Ragam Wisata di Dalam Komplek Candi Borobudur

Ragam Wisata di Dalam Komplek Candi Borobudur

Bila berkunjung ke Candi Borobudur di Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, kita bukan cuma melihat candi, ada banyak yang bisa kita lihat dan lakukan di dalam komplek Candi Borobudur. 
Jam tayang wahana interaktif di Museum Samudra Raksa (emperbaca.com)

Candi Buddha peninggalan tahun 750 Masehi itu sudah ditetapkan sebagai the new Bali dan destinasi super prioritas oleh Presiden Jokowi pada 2019.

Pengelola Candi Borobudur adalah BUMN bernama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), jadi ketika kita datang ke sana, bukan cuma melihat candi lalu pulang.


Apa saja yang ada di dalam komplek Candi Borobudur?


Museum Samudra Raksa
Di museum ini berisi keramik dan guci-guci abad ke-10 yang diangkat dari kapal yang tenggelam perairan Cirebon. Kapal dagang milik Tiongkok itu diduga akan melakukan transaksi rempah-rempah di Nusantara, tapi keburu tenggelam.

Wahana interaktif adalah yang paling menarik di Museum Samudra Raksa. Di sini ada kapal kayu yang dibuat sesuai relief di Candi Borobudur. Tanpa layar, tanpa navigasi moderen, bahkan penangkal petirnya pun tradisional dibuat dari ijuk yang dipasang di tiang layar.

Untuk menikmati wahana yang juga berisi lautan lepas ini selama 30 menit Anda harus bayar Rp25.000 per orang.

Museum Candi Borobudur
Museum ini juga ada di jalur keluar. Berisi penjelasan relief-relief yang ada di dinding-dinding candi.

Dahulu, pengunjung boleh naik ke atas candi melihat langsung relief-relief yang ada di sana. Sekarang sudah tidak boleh demi menjaga kelestarian candi. Yang boleh naik hanya umat Buddha saat ada acara-acara keagamaan seperti Waisak.

Museum ini berisi semua informasi tentang Candi Borobudur dan bisa dimasuki secara gratis.

Sinema Edukatif
Bioskop mini yang ada di jalur keluar berisi video tentang Nusantara yang disuarakan ke dalam bahasa Indonesia, Inggris, Prancis, Jerman, Mandarin, dan Jepang.

Anak-anak bisa dapat pengetahuan dari menonton film. Sayang, Sinema Edukatif masih tutup waktu kami kesana pada akhir Desember 2021. 

Bersepeda
Bersepeda mengelilingi komplek candi yang asri dan rindang asyik juga. Anda bisa menyewa sepeda, untuk digunakan sampai puas, di loket penjualan tiket masuk candi seharga Rp100.000

Makan di Resto Manohara
Yes, restoran ini juga ada di jalur keluar. Restonya tidak besar dan rasa makanannya lumayan juga. Harganya termasuk normal untuk ukuran tempat wisata. Tidak mahal, tapi juga tidak murah.

Kandang gajah dan rusa
Kita memberi makan gajah-gajah yang ada di jalur keluar komplek candi. Pakan sudah disediakan di sana, jadi kita tidak boleh memberi makan gajah dengan makanan yang kita bawa.

Selain memberi makan gajah, kita juga bisa foto-foto berlatar gajah.

Beda dengan kandang gajah, kandang rusa sepi karena letaknya agak ke dalam, jadi orang mungkin tidak ngeh di situ ada kandang rusa.

Kita bisa mengistirahatkan kaki dengan duduk sambil melihat rusa-rusa. Teduh dan menyegarkan.

***

Anda bisa menghabiskan waktu seharian hanya berada di dalam komplek candi. 

Namun, perhatikan hal berikut bila ingin menikmati keindahan Candi Borobudur dan semua yang ada di dalam kompleknya:

1. Jarak dari pintu masuk ke candi jauh, tapi Anda bisa menaiki kereta sampai ke bawah candi dengan membayar Rp15.000 per orang.

Bawalah payung atau pakai topi. Kalau malas ribet Anda juga bisa membeli topi lebar yang dijual pedagang kaki lima dan toko yang ada di tempat parkir.

2. Jarak keluar dari candi ke tempat parkir dua kali lipat dari jarak pintu masuk ke candi. Jika membawa balita, Anda bisa menyewa stroller di salah satu kedai di tempat parkir.

Anak-anak pasti kecapekan jalan kaki sejauh itu, jadi Anda bisa beristirahat di bangku-bangku taman yang tersedia di sepanjang jalur keluar.

