Maksimalkan WhatsApp Business untuk Dongkrak UMKM Milikmu

Maksimalkan WhatsApp Business untuk Dongkrak UMKM Milikmu

Saya lihat banyak orang menggunakan aplikasi WhatsApp Business, tapi hanya dipakai untuk chatting. Fitur pengenalan usaha, tampilan produk, dan keranjang belanja tidak mereka gunakan sama sekali. 

Hal yang paling lucu, mereka menyetel profil hanya untuk dilihat kontak yang mereka simpan saja, padahal mereka menggunakan WhatsApp Business!


Kalau foto saja disembunyikan, bagaimana kita bisa memperluas pasar? Apa mau usaha kita gitu-gitu aja? Yang beli dagangan itu-itu aja? Yang pesan dia lagi dia lagi?

Bagaimana dunk? Kami gak ngerti cara pakenya. Lagipula, kan, keren kalau pakai WhatsApp Business dibanding WhatsApp biasa.

Suatu aplikasi dibuat bukan untuk keren-kerenan, tapi supaya berfaedah bagi penggunanya.

Faedah Menggunakan WhatsApp Business bagi UMKM

1. Menjaga loyalitas konsumen. Pelanggan toko sembako, misalnya, tinggal pesan lewat WA Business kalau ingin beli sabun, odol, minyak goreng, mi instan, atau sekedar menanyakan apakah pulsa Indosat dan Telkomsel kosong atau ada.

Untuk sekedar menanyakan stok, para pembeli tinggal kirim chat ke WhatsApp apakah barang yang diinginkannya ada. Mereka tidak perlu rempong datang ke toko.

2. Memudahkan konsumen melihat, bahkan membeli produk (atau makanan) tanpa mereka harus keluar rumah. Di WA Business ada fitur keranjang belanja yang bisa digunakan pembeli untuk memesan barang.

Pembayaran bisa cash on delivery (bayar di tempat setelah barang sampai di rumah) atau lewat dompet digital seperti Gopay, DANA, dan OVO.

3. Meluaskan promosi dan pemasaran. Orang dalam daftar kontak kita yang sebelumnya belum pernah beli, bisa tertarik membeli dagangan karena melihat produk yang kita tawarkan dalam katalog.

Bila kita sudah memasarkan lewat GoFood, GrabFood, atau ShopeeFood, fitur WA Business akan menambah luas jangkauan promosi dan pemasaran.

4. Fitur mirip toko online. Pemilik warung, rumah makan, kaki lima, toko cat, dan segala usaha UMKM dapat menaruh foto dagangan mereka di katalog.

Bila perlu sebarkan katalog baru itu ke orang yang ada dalam daftar kontak. Siapa yang minat tinggal memasukkan belanjaan ke keranjang.

Memaksimalkan WhatsApp Business, begini caranya

Sudah punya WA Business, tapi cuma dipakai buat chatting gajelas? Kini saatnya Anda maksimalkan semua fitur di WA Business untuk mendongkrak omset, menambah laba, dan jadi orang kaya.

1. Fitur Business Tools. Bila kita pencet fitur ini, didalamnya kelihatan menu Business Profile dan Catalog. 


Business Profile kita gunakan untuk memberitahu bisnis kita bergerak di bidang apa.

Misal, "Kami toko sandal kualitas terbaik dengan harga murah. Sandal kekecilan boleh tukar. Garansi uang kembali, cepat rusak urusan sendiri."

Atau, "Warung Mpok Minah, menjual semua kebutuhan sehari-hari untuk semua keluarga, tidak termasuk kebutuhan biologis."

Menu Business Profile wajib diisi. Kalau dibiarkan kosong sama saja mubazir kita pakai WA Business.

2. Luangkan waktu satu hari untuk memotret barang/produk/makanan dagangan Anda. Cukup foto pakai HP, tidak perlu kamera DLSR.

Taruh foto-foto itu di menu Catalog atau Katalog. Sertakan harga dan keterangan barang. 

