Riset Keyword Maju Mundur Lalu Jadi Konten Evergreen

Semua narablog alias blogger pasti tahu kalau riset kata kunci alias keyword research itu adalah KOENTJI! Siapa yang menulis tanpa melakukan riset keyword, maka jangan harap blognya dikunjungi pembaca.

Blog yang tanpa pembaca....krikk..krikk... bakalan sulit di-monetize karena penyedia iklan seperti Adsense, OptAd, ADOP, Adsterra, dan lain-lain hanya membayar jika iklan mereka di sebuah blog tayang dan diklik puluhan ribu bahkan ratusan ribu kali dalam sebulan.

Jumlah tayangan dan klik iklan sebesar itu hanya bisa didapat oleh blog dengan ratusan ribu organic traffic dan unique pageview per bulannya.

Bagi blog baru, amatir, dan tidak punya niche (topik khusus) seperti emperbaca.com, iklan tetap bisa tampil di blog. However, kalau blog itu tidak ada yang baca, maka jumlah tayang dan klik iklannya juga nihil. 

Bagaimana mau ada yang klik iklan kalau takada sebiji orang pun yang mampir ke blog itu. Kalaupun sebuah blog ramai dikunjungi, iklan juga belum tentu tayang karena pengunjung memakai adblocker yang menghalangi munculnya iklan di peramban (browser) mereka.

Kasihan...

Maka dari itu, riset keyword amat penting dilakukan narablog jika ingin blognya ramai dibaca orang dan menghasilkan uang.

Saya pernah baca blog milik beberapa blogger yang nampaknya sudah gajian jutaan dari monetisasi blognya. Mereka bilang nulis tanpa riset keyword itu sia-sia dan bakal menenggelamkan blog kita ke halaman paling bawah di mesin pencari Google. SYEREM!


Maka saya ketar-ketir. Iya juga, ya. Kalau blog yang berulang tahun pada 24 Januari 2022 ini gak pernah ada yang baca, terus buat apa gue ngeblog? Buat kasih kerjaan ke penjual domain. Saya beli domain di rumahweb, by the way.

Apa Gunanya Riset Keyword?


Kata para narablog profesional yang berpenghasilan jutaan rupiah dari blognya, riset keyword gunanya supaya kita gak asal nulis buat ngisi blog. 

Misal, kita mau nulis: cara merawat anak kucing baru lahir. Kita lihat bagaimana persaingan di kata kunci tersebut. Berapa banyak orang yang mencari kata kunci itu tiap bulannya di mesin pencari. Dan, masih banyak lagi indikator yang akan memberi gambaran apakah suatu kata kunci bisa jadi artikel yang mejeng di halaman satu Google atau tidak.

Kalau artikel kita ada di page one Google, berarti kesempatan orang mampir ke blog itu makin BESAR. Hampir tidak ada orang yang mau capek-capek mencari sampai ke halaman-halaman berikutnya. Maka memastikan artikel kita ada di halaman 1 Google adalah satu langkah terdepan bila ingin menghasilkan uang dari blog.

Ozy Vebry Alandika, peraih Best in Specific Interest di Kompasiana Awards sekaligus blogger pendidikan di gurupenyemangat.com pernah memberitahu saya cara riset keyword supaya artikel cepat nangkring di halaman pertama Google.

Riset keyword ternyata mudah! Tapi, ternyata membuat mood menulis saya turun drastis karena bila keyword yang ingin tulis tidak punya search volume yang rendah dan lain-lainnya, saya harus mencari ide keyword lain. 

Menulis Perlu Mood?


Mood menulis menghilang seiring lamanya saya mencari ide keyword baru demi mejeng di page one Google. Akhirnya malah gak jadi nulis karena anak-anak keburu minta dibuatkan makan siang. What a waste.

Saya pernah riset keyword untuk keyword: metaverse dan multiverse karena tersentil oleh anak Twitter yang ngetwit bahwa bila mendengar kata metaverse, dia jadi ingat Doctor Strange. Padahal yang ada di Doctor Strange adalah multiverse.

Berdasarkan data dari Ubersuggest, keyword itu, "Gak banget, deh, mending nulis yang lain aja," tapi saya tetap nulis walau tahu tidak bakal dapat trafik dari mesin pencari manapun.

Selain dapat ide dari Twitter, tujuan utama saya waktu menulis metaverse dan multiverse adalah mengedukasi keluarga besar yang menganggap NFT, Criptocurrency, dan semua yang ada di internet dalam bentuk metaverse haram diperdagangkan karena tidak ada wujudnya. 

Kasihan sekali keluarga besar saya bila tidak mengikuti kemajuan zaman hanya karena terkungkung oleh pemahaman agama yang sempit. 

Islam itu sendiri, pada Al-Qur'an dan Hadis serta riwayat para khulafaur rasyidin, banyak menyuratkan kita untuk maju, bukan melihat ke belakang. Yang dilihat perangnya terus, kafir melulu, bid'ah forever, dan haram always, sementara kemajuan ilmu pengetahuan yang dicapai para ilmuwan muslim tidak ditiru.

Lalu, kenapa menulis perlu mood? Kan, tinggal nulis aja gitu, apa susahnya ngetik? Mood (suasana hati) gampang dibangun, tapi juga bisa cepat hilang dalam satu kedipan mata. Jadi, bila sudah ada mood menulis, sebaiknya dijaga supaya tetap fokus pada apa yang mau ditulis dan menghasilkan tulisan bagus.  

Tujuan Ngeblog


Kalau gak pake riset keyword nyungsep, lho! Artikel-artikelnya gak ada yang nangkring di halaman 1 Google. Nanti Adsensenya gak payout karena nulis artikel yang CPC-nya nol terus.