3. Tidak usah buru-buru sampai ke pintu keluar karena dari pintu keluar ke parkiran, Anda harus jalan kaki lagi menyusuri lapak-lapak pedagang bak labirin yang sukses membuat kaki pegal.

4. Makanan di warung-warung dalam komplek harganya normal sesuai ukuran tempat wisata, tapi jangan harap rasanya enak. 

****

Kalau mau makan enak, resto-resto di sepanjang Jalan Raya Borobudur bisa jadi pilihan. Rasa makanannya enak-enak dan pemandangannya bagus buat foto-foto. 

Ada satu resto, yaitu Restoran Pemancingan Rejosari, yang rasa makanannya tidak enak dan menu masakan ikan-ikannya terasa tidak segar.

*****

Nikmatilah memandangi Candi Borobudur setibanya Anda di sana. Setelah puas menikmati situs bersejarah milik bangsa Indonesia itu, barulah Anda bisa foto-foto sepuasnya.

Jangan sampai karena sibuk foto-foto, Anda jadi tidak menikmati candinya.

Ada fotografer di lokasi candi bila Anda ingin difoto secara pro, dengan bayaran yang sesuai.

Oh ya, sekarang kita tidak bisa berlama-lama di dalam candi. Pengunjung hanya boleh maksimal satu jam berada di candi. Akan ada pemandu yang menyuruh Anda turun jika mereka melihat Anda sudah kelamaan menikmati candi.

Ingat, Candi Borobudur bukan tempat wisata murah, Anda harus bawa duit agak banyak supaya benar-benar bisa menikmati wisata di komplek Candi Borobudur.
Kampung Ulam Ngrajek, Makan Enak Pemandangan Ajek

Kampung Ulam Ngrajek, Makan Enak Pemandangan Ajek

Harga makanannya hanya bisa ditanya langsung ke pelayan yang ada di meja prasmanan karena tidak dicantumkan di keterangan makanan. Kalau harga minuman ada di menu depan kasir yang bisa kita lihat selagi kasir menghitung harga makanan yang kita ambil.

Kami berempat biasanya menghabiskan Rp200rb-Rp230rb untuk nasi, lauk, sayur, empat minuman, dan dua kudapan.

Saya sebenarnya kurang suka dengan sistem makan ambil sendiri alias prasmanan seperti yang ada di Resto Kampung Ulam Ngrajek, Kecamatan Mungkin Kabupaten Magelang, tapi rasa makanan di resto ini enak semua! Sepadan rasanya harus bawa-bawa nampan dari buffet ke meja.

Selain makan berat juga ada cemilan berupa tape goreng, misro (di Jawa disebut cemplon), comro, gembus goreng, sukun goreng, dan pisang goreng. Semuanya enak!

Nasinya tersedia nasi putih, nasi merah, dan nasi megono. Semua lauknya masakan Jawa mulai dari tumisan, sayuran, gorengan, sampai bakar-bakaran. Citarasanya agak manis bagi orang non-Jawa, tapi rasanya tetap sangat lezat! 

Salah satu spot duduk berlatar pemandangan Bukit Menoreh. Foto: yanahaudy.com

Selain rasa makanannya yang enak-enak, keunggulan resto ini adalah pemandangannya. Sesuai namanya "Ulam" yang berarti ikan dalam bahasa Jawa. Resto ini dikelilingi kolam ikan. Terbagus kolam ikan yang ada air mancurnya.

Kita juga bisa melihat keindahan Bukit Menoreh dari semua spot duduk, kecuali di dalam ruangan. Kalau langit sedang cerah tak berawan, Bukit Menoreh terlihat oke banget!

Sayang, kursi dan meja di pendopo kurang nyaman dipakai untuk tempat makan. Lebih cocok untuk duduk santai sembari menyeruput minuman dan menikmati kudapan. 

Kolam ikan yang paling sering jadi pilihan pengunjung untuk spot foto. (yanahaudy.com)

Oh ya, minumannya juga enak semua! Kecuali jus, rasanya biasa saja seperti senormalnya jus.

Resto ini buka sejak pagi untuk sarapan dengan menu yang berbeda dengan saat makan siang. 

Selain untuk berduaan, resto ini juga cocok untuk kumpul-kumpul keluarga besar. Tempat parkirnya luas dan tempat cuci tangannya juga banyak, ada di setiap sudut resto.

Pelayanannya tergantung mood karyawan. Kalau suasana hati mereka sedang baik, mereka akan memberi pelayanan super ramah dengan senyum tulus. Tapi, kalau sedang bad mood, jangankan senyum, ada di depan kita saja sudah syukur.

Bintang 4 Mungil Ala Luminor Purwokerto

Bintang 4 Mungil Ala Luminor Purwokerto

Kalau kamu bukan tipe backpacker dan mau tempat menginap yang nyaman, saya sarankan pilih hotel minimal yang berbintang tiga. 