3. Keranjang belanja. Pembeli akan mengklik ikon troli pada produk atau makanan yang mereka sukai. 

Mereka akan menginformasikan barang yang mereka suka kepada kita. Nanti terserah kita minta mereka bayar pakai apa. Mau pakai COD, ambil di toko/warung, pakai dompet digital, atau ngutang.

4. Fitur Greeting, Away, dan Reply otomatis. Fitur ini dapat kita gunakan untuk menyapa pelanggan yang belum ada di daftar kontak. Juga kita gunakan kalau kita sedang sangat sibuk dan tidak sempat buka WhatsApp.

Pelanggan tidak akan merasa dicuekin daripada kita hanya mendiamkan pesan dari mereka.

5. Label. Label ini gunanya untuk mengategorikan mana saja pembeli yang sudah bayar, yang sedang pesan, atau yang lagi tanya-tanya.

Label ini bisa kita tambah sendiri sesuai kebutuhan.

***

Satu hal yang membuat pemilik UMKM enggan masuk ke dunia digital karena perputaran uang yang tidak kelihatan.

Banyak pemilik UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) punya pola pikir konvensional bahwa tiap transaksi haruslah melibatkan uang tunai.

Bila mereka tidak pegang uang tunai, rasanya sama seperti tidak ada modal dan laba yang masuk.

WhatsApp Business cuma salah satu cara mengembangkan bisnis, masih banyak cara lain. Kebetulan saja kita familiar dengan WhatsApp dan gratis. 

Jadi, WhatsApp Business bukan buat gaya-gayaan, harus dimanfaatkan maksimal untuk mendongkrak usaha.

Bekerja jadi Personal Shopper, Mau Profesional atau Asal-asalan?

Bekerja jadi Personal Shopper, Mau Profesional atau Asal-asalan?

Personal shopper, menurut pengertian formal dari Ditjen Pajak RI, adalah proses penjualan barang pesanan yang dititipbelikan oleh pembeli ke penjual jastip (jasa titip). 

Dengan kata lain, personal shopper adalah orang yang diminta oleh seseorang atau kelompok untuk membelikan barang yang mereka inginkan.

Ojek online yang membuka layanan Gofood, Goshop, Grabfood, dan Grabkios juga termasuk personal shopper. Itu sebab Anda harus membayar ongkos kirim dan platform fee jika menggunakan jasa lewat aplikasi, karena driver dan pembuat aplikasi bertindak sebagai "tukang belanja" dan perantara.

Ilustrasi personal shopper (Pixabay/Mohamed_Hassan)
Di Eropa dan Amerika, selain dilakukan oleh individu-individu, sebagian dari personal shopper adalah karyawan yang bekerja di department store atau jaringan ritel tertentu. Mereka sering dimintai tolong oleh pelanggan tetap toko tersebut untuk membelikan produk keluaran terbaru dari toko tempat mereka bekerja.

Toko-toko ritel branded di Indonesia kini juga sudah ada yang seperti itu. Karyawan sales atau marketing mereka dapat merangkap juga sebagai personal shopper untuk para langganan.

Walau si personal shopper adalah karyawan toko ritel, pembeli tetap harus memberi uang jasa kepadanya. Kalau barang itu diantar ke rumah kita oleh si personal shopper (bukan kurir), kita juga harus mengganti ongkos transportasinya.

Itu sebabnya personal shopper punya penghasilan lebih besar daripada orang yang membuka jastip model direct selling (klik disini tentang jastip direct selling)

Cara kerja personal shopper


Personal shopper profesional bukan cuma tukang belanja, dia juga bertindak sebagai konsultan pribadi yang profesional. 

Konsultan pribadi artinya kita memberi masukan dan dapat bertukar pikiran dengan klien tentang toko, produk, atau barang yang menarik minat mereka. Semuanya disesuaikan dengan kepribadian dan kesukaan klien.

Umumnya personal shopper diperlukan oleh orang-orang kaya, jadi kita tidak harus memberi masukan soal perbandingan harga antartoko atau antarmerek jika tidak diminta. Orang kaya kadang sensitif soal harga karena mereka tidak suka dianggap tidak punya duit.