Kembali ke tujuan kita ngeblog. Kalau tujuan awal kita ngeblog untuk nulis sambil cari duit, maka riset keyword WAJIB dilakukan. Makin banyak artikel kita yang muncul di halaman satu Google (dan mesin pencari  lain), makin besar kita dapat trafik. Makin banyak trafik maka blog kita makin bernilai seiring dengan naiknya domain authority dan page authority,

Saya sendiri punya blog di Blogspot sudah lama banget, jadi tinggal nerusin saja. Dulu belum tahu (tidak mau tahu) soal riset keyword, SEO on-page, template blog yang mobile friendly dll. Bahkan saya sempat meninggalkan Blogspot dan beli hosting sendiri supaya bebas mengkreasikan tampilan blog.

Buat saya ngeblog itu mengasah bakat menulis yang muncul sejak kelas 3 SD. Ngeblog juga mewujudkan cita-cita masa kecil ingin punya penerbitan majalah sendiri. Waktu itu saya melihat yang bekerja di media massa, terutama wartawan, adalah orang yang keren karena mereka pintar, cerdas, serba tahu, dan kenal banyak orang.

Ternyata setelah mengalami sendiri jadi wartawan, rasanya melelahkan. Lalu resign setahun kemudian.

Walaupun kita ngeblog bukan berdasar money oriented, setidaknya pakailah template yang SEO friendly. Template emperbaca.com ini skor SEO-nya 61. Cuma, SEO on-page-nya berantakan dan tidak pakai riset keyword, jadi saldo Adsensenya juga belum cukup buat jajan cilok.

Perbarui Konten Secara Rutin


Rutin disini maksudnya tiap hari, ya, bukan sebulan sekali. Sesuai namanya, salah satu ciri weblog adalah keterbaruan konten yang lebih cepat dari website milik Pemda.

Walau kita tidak melakukan riset keyword dan menulis dengan teknik SEO on-page, makin rajin kita posting artikel (yang berkualitas), makin besar peluang kita nongol di Google, minimal di halaman 5-10. 

Artikel berkualitas, adalah artikel yang:

1. Ditulis dengan disertai riset data atau riset pustaka. 
Kalau kamu curhat punya bestie toxic, maka sertakan info apa efek negatif punya bestie yang toxic. Sertakan sumber dari mana info itu didapat atau pasang sebagai link aktif di dalam artikel. 

2. Lengkap. Kalau kamu punya pengalaman pribadi yang berhubungan dengan topik yang ditulis, sertakan pengalaman itu. Secukupnya aja, gak usah jadi biografi. Pengalaman orang lain juga boleh.

Tulis artikel selengkap-lengkapnya dan sedetail-detailnya. Walau orang Indonesia gak suka baca  yang panjang-panjang, tapi Google suka artikel panjang karena dianggap lengkap. Kita perlu mengikuti Google karena pembaca kita nanti akan lebih banyak berasal dari Google.

3. Mematuhi ketentuan jumlah kata. Jumlah kata yang disarankan dalam sebuah artikel minimal 300-500 kata, tapi banyak blogger Indonesia yang menyarankan kita menulis mininal 800-1000 kata supaya mudah terbaca robot Google yang melakukan indexing ke blog kita.

Kalau kamu menganggap dengan 500 kata saja informasi diartikelmu sudah lengkap, ya sudah. Tidak perlu diperpanjang sampai 1000 kata karena malah bikin artikelmu jadi ngalor-ngidul gajelas.

Konten Evergreen


Selama tiga bulan emperbaca.com mengudara, saya banyak membaca blog yang SEO banget dengan taksiran penghasilan minimal Rp1,8jt per bulan. 

(FYI: upah blogger dari AdSense jauh lebih kecil dibanding YouTuber, by the way)

Dari situ saya berkesimpulan bahwa jenis konten seperti emperbaca.com ini termasuk blog dengan konten evergreen.

Blog dengan konten evergeen adalah blog yang konten-kontennya tidak lekang dimakan waktu walau tanggal postingnya sudah lama. Isi dari artikel evergreen relevan dibaca kapan saja, bahkan bertahun-tahun mendatang karena topik yang dibahas tidak mengikuti isu dan tren yang sedang populer.

Blog evergreen biasanya tidak punya niche (topik khusus) alias isinya gado-gado. Meski begitu, blog dengan konten evergreen bisa saja punya niche, misal blog musik, blog teater, atau blog pertanian. 

Blog evergreen yang punya satu niche bahkan amat mudah di-monetize. Para advertiser yang pasang iklan di Google Ads, Facebook, dll senang pada blog yang fokus pada niche tertentu ketimbang blog gado-gado yang hari ini bahas musik, besoknya bahas minyak goreng mahal.

***

Last but not least, pakai riset keyword atau tidak, blog di-monetize atau tidak, ada yang baca atau tidak, tetaplah menulis. Menulis bisa mencegah kita pikun. Juga mencegah kita dari perbuatan ghibah di medsos. Pun membuat kita bahagia karena menulis bisa jadi tempat mencurahkan isi hati walau pakai bahasa campur-campur ala keminggris.

2 komentar

  1. Siapa yang baca tulisan ini biasanya akan segera resign dari ghibah lovers club. 🀭🀭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh, hahahhaha! Maaf pinjem nama ga bilang-bilang ya, Pak Admin Guru Penyemangat, tolong dimaafkan dan terima kasih atas kedatangannya yg bikin minder...wkwkw

      Hapus


EmoticonEmoticon