Pertimbangannya karena di hotel bintang tiga amenities sudah disediakan (minimal ada handuk, tisu, sabun, dan sampo), kamar yang bersih, dan tamu dapat Wi-Fi gratis meski hanya di lobby atau kafe.

Kalau mau lebih nyaman dengan amenities (perlengkapan untuk tamu dalam kamar termasuk kamar mandi) dan guest supplies yang lebih lengkap, tapi masih terjangkau, maka hotel bintang 4 sangat direkomendasikan. Apalagi saat ini hotel sedang diskon besar guna memulihkan diri selepas pandemi Covid yang menggoyang bisnis hotel dan restoran.

Lalu, apakah Hotel Luminor yang berbintang 4 direkomendasikan untuk ditempati jika kita sedang berada di Purwokerto?

Room Wide
Ukuran tipe kamar termurah (deluxe double room dan deluxe twin room) di Hotel Luminor luasnya 21 meter per segi. Ukuran ini lebih mungil dibanding tipe kamar termurah hotel bintang 4 pada umumnya yang berluas 27-28 meter per segi. Jadi di dalam kamar akan terasa sempit, apalagi untuk keluarga kecil dengan 2 anak.

Room Amenities
Di dalam kamar tersedia sandal hotel 2 pasang juga handuk, sikat gigi, dan pasta gigi. Sabun dan sabunnya berukuran jumbo. Disediakan pula hand soap dengan ukuran yang sama jumbonya. Handuk bersih dan tebal juga khas bintang 4 juga ada, Sayang sekali tempat mandinya tidak ada pintu, cuma ada sekat kaca yang memisahkan toilet dengan tempat mandi. 

Tidak adanya pintu atau tirai di tempat mandi bershower sangat mungkin untuk kenyamanan tamu juga supaya kamar mandi tidak terasa tambah sempit,

Pun karena ukuran kamarnya sempit, tidak ada lemari, cuma disediakan hanger (gantungan baju) yang dipasang di sebelah kaca seukuran badan.

Room Security
Keamanan di Luminor Purwokerto patut diacungi jempol. Listrik di kamar hanya bisa dinyalakan pakai kartu tamu, Ada hotel bintang 4 yang listriknya bisa dinyalakan dengan diganjal pakai ATM, tapi di Luminor tidak, karena di dalam kartu terdapat infra merah yang ketika dipasang akan terbaca di tempat kartu untuk menyalakan listrik.

Tamu yang menginap di lantai 3 pun tidak bisa naik lift ke lantai 4, 5, dan 6. Mereka harus naik tangga kalau mau ke lantai tersebut. Kartu kamar yang mereka pegang tidak memungkinkan mereka naik ke lantai yang lebih tinggi dari kamar yang ditempati.

Tidak semua hotel bintang 4 dan 5 seperti ini, Ada juga yang membebaskan tamu naik ke lantai berapapun karena di lantai-lantai tersebut ada lounge, fitness center, atau fasilitas lainnya.

Swimming Pool
Ada dua kolam renang yang terletak di lantai 3. Satu kolam renang kecil dikhususkan untuk balita karena kedalamannya hanya selutut orang dewasa. Kolam renang dewasa juga sebenarnya tidak dalam, hanya seperut orang setinggi 175 cm dan ukuran kolamnya juga kecil. Kalau ukurannya cuma segitu berarrti kolam renang anak-anak dong, ya. 
Kolam renang Luminor
saat malam hari (emperbaca.com)

Yang paling menarik dari kolam renang utama adalah kalau kita berfoto saat berenang, latar belakang yang tampak adalah kita berenang bebas di ketinggian tanpa pengaman. Mirip seperti di Marina Bay Sands Singapura, namun lebih sederhana dengan ukuran jauh lebih mungil.

***
Last but not least, kalau ingin sarapan di restoran, usahakan makan di luar jam puncak (07.30-08.30) karena kita bakal bersenggolan dengan tamu lain mengingat restorannya tidak sebesar resto di hotel bintang 4 lain. Sarapan paling awal lebih baik daripada di akhir jam sarapan karena berisiko kehabisan makanan.

Terracotta Resto, Makan Lezat Bak Dilayani Chef di Rumah

Terracotta Resto, Makan Lezat Bak Dilayani Chef di Rumah

Terracotta yang ada di Jl. Mayor Kusen, Mungkid, Kabupaten Magelang, adalah salah satu resto favorit kami sekeluarga. 

terracotta resto makan lezat bak dilayani chef di rumah
Salah satu spot makan di Teracott

 Bila Anda menggunakan kendaraan pribadi ke arah Candi Borobudur dari arah Yogya lalu belok kiri di pertigaan Palbapang, Anda akan menemukan resto ini di sebelah kanan jalan, dekat dari pertigaan.