However, jika klien kita orang kaya baru (OKB) atau dari kalangan menengah, bolehlah memberi masukan soal harga kepada mereka.

Profesional disini juga punya arti bahwa kita bebas bicara apa saja tentang suatu produk, tapi urusan lain diluar barang yang akan dibeli, tidak boleh kita ikut membicarakannya dengan klien.

Personal shopper harus paham mana saja yang jadi batas pribadi klien. Bila klien masih ada hubungan kerabat, profesionalitas itu tetap perlu kita terapkan.

Yang harus dilakukan personal shopper jika ingin profesional


1. Punya pengetahuan tentang produk atau barang yang akan dibeli. Materialnya terbuat dari apa, pilihan warnanya apa saja, atau perancangnya siapa. 

Maka itu seorang personal shopper biasanya juga orang yang suka belanja atau suka makan

Misal diminta tolong membeli makanan, personal shopper juga harus tahu apa makanan itu mengandung bahan yang memicu alergi pada klien atau tidak. Kehalalan makanan juga harus diinformasikan kepada klien muslim, walau mereka tidak menanyakannya.

2. Mau berkomunikasi dengan berbagai cara kepada klien, entah lewat email, telepon, pesan singkat, pesan instan, atau tatap muka. Apapun jenis komunikasi yang diinginkan klien harus dipenuhi oleh personal shopper.

3. Penampilan rapi bila bertemu klien. Halah, cuma buat belanja doank buat apa penampilan rapi.

Yang dimaksud rapi disini bukan ala orang kantoran. Rapi berarti rambut tidak acak-acakan, jilbab rapi, pakai kemeja atau blus, bukan kaos oblong. Pakai sandal apapun boleh asal bukan sandal jepit (slipper).

Walau klien tidak mempermasalahkan penampilan, orang yang rapi lebih enak dilihat daripada yang berpenampilan asal-asalan, bukan?

Bagaimana memulainya jika ingin jadi personal shopper?


1. Sabar dan mau lebih banyak mendengarkan daripada bicara. Kita belanja buat klien bukan diri sendiri, jadi keinginan klien harus diutamakan daripada keinginan sendiri terhadap suatu barang.

2. Tidak pemalu dan pastikan kamu bukan introvert. Orang introvert perlu banyak waktu untuk menyendiri guna mengumpulkan kembali energi positifnya. 

Personal shopper haruslah orang ekstrovert karena selain bergaul dengan klien dengan beragam karakter, bila diperlukan personal shopper juga harus berkomunikasi dengan pramuniaga atau manajer toko tempatnya belanja.

3. Perkenalkan jasamu sebagai personal shopper ke orang-orang di lingkaran terdekat dulu, misal teman kampus, teman kerja, anggota perkumpulan, atau kelompok arisan dan keagamaan.

Pada tahap awal hindari menawarkan jasa pada keluarga. Keluarga bisa jadi pihak yang paling mendukung, sekaligus pihak yang paling menghambat. Di sisi lain memulai bisnis dengan mengandalkan keluarga membuat kita mudah terlena dan kurang termotivasi karena merasa usaha yang kita lakoni baik-baik saja.

Kecuali keluarga besarmu adalah keluarga Bakrie, Jokowi, atau Erick Thohir, mulailah bisnis dengan tidak mengandalkan keluarga.

3. Kamu juga bisa memulainya dengan membelikan barang-barang "murah dan biasa" untuk klien, seperti buku, sepatu sneakers desain khusus, mainan anak edisi terbatas, atau bahan makanan impor.

Apakah jasa personal shopper masih dibutuhkan padahal sudah banyak lokapasar bermunculan dan menawarkan bebas ongkir serta cashback?

Masih. Orang-orang berkantong tebal dan yang super sibuk selalu butuh personal shopper untuk membelikan mereka barang-barang branded, berkualitas, dan yang sesuai kepribadian mereka.

Orang-orang yang hobi barang antik, tapi tidak punya waktu atau tidak mau repot membelinya ke lokasi juga perlu jasa personal shopper.

