Pucuk Dicinta Kredit Tiba

Pucuk Dicinta Kredit Tiba

 Pucuk Dicinta Kredit Tiba


Kredit Usaha Rakyat alias KUR akhirnya dapat dinikmati oleh tetangga saya untuk menambah produktivitas sawahnya.

Sawahnya hanya seluas kira-kira 2000 meter persegi, tapi sawah itulah sumber utama pengisi perut istri, tiga anak, dua menantu, dan tiga cucunya.

Ini adalah tahun ke-6 dari bertahun-tahun usaha tetangga saya itu demi mendapat pinjaman dari bank resmi, bukan bank plecit.

Bunga KUR milik BRI paling rendah dari segala jenis pinjaman yang ada, maka Pak Polan menginginkannya karena menurut kalkulasinya dia mampu melunasi cicilannya kelak.

Well, ini bukan artikel berbayar dan saya pun bukan nasabah BRI. Siapalah saya nulis pakai dibayar segala. Jika tulisan ini tidak dapat label “Pilihan” berarti memang dianggal iklan atau artikel hard-selling. Biarlah, toh artikel saya memang sudah banyak yang tanpa label.

Pak Polan tetangga saya itu akan menggunakan uang kredit yang didapatnya untuk membeli bibit sayuran, obat hama, pupuk, dan segala keperluan sawahnya, juga membuat warung sembako untuk anaknya. Maklum anak sulungnya itu belum punya penghasilan sendiri meski sudah punya dua anak.

Enam tahun yang lalu Pak Polan sudah membawa sertifikat rumahnya ke BRI namun selalu ditolak. Yang dapat KUR malahan Pak RT untuk merenovasi rumahnya. Padahal Pak RT bukan dari kalangan ekonomi yang harus dibantu. 

Tahun berikutnya Pak Polan menyaksikan tetangga satu dusunnya yang masih kerabat dengan Pak Kadus dapat KUR juga untuk ternak kambing. Dibawanya lagi tahun demi tahun sertifikat rumahnya untuk diagunkan ke bank. Belum berhasil.

Nasib baik datang ketika bulan lalu tetangga kami yang punya warung sembako di pinggir jalan provinsi menawarkan bahwa dia bisa membantu Pak Polan mendapatkan KUR.

Tetangga kami namanya Bu Polanah. Saya ketahui Bu Polanah adalah agen BRI Link dan kenal dengan para pegawai BRI setempat saking seringnya dia bolak-balik ke bank itu.

Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa maka lancarlah Pak Polan dapat KUR melalui bantuan Bu Polanah.

Pak Polan nantinya harus membayar cicilan sebesar Rp1,2jt untuk melunasi kredit Rp50jt dalam tempo 48 bulan.

Tapi Pak Polan tidak memberikan sertifikat rumahnya sebagai agunan KUR. Dia hanya memberi BPKB motor Honda Revo tahun 2007 miliknya.

Sudah jadi rahasia umum biasanya yang lebih mudah dapat kredit adalah orang-orang yang kenal atau punya kenalan dengan orang yang kenal dengan karyawan bank pemberi kredit. Dalam hal ini, karena kredit usaha rakyat (KUR) milik BRI paling rendah bunganya, maka pinjaman ini yang jadi incaran para pembutuh modal.

Jadi apa pesan moral dalam cerita ini? Orang yang bersungguh-sungguh mencari hutang untuk kebaikan dan berniat teguh menaikkan taraf ekonomi keluarganya, insya Allah dipermudah jalannya menuju keberhasilan. πŸ˜πŸ˜†

Insentif Tambahan Gaji: Stimulus dan Pendongkrak Perekonomian

Insentif Tambahan Gaji: Stimulus dan Pendongkrak Perekonomian




Pemerintahan Jokowi tampak berusaha keras mencegah negara ini terbenam resesi. Sejak Mei 2020, Gugus Tugas (sekarang Satuan Tugas) sudah berancang-ancang kehidupan akan kembali normal di bulan Juli, dengan protokol kesehatan atau Adaptasi Kebiasaan Baru. Semua kegiatan bisnis dibuka bertahap kecuali hiburan malam.

Laporan Badan Pusat Statistik yang rilis pada 5 Agustus lalu menyebutkan bahwa produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal II-2020 minus 5,32 persen. Kontraksi ini lebih dalam dari perkiraan pasar maupun ekspektasi pemerintah dan Bank Indonesia di kisaran 4,3 hingga 4,8 persen.

Bukan hanya Indonesia saja, semua perekonomian negara dunia merosot karena pandemi Corona, beberapa diantaranya sudah mengumumkan resesi Singapura, Jerman, Amerika Serikat, Prancis, Italia, Korea Selatan, Jepang, dan Filipina.

Lalu apakah resesi itu? Dan mengapa pemerintah mati-matian mencegah resesi?

Abdul Rahman Suleman dalam bukunya berjudul Ekonomi Makro (2020) menyebut resesi ekonomi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. 

Resesi ekonomi yang berlangsung lama akan menyebabkan depresi ekonomi, dan depresi ekonomi akan menyebabkan kebangkrutan ekonomi.

Meski banyak pihak meyakini RI pasti resesi, namun ekonom UI Fithra Faisa Hastiadi menyatakan jika resesi ekonomi benar terjadi maka Indonesia tidak perlu terlalu khawatir. Resesi yang terjadi bukan karena guncangan fundamental yang berasal dari dalam tapi dari eksternal yakni Covid-19.

Selain karena faktor eksternal seperti yang dikatakan Fithra Faisa, Bank Indonesia juga telah memberi stimulus Rp503,8 triliun ke perbankan terutama ditujukan untuk menjaga likuiditas bank.

