tahun 906 Masehi yang tenggelam di Laut Cirebon. 

Itu membuktikan bahwa orang Indonesia memang bangsa pelaut dari negara maritim yang berdagang sampai ke Tiongkok.

Di dalam Museum Samudra Raksa ada wahana interaktif berpemandangan laut lepas. Lantai yang kita injak adalah layar besar yang berisi air laut dengan ikan-ikan di dalamnya. 

Layar video yang menampilkan pemandangan laut lepas dalam wahana interaktif Museum Samudra Raksa.

Ikan akan kabur menjauh bila kita menginjaknya.

Layar berisi lautan yang mengelilingi wahana membuat kita serasa berada di kapal yang ada di tengah laut.

Memang itu tujuannya. Museum ini untuk membuktikan kebenaran relief yang ada di Candi Borobudur.

Di dalam wahana juga ada kapal yang dibuat mengikuti relief yang ada di candi. Tanpa mesin, tanpa navigasi, dan hanya menggunakan penangkal petir alami seperti yang digunakan pelaut masa lampau, yaitu ijuk. Ijuk-ijuk itu dipasang di atas tiang layar.

Enam belas awak kapal berlayar selama 7 bulan ke Afrika mengikuti jalur dagang bangsa Nusantara pada tahun 900-an Masehi, hanya mengandalkan layar dan navigasi alam.

Sesampainya di Afrika, para awak tidak kembali ke Indonesia dengan kapal itu. Kapal dibongkar lalu dibawa pulang ke tanah air dalam kontainer. Awaknya pulang naik kapal terbang alias pesawat.

Menghabiskan 7 bulan di laut kalau bukan benar-benar pelaut, mana tahaaannn!

Setelah layar berisi air laut menghilang, pemandu di wahana akan menjelaskan sejarah seperti yang tertera di relief Candi Borobudur. 

Para pelaut melakukan perdagangan rempah-rempah sampai Tiongkok, Afrika dan Arab. 

Selain mengisahkan jalur dagang, juga mengisahkan para pahlawan dibidang maritim, seperti Laksamana Malahayati dan Gunadharma sebagai arsitek Candi Borobudur. Pun ada Gajah Mada yang memulai pembangunan kapal-kapal perang.

Museum ini sukses membangkitkan nasionalisme dan patriotisme kita sebagai bangsa maritim. Sangat bagus dikunjungi anak dan remaja, juga orang tua yang sering julid terhadap bangsanya sendiri.

Tiket masuk wahana Rp25rb, anak dibawah 12 tahun bayar hanya separuhnya. Di dalam wahana harus pakai kaus kaki. Kalau belum punya bisa beli di sana seharga Rp5000 sepasang. Kaus kakinya pendek, tapi lembut!

Sayang sekali, dua museum yang ada di jalur keluar komplek Candi Borobudur super sepi! Orang maunya buru-buru keluar candi dan mengabaikan bahwa di dalam komplek ada sumber pengetahuan yang sangat berharga. 

Gratis! Kecuali wahana interaktif di dalam Museum Samudra Raksa.

Namun, wahana berbayar itupun sepadan dengan harganya. Menghabiskan Rp25rb selama 30 menit terasa tidak ada apa-apanya dengan pengetahuan dan semangat nasionalisme yang kita dapat. Kebanggaan terhadap bangsa sendiri bangkit melihat kenyataan bahwa sejak lampau kita ini bangsa hebat.

Yang menghambat kita jadi negara maju karena rakyatnya masih terkungkung mental kolonialisme dan penjajahan Belanda.

Other than that, Indonesia is a great nation!


Museum Jogya Kembali, Mengingatkan Kemerdekaan Didapat dari Perjuangan Sengit bukan Hadiah

Museum Jogya Kembali, Mengingatkan Kemerdekaan Didapat dari Perjuangan Sengit bukan Hadiah

Ada berita yang mengatakan bahwa kemerdekaan Indonesia didapat setelah negara kita membayar ribuan gulden ke Belanda. 
Diorama perjanjian Roem Royen 7 Mei 1948 (emperbaca.com)

Ada juga yang bilang kalau Indonesia merdeka karena Belanda murah hati memberikannya sebagai hadiah untuk kita.

Bukti sejarah yang tersimpan di Museum Jogya Kembali telah membuktikan bahwa kemerdekaan Indonesia 100% didapat hasil dari tetesan darah, keringat, air mata, dan nyawa rakyat Indonesia selama ratusan tahun.

Pelajaran sejarah di Sekolah Dasar saya lihat sangat kurang dibanding zaman saya dulu. Mungkin diyakini banyak sejarah yang dilencengkan, mungkin juga dianggap tidak perlu pelajaran sejarah, maka pelajaran sejarah terkesan alakadar.

Salah satu medium kita untuk belajar sejarah perjuangan bangsa adalah museum. Di Jakarta kita punya Monumen Nasional (Monas), yang sekaligus jadi ikon kota itu. Bendera pusaka yang dijahit Ibu Fatmawati tersimpan di Monas. Pun naskah asli teks proklamasi kemerdekaan RI. 
Bentuk bangunan Museum Jogya Kembali yang menyerupai tumpeng. (emperbaca.com)



Di Yogya kita punya Museum Monumen Jogja Kembali yang secara umum berisi perebutan Yogyakarta dari tangan Belanda melalui pertempuran terbuka yang diawali dengan Serangan Umum 1 Maret 1949.