***

Kalau kamu senang belanja, ingin jadi personal shopper, tapi merasa sulit mencari klien, kamu bisa bekerja di perusahaan penyedia jasa titip. 

Nama perusahaan penyedia jasa titip dan alamatnya bisa dicari di mesin pencari, ya.

Mau Buka Jastip? Hindari Ongkos yang Menyamai Harga Barangnya

Mau Buka Jastip? Hindari Ongkos yang Menyamai Harga Barangnya

Jasa titip (jastip) sudah jadi bisnis berprospek cerah. Usaha jasa titip mulai booming saat Miss Jinjing alias Amelia Masniari kerap jadi personal shopper yang membelikan barang-barang mewah untuk para pembeli yang tidak sempat ke luar negeri.

Selain itu Amelia memang hobi belanja, jadi pengetahuannya tentang barang branded juga mumpuni.

Yang dilakukan Miss Jinjing ini adalah jenis personal shopper. Personal shopper beda dengan direct selling seperti yang banyak dilakukan individu dan perusahaan jastip yang kini bertebaran di internet dan sosmed.

Menurut Ditjen Pajak Kemenkeu, ada dua jenis jastip:

1. Direct Selling alias penjualan langsung, yaitu proses penjualan barang pesanan yang dititipkan oleh pembeli ke penjual jastip. Penjual jastip dapat keuntungan dari selisih harga beli dengan harga jual.

2. Personal Shopper atau penitipan pembelian, yaitu proses penjualan barang pesanan yang dititipbelikan oleh pembeli ke penjual jastip.

Perbedaan personal shopper dengan direct selling


1. Cara Belanja. Seorang personal shopper tidak menawarkan barang dagangannya. Dia akan membelikan barang sesuai yang diinginkan klien.

Personal shopper biasanya sudah punya klien tetap. Klien tetap itu akan merekomendasikan si personal shopper kepada orang-orang yang ada di lingkaran pertemanan dan persaudaraan si klien.

Sesuai namanya, personal shopper hanya membelikan barang jika dia diminta untuk belanja (tukang belanja pribadi). Walau personal shopper identik dengan membelikan barang mewah, ada juga personal shopper yang membelikan buku impor, perlengkapan masak, atau furnitur, 

Sedangkan pada direct selling, si penjual menawarkan barang dagangan yang akan dibelinya kepada semua orang, baik yang dikenalnya dan yang tidak.

Sebagai contoh, penjual jastip direct selling akan pergi ke Yogya. Dia menawarkan apakah ada yang mau nitip dibelikan Gudeg Yu Djum dan Bakpia Ruminten. Bila ada yang minat, dia akan membelikan barang itu. Bila tidak ada, ya, tidak jadi jastip.

Saat ini direct selling sudah dilakukan juga oleh perusahaan-perusahaan jastip. Sementara itu, personal shopper masih dilakukan oleh individu.

2. Laba. Personal selling dapat upah dari klien sesuai kesepakatan mereka. Ongkos transportasi (dan akomodasi, bila diperlukan) ditanggung klien. Upah yang diterima personal shopper sesuai kualitas dan harga barang yang dibelinya.

Misal, si A diminta oleh B untuk membelikan sepatu Jimmy Choo di Harods, London, tentu saja dia diupah lebih besar daripada bila diminta membelikan Jimmy Choo di Plaza Indonesia.

Sementara penjual jastip direct selling dapat laba dari selisih harga barang ynag dijualnya. Bila harga barang yang dibelinya sebesar Rp50.000, maka dia akan menjual kepada pembeli seharga Rp55.000 - Rp57.500.

Kok kecil banget selisihnya?

Kebanyakan jastiper (orang yang menerima jasa titip) hanya mengutip 10 persen dari harga barang, maksimal 20 persen. Itu sebab jastiper direct selling mengharapkan banyak orang yang nitip. Makin banyak yang nitip, makin besar laba yang diperoleh.

3. Konsumen. Pembeli direct selling lebih beragam daripada personal shopper, dari semua kalangan. Dia bisa menawarkan dagangannya kemana pun yang dirasanya punya pembeli potensial.