Tempatnya cozy dan homey. Serasa kita ada di rumah, dilayani pelayan, dan dibuatkan masakan oleh seorang chef!

Saya bilang begitu karena semua makanan dan minuman yang ada di Teracotta enak-enak! Dari tongseng sampai steak, enak. Dari kopi susu vanila, jus, dan mocktail semua juga enak!

Ayam dan daging pada semua masakan dibuat empuk dan juicy, jadi kita masih merasakan rasa asli dagingnya, tidak tertutup oleh rasa bumbu-bumbunya.

Suami saya paling suka tongseng dan sop iganya. Katanya nagih. Anak-anak lebih suka chicken grilled karena empuk dan sausnya enak, kata mereka.

Seperti halnya sebuah restoran, Teracotta juga punya signature dish. Nama menunya Ayam Teracotta yang berbumbu gurih dengan sedikit rasa asam manis dan minuman Borobudur Punch yang bercita rasa asam.

Signature dish adalah menu khas yang jadi menu andalan chef di satu restoran.

Selain cocok untuk keluarga, yang berduaan juga bisa menikmati santap pagi, siang, atau malam di resto ini. Khusus malam minggu tersedia live music yang dimainkan langsung oleh pianis.

Saat siang banyak juga karyawan yang maksi bareng di Teracotta.

Biasanya, orang yang hanya datang berduaan akan risih bila datang ke resto keluarga (selain fast food). Pun yang berkeluarga akan tidak nyaman datang ke resto khusus anak muda.

Di Teracotta semua kalangan dari jomlo, pasangan, keluarga, karyawan, atau emak-emak bisa saling gabung dan menikmati masing-masing tanpa saling terganggu karena ada banyak spot makan yang cocok buat semuanya.

Soal pelayanan, karena ini resto, ya, bukan sekedar tempat makan, jadi sudah pasti bagus. Ramah dan beneran niat melayani.

Fasilitas toiletnya sudah ada tisu. Musholanya juga bersih. Walaupun tempat wudhunya campur antara laki-laki dan perempuan, tapi bisa dimaklumi karena ini restoran, bukan di mal atau SPBU dimana banyak orang pasti salat di situ.

Kalau mau bikin acara keluarga besar sampai 50 orang juga bisa. Kami pernah datang saat Teracotta sedang melayani acara paguyuban sebuah SMP. 

Akibatnya parkirannya penuh sesak karena semua orang yang datang membawa mobil sendiri-sendiri.

Gimana harga makanannya? Harga mulai Rp25.000 sampai Rp180.000 per porsi. Melihat cita rasa, suasana resto, dan pelayanannya, harga segitu bisa disebut ramah di kantong.

Pemancingan Kampung Ulam Mina Wisata Menayu Muntilan

Pemancingan Kampung Ulam Mina Wisata Menayu Muntilan

Kalau baca “wisata kuliner” sudah pasti  terbayang aneka jenis makanan dengan  menggiurkan. Tapi, yang di maksud “wisata kuliner” di Mina Wisata Menayu di kecamatan Muntilan ini adalah ikan nila (bakar, goreng, dan asam manis), lalapan plus sambalnya, dan mie instan. Minuman untuk menu tadi ada es teh, es jeruk, jeruk panas, teh panas, dan kopi. Mengecewakan untuk disebut sebagai “wisata kuliner” seperti yang terpampang dalam spanduk selamat datang disana.


Untunglah jenis ikan yang bisa dipancing tidak cuma satu. Ada Gurame, Bawal, Nila, Mujair, Mas, dan Patin. Di Dusun Menayu memang warga yang memelihara ikan untuk tujuan ekonomis.

Kolam pemancingan di Mina Wisata Menayu ada dua. Di kolam yang lebih besar ada tiga gazebo. Pada tiap keliling kolam ada dingklik panjang dari bambu untuk tempat duduk pemancing. Pada kolam yang lebih kecil hanya ada tempat duduk dari bambu, tanpa gazebo.


Pemancingan ini buka sejak pagi sampai pukul 17.00. Pehobi mancing yang lagi stres boleh menghabiskan waktu disini. Tinggal bawa pancingan dan umpan lalu pesan kopi segelas, duduk deh seharian di temani pemandangan sawah nan luas. Tidak pesan apapun juga boleh, hanya memancing saja dan bawa bekal dari rumah. Tapi ikan hasil mancingnya ya harus dibayar.