Pada 1946, ibu kota RI pindah ke Jogya karena Jakarta sudah dikuasai Belanda yang datang dengan membonceng tentara sekutu.

Dua tahun kemudian, tahun 1948, Soekarno, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Agus Salim diasingkan ke Brastagi seiring dengan masuknya agresi militer Belanda II. Sejak itu Belanda melakukan propaganda bahwa Indonesia sudah hancur. Para pemimpin ditangkap dan diasingkan supaya para pejuang tidak lagi mempertahankan kemerdekaan RI. 
Kursi yang dipakai untuk menandu Jenderal Besar Soedirman saat memimpin perang gerilya tahun 1949 (emperbaca.com).


Itulah yang menjadi latar belakang Serangan Umum 1 Maret 1949, merebut kembali RI yang dikuasai militer Belanda.

Serangan Umum 1 Maret 1949 bukan hanya terjadi di Yogyakarta. Pada hari itu serangan serentak dilakukan di seluruh Indonesia. Di Yogya, serangan itu menjadi istimewa karena sekaligus mempertahankan ibu kota negara.

Efektifnya serangan gerilya ini kemudian ditiru Vietnam Utara dalam melawan Vietnam Selatan yang dikuasai Amerika Serikat.

Di Museum Jogya Kembali atau disingkat sebagai Museum Monjali, banyak bukti sejarah, termasuk foto, video, seragam Sultan Hamengkubuwono, furnitur di Gedung Agung tempat Soekarno berkantor saat Jogya menjadi ibu kota RI tahun 1946-1950.

Tiket masuk ke museum ini murah, Rp15.000 per orang. Buka tiap hari kecuali Senin dan libur nasional. Rombongan dari panti asuhan dapat diskon 10 persen.

Bila mau memotret kita diminta membayar Rp1.000 untuk satu kamera/ponsel. 
Karcis izin memotret yang kita bayar di loket. Memotret dengan ponsel dianggap sama dengan kamera (emperbaca.com)

Seperti layaknya museum yang sepi dan bikin merinding, Museum Mojali juga begitu. Di ruangan diorama di lantai 2 kurang terang menjurus temaram. Wajar, ya, kalau terang aura perjuangannya mungkin tidak terasa.

Kalau ke sini cuma berdua atau bertiga pasti rasanya creepy banget. Di ruangan Museum I, II, dan III di lantai 1 juga sama temaramnya. Mana banyak patung pula.

Di lantai 3 ada ruangan besar kosong untuk mengheningkan cipta bagi para pahlawan kemerdekaan.

Topi baja tembus peluru

Yang paling mengesankan buat saya adalah topi baja tembus peluru yang dikenakan Soepanoto. Dia gugur dalam pertempuran di Sleman, tahun 1949. Sayang, saking terharunya saya lupa memoto topi baja itu.

Foto Soepanoto juga dipasang di bingkai di atas topi. Konon, dia masih pelajar waktu ikut bertempur di Sleman dibawah Brigade 17. Brigade 17 adalah kesatuan yang semua prajuritnya pelajar.

Sudah begitu kok masih ada yang bilang Indonesia bayar ke Belanda untuk dapat kemerdekaan. Kalau bayar untuk apa Soekarno dan para pemimpin RI sampai diasingkan ke luar pulau.

Kalau kemerdekaan ini hadiah dari Belanda, untuk apa mereka repot-repot membonceng tentara sekutu ke Indonesia demi menguasai negara kita. 
Patung merpati pos yang digunakan TNI untum berkomunikasi antarpos (emperbaca.com)


Di dalam museum dapat kita tonton film karya Des Alwi tentang penangkapan Soekarno dan para pemimpin RI untuk kemudian diasingkan ke Brastagi. Terlihat tidak ada sama sekali raut wajah takut atau gentar dari Soekarno, Hatta, Agus Salim, dan Sutan Sjahrir. Malahan para londo itu yang terlihat segan pada para founding fathers kita.

Tentara londo itu bilang mereka hanya menuruti perintah. Lalu Soekarno menepuk-nepuk bahu si londo. Si londo manggut-manggut setengah menunduk seolah berhadapan dengan pemimpinnya sendiri.

Kita dapat melihat pula bagaimana Serangan Umum 1 Maret ternyata mengagetkan dan memukul Belanda. 
Pintu masuk Museum Monjali (emperbaca.com)


Satu prajurit RI tertangkap. Dia dipaksa melihat pemakaman tentara londo yang mati kena tembak prajurit RI, lalu prajurit RI itu dieksekusi mati.

Foto-foto, diorama, film, dan barang peninggalan masa perjuangan yang ada di museum ini bikin kita bergidik sekaligus bangga bahwa Indonesia mampu merebut kemerdekaan dengan tangannya sendiri.

Saya sarankan setelah Anda selesai menikmati suasana perjuangan dan akan keluar ke tempat parkir, kembalilah ke area lantai 1 dan keluar dari tempat Anda masuk.

Dengan begitu Anda akan hemat tenaga tidak memutari museum dari pintu keluar yang jaraknya lumayan jauh ke tempat parkir.