Konsumen personal shopper hanyalah orang yang sudah kenal dan percaya padanya. Walau sama-sama membuituhkan kredibilitas, jastiper direct selling lebih mudah mencari konsumen daripada personal shopper. 

Personal shopper harus membangun jaringan dengan komunitas tertentu supaya dipercaya bahwa dia mampu mencarikan barang yang diinginkan konsumen.

Ingat hal berikut bila ingin memulai Jastip


1. Jadikan jastip hanya sebagai sampingan. Jastiper perorangan, terutama di kota besar, harus bersaing dengan perusahaan jastip dan jastiper yang sudah lebih dulu ada. 

Jastip yang paling mudah adalah menawarkan ke tetangga, teman pergaulan, lingkungan kampus, kerabat, atau lingkungan orang tua di sekolah anak.

Jastip bisa dijadikan mata pencaharian utama jika Anda sudah punya jaringan luas dari beragam kalangan sehingga bisa menjual macam-macam produk dari yang murah sampai mahal

Ilutrasi belanjaan titipan (Pixabay)
Bila jastip dijadikan mata pencaharian utama, Anda akan tergoda memasang ongkos mahal demi memenuhi biaya hidup sehari-hari.

2. Hindari mengutip ongkos terlalu besar yang hampir menyamai harga barangnya. Maukah kita mengeluarkan uang banyak hanya untuk barang yang sebenarnya tidak spesial-spesial amat?

Misal, harga sepotong Dodol Betawi yang ingin Anda jual seharga Rp35.000, total harga yang harus dibayar pembeli kepada Anda jumlahnya Rp50.000. Itu berarti Anda mengutip ongkos lebih dari 40 persen! Terlalu besar. 

Anda boleh mengutip ongkos sebesar itu jika Anda seorang personal shopper, bukan direct selling. Personal shopper dapat mengutip ongkos sebesar itu (sesuai kesepakatan dengan klien) karena bermacam alasan, misal dia harus antre lama untuk membeli suatu barang, atau dia harus pesan dan bayar biaya pre-order kepada penjualnya.

Kutiplah ongkos jastip direct selling yang masuk akal di angka 10-15 persen dari harga barang. Mengutip 20 persen masih masuk akal, tapi amat jarang jastiper yang menerapkannya.

3. Buat spesialisasi awal. Seperti penulis, jastip juga perlu punya spesialisasi.

Anda bisa memilih spesialis menjual barang luar negeri, buku impor, buku bekas, makanan khas, atau baju dan aksesoris. Menjual barang apa saja (palu gada/apa lu mau gua ada) boleh saja jika Anda sudah punya basis konsumen loyal.

Konsumen loyal cenderung membeli apa saja yang Anda tawarkan karena sudah percaya pada kemampuan Anda menilai lezat tidaknya makanan atau bagus tidaknya suatu barang.

4. Perhatikan pajak dan bea jika ingin membuka jastip dari barang yang di jual di luar negeri. 

Bea cukai menetapkan total barang yang dibawa masuk ke Indonesia tidak kena bea, maksimal bernilai US$500. Jika total barang pribadi yang dibawa dari luar negeri lebih dari US$500 (sekitar Rp7.000.000) maka kelebihannya akan dipungut bea masuk.

Cermati ongkos yang akan dibebankan kepada pembeli, jangan sampai terlalu murah atau terlalu mahal.

Alasan orang membeli lewat jastip


Ada banyak alasan orang memilih membeli lewat jastip daripada langsung ke lokapasar atau beli sendiri ke tokonya. Alasan paling umum adalah:

1. Murah. Biasanya berlaku untuk barang branded. Walau ditambah ongkos kirim, total harga suatu barang bisa jauh lebih murah dari harga, bila barang itu juga dijual, di dalam negeri. Paling umum berlaku buat baju, sepatu, dan tas.

2. Barang atau makanan yang ditawarkan tidak ada di daerah tempat tinggal. Membeli lewat jastip adalah pilihan paling hemat daripada pergi ke suatu tempat hanya untuk membeli barang tertentu, kecuali Anda berkantong tebal.