Lokasi ini cocok untuk keluarga, tapi tempat cuci tangan hanya ada dua. Toilet cuma satu dengan kondisi menjijikkan. Tempat sampah juga cuma satu yang berupa tong plastik yang biasa dipakai di rumah-rumah. Karena tak ada cukup tempat sampah maka banyak orang yang buang sampah ke kolam. Tidak banyak, sih, tapi mengganggu kenyamanan karena plastik mengambang-ambang di kolam.

Pelayanannya juga lamaaa. Dari lima kali berkunjung kesana, rekor tercepat untuk dapat dua gelas es teh dan dua es jeruk adalah 25 menit setelah kita memesan. Kalau lagi ramai (Minggu dan tanggal merah), kita harus menunggu selama 1,5 jam sampai seekor nila goreng, nila bakar, dua es jeruk, dan dua es teh terhidang di meja.

Sudah tahu lama kenapa balik kesitu lagi? Karena si boy suka mancing dan Mina Wisata Menayu ini satu-satunya tempat mancing di kecamatan. Orang-orang tidak keberatan dengan segala kekurangan yang ada mungkin mereka memang niat memancing, bukan makan enak di lokasi yang bersih dan nyaman.

Kebanyakan keluarga yang datang dengan anak kecilpun memang memancing, tidak makan. Ya, paling pesan minumlah. Setelah puas lalu mereka pulang.
Dan kalau bawa balita harus diawasi jangan sampai mereka kecebur kolam. Ya iyalah.

Resto Ayam Penyet Surabaya cabang Muntilan

Resto Ayam Penyet Surabaya cabang Muntilan

Resto ini namanya ayam penyet, tapi mungkin karena banyak permintaan pengunjung yang minta ayam dan sambalnya dipisah jadi ayamnya tidak dipenyet dibawah sambal. Bentuk ayamnya juga tidak seperti dipenyet melainkan seperti ayam goreng biasa. Penyajian ayam yang tidak dipenyet ini berbeda dengan gambar dibuku menunya.




Rasa ayam goreng dan ikan nila gorengnya gurih berbumbu, meski tak ada rasa spesial pada sambalnya. Yang paling enak itu ayam bakar beserta sambalnya. Bumbunya meresap dan tidak sekedar rasa manis yang melumuri ayamnya. Rasa sambal pas dengan ayam bakarnya, pedasnya juga tidak kepedasan. Rasa ayam bakar yang lezat ini mungkin karena resto Ayam Penyet Surabaya ini berada dibawah grup Ayam Bakar Wong Solo sehingga bumbunya mungkin sama. Pengunjung disediakan pilihan mau menyantap ayam negeri atau ayam kampung. Harganya beda Rp5000 lebih mahal ayam kampung.

Ada menu sampingan balado pete. Pete digoreng setengah matang bersama sambal yang citarasanya cocok dimakan bersama ayam penyet atau ikan goreng. Kalau dimakan bersama ayam bakar kurang sedap karena rasa balado pete dan ayam bakarnya sama-sama mendominasi jadi malah tidak nikmat dimulut. Harga balado pete Rp20rb saja dengan porsi sepapan pete dengan sambalnya.

Aneka minuman yang dijual juga enak dan segar. Rasa sesuai dengan harganya.

Selagi menyantap hidangan, kita bisa foto-foto menggunakan tongsis yang disediakan di tiap meja. Berguna buat yang suka eksis di media sosial.

Untuk yang berduaan juga ada tempat dilantai dua dimana set meja-kursinya memang untuk berdua saja. Di lantai ini juga ada toilet bersih dan ruangan VIP full AC yang bisa disewa pengunjung.

Sementara yang senang lesehan (biasanya keluarga atau grup anak muda) akan diarahkan ke lantai tiga. Jadi mau berduaan atau rombongan, tempat ini cocok didatangi. Bahkan untuk kongkow juga boleh. Ada tempat diteras resto untuk makan outdoor lengkap dengan wastafel cuci tangan. Tapi ya risiko kena debu karena tempatnya mepet dengan area parkir dan jalanan umum.

Oh ya, resto ini ada di Jalan Kawedanan No.15 Muntilan, tepatnya didepan BRI).
Museum Ullèn Sentalu Kaliurang Yogyakarta

Museum Ullèn Sentalu Kaliurang Yogyakarta

Tak sedikit orang mengira Museum UllΓ¨n Sentalu adalah museum yang berisi batu-batuan, material vulkanik, sisa letusan Gunung Merapi, bahkan foto- foto Mbah Maridjan. Padahal Museum Gunung Merapi dikelola pemerintah daerah, sedangkan UllΓ¨n Sentalu milik pribadi. Karena milik pribadi inilah harga tiket masuk museum seluas 1,2 hektar ini mahal, Rp30rb. 