Sementara itu, pemerintah telah mengucurkan total stimulus sekitar Rp 438,3 triliun, terbagi atas stimulus I, II, dan III masing-masing sebesar Rp 10,3 triliun, Rp 22,9 triliun, dan Rp 405,1 triliun. Dari tiga stimulus yang telah dikucurkan, stimulus III ditujukan langsung untuk memerangi virus corona sekaligus menekan dampaknya terhadap perekonomian nasional.

Stimulus III meliputi Rp 75 triliun untuk insentif tenaga kesehatan dan penanganan kesehatan, Rp 110 triliun untuk jaring pengaman sosial, Rp 70,1 triliun untuk mendukung industri, serta Rp 150 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional.

Setelah kartu prakerja yang diberikan untuk memperpanjang napas para pengangguran dan pekerja yang kena PHK, kini insentif tambahan gaji juga dikucurkan sebagai bagian dari pemulihan ekonomi nasional.

Insentif ini akan diberikan kepada 13 juta karyawan non-ASN dan non-BUMN yang bergaji dibawah Rp5jt.

Kenapa sih? Kok buang-buang anggaran saja, belum tentu efektif.

Insentif sebesar Rp600rb/perbulan yang rencananya diberikan mulai September selama 4 bulan ini akan dibelanjakan oleh para karyawan tadi, misalnya di warung sembako atau minimarket. 

Barang-barang yang dibeli para karyawan tadi akan membuat perputaran uang terjadi dengan cepat karena supply-demand seimbang. D

begitu, walaupun RI resesi, menurut ekonom Bank Permata Josua Pardede, percepatan penyaluran stimulus dan insentif tersebut dapat membuat ekonomi kembali positif pada kuartal IV-2020. Stimulus, subsidi, dan insentif yang diberikan pemerintah memang ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat. 

Hal ini mungkin juga yang membuat Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunawan Sadikin mengatakan ada kemungkinan ekonomi pada kuartal III-2020 tidak negatif. 

Meski terdapat perbedaan ekonom dalam menyikapi resesi, namun semua sepakat bahwa penanganan Covid-19 harus lebih baik. Disiplin mematuhi protokol kesehatan tidak boleh kendor supaya perekonomian bisa pulih lebih cepat seperti prediksi IMF. 

Dana moneter internasional tersebut memprediksi perekonomian Indonesia terbaik ke-3 setelah Tiongkok dan India saat  wabah Corona menghantam perekonomian dunia.

Karena Orang Miskin Tidak Boleh Diremehkan

Karena Orang Miskin Tidak Boleh Diremehkan

Banyak orang menjadi miskin bukan karena mereka malas. Ada yang karena orangtuanya miskin lantas tidak bisa menyekolahkan mereka lalu mereka ikut miskin karena tidak mendapatkan pekerjaan atau berwirausaha dengan penghasilan tinggi. Banyak juga yang menjadi miskin karena kebijakan pemerintah, juga terbatasnya informasi yang bisa mereka akses. Ada juga -bagi umat Islam- menjadi miskin bisa merupakan ujian hidup dari Allah SWT.
Sebelum memandang rendah orang miskin kita samakan persepsi dulu bahwa orang miskin, menurut standar Badan Pusat Statistik, diantaranya adalah penghasilannya kurang dari Rp600rb perbulan, hanya mampu membeli satu stel pakaian setahun sekali, dan tidak memiliki tabungan atau barang yang mudah dijual senilai Rp500rb.

Orang miskin tidak bisa melamar pekerjaan kantoran karena pendidikan mereka tidak tinggi. Paling bagus mereka kerja dikantor sebagai office boy atau cleaning service. Sementara orang miskin lainnya kerja serabutan, jadi buruh, atau pekerjaan informal lain seperti mengamen atau mengojek. Itulah kenapa penghasilan mereka sedikit. Karena penghasilannya sedikit mereka jadi kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.

Bila kita biasa ngopi-ngopi cantik di kafe seminggu sekali. Duit didompet mereka belum tentu cukup untuk beli kopi bubuk di warung. Bila anak-anak kita biasa makan di restoran saat main di mall, orang miskin sudah merasa mewah makan lauk telur dadar seminggu sekali.

Bila kita bisa santai meski punya utang di bank karena penggunaan kartu kredit, orang miskin pusing tujuh keliling memikirkan bagaimana melunasi utang di tukang sayur.
Sungguh tidak pantas kita jadi orang terhormat bila merendahkan dan meremehkan orang hanya karena baju mereka lusuh, muka mereka kusam, dan kelakuan norak mereka bila masuk ke mall.

Hidup mereka sehari-hari sulit dan itu membuat mereka tertekan. Tak ada apa-apanya tekanan yang kita terima saat diputuskan pacar atau dimarahi bos dikantor. Tak ada apa-apanya tekanan yang dihadapi agen asuransi untuk mencapai target bulanan mereka dibanding tekanan yang dialami orang miskin untuk bertahan hidup.

Itulah kenapa orang miskin tidak boleh diremehkan karena mereka juga bertahan hidup untuk mengisi kehidupan di dunia yang sama seperti kita. Tidak ada alasan untuk melecehkan orang miskin.

Masih tidak mengerti kenapa orang miskin harus dipandang sama seperti orang kaya? Bila penat cobalah cari hiburan selain nonton TV kabel, ke bioskop dan mall, kafe dan restoran, supermarket, theme park, hotel berbintang, atau pusat kebugaran. Lalu cobalah makan hanya dengan tempe, tahu dan sayuran tiap hari. Kemudian jauhkan diri dari aktivitas diinternet, media sosial dan gosip. Lakukan itu selama sebulan saja, maka Anda akan tahu bagaimana rasanya hidup sebagai orang miskin.