3. Kasihan. Ada kalanya orang membeli barang yang kita tawarkan bukan karena benar-benar mau atau butuh, melainkan kasihan. Ini terjadi bila para langganan tahu si penjual mengandalkan jastip sebagai mata pencaharian. 

***

Jastip, seperti halnya pekerjaan lain, juga harus disesuaikan dengan karakter pelakonnya. Bila Anda suka bergaul, senang traveling dan tidak keberatan membawa sejibun barang titipan saat bepergian, berarti Anda sedikitnya Anda cocok jadi penjual jasa titip.


Pucuk Dicinta Kredit Tiba

Pucuk Dicinta Kredit Tiba

 Pucuk Dicinta Kredit Tiba


Kredit Usaha Rakyat alias KUR akhirnya dapat dinikmati oleh tetangga saya untuk menambah produktivitas sawahnya.

Sawahnya hanya seluas kira-kira 2000 meter persegi, tapi sawah itulah sumber utama pengisi perut istri, tiga anak, dua menantu, dan tiga cucunya.

Ini adalah tahun ke-6 dari bertahun-tahun usaha tetangga saya itu demi mendapat pinjaman dari bank resmi, bukan bank plecit.

Bunga KUR milik BRI paling rendah dari segala jenis pinjaman yang ada, maka Pak Polan menginginkannya karena menurut kalkulasinya dia mampu melunasi cicilannya kelak.

Well, ini bukan artikel berbayar dan saya pun bukan nasabah BRI. Siapalah saya nulis pakai dibayar segala. Jika tulisan ini tidak dapat label “Pilihan” berarti memang dianggal iklan atau artikel hard-selling. Biarlah, toh artikel saya memang sudah banyak yang tanpa label.

Pak Polan tetangga saya itu akan menggunakan uang kredit yang didapatnya untuk membeli bibit sayuran, obat hama, pupuk, dan segala keperluan sawahnya, juga membuat warung sembako untuk anaknya. Maklum anak sulungnya itu belum punya penghasilan sendiri meski sudah punya dua anak.

Enam tahun yang lalu Pak Polan sudah membawa sertifikat rumahnya ke BRI namun selalu ditolak. Yang dapat KUR malahan Pak RT untuk merenovasi rumahnya. Padahal Pak RT bukan dari kalangan ekonomi yang harus dibantu. 

Tahun berikutnya Pak Polan menyaksikan tetangga satu dusunnya yang masih kerabat dengan Pak Kadus dapat KUR juga untuk ternak kambing. Dibawanya lagi tahun demi tahun sertifikat rumahnya untuk diagunkan ke bank. Belum berhasil.

Nasib baik datang ketika bulan lalu tetangga kami yang punya warung sembako di pinggir jalan provinsi menawarkan bahwa dia bisa membantu Pak Polan mendapatkan KUR.

Tetangga kami namanya Bu Polanah. Saya ketahui Bu Polanah adalah agen BRI Link dan kenal dengan para pegawai BRI setempat saking seringnya dia bolak-balik ke bank itu.

Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa maka lancarlah Pak Polan dapat KUR melalui bantuan Bu Polanah.

Pak Polan nantinya harus membayar cicilan sebesar Rp1,2jt untuk melunasi kredit Rp50jt dalam tempo 48 bulan.

Tapi Pak Polan tidak memberikan sertifikat rumahnya sebagai agunan KUR. Dia hanya memberi BPKB motor Honda Revo tahun 2007 miliknya.

Sudah jadi rahasia umum biasanya yang lebih mudah dapat kredit adalah orang-orang yang kenal atau punya kenalan dengan orang yang kenal dengan karyawan bank pemberi kredit. Dalam hal ini, karena kredit usaha rakyat (KUR) milik BRI paling rendah bunganya, maka pinjaman ini yang jadi incaran para pembutuh modal.