Ketika datang dan sudah membeli tiket, pemandu akan menemani kita berkeliling museum. Pengunjung harus didampingi guide atau pemandu untuk keamanan koleksi museum. Pemandu juga akan menjelaskan makna dibalik koleksi museum yang terdiri dari foto, gamelan, patung, lukisan, surat, kain batik, dan aneka peralatan dari keraton Solo dan Yogya. Kalau tanpa pemandu kita akan bengong karena tidak boleh mengambil gambar, dan bingung apa makna dibalik benda-benda di dalam museum. Untuk turis asing ada pemandu berbahasa Inggris yang siap setiap 30 menit. Turis domestik juga boleh pakai pemandu ini asal mengerti apa yang dibicarakan pemandunya 

Unfortunately, karena pemandu saya memandu rombongan yang terdiri dari anak-anak, termasuk dua anak balita saya, maka tur keliling museum tidak maksimal karena kita tidak bisa berlama-lama di setiap ruangan. Pemandu harus cepat karena anak-anak gampang bosan. Ada orangtua dari keluarga lain di rombongan saya yang membiarkan anaknya memegang-megang koleksi bahkan memainkan perangkat gamelan. 

Pemandu yang bernama Mia sampai berkali-kali mengingatkan untuk tidak memegang koleksi yang dilarang untuk dipegang. Pengumuman soal larangan memotret, memegang, dan makan-minum sudah ada di depan pintu masuk dan di ruang tunggu. Ditengah waktu tur keliling museum kita akan disuguhi minuman rempah hangat untuk pelepas dahaga.
Museum memang bukan tempat wisata untuk anak kecil. 

Saya berpendapat usia yang pas untuk berkunjung ke museum adalah 10 tahun keatas. Dibawah usia itu mereka belum mengerti dan tidak akan "terpesona" dengan isi museum. Seperti halnya saya, mengajak balita ke Museum Ullèn Sentalu adalah hal yang tidak bermanfaat.

Area berfoto di Ullèn Sentalu hanya di ruang tunggu sebelum masuk museum, di ruang istirahat ketika menyeruput minuman hangat, dan didepan diorama ketika tur akan berakhir. Well, berfoto di tiga tempat ini kurang menarik buat saya, tapi saya sempat
berfoto juga sih di depan diorama yang, oleh pihak museum, sengaja di buat miring itu, hehee!

Anda yang berwisata ke Yogya I suggest to go to this museum, it is worth a visit. Silahkan cari tahu tentang museum ini di www.ullensentalu.com
Taman Kyai Langgeng Magelang

Taman Kyai Langgeng Magelang

Salah satu tujuan wisata di Magelang selain Borobudur adalah Taman Kyai Langgeng. Tempat rekreasi ini strategis di tengah Kota Magelang. Angkot dan bus dari beberapa wilayah Magelang berhenti di depan pintu masuk tempat rekreasi ini. Harga tiket masuknya Rp25rb, anak dibawah usia 3 tahun free of charge.

Tiket seharga itu sudah termasuk 10 wahana permainan, diantaranya Bioskop 6D, Bianglala mini, Komidi Putar, Komidi Layang, Kereta Mini, Kereta Air, Sepur Mini, Becak Mini, Becak Air, dan Mobil Keliling.

Sodium ada juga roller coaster yang treknya tidak menukik-nukik, tapi tidak ada yang naik sama sekali. Mungkin dikira rusak.

Bom bom car, sepeda tandem, becak mini, dan animal rider dikenai tiket tambahan Rp10rb, dan untuk masuk kebun satwa mini sekaligus terapi ikan kita harus merogoh kocek tambahan Rp5rb.

Untuk masuk ke Anjungan Dirgantara juga harus bayar Rp5rb. Buat Anda yang sudah pernah lebih baik tidak masuk ke Anjungan Dirgantara karena isinya persis seperti di dalam pesawat, ditambah replika berbagai jenis pesawat, black box, mesin pesawat, sampai Cockpit Voice Recorder (CVR). Bagus sih untuk foto-foto, seperti berada dalam pesawat betulan, tapi alamak! Puanas buanget! No air conditioner. Kokpitnya juga sudah tidak bagus dan lebih puanas daripada kabinnya. Saya perhatikan tidak ada pengunjung yang tahan berlama-lama di dalam anjungan ini karena panasnya benar-benar seperti dalam oven.
Anjungan Dirgantara (pic from fishyblue99.wordpress.com
naik pesawat,

Kalau mau irit, hehee, tidak usah menggunakan wahana yang berbayar, naik saja wahana yang termasuk tiket terusan berulang-ulang, bebas kok, seperti di Dufan Jakarta. Mau 10 kali masuk bioskop 6D juga boleh, atau bolak-balik naik mobil keliling sampai gempor boleh juga, heuheuheu! Tidak bakal dipelototi sama stafnya kok, mungkin malah diajak ngobrol. Para stafnya tergolong friendly, meski dari mukanya tidak terlihat fresh karena sudah tua-tua.

Tua gimana maksudnya?
Ya, staf lapangan di tempat rekreasi ini sudah tua-tua. Di tempat rekreasi lain yang sejenis biasanya stafnya masih muda-muda berusia 20 tahunan. Di Taman Kyai Langgeng usianya 40 tahunan. Saya salut juga karena pengelola mau memperkerjakan mereka yang sudah tidak muda lagi.

Taman Kyai Langgeng berada di area yang berbukit-bukit. Kalau kita naik kereta wisata, kita akan melewati tebing curam yang mengarah ke Sungai Progo.

Area yang naik tanjakan, turun perbukitan, bagi yang tidak biasa berjalan kaki tenaga terasa terkuras ketika menuju dari wahana satu ke wahana lainnya. Tapi pemandangan alamnya menyegarkan mata. Banyak pohon langka juga ditanam di dalam tempat ini.

Sebagai tempat rekreasi, Taman Kyai Langgeng tergolong murah-meriah. Tapi untuk urusan perut, food court disini kurang memuaskan. Hanya berbentuk kantin kecil dengan tempat duduk seperti meja makan persegi untuk 16 orang. Menunya bakso, yang kuahnya hanya terasa vetsin, dan nasi soto serta aneka minuman. Di dekat Anjungan Dirgantara ada kedai yang menjual jus dan aneka minuman tapi terkesan ala kadar seperti jajanan anak sekolahan. Di dekat animal rider juga ada ibu yang menawarkan menu makanan untuk dimakan di meja-kursi yang tersedia, tapi tidak kelihatan dimana letak warung atau rumah makannya. Saya juga tidak tanya soal itu, sih, karena mengawasi anak-anak saya.

Kurangnya papan informasi juga membuat pengunjung harus rajin bertanya kepada staf untuk menuju suatu wahana, toilet, mushola atau tempat makan. Kecuali Anda tidak lelah berjalan dan ingin melihat-lihat pemandangan perbukitan, bolehlah Anda tidak bertanya kepada staf setempat.

Jumlah toiletnya kurang tersebar. Ada 2 spot toilet yang mudah ditemui. Di dekat Anjungan Dirgantara dan di depan kereta air. Dalam satu spot terdapat 6 toilet. If I may say, toilet perlu disebar di banyak tempat. Satu spot cukup 2 toilet asal penyebarannya merata dan mudah ditemukan di segala penjuru Taman Kyai Langgeng yang luas itu. 

Secara keseluruhan, dengan biaya relatif terjangkau, Taman Kyai Langgeng bisa jadi tempat rekreasi yang amat menyenangkan dibanding kalau kita jalan-jalan ke mall.
Silahkan klik kyailanggeng.com untuk memperdalam info tentang taman rekreasi ini.

Selamat bertamasya!
Waroeng Spesial Sambal (SS) Muntilan

Waroeng Spesial Sambal (SS) Muntilan

Sambal kalau tidak pedas namanya bukan sambal. Sambal sering jadi pelengkap kenikmatan menyantap kuliner karena rasa pedasnya bisa menambah selera makan. Bahkan tanpa laukpun makan nasi hanya dengan sambal saja sudah terasa enak. Saya termasuk penyuka sambal. Maka ketika datang ke restoran Waroeng SS cabang Muntilan, air liur saya tak sabar menikmati aneka sambal yang pedas!

Resto ini punya 27 macam sambal. Seingat saya ada sambal pete, sambal bawang lombok ijo, sambal cumi, sambal terasi, sambal bajak, dan masih banyak lagi. Pedasnya bukan pedas yang seperti kesetanan mabuk cabai. Rasa bumbu selain cabai masih bisa dirasakan dilidah. Jadi bukan cuma pedas tok.

In my sense of taste, rasa sambalnya terasa segar. However, karena ini adalah rumah makan spesial sambal, maka sesuai namanya yang enak dan jadi menu spesial ya sambalnya. Rasa lauk dan sayurannya biasa-biasa saja, seperti di warung-warung kaki lima. Semua lauk bisa dipesan untuk dibakar. Hanya saja tamu yang baru pertama kali datang tidak ngeh kalau menu lauk bisa dimasak bakar karena tidak tertulis di daftar menu dan pemberitahuannya tidak di pasang di depan pintu masuk, melainkan di tengah resto. 