Jadi apa pesan moral dalam cerita ini? Orang yang bersungguh-sungguh mencari hutang untuk kebaikan dan berniat teguh menaikkan taraf ekonomi keluarganya, insya Allah dipermudah jalannya menuju keberhasilan. πŸ˜πŸ˜†

Insentif Tambahan Gaji: Stimulus dan Pendongkrak Perekonomian

Insentif Tambahan Gaji: Stimulus dan Pendongkrak Perekonomian




Pemerintahan Jokowi tampak berusaha keras mencegah negara ini terbenam resesi. Sejak Mei 2020, Gugus Tugas (sekarang Satuan Tugas) sudah berancang-ancang kehidupan akan kembali normal di bulan Juli, dengan protokol kesehatan atau Adaptasi Kebiasaan Baru. Semua kegiatan bisnis dibuka bertahap kecuali hiburan malam.

Laporan Badan Pusat Statistik yang rilis pada 5 Agustus lalu menyebutkan bahwa produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal II-2020 minus 5,32 persen. Kontraksi ini lebih dalam dari perkiraan pasar maupun ekspektasi pemerintah dan Bank Indonesia di kisaran 4,3 hingga 4,8 persen.

Bukan hanya Indonesia saja, semua perekonomian negara dunia merosot karena pandemi Corona, beberapa diantaranya sudah mengumumkan resesi Singapura, Jerman, Amerika Serikat, Prancis, Italia, Korea Selatan, Jepang, dan Filipina.

Lalu apakah resesi itu? Dan mengapa pemerintah mati-matian mencegah resesi?

Abdul Rahman Suleman dalam bukunya berjudul Ekonomi Makro (2020) menyebut resesi ekonomi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. 

Resesi ekonomi yang berlangsung lama akan menyebabkan depresi ekonomi, dan depresi ekonomi akan menyebabkan kebangkrutan ekonomi.

Meski banyak pihak meyakini RI pasti resesi, namun ekonom UI Fithra Faisa Hastiadi menyatakan jika resesi ekonomi benar terjadi maka Indonesia tidak perlu terlalu khawatir. Resesi yang terjadi bukan karena guncangan fundamental yang berasal dari dalam tapi dari eksternal yakni Covid-19.

Selain karena faktor eksternal seperti yang dikatakan Fithra Faisa, Bank Indonesia juga telah memberi stimulus Rp503,8 triliun ke perbankan terutama ditujukan untuk menjaga likuiditas bank.

Sementara itu, pemerintah telah mengucurkan total stimulus sekitar Rp 438,3 triliun, terbagi atas stimulus I, II, dan III masing-masing sebesar Rp 10,3 triliun, Rp 22,9 triliun, dan Rp 405,1 triliun. Dari tiga stimulus yang telah dikucurkan, stimulus III ditujukan langsung untuk memerangi virus corona sekaligus menekan dampaknya terhadap perekonomian nasional.

Stimulus III meliputi Rp 75 triliun untuk insentif tenaga kesehatan dan penanganan kesehatan, Rp 110 triliun untuk jaring pengaman sosial, Rp 70,1 triliun untuk mendukung industri, serta Rp 150 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional.

Setelah kartu prakerja yang diberikan untuk memperpanjang napas para pengangguran dan pekerja yang kena PHK, kini insentif tambahan gaji juga dikucurkan sebagai bagian dari pemulihan ekonomi nasional.

Insentif ini akan diberikan kepada 13 juta karyawan non-ASN dan non-BUMN yang bergaji dibawah Rp5jt.

Kenapa sih? Kok buang-buang anggaran saja, belum tentu efektif.

Insentif sebesar Rp600rb/perbulan yang rencananya diberikan mulai September selama 4 bulan ini akan dibelanjakan oleh para karyawan tadi, misalnya di warung sembako atau minimarket. 

Barang-barang yang dibeli para karyawan tadi akan membuat perputaran uang terjadi dengan cepat karena supply-demand seimbang. D

begitu, walaupun RI resesi, menurut ekonom Bank Permata Josua Pardede, percepatan penyaluran stimulus dan insentif tersebut dapat membuat ekonomi kembali positif pada kuartal IV-2020. Stimulus, subsidi, dan insentif yang diberikan pemerintah memang ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat. 