Not recommended to order bebek goreng. Alot. Untuk mencuil daging dari tulangnya butuh usaha keras saking alotnya. 

Restoran ini cocok untuk anak muda karena harga makanannya murah. Kapasitas tempat duduknya banyak. Cocok juga untuk keluarga yang datang bersama anak-anak kecil. Pengunjung bisa memilih duduk lesehan atau di meja-kursi yang terbuat dari kayu.

Resto ini ada di jalur mudik arah Magelang ke Jogya. Strategis, mudah dicari dan bisa jadi tempat favorit para penggemar sambal.
Taman Bambu Runcing Muntilan

Taman Bambu Runcing Muntilan

Muntilan, satu kecamatan di Kabupaten Magelang, punya satu ruang terbuka publik yang besar dan nyaman, namanya Monumen Bambu Runcing. Sesuai namanya, tentu saja monumen ini dibangun untuk memperingati perjuangan rakyat Muntilan yang melawan penjajah bersenjatakan bambu runcing. Bukan sekedar monumen, tempat yang terletak di Jalan Pemuda Barat ini juga berfungsi sebagai taman bermain.

Anak-anak kecil bisa bermain beberapa ayunan, perosotan, jungkat-jungkit, menaiki patung-patung hewan, atau berlarian sepuasnya di lapangan rumput.

Selain fasilitas tersebut ada juga kereta mini rel, mobil power wheel, otopet, odong-odong dan skuter mini yang disewakan Rp5000/5 menit.

Pulang sekolah, murid-murid SMP dan SMA biasa datang ke taman ini untuk melepas lelah sambil mengerjakan PR mereka di tempat duduk teduh atau di bawah pohon rindang.

Pasangan muda-mudi juga tampak ngobrol-ngobrol di ayunan sambil menikmati sebungkus gorengan dan teh botol.

Taman ini dilengkapi toilet yang tidak terlalu bersih tapi juga tidak jorok. Tempat sampah disediakan di sudut-sudut taman. Meski posisi tempat sampahnya gampang dijangkau tapi masih ada yang buang sampah sembarangan.

Karena letaknya ada di jalur mudik utama yang menuju Jogya dari arah Magelang atau sebaliknya, pemudik yang juga bisa melepas lelah disini. Deretan warung-warung makan bisa diandalkan untuk mengisi perut yang lapar.

Untuk kecamatan seperti Muntilan yang gak miskin-miskin amat, taman seperti Bambu Runcing perlu ditambah lagi. Daerah ini punya wisata religi makam aulia Gunung Pring untuk umat Islam dan Gua Maria Sendangsono untuk umat Katolik yang selalu ramai diziarahi orang dari penjuru pulau Jawa. Jadi kecamatan ini logikanya punya pemasukan rutin yang sebagian bisa digunakan membangun ruang publik, tak perlu luas lahannya, mungkin semacam RPTRA (Ruang Publik Terbuka Ramah Anak) di Jakarta yang selain taman dan tempat bermain juga berfasilitas toilet, perpustakaan mini, dan mushola.

Taman publik perlu ditambah supaya buruh-buruh tani, pekerja pabrik, pelayan toko, ibu-ibu rumah tangga, dan anak-anak punya tempat rekreasi murah yang bisa membuat rileks. Warga jadi tidak gampang stres dan produktivitas lancar.
Mengecap Jejak RA Kartini di Jepara

Mengecap Jejak RA Kartini di Jepara

Ditulis oleh Nisa Ayu Amalia Elvadiani


Dalam rangka memenuhi undangan untuk mengisi acara sebuah festival kesenian dari Pemda Kabupaten Jepara dan Gabungan Seniman Jepara, saya bersama beberapa rekan berkesempatan mengunjungi kota itu.
Festival itu juga dimeriahkan oleh seniman-seniman lainnya dari kota-kota lain di Jawa, selain dari Jepara

Tiga hari berturut-turut acara tersebut digelar didepan museum RA Kartini, di kompleks alun-alun Jepara yang merupakan jantung kota tersebut. Sembari menunggu giliran penampilan kami melihat-melihat sejenak isi dari bangunan museum tersebut. Kami masuk tanpa membayar tiket yang biasanya dibandrol Rp 1000 perorang dewasa. Keadaan tanpa bayar tiket itu dimungkinkan karena kami bukan pengunjung biasa melainkan salah satu pengisi acara.

Dibagian depan kami disambut dengan patung RA Kartini ukuran setengah badan yang dibuat dari perunggu. Ketika masuk ruangan demi ruangan memang tidak ada pengunjung lain,