Hal ini mungkin juga yang membuat Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunawan Sadikin mengatakan ada kemungkinan ekonomi pada kuartal III-2020 tidak negatif. 

Meski terdapat perbedaan ekonom dalam menyikapi resesi, namun semua sepakat bahwa penanganan Covid-19 harus lebih baik. Disiplin mematuhi protokol kesehatan tidak boleh kendor supaya perekonomian bisa pulih lebih cepat seperti prediksi IMF. 

Dana moneter internasional tersebut memprediksi perekonomian Indonesia terbaik ke-3 setelah Tiongkok dan India saat  wabah Corona menghantam perekonomian dunia.

Karena Orang Miskin Tidak Boleh Diremehkan

Karena Orang Miskin Tidak Boleh Diremehkan

Banyak orang menjadi miskin bukan karena mereka malas. Ada yang karena orangtuanya miskin lantas tidak bisa menyekolahkan mereka lalu mereka ikut miskin karena tidak mendapatkan pekerjaan atau berwirausaha dengan penghasilan tinggi. Banyak juga yang menjadi miskin karena kebijakan pemerintah, juga terbatasnya informasi yang bisa mereka akses. Ada juga -bagi umat Islam- menjadi miskin bisa merupakan ujian hidup dari Allah SWT.
Sebelum memandang rendah orang miskin kita samakan persepsi dulu bahwa orang miskin, menurut standar Badan Pusat Statistik, diantaranya adalah penghasilannya kurang dari Rp600rb perbulan, hanya mampu membeli satu stel pakaian setahun sekali, dan tidak memiliki tabungan atau barang yang mudah dijual senilai Rp500rb.

Orang miskin tidak bisa melamar pekerjaan kantoran karena pendidikan mereka tidak tinggi. Paling bagus mereka kerja dikantor sebagai office boy atau cleaning service. Sementara orang miskin lainnya kerja serabutan, jadi buruh, atau pekerjaan informal lain seperti mengamen atau mengojek. Itulah kenapa penghasilan mereka sedikit. Karena penghasilannya sedikit mereka jadi kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.

Bila kita biasa ngopi-ngopi cantik di kafe seminggu sekali. Duit didompet mereka belum tentu cukup untuk beli kopi bubuk di warung. Bila anak-anak kita biasa makan di restoran saat main di mall, orang miskin sudah merasa mewah makan lauk telur dadar seminggu sekali.

Bila kita bisa santai meski punya utang di bank karena penggunaan kartu kredit, orang miskin pusing tujuh keliling memikirkan bagaimana melunasi utang di tukang sayur.
Sungguh tidak pantas kita jadi orang terhormat bila merendahkan dan meremehkan orang hanya karena baju mereka lusuh, muka mereka kusam, dan kelakuan norak mereka bila masuk ke mall.

Hidup mereka sehari-hari sulit dan itu membuat mereka tertekan. Tak ada apa-apanya tekanan yang kita terima saat diputuskan pacar atau dimarahi bos dikantor. Tak ada apa-apanya tekanan yang dihadapi agen asuransi untuk mencapai target bulanan mereka dibanding tekanan yang dialami orang miskin untuk bertahan hidup.

Itulah kenapa orang miskin tidak boleh diremehkan karena mereka juga bertahan hidup untuk mengisi kehidupan di dunia yang sama seperti kita. Tidak ada alasan untuk melecehkan orang miskin.

Masih tidak mengerti kenapa orang miskin harus dipandang sama seperti orang kaya? Bila penat cobalah cari hiburan selain nonton TV kabel, ke bioskop dan mall, kafe dan restoran, supermarket, theme park, hotel berbintang, atau pusat kebugaran. Lalu cobalah makan hanya dengan tempe, tahu dan sayuran tiap hari. Kemudian jauhkan diri dari aktivitas diinternet, media sosial dan gosip. Lakukan itu selama sebulan saja, maka Anda akan tahu bagaimana rasanya hidup sebagai orang miskin.